Chapter 1

Can't let you go

“Wen, kamu lihat kan Irene jalan sama cowok lain,”

“Terus.”

“Kamu ngak cemburu apa.” Wendy hanya tersenyum dan kembali memakan makan siangnya.

“Sebenarnya hubungan kamu sama Irene apa sih?” Tanya Seulgi yang makan sambil berbicara, Wendy memandang Seulgi sambil memberitahu temannya itu untuk mengunyah makanannya terlebih dahulu.

“Kita ngak ada hubungan apa-apa, cuman temen,”

“Yakin?, terus kenapa dia sering banget nginap di apart kamu?”

“Ya suka-suka dia aja.” 

“Gimana sih, suka-suka,”

“Udahlah jangan dipikirin, biarin aja.”

“Terserah kamu lah Wen…Wen,” Seulgi yang sejak tadi lapar segera menghabiskan makanannya.

“Hai, Wen,”

“Siapa pria tadi,”

 “Oh, namanya Park Jinyoung, ia sangat tampan dan perhatian pada ku,” Wendy mengenakan pakaiannya, semenatara Irene masih dengan tubuhnya yang tanpa pakaian di atas ranjang Wendy.

“Kenapa?, kau tidak menyukai aku dekat sama lelaki lain?” Wendy tersenyum nakal kepada Irene.

“Well, bukan urusanku kalau kau dekat dengan siapapun,” Hati Irene terasa sedikit sakit, karena tanpa ia sadari ia ingin Wendy sekali saja cemburu padanya, namun kenyataannya Wendy sama sekali tidak perduli dengan siapa saja Irene pergi, bahkan tak jarang Irene mencium siapapun yang ia ajak berkencan untuk berciuman di depan Wendy, namun tetap saja gadis itu sama sekali tak bergeming.

“Aku langsung pergi ya, malam ini Park Jinyoung mengajakku berkencan dan mungkin aku tidak menginap malam ini,”

“Terserah kau saja,” ujar Wendy sambil membalas pesan dari Seulgi tak memperhatikan Irene yang pergi setelah membersihkan dirinya.

Wendy duduk di sofanya sambil menonton variety show kesukaannya sambil menikmati cips yang ia beli bersama Seulgi beberapa hari yang lalu. Sambil menonton acara itu, ia sempat berfikir apakah ia terlalu dingin pada Irene, namun ia sama sekali belum merasa apapun pada gadis itu. Ia hanya menyukai permainan mereka di ranjang. Ia tahu Irene berusaha menarik perhatiannya, namun bagi Wendy, Irene hanyalah kesenangannya di ranjang sama seperti gadis-gadis sebelumnya. Namun selama beberapa bulan ini hanya Irene yang ia bawa ke atas ranjangnya. Ia sedang tidak ingin bermain-main dulu karena ini adalah akhir semesternya.

Sementara itu Park Jinyoung memperlakukan Irene dengan sangat baik. Ia memberikan Irene kesempatan untuk menyatakan pendapatnya mengenai kapan, dimana dan apa yang ingin gadis itu lakukan di kencan pertama mereka. Menurut Irene Jinyoung adalah sosok yang selama ini ia inginkan berada di sampingnya. Setelah mereka dekat selama 1 minggu akhirnya Irene menerima pernyataan cinta Jinyoung. Tidak ada sedikitpun kekurangan dari pria itu, ia memperlakukan Irene selayaknya seorang pria memperlakukan seorang wanita terhormat. Ia bahkan meminta izin pada Irene hanya sekedar untuk mencium gadis itu, dan selama mereka dekat Jinyoung sama sekali tidak pernah memaksa Irene untuk melakukan hubungan yang lebih jauh.

“Wen,” Seulgi mengagetkan temannya itu yang sedang melamun.

“Tumben melamun, mikirin Irene ya?” Tanya Seulgi sambil menggoda Wendy yang baru sadar dari lamunanya.

“Ini,” Wendy memperlihat Seulgi nilai sempurnanya dari matakuliah seorang dosen yang dikenal sangat susah memberikan nilai sempurna pada mahasiswanya. Bahkan Seulgi yang melihatnya pun masih tidak percaya. Ia melihat kertas ujian itu kemudian melihat lagi ke arah Wendy yang masih sedikit tergamam.

“Yaah… kau melakukan apa pada prof. Kim,” Seulgi mendapatkan pukulan di kepala dari Wendy.

“Jaga bicaramu, kalau ada yang mendengar bisa habis aku jadi bahan gossip di jurusan ini.”

“Wajar aja lah, prof Kim itu wanita yang dingin, dan senyumanmu itu bisa meencairkan kutub untara.”

“Senyum ku memang indah Seul, tapi tidak untuk prof.Kim. Aku rasa wanita itu sedang jatuh cinta, jadinya menghambur-hamburkan nilai sempurna. Kau tahu Tae Hyun mendapatkan nilai B. Aneh kan?”

“Aku harap aku bisa mendapatkan nilai B+, itu sudah cukup bagiku.” Keduanya tertawa dan menuju kantin bersama.

Setibanya mereka di kantin, Seulgi menyikut tubuh Wendy dan menunjuk Irene yang menggunakan blus putih dengan denim berjalan bergandengan tangan dengan Jinyoung sambil tertawa bersama.

“Sepertinya setelah dekat dengan Jinyoung Irene jarang terlihat di apartemen kamu Wen,”

“Ya Seul, diakan punya kekasih, masak udah punya pacar masih main sama aku.”

“Kalian itu sebenarnya apa sih, friend with benefit ya?”

“Kita cuman suka-suka aja Seul ngak ada yang namanya itu.”

“Aku heran sama kamu, main-main terus ngak capek apa” Wendy hanya tersenyum melihat sahabatnya yang sedikit kebingungan tentang hubungannya dan Irene.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hai guys makasih udah baca cerita aku dan mau coment di sini. Semoga kalian suka.

Comments

You must be logged in to comment
prilly
#1
Chapter 7: Kirain ada drama orang ketiga enggak tahunya bukan. Sungguh diluar dugaan, suka deh ama ceritanya. Mkga nanti irene kagak salah paham dan wendy kasih penjelasan. Hmm kayaknya disini tuh wendy masih belajar gitu karna dia tuh agak kurang peka. Lol
ReVeLuvyyy #2
Chapter 7: Sempet takut kalo pelakor
Wann77
#3
Chapter 7: Syukurlah bukan pelakor 🤣
Wann77
#4
Chapter 6: Heh, hubungan memang harus saling terbuka dan saling pengertian...
Good job kalian... Semoga langgeng 😁
Lanjut
_SWenRene
#5
Chapter 5: Oh gosh finally! Come on wendy!
Wann77
#6
Chapter 5: Akhirnya Wendy..... Hahh...
Semoga happy terus sampai end
ReVeLuvyyy #7
Chapter 5: Finally
Jung1804
#8
Chapter 4: Kalau gini, aku pun terikut stress membaca.
Ya ampun! Apakah Wendy bener² ngak punya setitik pun perasaan kasih pasa Irene? Apa mungkin Wendy ada Alexithymia ya dimana dia langsung ngak punya perasaan atau dia sendiri ngak tau gimana mau meluahkan perasaan nya gitu?
prilly
#9
Chapter 4: Gila, bucin banget Irene sama Wendy samapi segitu dia, stress dan manultrisi. Semoga cepat banget sadarnya Wendy. Biasanya nanti gantian yang bucin tuh Wendy lol.
mellifluouswan
1693 streak #10
f