Chapter 6: D-Day

Our Happy (?) Marriage

Suara erangan serta rintihan saat ini terdengar di sebuah ruang apartemen di kota Seoul

“Mmmhhhhh....tahanhh Junho-yah..sedikithh lagiiihhh..hhh...”

“Lebih cepathhhh Channiehhhh....akuhhh sudahh tidakhhh kuathhh...”

Apakah yang sedang terjadi?

Siapapun yang mendengar suara nafas yang terengah-engah tersebut pasti akan menduga terjadi adegan panas di dalam apartemen tersebut.

Tentu saja panas mengingat apa yang sedang dilakukan oleh dua orang namja berajah tampan dalam apartemen tersebut sangatlah menguras tenaga :)

Yap, sesuai dengan janji awal Chansung, senin sore pulang dari kantor Chansung menjemput Junho ke apartemennya untuk mulai mengangkut barang-barang Junho

“hhh.... tuhhhh..... kaaanhhhhhh.... benar apahhhh katakuhhh tidakhhh mungkinhhhh seoranghhh Lee Junho hanyahhhh membawahhhh sedikithhhh baranghhh bawaanhhh...hhh....” ucap Chansung dengan terengah-engah kehabisan nafas karena lelah membawa barang-barang Junho yang jumlahnya tidak sedikit serta memiliki beban berat tersebut

“Maaf....hhh....hhh.....akuhhh......jugahhhh....tidakhhh menyangkahhh akanhhhh sebanyakhhh inihhh.....” jawab Junho dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Chansung

Selesai mengangkut barang-barang Junho tersebut mereka lalu duduk di sebuah sofa yang terletak di ruang tamu apartemen Chansung, mengatur nafas sambil beristirahat sejenak “Sudahlah Nuneo dirapikan besok-besok lagi, hari ini cukup dulu, kita istirahat saja, aku sudah lelah, lagipula masih ada banyak barangmu yang masih tertinggal di apartemenmu sekalian besok-besok saja”

Junho hanya bisa mengangguk pasrah karena dia juga sudah lelah dan merasa bersalah pada Chansung. “Maafkan aku Chansung-ah....”

“Tidak apa-apa Nuneo, ini sudah kewajibanku sebagai calon suamimu”

#Blush wajah Junho memerah karena malu, mata Chansung yang menangkap perubahan tersebut membuatnya menyeringai jahil “Hahahaha kenapa mukamu merah Nuneo? Hmmm...kau senang ya saat mendengar kata-kata ‘calon suamimu’?” Chansung mengedip-ngedipkan matanya menggoda Junho.

Tentu saja Junho kesal melihat Chansung yang sempat-sempatnya menggodanya meski dalam keadaan seperti itu, “Eiiiiy, aku bukan senang hanya saja aku malu saat mendengar aku mempunyai calon suami sepertimu :p”

“Ya!!!! Awas kau Junho, aku akan meminta bayaran  untuk ini!!”

“Katamu ini sudah kewajibanmu sebagai calon suamiku?”

“Kalau begitu jalankan juga kewajibanmu :p”

Junho menunduk menatap lantai dan hanya terdiam dia bingung harus menjawab apa, apa maksud Chansung dengan ia juga  harus menjalankan kewajibannya?

“hahaha sudahlah Junho-yah tidak usah dipikirkan, ayok kita keluar makan nanti sekalian ku antarkan pulang”

“Hmmm....baiklaah aku akan mentraktirmu Chansung-ah, anggap saja ini sebagai bagian dari aku menjalankan kewajibanku”

“Aaaah... Nuneo mulai memberiku nafkah :p hahahaha”

“Ya!!! Hwang Chansung!!!” Junho berteriak sambil memukul-mukul bahu Chansung yang hanya dibalas Chansung dengan meringis kesakitan

Rutinitas pindahan tersebut terus mereka lakukan selama 3 hari berturut-turut karena  jumlah barang Junho tidaklah sedikit dan mereka hanya melakukannya berdua saja.

Karena terlalu disibukkan dengan pekerjaan dan rutinitas pindahan tersebut Chansung dan Junho tidak sempat memikirkan mengenai pernikahan mereka yang tidak terasa tinggal 2 hari lagi.

Hari ini Junho sudah tidak perlu memindahkan barang-barangnya lagi karena ia sudah menyelesaikan prosesi pindahannya. Ketika malam mulai larut Junho duduk di tepi tempat tidurnya menatap kamarnya yang mulai kosong karena barang-barangnya yang sebagian besar sudah berpindah tempat, ya mulai besok ia akan berstatus sebagai suami orang dan tidak lagi tinggal sendiri di apartemennya tersebut.

