Chapter 5

Can't let you go

 

Setelah beberapa minggu dirawat intensif di rumah sakit, akhirnya kondisi Irene semakin membaik dan diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

 “Kau baru saja keluar dari rumah sakit Irene, mengapa ada di sini?”

“Karena kau tidak menjengukku di rumah.” Irene yang sedikit kecewa pada Wendy.

“Maaf, belakangan ini aku sering pulang larut, tidak mungkin kan aku ke rumah mu larut malam.” Wendy duduk di samping Irene yang dengan segera menyenderkan kepalanya di bahu Wendy.

“Aku merindukanmu.” Wendy hanya diam tak tahu harus mengatakan apa.

“Wen, aku mau kamu peluk,” Wendy menuruti permintaan Irene yang segera memposisikan dirinya di dalam pelukan Wendy. Irene merasakan sangat nyaman di dalam pelukan Wendy, meskipun hubungan mereka tanpa status namun Irene sudah cukup bahagia berada di dalam pelukan Wendy. Kali ini ia tidak akan memaksakan sebuah hubungan pada Wendy, ia hanya akan berada di dalam pelukan Wendy dengan nyaman.

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan padamu Irene?, kau begitu keras kepala untuk tetap berada di dekatku. Aku takut jika aku tak bisa menjadi apa yang kau inginkan dan kembali melukaimu, tapi untuk saat ini aku tidak ingin melepas pelukan ini karena aku merasa begitu nyaman ada didekatmu. Wendy mengecup puncak kepala Irene lama dan di dalam pelukannya Irene tersenyum.

Bisa dibilang Irene lebih banyak menghabiskan waktunya di apartemen Wendy dibanding di rumah pribadinya. Ia lebih nyaman berada di apartemen Wendy, gadis itu tidak pernah membawa gadis manapun ke apartemennya dan angsung kembali setelah selesai bekerja, terkadang Irene juga memasak untuk makan malam mereka. Setelah makan malam Irene akan menunggu Wendy untuk bergabung bersamanya, mereka tidak melakukan apa-apa hanya berpelukan sampai salah satu diantara mereka tertidur.

“Jadi apa kalian sekarang berkencan?” Tanya Seulgi yang mengetahui kalau Irene bisa dibilang pindah ke apartemen Wendy, setelah hampir setiap hari Irene selalu berada di sana.

“Entahlah Seul, gadis itu cukup keras kepala. Aku tak tahu harus melakukan apa padanya.”

“Apa kau senang dengan kehadiran Irene di dekatmu Wen?”

“Aku cukup senang karena mengetahui ada seseorang yang menungguku pulang dan aku peluk saat kami hendak tidur, aku merasa sangat nyaman dengan keberadaan Irene di dekatku, hanya saja aku takut jika suatu saat ia pergi dariku, seperti omma.”

“Irene tidak akan meninggalkanmu Wen, aku tahu ia sangat mencintaimu.” Wendy dengan segala keraguannya kembali ke apartemen dan mendapati Irene tidak ada di sana. Ia hanya mendapatkan pesan kalau gadis itu kembali ke rumahnya untuk makan malam karena ayahnya baru kembali dari dan ingin bertemu dengannya. Setelah malam itu, Irene tak pernah kembali ke apartemen Wendy dengan alasan bahwa ayahnya ingin Irene fokus dengan beberapa pekerjaan yang telah ia tinggalkan selama ia sakit.

Wendy membawa sebuah buket bunga ditangannya karena ia ingat hari ini, Irene berulang tahun. Ia berjalan menuju butik yang ia tahu milik Irene, namun ia cukup terkejut ketika melihat Jinyoung yang memeluk Irene. Dan Irene tersenyum di dalam pelukan pria itu, keduanya saling berpandangan dan tersenyum. Di saat seseorang hendak masuk ke dalam butik itu, Wendy menitipkan bunganya dan langsung meminta supir untuk mengantarnya ke sebuah tempat yang dapat membuat pikirannya menjadi jernih.

“Aku rasa ayah benar, disaat aku berharap Irene mencintaiku saat itu juga aku harus menerima kenyataan ada seseorang yang lebih mencintainya.” Wendy menitikkan air mata, ia mendongakkan wajahnya agar air mata itu tidak terus mengalir. Ia tidak mau larut di dalam kesedihan seperti sang ayah. Yang lebih mementingkan dirinya yang bersedih di tinggal oleh sang ibu dibanding menyayangi dan memperhatikan Wendy.

“Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Wendy dingin pada Irene.

“Aku merindukanmu,”

“Kau nerindukan ku atau hanya ingin bermain dengan ku?"

“Tidak Wendy, aku hanya ingin berada di pelukanmu.”

“Kenapa?, apa pelukan Jinyoung tidak bisa menghangatkanmu?”

“Wendy, aku..” Irene berhenti.

“Kau tidak bisa kembali kemari lagi Irene, kali ini aku melarangmu untuk menemuiku.”

“Apa karena Jinyoung?, kau tak pernah seperti ini sebelumnya.”

“Karena aku tahu kau juga memberikan hatimu untuk pria itu bukan?”

“Sejak kapan kau mempermasalahkannya Wendy?, bukankah kau yang tak ingin aku mencintamu?”

“Jinyoung tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini Irene. Jika kau mencintanya tolong berhenti menemui ku. Kau hanya menyakitinya .”

“Baiklah,” Irene pergi dari apartemen itu, ia tahu kalau saat ini Wendy haru menenangkan dirinya, ia juga tidak ingin bertengkar lagi, ia harap Wendy bisa berfikir dengan jernih mengenai perasaannya sendiri. 

