Chapter 11

What if love

“Apa kau benar-benar harus pergi?”

“Aku sudah menunggu ini sejak lama Irene,”

“Pergi ke Jeju atau menghabiskan waktu bersama Yuri,” Wendy mengernyitkan dahinya.

“Kamu cemburu ya?”

“Aku tahu aku ngak punya hak buat cemburu karena selama ini aku hanya amanat appa  yang harus kamu jaga,” Wendy menyimpan baju yang ia lipat ke dalam kopernya dan mendekat ke arah Irene.

“Jadi selama ini kamu cuman nganggap apa yang aku lakuin cuman menjalankan amanat dari paman Bae,” Irene mengganggukan kepalanya dengan wajah sedikit murung.

“Memang benar, selama ini aku menjalankan amanat paman Bae, beliau minta aku jaga kamu, ngak lebih.” Wendy akhirnya duduk di samping Irene, meraih tangan gadis itu.

“Untuk menjalankan amanat itu bisa aja aku ngak biarin kamu tinggal sama aku, kamu bisa tinggal di mana aja yang kamu suka, tapi aku milih untuk jaga kamu di dekat aku, karena aku juga menrindukanmu Irene.” Irene memandang Wendy cukup lama.

“Aku pengen kamu ngak jauh lagi dari aku, aku pengen kamu selalu dekat sama aku. Aku janji sama Paman Bae akan jaga kamu, dan aku pengen jagain kamu setiap saat, di sini di dekat aku.” Irene memeluk Wendy erat.

“Kamu lebih dari sekedar amanat paman Bae buat aku Irene, kamu lebih dari itu.” Irene semakin mendekap Wendy erat.

“Jangan terlalu dekat dengan Yuri unnie di sana,” Wendy hanya tersenyum pada Irene dan mengecup dahinya.

“Aku ngak janji,” Wendy langsung berlari ke luar kamarnya, Irene pun langsung menyusul Wendy dengan senyum di wajahnya, serasa semua beban di hatinya terangkat saat ini.

 

Wendy,Joy dan Ji Eun tersenyum melihat pemandangan di depan mereka.

“Ah andaikan ada Rose di sini bersamaku,”

“Yaa, andaikan Jisub bersama ku di sini,”

“Iya, kita tidak akan semenderita ini jika Irene juga ikut bersamaku,”

“Justru kami yang akan semakin menderita jika Irene ikut Wen,” ketiganya tertawa. Misi mereka selesai dengan mulus, karena akhirynya misi menyatukan Yuri dan Jessica di pulau ini berhasil. Ketiganya tahu jika Jessica ada pengambilan di hotel tepat di mana mereka menginap saat ini. Jessica sudah 1 minggu tidak mengangkat telpone dari Yuri karena ia kesal saat melihat foto Yuri dengan salah satu artis ternama yang sudah cukup dekat dengan Yuri. Ia sangat marah melihat hal itu. Dan ia selalu menghindari Yuri, alhasil Yuri tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Jessica. Yuri mengeluhkan hal itu pada Wendy, dan dari sanalah ide itu muncul sekalian mereka juga sepertinya butuh liburan, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Wendy mengirimkan gambar di mana Yuri mencium bibir Jessica pada Irene, dan memberi keterangan misi selesai. Irene tersenyum mendapatkan pesan itu, namun ia sudah merindukan Wendy, padahal ia baru ditinggal 3 hari ke Jeju.

Itu benaran Jessica unnie, bukan kamu kan?

Ya bukanlah Irene, aku kirim foto yang lebih jelas ya. Wendy mengrimkan foto di mana Yuri merangkul Jessica.

Iya aku percaya, aku cuma mau godain kamu, gimana liburan di sana?

Seru sih, tapi lebih seru kalau kamu ikut

Kasian Joy sama Ji Eun kalau aku ikut

Bener juga sih

Aku istirahat dulu ya kita sambung besok lagi

Iya sayang

Irene tersenyum lebar melihat isi chat itu, Wendy memanggilnya sayang adalah hal yang baru baginya, Ia merasa sangat dicintai oleh Wendy. Ia tidak pernah menyesal Wendy hadir di hidupnya, justru sejak awal Irene merasa Wendy lebih mengerti dirinya dibandingkan dengan siapapun.

