Chapter 4

What if love

Akhirnya pertemuan seperti yang sudah dijanjikan pun terjadi. Tuan Son mulai menjelaskan tentang garis besar mengenai proyek yang akan di tangani Irene dan Wendy, sedangkan tuan Bae menjelaskan lebih detail mengani apa saja yang keduanya harus lakukan. Sesekali Wendy melihat ke arah Irene yang berkali-kali melihat ke arah layar HP nya, kesal dengan apa yang dilakukan gadis yang duduk tak jauh dari nya, Wendy menginterupsi sebentar penjelasn tuan Bae dan menegur langsung Irene.

“Maaf tuan Bae, jika nona Bae sepertinya tidak tertarik dan menaruh perhatiannya pada pekerjaan ini, sebaiknya nona Bae tidak diikutkan dalam pekerjaan ini, saya tidak ingin bekerja sama dengan orang yang tidak bersungguh-sungguh dalam bekerja.” Wendy menatap tajam pada Irene.

“Saya tahu ini hanya proyek kecil, mungkin bagi nona Bae hal ini tidak begitu penting, tapi tetap saja ini adalah sebuah pekerjaan, tanggung jawab yang harus dilaksanakan, jika anda tidak tertarik sama sekali, saya meminta kebijaksanaan pada tuan Bae untuk tidak mengikut sertakan nona Bae dalam pekerjaan ini.” Ujarnya dengan tegas, dan tuan Bae hanya tersenyum melihat Wendy yang begitu tegas dihadapannya.

“Maaf,” hanya itu yang bisa Irene katakan sambil menyimpan HP nya ke dalam tas dan mulai kembali memperhatikan penjelas tuan Bae dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya pertemuan itu berakhir.

“Wendy ada yang ingin appa dan paman bicarakan padamu,” Wendy tidak jadi keluar, ia tetap berada di ruang rapat itu.

“Maafkan ketidak cakapan putriku Wendy,”

“Apakah paman memaksakan pekerjaan ini pada Irene?”

“Paman ingin ia belajar,”

“Tapi paman sepertinya Irene sama sekali tidak tertarik dengan pekerjaan ini,”

“Akhir-akhir ini Irene terlalu menghabiskan waktu bersama kekasihnya, Seulgi, sampai-sampai ia lupa, ia juga memiliki tanggung jawab pada dirinya sendiri,” jika masalah seperti ini Wendy tidak bisa berkata apa-apa,

“Paman hanya ingin Irene mulai belajar tanggung jawab dan kembali untuk focus pada dirinya dan orang disekitarnya. Terima kasih Wendy, setidaknya tadi ia bisa fokus dengan semua ini.”

“Saya tidak melakukan apa-apa paman, saya hanya tidak begitu senang jika ada orang yang tidak begitu konstrasi dengan pekerjaannya disaat seharusnya semua perhatiannya pada pekerjaan itu,” tuan Son tersenyum bangga dengan anak perempuannya, ia senang Wendy tumbuh dengan baik, ia sadar banyak waktu yang tidak ia habiskan bersama putrinya itu.

 

“Wen, aku boleh ya angkat telpon dari Seulgi,”

“15 menit,” Irene langsung berdiri dari kursi dan bergerak agak jauh dari Wendy, sementara Wendy menyempatkan dirinya membalas pesan dari Yuri yang sedang frustasi karena Jessica tidak membalas pesannya beberapa hari ini, ia tersenyum mendapatkan pesan-pesan itu, karena bisa dibilang Yuri yang menurut Wendy sudah cukup dewasa harus curhat dengan anak kelas menengah atas seperti Wendy. Wendy sudah mencoret beberapa item yang harus ia selesaikan dalam beberapa hari ini. Ia memang menjadi lebih sibuk dengan pekerjaan ini namun, ia juga lebih senang karena semakin ia sibuk, semakin lelah tubuhnya, ia pun semakin bisa tidur dengan nyenyak.

Wendy melihat ke arah jamnya, ia memberikan waktu 15 menit pada Irene, namun seperti sudah 30 menit namun Irene tidak kembali, ia bisa melihat Irene yang duduk di bangku yang tak jauh darinya masih menghubungi Seulgi.

“Jadi ini yang dimaksud paman Bae,” ia tidak bisa mentolerir ini, ia membereskan berkas-berkas yang tadi ia bawa, ia tidak ingin membuang waktunya seperti ini, ia bangkit dari kursinya membiarkan berkas-berkas milik Irene tetap berada di atas meja, dengan santai Wendy meninggalkan tempat itu, sebelum pergi ia membayar beberapa kudapan yang ia pesan tadi, ia meninggalkan sebuah memo kecil untuk Irene.

Kalau memang pengen pacaran pastiin ngak ada orang yang nunggu kamu

Sekitar 1 jam akhirnya Irene selesai menghubungi Seulgi dan mendapati Wendy yang sudah tidak ada dan sebelum Wendy pergi Wendy memastikan Irene akan membaca pesan dari nya. Irene mengela nafas frustasi, bagaimana ia bisa membagi waktu antara pekerjaannya dan Seulgi kedepannya, jika pekerjaan kecil seperti ini saja ia tidak bisa membagi waktu.

 

“Akhir-akhir ini kayaknya kamu on fire banget Wen,”

“Iya nih lagi semangat ngerjain urusan kantor yang appa kasih ke aku,”

“Oh ya, kamu udah tau siapa yang sering kasih kamu surat cinta?”

“Udah,” jawab Wendy dengan santai.

“Siapa?”

“Park Joy anak kelas 1-5,”

“Yang bener, cewek yang dijulukin y dynamite itu?” angguk Wendy mengiyakan temannya itu.

“Terus udah kamu samperin,”

“Iya, dia kaget gitu, lucu deh ekspresinya,”

“Terus kamu bilang apa,”

‘Ya aku jelasin aja, kalau mau jadi temen aku, aku sih ngak keberatan, tapi kalau mau jadi pacar aku, aku minta maaf, aku ngak bisa balas.” Ji Eun hanya tersenyum mendengar penjelasan Wendy.

 

“Saya dan tuan Bae sudah mengevaluasi hasil pekerjaan kalian berdua, dan  hasilnya cukup memuaskan,” Wendy tersenyum dengan apa yang disampaikan oleh ayahnya, terus terang saja ia sedikit tidak begitu bahagia dengan kenyataan bahwa pekerjaan ini sudah selesai. Ia lebih suka disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan seperti ini.

“Kerja yang bagus Irene, Wendy, saya bangga dengan hasil yang kalian berikan.” Tuan Bae tersenyum bangga pada anaknya dan Wendy tentunya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Lega rasanya udah nyelesain ini..
Maaf ya kalau tidak begitu memuaskan kalian.
See u next

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 11: Di tunggu karya selanjutnya
_SWenRene
#2
Chapter 11: Good!!! See you soon
Favebolous #3
Chapter 5: Duh Ddeulgi kemana lagi
Favebolous #4
Chapter 3: Di tunggu kelanjutannya
Favebolous #5
Chapter 2: Baru euy
_SWenRene
#6
Chapter 1: Yess new story from you!! Thank you so much!!