Ice princess

In-Time
Please Subscribe to read the full chapter

 

Apartment YoonSic


Taeyeon duduk tenang melihat Yoona yang sedang sibuk membaca naskah. Yoona  mengikuti sebuah casting untuk drama pertamanya dan ia berhasil mendapatkan peran untuk drama itu, karena itu ia rajin membaca naskah saat berada di apartment.

"Unnie, jika kau lapar aku memiliki banyak persediaan. Hanya saja, jangan makan yang ada di lemari es. Itu milik Jessica." Yoona melihat Taeyeon sejenak lalu berkata,
"Dia suka beberapa makanan dan lemari es itu berisi makanan yang paling sering ia makan. Aku akan sangat kesulitan jika kau memakannya" Yoona lalu membaca naskahnya kembali.
Taeyeon hanya melihat kearah lemari es, lalu ia kembali memperhatikan Yoona. Ia bingung dengan apa yang harus ia katakan kepada Yoona. Sampai akhirnya Yoona bicara lagi,
"Jessica, dia suka makan apapun yang enak. Tapi dia suka sekali jjambbong. Dan dia suka ayam, karena itu jangan makan makanan yang ada di lemari es. Dia bisa sangat marah jika makanannya habis."
"Kau sangat mengenalnya Yoona-ya." Sahut Taeyeon.
"...Dia mudah untuk dimengerti, dia sangat transparan dan aku sangat mudah memahaminya. Penyuka musim semi memang sangat berbeda."
Taeyeon langsung menyeringai tanpa sepengetahuan Yoona.

 

..............2jam kemudian.......

Jessica Pov

Hari ini aku pulang lebih lambat dari biasanya, ada beberapa kelas yang harus ku ikuti agar semester ini dapat selesai lebih cepat.
Ketika masuk ke apartment, aku melihat ada sepatu yang berbeda dengan milik Yoona. Mungkin itu sepatu milik temannya.

Ketika aku hendak melepas sepatu dan menggantinya,

"Hai.." Suara Taeyeon mengejutkan-ku, ia berdiri di depan-ku dengan senyumannya yang terlihat seperti anak-anak

"Kau bekerja hari ini?" 

"Tidak, ada beberapa kelas yang harus kuambil jadi aku tidak sempat untuk.mengambil pekerjaan paruh waktu. Apa kau memasak?" Aku bertanya sambil berjalan masuk bersama Taeyeon yang mengikuti ku.
"Ayam panggang. Lapar?" Tanya Taeyeon.
Lalu aku melihat Yoona yang sedang membaca dengan serius di ruang tamu, kemudian aku mengalihkan pandangan kembali kepada Taeyeon.
"Kenapa hari ini tidak bekerja?" Pertanyaan-ku seketika membuatnya muram.
"Kenapa?" Aku bertanya lagi karena Taeyeon tidak menjawab. Lalu ia hanya mengangkat kedua bahunya untuk menjawab.
"Kim Taeyeon ssi, adik mu ternyata lebih bisa bersikap dewasa dan__"
"I want to see you." 
Taeyeon melihat-ku seperti anak kecil yang merajuk.
"Kita selalu melakukan panggilan Video." Aku mengatakan itu dengan suara perlahan agar Yoona tidak mendengarnya. Tapi Taeyeon melihat-ku dengan tatapan kesal.
"Apa? Kenapa melihat-ku seperti itu?" Aku melihat Taeyeon tepat di matanya.
"Kita tinggal di tempat yang dekat, kenapa aku tidak boleh menemui-mu langsung?" Pertanyaan Taeyeon membuat-ku bingung dengan maksud perkataannya.
"Aku ingin sesekali bertemu seperti ini." Tambah Taeyeon saat aku hendak berjalan meninggalkannya.
"Ayo kita makan, aku sudah lapar." Aku hanya mengatakan itu lalu pergi mendahuluinya. Aku berjalan menuju kamar dan Yoona hanya melambaikan tangan pada-ku.
"Aku akan mengganti baju-ku lalu kita makan bersama." kataku kepada Yoona.
"Baik kapten." sahut Yoona dengan suara bayinya. Aku menutup pintu kamar tanpa melihat Taeyeon, aku menghela nafas dan bersandar pada pintu.
"Kenapa dia bisa seperti itu..." Aku mengatakan itu sambil mengambil ponsel dari dalam tas. Lalu aku melihat pesan masuk dari Taeyeon.
'Apa aku berhasil menjawab pertanyaan tentang makanan kesukaan-mu?'
Lalu aku membalasnya, 'Yes.'
Tak lama kemudian muncul balasan darinya
'Apa aku boleh berpacaran dengan-mu?'
'I'll think about it.' Aku tersenyum ketika mengirim balasan itu padanya.


