In-time : Fate

In-Time
Please Subscribe to read the full chapter

 

Author Pov

New York, 2015.

"Hi baby.." Nyonya Jung memeluk putrinya yang baru saja kembali dari sekolah.
"Hi Ma." Jessica balas memeluk ibunya, lalu mereka berjalan bersama menuju ruang tamu.
"Bagaimana hari ini di sekolah?" Tanya Nyonya Lee yang masih memegang tangan Jessica.
"Seperti biasanya, selalu ada 'Pernyataan Cinta' saat aku ingin pulang, atau ingin makan siang." Kata Jessica sambil mengisyaratkan kata Pernyataan Cinta dengan kedua tangannya. Nyonya Jung tertawa melihat tingkah putrinya itu, kemudian ia membelai rambut panjang Jessica.
"Sooyeon~ah... Tidak ada satu orang saja yang ingin kau coba untuk mengenalnya? Berkencan dengannya?"
"There's one, but I'm not really sure about him."
"Kenapa?" Nyonya Jung bertanya dengan penuh perhatian, Jessica pun menatap kedua mata Ibunya dan tersenyum.
"Belum merasa nyaman?" Tanya Nyonya Jung.
"Aku berniat mengundangnya pada acara ulang tahun perusahaan Kakek, tapi aku tidak yakin apakah Papa akan mengijinkan. Karena aku ingin Mama melihatnya, dan membantu-ku mengamatinya." Jelas Jessica, Nyonya Jung lalu meyakinkannya dengan menggenggam jemari tangan kanan Jessica.
"Tidak ada yang akan marah karena ini hanya sebuah pesta, dan kau membawa teman untuk diperkenalkan."
Jessica langsung memeluk Nyonya Jung dan mendengar Nyonya Jung tertawa pelan.
"Akhirnya, ada seseorang yang bisa membuat-mu menyukai dirinya."
Jessica menghela nafas, hal ini membuat Nyonya Jung berhenti tertawa.
"Jika aku tidak terlahir sebagai Putri dari Milyuner Jung, jika aku hanya orang dari keluarga biasa saja. Apakah mereka akan berusaha sekeras itu untuk mendekati-ku?"
Pertanyaan itu membuat Nyonya Jung terdiam, Ibunya mulai memahami jika putrinya sangat terganggu dengan status sosial yang dimilikinya, membuat dia meragukan dirinya sendiri.
"...Sooyeon~ah, kau cantik dan juga baik. Aku rasa kau harus belajar melihat hal itu sebagai alasan mengapa banyak orang yang menyatakan pernyataan cintanya pada-mu. Kau hanya cukup belajar mengenal mereka, dan memilih yang terbaik. Cinta yang terbaik datang ketika kau mau menunggu, karena tidak semua orang bisa menunggu, menunggu adalah hal yang paling membosankan, bukan? Saat kau sedang menunggu mulailah dengan mengenal mereka yang mendekati-mu. Tapi, jika mereka berbuat sesuatu yang buruk atau hanya memanfaatkan-mu, jangan bersedih. Kau bisa menganggapnya sebagai pelajaran hidup dalam mengenal manusia, membuat-mu jadi lebih dewasa dan semakin kuat, sehingga nanti, jika kau bertemu mereka yang berniat buruk pada-mu, mereka akan sadar bahwa kau bukanlah orang yang mudah."
Jessica mengangguk kemudian mencium pipi Nyonya Jung.
"Thank you, I love you."
"I love you too baby."
 

Keesokan Harinya,

"Hi Jess." Sapa Lee Soonkyu a.k.a Sunny, sepupu Jessica. Ia langsung mengambil tempat untuk duduk di sebelah Jessica.
"Hi." Sahut Jessica lalu kembali membaca.
"Tidak bersama Kris?" Tanya Sunny yang melihat area kelas, mencari seseorang.
"Tidak bisa kau melihat? Aku sendiri." Jawab Jessica tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang sedang dibacanya.
"Sica, kau tidak mau sedikit memperhatikan sekitar-mu? Saat nanti kita kembali ke Korea, kau akan menyesal karena mengabaikan New York."
Jessica akhirnya melihat kearah Sunny, dan tersenyum sinis.
"Bagaimana jika kau yang memperhatikan sekeliling? Karena aku sudah mendapatkan teman untuk pergi ke acara ulang tahun perusahaan Kakek. Aku rasa aku tidak perlu lagi melihat sekeliling-ku." Ucapan Jessica membuat Sunny terkejut dan langsung menyerangnya dengan pertanyaan.
"Kau berhasil? Kau mengajak Kris?? Kalian berkencan??? Oh my god!!"
"Kami berteman Sunny, berteman. Aku ingin Mama mengenalnya lebih dahulu." Jessica kembali membaca.
"Kau lihat!! Cinta itu ada, jika cinta tidak ada. Maka Kris tidak akan mau pergi bersama-mu. Kau dingin, hanya suka membaca dan suka sendirian." Sunny lalu menutup buku yang dibaca Jessica, "Kalian berteman, itu awal yang sangat baik. Sekarang kau harus belajar membuka hati-mu." Jessica terdiam mendengar ucapan Sunny, dalam hatinya ia menyetujui ucapan sepupunya itu.
"Sekarang, lebih baik kau mulai mencari seseorang juga. Jangan hanya menasehati-ku." Ejek Jessica lalu kembali membuka bukunya.
Sunny langsung duduk bersandar, ia tidak menyahut apapun