Walaupun belakangan ini Junho memang sedikit melupakan mengenai pernikahannya karena terlalu sibuk, namun saat sudah sendiri seperti ini tentu saja pikirannya akan tetap melayang memikirkan pernikahan yang tinggal esok hari akan ia langsungkan.

Bagaimana semuanya akan berubah secepat ini? bagaimana nantinya ia harus menjalani hari-hari dan juga melaksanakan tugasnya baik sebagai seorang individu dan seorang pasangan? ‘aaah sudahlah dijalani saja nanti juga pasti aku bisa kalau aku berusaha’ pikir Junho.

Junho lalu mengecek kembali dokumen-dokumen yang harus ia persiapkan untuk pernikahannya besok. Karena sudah menjadi sifat Junho yang selalu mempersiapkan segalanya dengan detail sebelum pelaksanaanya, bila untuk dokumen pekerjaan saja dia mempersiapkan dengan baik apalagi untuk pernikahannya sendiri, tentu saja semuanya sudah disiapkan dengan rapi, dokumen ia masukkan ke dalam sebuah map dan disimpan dalam sebuah tas.

Tak lupa Junho mempersiapkan baju yang akan ia kenakan besok, tidak ada yang istimewa, hanya kemeja dan jas yang sudah disetrika dan digantung dengan rapi di almarinya.  Bukanlah kemeja maupun jas yang dibuat secara khusus untuk pernikahannya melainkan hanya pakaian yang biasa ia gunakan untuk datang ke acara formal.

Ya untuk pernikahannya Junho dan Chansung tidak merancang pakaian secara khusus, karena menurut mereka esensi pernikahan bukanlah ada pada pakaiannya. Mereka tidak ingin membuang waktu, energi dan biaya hanya untuk hal seperti pakaian mewah yang hanya akan digunakan satu kali saja. Untuk pernikahannya mereka hanya menggunakan pakaian bersih yang sekiranya pantas untuk dipandang dan rapi.

Setelah selesai mengecek semua keperluannya untuk besok, Junho segera merebahkan tubuhnya di tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya sejenak. Karena lelah yang melandanya tak lama kemudian Junho sudah terlelap ke alam tidurnya hingga tak terasa mentari pagi kini sudah mulai bersinar dan berkas cahayanya yang menembus ke kamar Junho membangunkan Junho dari tidurnya.

Junho terbangun dan menatap tas yang terdapat di atas meja, tas yang mana di dalamnya berisi dokumen-dokumen yang ia perlukan untuk meresmikan pernikahannya hari ini, hari yang akan mengubah hidupnya.

Mengingat hal tersebut Junho kemudian bergegas mandi dan bersiap-siap, mengenakan pakaian dan jas yang sudah ia siapkan sebelumnya. Junho berkaca untuk melihat penampilannya yang kini sudah tampak gagah dan rapi dibalut dengan jas.

“Kamu pasti bisa Junho!” ucap Junho menyemangati dirinya sendiri. Setelah dirasa cukup, Junho mengambil tas yang berisi dokumen-dokumen untuk pernikahannya tersebut dan berjalan menuju mobilnya.

Di hari pernikahannya Junho dan Chansung memutuskan untuk berangkat dengan mobil mereka masing-masing menuju ke kantor catatan sipil tanpa disertai keluarganya, benar-benar hanya mereka berdua saja.

Setelah sampai di kantor catatan sipil Junho segera memarkirkan mobilnya dan tanpa diduga Chansung sudah terlebih dahulu sampai di sana menunggu Junho di dalam mobilnya.

Melihat kedatangan mobil Junho, Chansung lalu turun dari mobil kemudian berjalan mendekat ke tempat mobil Junho diparkirkan. Chansung tersenyum ke arah Junho, sementara itu Junho yang juga sudah melihat Chansung tersenyum balik menatap Chansung, mengambil tas berkas-berkasnya dan turun dari mobilnya.

“Bagaimana Nuneo apakah semalam kamu bisa tidur?” sambut Chansung begitu Junho turun dari mobilnya

“Tentu saja Channie, apa yang harus membuatku tidak bisa tidur?”

