A Short Journey

The Pianist

 

7 bulan berlalu. Aku memutuskan untuk mundur dari klub drama untuk konsentrasi di ujian akhir sekolah nanti. Akhirnya sesekali aku menyempatkan untuk datang di theater.

Melihat keadaan sekitar.

Masih menemui juniorku dan Kyuhyun yang masih duduk dibalik piano itu.

Memainkan tiap denting nada dengan merdunya.

 

“Annyeonghaseo.” Sapa seseorang dari balik bangku penonton yang aku duduki.

Aku segera menoleh untuk mendapatkan siapa sosok yang memanggilku itu.

“Kyu!.” Seruku.

“Kau mengagetkanku!.” Imbuhku lagi seraya menendang kaki panjangnya.

Sedangkan Kyuhyun Cuma tertawa cekikian.

“Apa yang kau lakukan disini?.” Tanya Kyuhyun dengan kedua tangan yang memegangi kedua lututnya dengan erang kesakitan karena tendanganku tadi.

 “Cuma ingin mampir.” Sahutku.

“Oh aku kira kau merindukanku.” Jawabnya asal dan memberi mehrong kearahku.

Aku mencubit pinggangnya, dan ia Cuma menggeliat kegelian.

 

“Apa konsep drama untuk bulan ini?.” Tanyaku pada Kyuhyun.

Kali ini Kyuhyun menatap mataku dan memutar badannya hingga menghadap tepat didepanku.

“Tidak tahu.” Sahutnya polos.

“Kau ingin aku membawakan lagu untukmu?.” Tawarnya dan menarik lengan kananku untuk naik keatas panggung.

“Boleh juga.” Sahutku dan segera memposisikan dudukku tepat disebelahnya.

 

Kyuhyun mulai menarikan jemarinya diatas not piano itu.

irama cantik mulai terbentuk dari rangkaian nada-nada indah.

Kyuhyun juga mulai menyanyikan bait demi bait lagunya dengan suara yang amat sangat merdu.

Aku menoleh kearahnya, Kyuhyun menatap legam mataku.

Aku menatapnya dengan ekspresi bingung.

Kutekankan jari telunjukku dibibirnya yang merah.

 

“Lagu The One I Love dari Super Junior KRY?.” Tanyaku penasaran.

Kyuhyun menepis jari telunjukku dan mengenggamnya.

Kyuhyun mengangguk dengan pasti.

“Ne, boleh aku menyanyikan lagu itu untukmu?.” Tanyanya lagi.

Aku menyandarkan kepalaku dipundaknya.

Mendengarkannya menyanyikan lagu yang sangat manis menurutku.

Setidaknya ini bukan sebuah lagu perpisahan.

Lagi-lagi aku mengingat Youngwoon.

Saat ia menyanyikan lagu dengan piano kesayangannya ini.

 

Aku memeluk lengan Kyuhyun.

Merapatkannya.

Kyuhyun masih terus menyanyi dengan suara beratnya.

Memori ini takkan pernah hilang meski harus menembus berapa waktu lamanya.

 

“Hentikan.” Pekikku menghadap kearah Kyuhyun.

“Wae-yo?.” Tanyanya bingung.

“Sudah cukup.” Sahutku dengan seulas senyum dan airmata yang berlinang.

“Apa yang terjadi?.” Raut muka Kyuhyun berubah menjadi takut. Ia menyeka airmataku. Menggenggam erat kedua pundakku.

“Ceritakan padaku.” Tungkasnya.

“Kenapa aku masih terus memikirkan Youngwoon?.” Tanyaku dengan airmata yang masih terus jatuh.

“Kau terlalu mencintainya, Chaerin.” ucapnya seraya menatap dan memegang wajahku yang sudah basah karena airmata.

“Kau mau aku memainkan lagu A Short Journey?.” Tawarnya.

“Tidak. Kumohon.” Sahutku seraya memeluk namja tinggi ini.

“Itu adalah lagu perpisahan. Kumohon jangan nyanyikan atau memainkan lagu itu sedikitpun.” Isakku didada Kyuhyun.

 

Jemarin Kyuhyun menyentuh not itu.

Not lagu A Short Journey.

“Cukup, Kyu!.” Pekikku keras.

Wajah Kyuhyun yang tampan tepat berada didepanku, hanya berjarak 3 centimeter.

Kyuhyun mencium bibirku dengan lembut.

Tangan kirinya merangkul pundakku.

Lidahnya mengabsen setiap sisi dimulutku. Melumat habis bibirku.

Sangat hangat. Nafasnya membelai seluruh permukaan wajahku yang memucat.

 

Namun tangan kanan Kyuhyun memainkan lagu itu. Lagu perpisahan, A Short Journey.

Bibirku masih menempel di bibir Kyuhyun. Namun isak tangisku semakin menjadi, aku dapat mendengarnya dengan jelas.

Peluhku berjatuhan.

Denting nada itu semakin terasa menyayat kedua telingaku.

Membuat dadaku berdebar lebih kencang.

Bulu romaku merinding dan membuatku terasa semakin kesakitan.

Aku takut. Aku benar-benar takut dengan lagu ini.

 

Aku mendorong dada bidang Kyuhyun.

“Hentikan.” Desahku dengan suara yang hampir hilang. Peluhku bercampur dengan airmata yang sudah tak terhitung berapa jumlahnya dalam takaran litter.

Kyuhyun memelukku lagi. Memelukku dengan semakin erat.

“Aku selalu merasakan kehadiran Youngwoon setiap kali mendengarkan lagu itu. Lagu itu membuatku trauma.” Bisikku dari balik punggung Kyuhyun.

“Ijinkan aku untuk menghapus memori Youngwoon dari pikiranmu.” Sahut Kyuhyun dengan membelai lembut rambut hitamku.

Aku merapatkan pelukanku pada namja yang tengah memakai kemeja putih, ya Seragam Sekolah kami.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
katharine #1
i thought it was in english,i'm sorry i wish you translate it