Chapter 10

What if love

Hampir 2 minggu Irene tinggal di rumah milik Wendy dan ia kembali memandang rendah dirinya, setelah apa yang ia alami bersama Seulgi. Ia lebih sering melamun dan ia merasa dirinya hanya beban bagi Wendy saat ini, karena sudah terlalu lama berada di sana tanpa melakukan apa-apa untuk Wendy.

“Kau seharusnya masuk Irene, bibi mengatakan kalau kau sudah berada di luar cukup lama.” Wendy memberikan pakaian hangat untuk Irene agar wanita itu tidak merasa kedinginan.

“Maaf jika aku merepotkan mu selama ini Wendy,” Wendy duduk di samping Irene dan ia mengerti jika Irene tidak begitu nyaman dengan semua keadaan ini.

“Bagaimana jika kau bekerja di perusahaan.”

“Tapi aku sama sekali tidak pernah bekerja Wendy,”

“Kau memiliki ijazah, dan aku yakin kau bisa menggunakan computer kan, dan setau ku kau salah satu siswa terbaik waktu kita di sekolah menengah atas,”

“Ya sebelum aku mengenal Seulgi dan setelah itu nilai ku turun semua.”

“Tetap saja, kau adalah siswa terbaik, hanya saja proritasmu saat itu berubah,”. Mungkin Wendy benar pikirnya.

“Aku bicara dengan manager Han dan di departemnnya masih membutuhkan beberapa karyawan, jika kau berminat, kau bisa melamar di bagian itu.”

“Apa aku harus melamar lagi?, bukankah kau bisa memasukkan ku langsung?”

“Tidak akan seru jika kau langsung di terima Irene,” tawa Wendy pada Irene yang sedikit kesal di goda seperti itu oleh Wendy.

“Kau menyebalkan,” Wendy hanya semakin jadi menertawakan Irene.

“Sudahlah, ayo temani aku makan malam,”.

 

Dengan melihat keseriusan Irene untuk mendapatkan pekerjaan itu membuat Wendy tersenyum bangga dengan apa yang telah Irene capai saat ini. Setelah beberapa bulan bekerja Wendy tak sekalipun mendapatkan Irene mengeluh, justru ia sangat senang dengan perkerjaan barunya itu. Di kantor di mana Irene bekerja, ia bisa menjaga untuk tidak menunjukkan bahwa ia memliki hubungan dengan Wendy, ia bahkan membungkuk jika mendapati Wendy lewat dan ia sedang bersama beberapa teman kerjanya. Namun Irene selalu pulang dengan mengeluh jika ada orang yang memuji dan bahkan mengidolakan Wendy. Ia meminta Wendy untuk tidak menebar pesonanya dan tidak terlalu baik pada siapa saja, karena itu akan menambah banyak pengagum Wendy di kantor, dan kenyataan Wendy memiliki banyak pengagum membuatnya tidak terlalu senang.

 

“Irene unnie,” Joy seperti anak kecil yang berlari ke arah Irene dan memeluk Irene dengan erat.

“Yaaaa kau bisa membuatku kehilangan nafas jika memelukku sekuat ini,” Joy mengatakan maaf padanya karena ia sesenang itu bisa melihat Irene lagi. Ia pun mendapatkan pelukan dari Ji Eun tapi tidak sekeras Joy.

“Kita mau langsung makan aja atau masih nunggu yang lain Wendy unnie?”

“Sabar Joy, aku masih nunggu Yuri unnie, katanya dia mau ke sini juga,”

“Aku denger dia lagi break ya sama Jessica unnie,”

“Ada masalah kecil gitu,” ujar Wendy dengan santai.

Akhirnya yang di tunggu datang juga, Wendy berdiri dan segera menyambut Yuri dengan sebuah pelukan, Yuri bahkan memberikan kecupan di pipi kaanan Wendy. Keduanya tersenyum karena sudah beberapa bulan keduanya tidak bertemu. Melihat keakraban keduanya membuat Irene sedikit mengepalkan tangannya. Yuri menyapa semuanya yang datang namun ia tidak mendapatkan senyuman dari Irene, gadis itu hanya menatapanya saja. Wendy sengaja melakukan makan malam ini, karena menurutnya ia sudah jarang berkumpul seperti ini.

“Bagaiman Joy, apa jadi kamu ke Jeju minggu depan?”

“Jadi unnie, aku sudah mendapatkan izin dan juga bisa  mengatur jadwal,” Joy sudah menjadi seorang manager di kantornya karena kerja keras yang selama ini ia lakukan.

“Bagaimana kalau kita juga pergi Irene, hitung-hitung liburan.”

“Kan aku baru kerja di sana Wen, ngak enak kan,”

“Kamu punya hak cuti Irene,”

“Masak baru masuk sudah mau cuti,”

“Kamu kan kerja di sana udah 6 bulan,” Irene sepertinya tidak punya pilihan lain.

“Iya Irene, ikut aja, aku juga udah dapat cuti dari rumah sakit.”

“Kan asik kalau kita bisa ke sana bareng, Irene, Yuri unnie kebetulan cuti, jadi semakin ramai semakin meriah.” Mendengar kalau Yuri juga ikut membuat Irene berfikir ulang untuk tidak pergi. Ia tidak akan membiarkan Wendy semakin dekat dengan Yuri, walaupun Wendy hanya menganggap Yuri sebagai kakaknya namun tetap saja, Irene sedikit merasa hatinya tidak nyaman jika keduanya terlalu dekat.

“Baiklah, aku akan usahakan mengajukan cuti.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Lega rasanya udah nyelesain ini..
Maaf ya kalau tidak begitu memuaskan kalian.
See u next

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 11: Di tunggu karya selanjutnya
_SWenRene
#2
Chapter 11: Good!!! See you soon
Favebolous #3
Chapter 5: Duh Ddeulgi kemana lagi
Favebolous #4
Chapter 3: Di tunggu kelanjutannya
Favebolous #5
Chapter 2: Baru euy
_SWenRene
#6
Chapter 1: Yess new story from you!! Thank you so much!!