“Baguslah kalau begitu, ku kira kamu akan tersenyum-senyum semalaman” goda Chansung

“Eiiiiiiiy, untuk apa juga aku tersenyum-senyum semalaman aku tidak gila Chansung-ah.”

“Hahahaha baiklah ayo.....” Chansung menggandeng tangan Junho berjalan menuju pintu masuk kantor catatan sipil

#Deg jantung Junho berdebar, mata sipitnya terbelalak karena heran dengan sikap Chansung yang tiba-tiba menggandeng tangannya, namun ia hanya diam dan mengikuti Chansung karena dia merasa sungkan untuk bertanya pada Chansung.

Begitu di dalam kantor catatan sipil mereka disambut oleh petugas yang ramah, setelah menyampaikan maksud kedatangan mereka, petugas meminta dokumen syarat-syarat yang harus mereka berikan.

Mereka menyerahkan dokumen berkas yang diperlukan untuk mencatatkan pernikahan mereka dan mengisi form pendaftaran pernikahan.

Meski Junho dan Chansung berusaha tidak berfikir terlalu banyak mengenai pernikahannya tetap saja saat mengisi data yang ada di form tersebut satu per satu membuat pikiran mereka mau tidak mau menjadi terfokus akan keputusan pernikahan mereka.

Apakah keputusan yang mereka ambil ini benar? Bagaimana nantinya mereka akan menjalani pernikahan mereka? Bagaimana kehidupan pribadi mereka apakah menjadi terganggu, atau justru akan terbantu dengan adanya pernikahan ini? dan meskipun sedikit sempat terbesit di pikiran mereka bagaimana bila setelah menikah nanti mereka akhirnya menemukan orang lain yang membuat mereka ingin meninggalkan pasangannya?

Tapi dengan segala logika yang ada Junho dan Chansung berusaha meyakinkan diri mereka sendiri, tidak perlu khawatir tentunya bila kita mau berkomitmen dan berusaha hal yang mereka khawatirkan tersebut tidak akan terjadi.

Selesai mengisi form tersebut mereka menyerahkannya pada petugas, saat itulah petugas yang ramah tersebut kembali menanyakan apakah form sudah diiisi dengan benar dan kembali mengecek data-data yang mereka isi dan sekali lagi petugas menanyakan kepada mereka, “Jadi berdasarkan data-data yang sudah di isi tadi, apakah sudah benar ini pasangan Hwang Chansung dan Lee Junho yang akan menikah? Sudah yakin benar semua ya data-datanya, karena setelah tanda tangan di sini maka berarti pernikahan anda berdua sudah sah dan legal secara hukum, status anda menjadi resmi menikah setelah ini” tidak ada penekanan nada pada pertanyaan yang diberikan oleh petugas tersebut, tidak juga petugas tersebut tampak marah atau ragu, sebaliknya, petugas berbicara dengan nada yang ramah dan dengan wajah tulus penuh senyuman.

Namun pertanyaan tersebut lah yang lagi-lagi mengena tepat di pikiran Junho dan Chansung. Chansung dan Junho saling menatap sesaat dan menganggukkan kepala mereka

“Iya saya sudah yakin”

“Saya juga yakin”

“Baik, sekarang silahkan tanda tangan di sini dan setelah ini semuanya selesai” Chansung dan Junho kemudian menandatangi dan menyerahkannya kembali, petugas itu kemudian melemparkan senyuman tulusnya mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Chansung dan Junho bergantian “Selamat atas pernikahan anda mulai sekarang anda berdua merupakan pasangan yang sudah resmi menikah. Semoga pernikahan anda langgeng hingga ajal yang memisahkan” Chansung dan Junho menyambut uluran tangan petugas tersebut kemudian tersenyum balik pada petugas yang ramah itu.

“Terimakasih banyak, kami permisi dulu” ucap Chansung

“Terimakasih banyak” tambah Junho

Mereka berdua lalu keluar dari kantor catatan sipil tersebut dengan perasaan dan pikiran yang bercampur aduk sehingga mereka hanya terdiam. Namun ada satu hal yang sudah pasti dan sudah jelas, mereka sekarang sudah menikah.

“Aaaah ternyata cukup melelahkan juga ya walaupun hanya seperti ini” ucap Junho membuka pembicaraan

“Mmmm, kamu benar, dan orang-orang bahkan masih punya tenaga untuk mengadakan pesta dan tersenyum sepanjang hari itu luar biasa, ayok kita pulang kita harus beristirahat sebelum besok kita harus bertemu keluarga kita” jawab Chansung

“Aaah kau benar masih ada besok...” Junho menganggukkan kepala, Junho baru saja teringat akan keinginan kedua orang tuanya dan orang tua Chansung yang sepakat ingin mengadakan makan bersama keluarga setelah mereka menikah sebagai kompensasi tidak diadakannya pesta pernikahan, maka Chansung dan Junho mau tidak mau menyetujuinya.

