Apartment YoonSic

Jessica memberikan minuman untuk Sooyoung yang mengantarnya pulang, sementara Yoona masih berada di Kampus untuk mengambil beberapa buku.
"Kau bergerak sangat cepat sekali, aku tidak menyangka akan melihat kalian berkencan secepat itu." Sooyoung mengamati ekspresi Jessica yang kemudian duduk di depannya.
"Kami tidak berkencan, itu hanya makan siang biasa. Dan CEO Choi, tolong untuk tidak bicara hal itu di sini."
"Kau tidak tau jika Sunny bisa membunuh-ku untuk hal ini. Permainan ini sungguh diluar kemampuan-mu."
"Aku tau Unnie sangat cemas, tapi tenang saja. Aku tidak akan melukai diriku sendiri. Aku tidak akan ceroboh." Jessica melihat jam tangannya.
"Kau menunggu seseorang? Taeyeon?"
"Yoona, dia belum memberi kabar."
Lalu Sooyoung berdiri dan mengambil tasnya.
"Yoona mungkin pulang terlambat, kau ingin makan di luar dengan-ku?"
"Aku akan memberitahunya jika kita keluar, mungkin dia akan menyusul."
Setelah mengirim pesan pada Yoona, Jessica dan Sooyoung pergi keluar bersama.

 

Keesokannya,
Jessica tidak melihat Taeyeon sejak ia datang untuk bekerja. Karena ia bekerja paruh waktu, Jessica hanya menghabiskan setengah hari bekerja lalu kembali ke Kampusnya untuk belajar.
Pada hari pertama, Jessica berpikir mungkin Taeyeon sibuk sehingga ia tidak menemukannya. Ditambah, Jessica tidak memiliki nomor ponsel Taeyeon sehingga dia tidak bisa menghubunginya.

4 hari pun berlalu, Taeyeon tetap tidak muncul.
Bahkan di hari sabtu dan minggu dia tidak mendatangi Yoona.
"Yoong..."
"Hm?"
"Lama sekali Kakak-mu tidak datang berkunjung. Kalian bertengkar?"
Jessica melihat Yoona tidak berubah, ia tetap tenang.
"Kami tidak bertengkar... Taeyeon unnie mungkin sedang sibuk dengan para wanitanya. Itu hal biasa, jika dia merasa kesepian dia akan mencari wanita lain lalu..... Kau pasti mengerti." Yoona terlihat sangat santai ketika mengatakan hal itu.
"Kenapa tidak menemui-mu? Kalian bisa mengobrol."
Yoona lalu berhenti menulis, ia melihat Jessica.
"Terkadang aku tidak mengerti kenapa dia pergi dan tidak memilih bicara dengan-ku. Tapi, dia selalu menyendiri jika terlalu banyak hal yang dipikirkannya. Mau berkunjung ke tempatnya? dia tinggal di tempat yang sama dengan kita."
 

Apartment Taeyeon
Jessica melihat ponselnya membaca pesan dari Yoona.
Aku tidak bisa datang sekarang, nanti aku akan datang membawa pizza.
Lalu Jessica memasukan ponselnya kedalam tas sebelum menekan bel. Ketika Jessica menekan bel ke-3 kalinya, pintu pun terbuka. Memperlihatkan Taeyeon dengan Sweatpants abu-abu dan Tshirt warna hitam.
"Aku membawa makanan." Kata Jessica, dan Taeyeon hanya melihatnya tanpa mengatakan apapun.
"Apa aku mengganggu?" Jessica bertanya karena Taeyeon tidak mempersilahkannya untuk masuk.
"Kalau begitu aku pergi__" belum selesai Jessica bicara, Taeyeon menarik Jessica masuk lalu menutup pintu.
"Kenapa kau datang kemari?" Tanya Taeyeon dengan berbisik ditelinga kiri Jessica. Ia menghimpit Jessica diantara pintu dan badannya.
"Hampir satu minggu kau tidak muncul, aku kira kau sedang sakit."
Taeyeon melihat Jessica mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya ketika bicara, hal itu membuatnya mundur, memberinya jarak.
"Aku baik-baik saja, kau boleh pulang."
Jessica membuka matanya, ia melihat Taeyeon yang terus menatapnya. Matanya telihat sayu, wajahnya pucat.
"Aku akan tinggal sampai Yoona tiba lalu__"
Melihat Taeyeon menggeleng, Jessica berhenti bicara.
"Pergilah." Ketika Taeyeon mengatakan itu, tiba-tiba Jessica mendekat lalu memeluknya.
"I'm not going to leave you."
Karena Taeyeon hanya diam, Jessica melepas pelukannya dan melihat Taeyeon yang memalingkan wajahnya.
"Ada apa? Beberapa hari lalu kau merayu-ku untuk makan siang bersama, dan hari ini kau sama sekali tidak mau melihat-ku?"
"Kau tidak bilang jika sudah punya pacar." Kata Taeyeon dengan suara pelan, namun Jessica masih mendengarnya.
"Untuk apa aku mengatakan jika aku punya pacar sementara aku memang tidak punya?" Balas Jessica, lalu Taeyeon menghela nafas, ia terlihat seperti kelelahan.
"Dia merangkul-mu, kau menggandengnya, kalian pergi berdua di malam hari. Dia bahkan