 

Wendy menyempatkan dirinya untuk mengajak Irene berjalan menyusuri taman, ia menautkan tangannya pada Irene. Keduanya berjalan santai saat akhirnya Irene menghentikan langkah nya. Hal ini bagai de javu bagi Wendy, namun kali ini Irene tidak melepas tangannya, justru pegangan itu semakin erat. Seulgi mendekat ke arah keduanya dengan perlahan. Seulgi sudah menjalani hukumannya, ia sudah bebas sekarang. Tanpa Wendy dan Irene sadari sudah beberapa hari ia mengikuti keduanya. Ia sangat ingin bicara pada Irene, namun ia sadar kesempatan itu tidak akan mungkin ia dapatkan karena  setelah apa yang ia lakukan pada Irene, mana mungkin ia akan mendapatkan kepercayaan begitu saja dari Irene.

“Hai Irene,” Irene tidak menjawab sapaan itu, ia memundurkan langkahnya dan bersembunyi di balik tubuh Wendy. Ia benar-benar merasa ketakutan saat ini, namun Wendy berusaha menenangkan Irene dengan merangkul punggul Irene.

“Apa yang membuat mu kemari Seulgi,” Tanya Wendy tegas.

“Aku hanya ingin meminta maaf pada Irene dan padamu Wendy, atas apa yang aku lakukan.”

“Aku sudah melupaknnya Seulgi, aku yakin Irene juga begitu.”

“Ya.. aku..memaafkanmu,” jawab Irene masih sedikit ketakutan.

“Terima kasih Wendy, Irene, aku akan pergi jauh dari kehidupan kalian, jadi jangan khawatir.” Dengan begitu Seulgi pergi dari hadapan mereka. Irene yang sedikit lega namun, kakinya terasa lemah dan dengan begitu Wendy menggiring Irene ke sebuah kursi taman.

“Kau baik-baik aja?” Irene menggelengkan kepalanya.

“Aku takut Wendy,”

“Aku di sini Irene, dan Seulgi juga sudah pergi,”. Irene mulai menangis lagi di dalam pelukan Wendy. Ia tidak mengatakan apa-apa, ia sangat bersyukur kalau di saat seperti ini ada Wendy di sampingnya.

 

Mungkin inilah yang selama ini diinginkan ayahnya, pikir Irene. Seorang gadis yang mandiri, yang menganggap dirinya berharga, tidak bergantung pada siapapun tapi berdiri tegak dikakinya sendiri. Yang mencintai seseorang setulus hati namun tetapi mencintai diri sendiri. Dan ia belajar banyak dari Wendy yang mencintai dengan tulus, ia juga belajar mencintai dengan tulus bukan berarti apapun yang menjadi keinginannya harus dituruti oleh Wendy, namun ada hal-hal yang harus mereka bicarakan dan harus dimengerti oleh keduanya.

“Appa,” Wendy mengajak Irene ke makam tuan Bae. Pria itu pernah berpesan, jika suatu saat Irene kembali pada Wendy, barulah Irene boleh mengunjungi makamnya. Dan Wendy menepati janji itu. Irene bersimpuh di makam ayahnya dan meminta maaf atas keputusan yang ia ambil saat itu dan berterimakasih karena telah percaya pada Wendy dan meminta Wendy untuk tetap bersamanya. Lama Irene bercerita di makam itu, terkadang ia tersenyum terkadang ia tak tahan untuk menetekan air mata. Melihat hal itu, Wendy yakin, Irene sangat menyayangi ayah dan ibunya.

“Aku harap paman dan bibi bangga melihat Irene saat ini,” ucapnya dalam hati sambil tersenyum bangga ke arahnya istrinya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Lega rasanya udah nyelesain ini..
Maaf ya kalau tidak begitu memuaskan kalian.
See u next

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 11: Di tunggu karya selanjutnya
_SWenRene
#2
Chapter 11: Good!!! See you soon
Favebolous #3
Chapter 5: Duh Ddeulgi kemana lagi
Favebolous #4
Chapter 3: Di tunggu kelanjutannya
Favebolous #5
Chapter 2: Baru euy
_SWenRene
#6
Chapter 1: Yess new story from you!! Thank you so much!!