"Aku akan menemuinya di pesta." Kata Sunny dengan suara setengah berbisik.
Lalu Kris datang dan terlihat memasang ekspresi cemberut.
"Sepertinya aku terlambat." Kata Kris saat menaruh tasnya di meja. Ia terus melihat kearah Jessica.
"Jika ingin duduk bersebelahan dengannya kau harus datang bersamanya, jemput saja dia di rumahnya." Kata Sunny yang menahan tawa. Jessica berdiri lalu mengambil tasnya.
"Kau mau kemana?" Tanya Sunny, tanpa menjawabnya Jessica langsung memindahkan tasnya dan mengambil tempat untuk duduk di sebelah Kris. Hal itu membuat Kris sangat senang.
"Kau terlalu berisik, aku perlu ketenangan." Ujar Jessica, hal itu membuat Sunny tersenyum sinis namun hatinya senang karena Jessica mulai bersikap seperti perempuan seumurannya terhadap laki-laki yang disukainya.

 

2 Hari kemudian

Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba, Pesta  diadakan di Penthouse Kakek Jessica di New York.
Kris datang bersama orang tuanya yang merupakan rekan bisnis Tuan Richard Jung, Ayah Jessica.
"Hi Jess." Sapa Kris yang gugup melihat Jessica yang berbeda dari kesehariannya di Kampus.
Jessica tersenyum melihat Kris, ia menyukai laki-laki ini karena selalu bersikap tenang dan tidak terburu-buru.
"Hi..Umm, I want to introduce you to my Mom. If you don't mind."
Kris mengangguk menyetujui tanpa berpikir panjang, hal itu membuat Jessica menambah rasa sukanya pada Kris.
 

Sementara itu, di Area kebun.
Sunny menunggu seseorang di sana sambil melihat-lihat sekelilingnya yang penuh dengan sajian Barbekyu dan juga Wine.
"Oh, Nona Lee. Apakah anda menunggu Tuan Muda Henry?" Suara dengan nada mengejek itu langsung membuat Sunny mengepalkan tangannya kemudian berbalik untuk meninju orang itu. Tapi orang yang mengejeknya itu malah memeluknya.
"Dasar idiot." Gerutu Sunny. Ia mendekap orang itu seerat mungkin.
"Jika bukan dengan Tuan Muda Henry, mungkin bisa Ku katakan kau menunggu Nona Choi?"
Lalu Sunny melepas pelukannya dan memukuli punggung orang itu yang saat ini menertawakannya.
"Kim!! Hanya karena Kau adalah tamu undangan, bukan berarti kau bisa mengatakan itu padaku."
"Baik baik baik, maaf~~~"
"Bersikap baik selama dua atau tiga jam tidak akan menyakiti-mu." Keluh Sunny, lalu ia menyadari sesuatu ketika melihat orang dihadapannya hanya datang seorang diri.
"Kau sendiri?" Sunny bertanya dengan memperlihatkan rasa tak percaya.
"Begitulah."
Sunn

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Ravenliem27
What is love?

Comments

You must be logged in to comment
taengsic34 #1
Chapter 6: Oke masih dengan hubungan diantara karakter next semoga cepat update ??
Abangprims
#2
Chapter 3: nextny dtunggu haha
Abangprims
#3
Chapter 2: sma soo mah g jauh2 dri mknan wkwkwk
Abangprims
#4
Chapter 1: jdi taeyeon dsni dokter. ak terus menunggu updatean storymu..hehe
Abangprims
#5
ak hadir disni...utk membca taengsic ???
Va_asianloverz
#6
Chapter 3: nice chapter
lanjutkan author
Va_asianloverz
#7
Chapter 2: lanjutkan please
TaengsicTimeTreveler
#8
Chapter 1: Mantap thor lanjutkan!!!!
MaoMao_96
#9
Chapter 1: Walaupun I orang Malaysia
Tapi I tetap baca cerita yang dikarang oleh orang Indonesia kerana I suka n_n
JJ22TAE #10
Chapter 1: Wow,, who is Jun for taeyeon?