 

Sepanjang mengendarai mobil dalam perjalanan pulang Junho memperhatikan sekitarnya, ini adalah jalan pulang baru yang mulai hari ini dan seterusnya akan Junho tempuh. Bukan lagi jalan yang biasa dia lalui karena mulai hari ini ia akan tinggal bersama Chansung. Sesampainya pada salah satu bangunan apartemen mewah Junho memarkirkan mobilnya, Chansung yang sedari tadi mengendarai mobil di depan Junho sudah turun dari mobil, siap menanti Junho. Chansung berjalan mendekati mobil Junho “Adakah yang bisa ku bantu?”

“Tidak ada Channie semuanya sudah terangkut kemarin, ini hanya ada satu tas saja aku bisa membawanya sendiri”

“Tak apa, sini aku bawakan” Chansung kemudian mengambil tas ransel yang dibawa Junho.

Mereka berdua kemudian berjalan menuju apartemen Chansung, namun sebelum memasuki unit apartemen Chansung, Chansung memperkenalkan Junho dulu pada kepala security yang ada di apartemen tersebut.

“Perkenalkan ini adalah Lee Junho, suami saya dan mulai sekarang ia akan tinggal di sini. Saya titip dan mohon kerjasamanya ya pak” ucap Chansung pada kepala security yang berbadan kekar  di hadapannya.

#Deg untuk sesaat jantung Junho berdebar mendengar kata ‘suami’ tersebut, ya dia belum terbiasa dengan hal tersebut dan itu membuat Junho tersadar bahwa mulai hari ini statusnya sudah berbeda.

“Ah begitu.....baik tuan Hwang. Selamat datang tuan Lee Junho dan selamat atas pernikahan anda berdua” ucap kepala security tersebut sambil mengulurkan tangannya ke arah Junho dengan senyum ramah meskipun badan dan wajahnya tampak garang.

“Terimakasih pak, saya mohon bantuannya ya ke depannya” balas Junho tak kalah ramah disertai dengan eye smile nya yang tampak manis

“Kami mohon diri dulu ya pak” ucap Chansung

“Baik tuan Hwang dan tuan Lee selamat beristirahat”

Mereka berdua kemudian berjalan menuju lift ke unit Chansung, tempat tinggal Chansung yang kini akan menjadi tempat tinggal bagi Junho juga.

Junho kini mulai memasuki tempat tinggal barunya tersebut, ada sedikit perasaaan berbeda yang ia rasakan, meskipun beberapa hari ini ia memang sering ke sini untuk memindahkan barang-barangnya namun kali ini berbeda, kali ini ia tidak hanya datang untuk berkunjung kali ini dia datang untuk tinggal di sini, di sinilah rumahnya, tempat ia pulang kembali.

Junho masih asik dengan pikirannya sendiri saat Chansung keluar dari kamar Junho untuk meletakkan tas ransel Junho.

“Apakah ada yg salah Nuneo?”

“Hmmm...tidak ada Channie, hanya merasa sedikit aneh saja tiba-tiba harus tinggal di sini”

“Aaa.....karena itu...santai saja Nuneo, anggap saja rumahmu sendiri, hmmm... anggap saja aku tidak ada, nanti lama-lama kamu pasti terbiasa” jawab Chansung seadanya

“Kau sih enak tidak pindah tempat jadi tidak merasakan apa yg aku rasakan! Lagipula menganggapmu tidak ada?? Bagaimana mungkin? sementara badanmu saja sebesar beruang begitu... :p “

Chansung sedikit memberengut manja “Eiiiiyyy... kau ini kenapa selalu jahat padaku siih Nuneo? Aku kan selalu baik padamu.... ah sudahlah lupakan.. oiya nanti malam mau makan keluar atau mau makan di rumah?”

“Hmmm.....terserah kamu saja Channie, kalaupun makan di rumah memangnya kamu bisa masak??”

“Tentu saja, bahkan masakanku sangatlah enak, aku yakin kamu pasti ketagihan kalo sudah merasakan masakanku,...”

