He seems like you

The Pianist

 

“Sejak saat itu aku berpikir kenapa aku tidak minta dia untuk mengantarkanku pulang, mungkin kami bisa mati bersama. Dan sejak saat itu, aku takut untuk mendengarkan lagu A Short Journey dari Super Junior, karena aku yakin pasti itu adalah sebuah lagu perpisahan.” Terangku pada Sungmin yang masih tercengang mendengarkannya.

“Aku tidak tahu kronologis ceritanya sampai seperti ini.” Isak Sungmin dengan tisu ketiganya.

“Minumlah agar kau tenang.” Saran Kyuhyun dengan menawarkan jus jeruk padaku. Aku baru sadar kalau sedari tadi Kyuhyun ikut duduk disini bersamaku dan Sungmin. Dan tentu saja sejak tadi Kyuhyun juga mendengarkan ceritaku.

“Kim Youngwoon seumuran denganmu?.” Tanya Kyuhyun.

Aku mengangguk untuk isyarat iya.

“Dia pasti seorang pianist yang hebat. Aku tidak akan bisa menyamainya.” Imbuh namja yang tengah duduk diatas rumput itu.

“Kau bisa.” Sahutku seraya menepuk pundaknya yang bidang. Dan Kyuhyun hanya melempar pandangan bingung kearahku.

 

---

 

“Semuanya, siapkan peralatan. Kita akan mulai geladi bersihnya 15 menit lagi!.” Seruku pada semua pemain drama.

Sedangkan aku masih bingung dengan sepatu yang akan kupakai. Kupandangi Kyuhyun yang tengah duduk dibalik piano hitam besar itu, piano yang minggu kemarin masih dipakai oleh Youngwoon.

Aku menghampiri Kyuhyun yang masih memencet-mencet not piano itu tanpa irama.

“Kyuhyun-ssi, hwaiting!.” Seruku.

Kyuhyun mengangguk dengan pasti dengan senyuman dibibirnya.

 

2 jam berlalu dengan baik. Semua peserta drama dan para pendukung lainnya sudah melakukan geladi bersih dengan sangat baik.

“Terima kasih kerja kerasnya. Semoga besok dapat berjalan dengan lancar.” Ucapku pada setiap anggota theater yang meninggalkan ruang make up.

“Bagaimana aku tadi?.” Tanya Kyuhyun yang tengah melepas kancing kemeja putihnya.

“Kau sudah melakukannya dengan sangat baik.” Sahutku dengan wink.

“Sebaik Kim Youngwoon?.” Tanyanya lagi.

Aku menatapnya dengan pandangan asing. Aku berlalu dari hadapannya tanpa menjawab apapapun.

Apa maksudnya, tentu saja Youngwoon adalah pianist terbaik seumur hidupku.

 

“Aku sangat lelah. Mendapat peran menjadi seorang prajurit itu memang sangat melelahkan, aku harus berlarian sepanjang drama.” Keluh Sungmin yang sedari tadi masih saja mengusap peluh di dahinya.

“Haha, bagaimana kalau aku mentraktirmu makan ramyun didekat sekolah? Ara?.” Tawarku dengan merangkul pundak namja yang sudah aku anggap saudaraku sendiri ini.

“Ne!.” serunya senang.

“Eh, ada Kyuhyun!.” Serunya lagi seraya menunjuk seorang namja berjaket tebal yang tengah berdiri disamping mesin minuman.

“Kyu!.” Sapa Sungmin lantang.

 

Jelas yang merasa bernama Kyu langsung menoleh kearah kami. Dia melempar senyuman dan menghampiriku dan Sungmin.

“Aku dan Chaerin mau makan ramyun. Kau mau ikut?.” Tawar Sungmin. Padahal jelas sekali kalau aku tak mengijinkan Sungmin mengajaknya, aish tapi mau bagaimana lagi. Sudah terlambat.

Kyuhyun mengangguk dengan semangat dan segera menggandeng tangan kananku dengan excitednya.

 

“Ah, memang enak sekali makan ramyun di cuaca dingin seperti ini!.” Seru Kyuhyun dengan meniupi ramyunnya yang masih panas.

Aku Cuma tersenyum senang menatap namja ini dengan lahap memakan makanannya.

Aku juga ingat saat-saat terakhirku makan berdua dengan Youngwoon seperti ini. Dia meniup ramyunnya dengan semangatnya.

 

Entah kenapa tiap kali aku menatap mata Kyuhyun, itu selalu mengingatkanku pada Youngwoon.

Aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku. Meyakinkan kalau mentalku masih benar-benar sehat!

“Chaerin-ssi.” panggil Kyuhyun.

Aku segera menoleh kearah namja yang memanggilku itu.

Kyu mendekatkan wajahnya kearahku, aku dapat merasakan hangat nafasnya membentuk gumpalan uap yang menghangatkan permukaan wajahku.

“Kau makan seperti anak kecil, lihatlah Mie mu menempel di pipimu.” Serunya seraya menyeka Mie di pipi kiriku.

Sungmin tertawa melihat kelakuan Kyuhyun itu.

Aku Cuma tertunduk malu, mungkin saat ini wajahku sudah semerah tomat segar. Aish.

Apa yang dilakukan namja bodoh ini?!.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
katharine #1
i thought it was in english,i'm sorry i wish you translate it