Up: Sequel 7
Up: SequelKetika Nichkhun kembali ke Korea, Minjun jadi lebih pendiam. Sudah pendiam justru makin pendiam. Masalahnya, Nichkhun tidak langsung menemui Minjun ketika ia sudah berada di Korea. Minjun sendiri mencoba untuk berpikiran positif, siapa tahu Nichkhun masih sibuk. Siapa tahu Nichkhun masih harus menyelesaikan projeknya di sini. Siapa tahu Nichkhun masih begitu kelelahan sehabis pulang dari Thailand. Siapa tahu dan siapa tahu, selalu begitu.
Tapi pada akhirnya, Minjun tetap memikirkan kemungkinan negatif yang justru semakin membuatnya menciut. Ternyata efeknya mampu membuat Minjun jadi malas makan. Pria itu lebih memilih untuk mengunci pintu kamar dan hanya keluar ketika ada tamu yang berkunjung untuk menemuinya. Itupun tidak semuanya disetujui oleh Minjun.
Tentang Taecyeon, mereka berdua sudah sepakat untuk fokus pada diri dan pasangan masing-masing. Hanya saja mereka sudah memutuskan untuk saling menyapa lewat media sosial saja. Lebih baik begitu, dari pada mereka justru mengulangi kejadian yang tidak seharusnya terjadi di antara mereka.
"Minjun Hyung, di luar ada tamu!" seru Junhyeon yang berdiri tepat di hadapan pintu kamar Minjun.
Tak menjawab, Minjun memilih untuk menenggelamkan tubuhnya di balik selimut besarnya. Ia juga menurunkan suhu pendingin ruangan dan mematikan semua lampu di kamarnya. Ia akan berpura-pura seperti orang mati saja. Lagipula hari ini ia tidak ada janji bertemu dengan siapapun.
"Minjun Hyung, ada yang ingin menemuimu." Minjun masih diam tak menanggapi, lebih baik ia tidur saja dari pada harus menemui tamu tak diundang itu.
Minjun tidak sadar jika pintu kamarnya dibuka dengan kunci cadangan. Seseorang melangkah masuk ke dalam ruangan yang dingin itu. Minjun gila ya sepertinya? Masa di tengah cuaca dingin seperti ini, ia justru menyalakan pendingin ruangan dengan suhu yang begitu rendah?
Seseorang kini menyusup masuk ke dalam selimut yang menutupi tubuh Minjun.
"Taec— Khunnie?! Kenapa kau datang kemari?" Dalam hati Minjun mengumpat karena ia kira sahabat kurang ajarnya itu yang justru datang.
Kini keduanya sudah dalam posisi duduk tegap, "Memang kenapa jika aku datang kemari?" tanya Nichkhun dengan ekspresi wajah yang datar.
"Bu—bukankah kau sedang marah padaku? Buktinya kau tidak datang kemari setelah sampai ke Korea. Makanya aku juga tidak menyangka jika kau tiba-tiba datang kemari."
"Lalu kau justru menyangka sahabatmu itu yang akan datang kemari?"
"Ti—tidak! Bukan begitu. Tuh kan, kau memang masih marah padaku," Minjun mendorong pelan tubuh kekasihnya, "Lebih baik kau pulang saja. Aku juga sebenarnya tidak ingin bertemu dengan siapapun."
"Kau mengusir kekasih tampanmu ini?" Nichkhun bergerak untuk mendekap kekasihnya, lalu mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang. "Aku memang sempat marah. Tapi kalau dipikir-pikir, aku tidak bisa tahan jika tidak segera menemuimu. Aku sangat merindukanmu, Junnie sayang."
Minjun justru menangis di dalam peluka
Comments