“Benarkah??? Aku tidak yakin..... coba buktikan padaku kalau memang masakanmu enak, aku tidak akan semudah itu percaya padamu tanpa bukti” tantang Junho

“Okee!! Akan aku buktikan padamu kalau aku memang koki yg handal”

“Baguslah kalau begitu berarti makan malam nanti kamu yg siapkan ya, aku mau istirahat dulu daaaa Channiee babooo :p” Junho menjulurkan lidahnya sambil berlari kecil  masuk ke dalam kamarnya kemudian menutup pintu kamarnya sambil tertawa cekikikan karena berhasil mengerjai Chansung

Sesaat kemudian Chansung baru sadar bahwa itu artinya dia harus menyiapkan makan malam untuk mereka berdua

“Ya!!!! Awas kau Lee Junho!!” Teriak Chansung dari luar kamar Junho sedangkan Junho tersenyum lebar di dalam kamarnya

Junho kemudian melepaskan jas dan pakaian yang ia kenakan dan berganti dengan pakaian santai. Setelah meletakkan pakaian kotornya, ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur untuk beristirahat sejenak sambil melihat-lihat kamar barunya.

Hanya kamarnya saja yang terasa asing, sesungguhnya barang-barang yang ada di sana adalah barang-barang yang sudah terbiasa Junho kenakan dan Junho temui sehingga sedikit banyak itu dapat membantu Junho untuk segera menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.

Lain Junho lain pula Chansung, setelah meneriaki Junho ia berjalan menuju kamarnya sendiri dan segera berganti pakaian dengan pakaian rumah, untuk sesaat ia melirik tempat tidurnya, tempat tidur tampaknya tempat yang nyaman saat ini mengingat tubuhnya yang juga sedikit lelah, namun mengingat pekerjaannya yang menumpuk karena hari ini ia tidak masuk ke kantor membuatnya mengurungkan niatnya untuk beristirahat.

Alih-alih beristirahat Chansung segera menuju ke dapur untuk membuat kopi agar ia kembali segar dan terjaga, Chansung membawa cangkir kopi tersebut ke ruang tamu dan meletakkannya di meja, ia lalu kembali ke kamar dan mengambil laptop serta beberapa berkas dan meletakkannya di samping kopinya tadi.

Chansung kemudian duduk di karpet dan mulai sibuk dengan laptop serta berkas yang ada di hadapannya, hingga tak terasa sinar matahari mulai meredup menghilang dan digantikan oleh pancaran sinar rembulan.

Chansung melihat ke arah jam yang tergantung rapi di salah satu dinding ruangan tersebut “Ah sudah jam 6 sore pantas di luar sudah gelap” Chansung mulai merapikan barang-barangnya yang berserakan di atas meja tersebut kemudian berdiri dan beranjak menutup tirai-tirai apartemennya serta menyalakan beberapa lampu karena Chansung tidak suka kegelapan.

Saat melewati kamar Junho Chansung tak mendengar satu pun suara sehingga ia menyimpulkan bahwa mungkin Junho sedang tidur, ia berniat akan menyiapkan makan malam dulu sebelum membangunkan Junho namun ia ingat menu makan malam kali ini adalah ramyeon yang tentunya tidak akan nikmat bila dibiarkan terlalu lama.

Chansung kemudian memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Junho, awalnya Chansung hanya mengetuk perlahan

“Junho-yah.....bangun sudah malam, waktunya makan malam”

Junho adalah orang yang mudah terbangun sehingga hanya dengan panggilan Chansung yang perlahan tersebut sebenarnya ia sudah terbangun dari tidurnya.

Junho bangun mengedip-mendipkan matanya, menatap sekelilingnya, ia masih sedikit agak bingung karena tadi ia tertidur dengan sangat lelap dan dalam waktu yang cukup lama sehingga membuatnya sedikit linglung

Mendengar tidak ada respon dari Junho Chansung kembalik mengetuk pintu kamar Junho, kali ini dengan agak keras “Junho-yah.....bangunlah ini sudah waktunya makan malam...”

Junho menjawab dengan malas-malasan “Mmmm.....iyaa aku bangun tuan Hwang”

“Baiklah, aku akan menunggumu di ruang makan” Chansung segera berlalu dari depan pintu kamar Junho dan beralih ke dapur untuk mulai menyiapkan makan malam.

Setelah memutar badannya ke kanan dan ke kiri serta menggeliat sepuasnya barulah Junho beranjak dari tempat tidurnya, ia lalu bergerak menuju kamar mandi dan membasuh mukanya agar tidak mengantuk lagi.