Saat makan bersama Taeyeon just being Taeyeon, ia tidak terlihat kesal ataupun mengacuhkan diriku. Kami bertiga bercanda dan membicarakan banyak hal.
Ketika malam semakin larut, Taeyeon pun kembali ke suitenya. 

"Sica.." Panggilan Yoona membuat-ku segera membalik layar ponsel, karena aku sedang membalas pesan Taeyeon.
"Apa kau ada masalah dengan Taeyeon unnie?"
"Uh? Tidak."
"Kau yakin?"
Aku mengangguk dengan cepat, tanpa merasa ragu sedikit pun. Sementara Yoona terlihat heran sendiri.
"... Tidak biasanya Unnie seperti itu." Ujar Yoona.
"Seperti itu?" Aku bertanya pada Yoona yang sedang mengisi gelasnya.
"Ia bertanya banyak hal tentang-mu, tapi ia melakukannya secara tidak langsung. Unnie mungkin tidak menyadari jika aku mengetahui maksud pertanyaan terselubungnya. Tapi aku membiarkannya, karena kupikir ia mungkin baru saja menyinggung perasaan mu. Dan ingin meminta maaf atas perlakuannya. Apa dia membuat mu tidak nyaman?"

Aku lalu tersenyum dan menggeleng perlahan kepada Yoona, membuatnya menghela nafas lega. Saat itu aku melihat layar ponsel milik-ku dan aku tersenyum.
"Yah, kenapa kau tersenyum sendiri?" Tanya Yoona sambil menunjuk padaku. Tapi aku hanya tertawa, dan Yoona hanya bisa tersenyum melihat-ku seperti itu tanpa mengetahui sebabnya.
"Unnie harusnya bisa melihat ini. Dia pernah mengatakan kau terlihat lebih cantik jika  tersenyum." ujar Yoona.
"Aku tidak memperlihatkan ekspresi ini kepada sembarang orang, kau harusnya beruntung Nona Im." Aku menahan tawa dan bersikap angkuh  ketika mengatakan itu. Lalu Yoona berdiri dan meletakan kedua tangannya diperutnya lalu membungkuk
"Terima kasih Nyonya."
Lalu kami tertawa bersama.
Beberapa saat kemudian kami masuk ke kamar masing-masing.
Aku berbaring lalu membalas pesan Taeyeon, mengatakan jika aku sudah berada di kamar.
Dan tak lama kemudian ia menelpon.
"Apa kau lelah?" Tanya Taeyeon begitu teleponnya terjawab
"Aku akan tidur sebentar lagi, apa kau sedang menggambar?"
"Iya. Aku akan memperlihatkannya begitu ini selesai." Taeyeon terdengar seperti tertawa pelan.
"umm... Aku ingin bertanya sesuatu." Lalu kudengar suara pensil diletakan. Taeyeon menghentikan kegiatannya.
"Aku mendengar." Kata Taeyeon
"Lukisan wanita di Kantor CEO Choi, aku belum mendengar ceritanya dari-mu. Kau tau, kepribadian wanita itu terpancar jelas dari gambar mu."
Aku tidak mendengar apapun, Taeyeon hanya diam.  Aku membiarkannya, dan kami diam cukup lama sampai akhirnya Taeyeon berkata,
"Ia tidak mengucapkan selamat tinggal." lalu Aku mendengar suara Taeyeon berubah, suara nafasnya menjadi berat.
"Sepertinya ia orang yang aku liha

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Ravenliem27
What is love?

Comments

You must be logged in to comment
taengsic34 #1
Chapter 6: Oke masih dengan hubungan diantara karakter next semoga cepat update ??
Abangprims
#2
Chapter 3: nextny dtunggu haha
Abangprims
#3
Chapter 2: sma soo mah g jauh2 dri mknan wkwkwk
Abangprims
#4
Chapter 1: jdi taeyeon dsni dokter. ak terus menunggu updatean storymu..hehe
Abangprims
#5
ak hadir disni...utk membca taengsic ???
Va_asianloverz
#6
Chapter 3: nice chapter
lanjutkan author
Va_asianloverz
#7
Chapter 2: lanjutkan please
TaengsicTimeTreveler
#8
Chapter 1: Mantap thor lanjutkan!!!!
MaoMao_96
#9
Chapter 1: Walaupun I orang Malaysia
Tapi I tetap baca cerita yang dikarang oleh orang Indonesia kerana I suka n_n
JJ22TAE #10
Chapter 1: Wow,, who is Jun for taeyeon?