Hari ini aku libur dulu ya.

Kamu baik-baik aja kan?

Iya, mungkin beberapa hari aku tidak ke kantor aku ingin menenangkan diri dulu

Kamu yakin ngak pengen aku temani?

Ia Seul, jangan khawatir aku akan balik lagi ke kantor dengan sehat

Baiklah, jaga dirimu baik-baik.

Wendy mengakhiri pesannya pada Seulgi, ia keluar dari apartemennya dan melajukan mobilnya ke makam sang ayah karena sudah lama ia tidak mengunjungi makam itu. Ia meletakkan karangan bunga di atas makam yang hijau itu. Ia duduk di samping makam sang ayah sambil menggelar tikar. Ia ingin bicara banyak pada ayahnya, meluapkan semua yang ia rasakan selama ayahnya tidak hadir di kehidupannya dan hanya memikirkan diri sendiri. Ia menangis saat setiap kalimat yang ia keluarkan sangat menyakitkan baginya, selama ini ia pendam semua rasa frustasi dan kepedihannya karena ditinggal begitu saja oleh sang ayah. Berkali-kali ia tercekak karena tak sanggup lagi mengeluarkan semua kalimat yang ingin ia ucapkan.

Harum masakan membuat Wendy terhenti di pintu apartmennya, ia mendapati Irene yang sedang menyiapkan makan malam untuknya.

“Apa yang kau lakukan Irene?”

“Memasak makan malam untukmu.” Jawab Irene sambil menata piring di atas meja makan. Tanpa pikir panjang Wendy langsung menarik Irene ke dalam pelukannya.

“Jangan katakan ini hanya mimpi,” Irene mencubit pipi Wendy dan gadis itu meringis kesakitan.

“Sakit,” Wendy memberikan Irene wajah lucunya dan membuat Irene tertawa. Wendy hanya memperhatikan Irene yang tertawa, walaupun ini hanya mimpi tapi Wendy akan sangat bahagia melihat gadis itu tertawa lepas seperti ini.

Setelah makan malam dan membersihkan dirinya Wendy meminta Irene untuk ikut berada di ranjangnya, Irene segera memeluk Wendy dengan erat. Berada di dalampelukan wanita itu adalah tempat teraman dan ternyaman baginya.

“Aku menolaknya Wendy,”

“Apa?”

“Jinyoung,”

“Tapi aku melihat kalian saling berpelukan, kau kan sangat suka kalau dipeluk.”

“Ya, namun aku mengatakan pada nya jika aku tidak bisa membalas semua perlakuan baiknya padaku, karena aku sudah mengikat diriku pada seseorang.”

“Kau memiliki kekasih yang lain?” Irene sedikit frustasi melihat ke arah Wendy.

“Bagaimana aku bisa memiliki kekasih lain kalau hatiku sudah keserahkan sepenuhnya padamu?”

“Irene ah,” Wendy menatap Irene lama, ia mendaratkan sebuah kecupan kecil di bibir Irene.

“Aku mencintaimu Wendy.”

“Irene ah, aku tidak pernah tahu apa itu artinya cinta, apa kau bisa hidup dengan seseorang seperti itu?”

“Kau memang tidak tahu apa artinya cinta , namun bagiku semua perhatian dan perlakuanmu padaku menunjukkan sebaliknya, bahwa kau begitu mencintaiku. Dan melihatmu marah untuk pertama kalinya membuatku yakin kau telah jatuh cinta kepadaku.” Wendy semakin mempererat pelukannyya. Ia memang masih belum tahu apa itu artinya cinta, namun yang ia yakini kali ini, ia tidak ingin Irene meninggalkannya dan ia tidak ingin Irene berada di pelukan orang lain, dan kali ini ia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang karene Irene melumat bibirnya pelan. Dan tak seperti biasanya ia merasa sangat bahagia.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hai guys makasih udah baca cerita aku dan mau coment di sini. Semoga kalian suka.

Comments

You must be logged in to comment
prilly
#1
Chapter 7: Kirain ada drama orang ketiga enggak tahunya bukan. Sungguh diluar dugaan, suka deh ama ceritanya. Mkga nanti irene kagak salah paham dan wendy kasih penjelasan. Hmm kayaknya disini tuh wendy masih belajar gitu karna dia tuh agak kurang peka. Lol
ReVeLuvyyy #2
Chapter 7: Sempet takut kalo pelakor
Wann77
#3
Chapter 7: Syukurlah bukan pelakor 🤣
Wann77
#4
Chapter 6: Heh, hubungan memang harus saling terbuka dan saling pengertian...
Good job kalian... Semoga langgeng 😁
Lanjut
_SWenRene
#5
Chapter 5: Oh gosh finally! Come on wendy!
Wann77
#6
Chapter 5: Akhirnya Wendy..... Hahh...
Semoga happy terus sampai end
ReVeLuvyyy #7
Chapter 5: Finally
Jung1804
#8
Chapter 4: Kalau gini, aku pun terikut stress membaca.
Ya ampun! Apakah Wendy bener² ngak punya setitik pun perasaan kasih pasa Irene? Apa mungkin Wendy ada Alexithymia ya dimana dia langsung ngak punya perasaan atau dia sendiri ngak tau gimana mau meluahkan perasaan nya gitu?
prilly
#9
Chapter 4: Gila, bucin banget Irene sama Wendy samapi segitu dia, stress dan manultrisi. Semoga cepat banget sadarnya Wendy. Biasanya nanti gantian yang bucin tuh Wendy lol.
mellifluouswan
1693 streak #10
f