Junho mendengar adanya suara berisik dari arah dapur sehingga membuatnya melangkahkan kaki ke arah dapur dan benar saja di sana terdapat Chansung yang sedang sibuk memotong bahan makanan.

Merasa sedikit bersalah karena ia telah membuat Chansung memasak makan malam pertama setelah mereka menikah seorang diri, Junho menawarkan bantuan “Apakah ada yang bisa ku bantu Channie?”

“Mmm, kau sudah di sini ternyata Nuneo, tidak perlu cukup siapkan perutmu saja, akan aku buktikan kalau aku memang pintar memasak” jawab Chansung dengan masih tetap fokus pada bahan makanan yang ada di depannya.

“Baiklah, kalau butuh bantuan panggil saja aku”

“Mmmm....” jawab Chansung dengan menganggukkan kepala tanpa menoleh ke arah Junho

Junho kemudian duduk di salah satu kursi di ruang makan yang terhubung langsung dengan dapur apartemen tersebut sambil tetap memandangi Chansung yang sama sekali tidak menghiraukannya karena sibuk memasak.

15 menit kemudian Chansung sudah selesai memasak ramyeon spesial buatannya, ia membawa panci ramyeon ke meja makan. Tampak asap mengepul dari panci tersebut dan tentunya tercium aroma khas ramyeon hangat yang sangat sedap dan menggoda selera makan, membuat siapapun pasti akan bereaksi terhadapnya, tak terkecuali perut Junho.

“Kreuuuuuk...kreuuuuukkkkk....”dengan nyaringnya suara perut Junho memecah keheningan di apartemen tersebut

“Hahahahaha kau sudah lapar sekali tampaknya Nuneo, maafkan aku. Ini segera makanlah”

“Tentu saja aku lapar ini salahmu tau...kau lama sekali!!” jawab Junho dengan kesal menutupi rasa malunya

“Hahahaha maaf hwangjae-nim....ayolaah jangan kau habiskan malam pertamamu dengan marah-marah”

“Aishh!! Malam pertama apanya??!! Tererah kamu saja lah Channie, iyain aja biar cepet!” Jawab Junho dengan mode merajuknya yang terlihat sangat menggemaskan. Namun wajah cemberut Junho segera tergantikan dengan senyuman yang cerah sesaat setelah lidahnya merasakan masakan Chansung tersebut

“Aaahhhh..... ini enak sekaliiii.. Ini adalah ramyeon terenak yang pernah aku makan, kau hebat sekali Channie. Ternyata benar kau pintar memasak..”

“Eiiiiyy aku tidak akan termakan rayuan gombalmu Nuneo, aku tau modusmu, aku sudah hafal. Setelah ini kau pasti akan menyuruhku terus-terusan memasak, iya kan?”

“Hahahaha ujujujujujuuuuu Chan babo sudah pintar sekarang. Hahahaha tapi aku bersungguh-sungguh Channie, ini benar-benar enak. Terimakasih” ucap Junho diiringi dengan senyuman tulus yang menampakkan bulan sabit di kelopak matanya

“I’ts okay Nuneo, not a big problem. Habiskan yaa makanannya”

“Oke. Oiya karena kamu sudah memasak nanti biar aku yang membersihkan dan mencuci piringnya” ucap Junho

Chansung kemudian mengacungkan ibu jarinya ke arah Junho sambil sibuk mengunyah makanannya

Makan malam berlangsung dengan santai dan nikmat. Usai makan malam Junho memenuhi janjinya untuk mencuci piring sedangkan Chansung kembali beranjak ke ruang tamu dan membuka berkas-berkas untuk melanjutkan pekerjaanya lagi.

Junho yang sudah selesai membereskan peralatan makan mereka tadi berniat untuk kembali ke kamarnya, melihat Chansung yang tampak sibuk ia lalu menghampiri Chansung

“Bahkan weekend pun kamu tetap saja sibuk Channie”

“Hmmm...tidak juga Nuneo hanya saja karena tidak masuk hari ini jadi pekerjaanku menumpuk. Kau sudah mau tidur lagi?? Kamu tidak takut terlihat bantet kalau habis makan langsung tidur?” Chansung menoleh ke arah Junho

 “Ya!! Awas kau!! Aku bukan bantet tapi padat berisi, seksi dan montok tauu”

“hahahaha bukannya itu sama saja?”

“Aaaarrrghh, aku malas berbicara dengan orang yang berkaki pendek sepertimu”

“Apa katamu? Kamu bahkan lebih pendek daripada aku”

“Tapi aku tampan kamu tidak”

“Hahahahaha baiklaah baiklaaah, ku iyain saja biar cepat”

Junho tampak kesal dan mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam kamar. Chansung hanya tersenyum melihat tingkah Junho dan tak lama kemudian perhatiannya teralihkan pada pekerjaannya kembali. Saat disibukkan dengan pekerjaannya tiba-tiba Junho kembali muncul mendekat dan duduk di sebelah Chansung dengan membawa sebuah notes. Chansung hanya menatap Junho dengan terheran

“Hmmm......aku berencana untuk membagi tugas denganmu” ucap Junho memecah keheningan

“Bagi tugas??” wajah Chansung masih menampakkan ekspresi penuh tanda tanya

“Iya jadi setelah ini kita bagi tugas siapa yang memasak, siapa yang bersih-bersih dan lain-lain supaya adil”

“Aaaah...ituuuu.....okee, ku percayakan padamu Nuneo, aku yakin kamu bisa membagi dengan baik melihatmu yang selalu pandai menyusun suatu rencana” jawab Chansung sambil menepuk bahu Junho

“Eiiiy bilang saja kamu malas menyusunnya kan?”

“Hahahaha yes that’s right baby. Semangaat!! aku yakin kamu bisa” meski memberi semangat namun wajah dan intonasi Chansung tetap datar

“Dasar kau beruang malas!”

“Dan kamu pinguin cerewet”

Meskipun mereka berdua terlihat saling melempar kata-kata yang saling mengejek namun sebenarnya tidak ada maksud tertentu dari kata-kata tersebut, hal itu mereka lakukan semata-mata untuk mencairkan suasana diantara mereka, yang sejujurnya terasa sedikit canggung. Ya tentu saja semua orang akan merasa canggung saat melalui malam pertama pernikahannya bukan.

Junho kemudian berkutat menuliskan sesuatu pada notesnya sedangkan Chansung kembali sibuk mengerjakan pekerjaanya

“Lihat ini jadwal pembagian tugas kita, bagaimana?” ucap Junho dengan menyodorkan notesnya pada Chansung

Chansung megalihkan perhatiannya pada notes tersebut dan membacanya sekilas

“Oke aku setuju” jawab Chansung

“Tampaknya kau bahkan tidak memperhatikannya Channie”

Merasa terpergok Chansung berusaha mengelak “hahahaha..aku percaya padamu Nuneo..” balas Chansung sambil mengedip-ngedipkan matanya, jujur saja saat ini dia malas berdebat dengan Junho yang keras kepala itu

“Aarrggghh, terserah kau saja lah kalau begitu. Aku tempelkan di pintu kulkas ya..”

“Oke... terimakasih banyak Nuneo”

Junho berdiri dan berjalan menuju dapur untuk menempelkan notes yang berisi jadwal pembagian tugas tersebut pada pintu kulkas. Namun setelah menempelkan notes tersebut Junho menjadi bingung, apalagi yang harus ia lakukan? Jam masih menunjukkan pukul 8 malam dan tentunya ia belum mengantuk, apalagi sepanjang sore tadi ia tertidur dengan lelap.

Junho memutuskan untuk menyusul Chansung duduk di ruang tamu, setidaknya di sana dia jadi merasa memiliki teman dan tidak kesepian. Tunggu...bukankah biasanya Junho juga sendirian di apartemennya? Lalu mengapa ia sekarang harus merasa kesepian? Mungkin karena kini ia berada di tempat yang baru? Atau karena sekarang ia  memiliki status baru? Junho segera membuang jauh-jauh pikirannya tersebut karena saat ini Chansung sedang memandangnya, yang entah sejak kapan sudah Chansung lakukan karena Junho asik sendiri dengan pikirannya

“Kau melamun lagi Nuneo?”

“Ah tidak..” jawab Junho sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

“Lalu kenapa kamu berdiri terdiam seperti itu? Sini duduklah di sini, kau bisa menonton TV kalau memang kamu bosan” ucap Chansung dengan gesture tangan mempersilahkan Junho untuk duduk di sebelahnya.

Junho menuruti perkataan Chansung tersebut, sehingga berakhirlah kini ia duduk di sebelah Chansung

“Apakah ada yang bisa ku bantu Channie?”

“Mmm...” Chansung menatap Junho sesaat, sebuah ide terbesit dalam pikirannya

“Kau yakin mau membantuku? Aku akan sangat berterimakasih kalau kamu mau menyusunkan laporan ini” Chansung menunjukkan sebagian file yang belum ia kerjakan pada Junho, ya beberapa bulan bekerjasama dengan Junho membuat Chansung yakin menyerahkan beberapa laporan kepada Junho merupakan hal yang tepat karena kinerja Junho yang bagus

“Oke siap” jawab Junho dengan bersemangat.

Tiba-tiba Chansung teringat akan sebuah konsekuensi yang harus ia tanggung “Kau tidak akan meminta bayaran untuk ini kan?” tanyanya dengan wajah horor yang dibuat-buat

“Hahahaha di dunia ini tidak ada yang gratis Channie, bahkan ke toilet saja harus bayar :p”

-_______- “Lalu kau mau minta bayaran apa?”

“Bagaimana dengan menggantikanku memasak dan membersihkan rumah untuk 2 hari ini?”

Chansung tersenyum lega, itu bukanlah hal yang berat untuknya karena sebelum ia menikah dengan Junho ia juga selalu mengerjakan hal tersebut sendiri.

“Oke Nuneo. Deal”

Tak lama kemudian mereka berdua asik dengan perkerjaan mereka hingga tak terasa waktu sudah memasuki tengah malam ketika mereka menyelesaikannya.

“Terimakasih banyak Nuneo, berkatmu weekend ini aku bisa bersantai”

“Sama-sama Channie, aku juga berterimakasih mendapat beberapa ilmu baru darimu”

“Beristirahatlah, kamu pasti lelah”

“Okee, selamat malam Channie”

“Malam Nuneo..”

Usai membereskan berkas-berkas yang berserakan di meja dan mematikan laptop, Junho dan Chansung kemudian beranjak ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Sebelum memejamkan mata, Chansung kembali teringat besok malam ada makan malam keluarga yang harus ia datangi bersama Junho.

“Semoga besok ibu tidak melakukan hal yang aneh-aneh seperti biasanya...aaah aku jadi malas memikirkan acara besok....” gumam Chansung

Setelah beberapa saat mereka berdua kini telah terlelap dalam alam mimpinya masing-masing, menanti hari esok yang akan menyambut mereka dengan segala aktivitas baru mereka sebagai pasangan yang sudah menikah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

 

TBC

Mohon maaf baru bisa update karena belakangan ini saya tenggelam dalam Taecchan feels. #plakk hahahaha jadi berasa selingkuh saya :p

Terimakasih untuk yang sudah bersedia membaca, komen dan subscribe :))

Pertanyaan, komen, kritik dan saran selalu dinanti ^^.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
brat2104 #1
Chapter 8: Tolong sambung cerita ini... Please....
Galangaalpinia
#2
Chapter 8: Kakak dilanjut dong..... penasaran bgt soalnya, semangat.....!!!
Amaliaambar
#3
Chapter 7: Doorr sapaa tuh yg dtg hayooo ditunggu chap selanjutnya ya author-nim fighting
NobuMoru #4
Ditunggu thorrr chap selanjutnya, fighting!!
Amaliaambar
#5
Chapter 6: Ihh kok mereka ga sekamar sihhh ah ga seru nih chan cemen ga berani sekamar ama nuneo padahal kan udh sah hahahahah
thanks for update this chapter author-nim ditunggu kelanjutannya
Amaliaambar
#6
Chapter 5: Maaf baru bisa komen author-nim aaahh fav couple channuneo❤
Dasar channie pabbo wakakak
lanjut update author-nim semangaatt
adeloveskyu #7
Chapter 5: sweet channuneo ^^ chemistry..
ayudaantariksa #8
Chapter 4: Mwoo waee, kenapa mereka malah mau berantem di akhirrr, padahal awalnya manis, tapi kenapa jadi beginii authornimmm ㅠㅠ
ovygaara
#9
Chapter 3: Aahhh.... beautifull storyy... where i can find a man like chansung?? He is sooo gentle and sweet.... bener2 sosok laki2 yg bener2 'lakik' berkomiten dan ga banyak basa basi.

Ditunggu chap selanjutnya thornim~ fighting ^^
ayudaantariksa #10
Chapter 3: Kyaaaa, lanjut authornim , buat mereka menikah dan bahagiaaa ㅋㅋㅋㅋ 호이팅 .