Chapter 2

Our Happy (?) Marriage

“Halo”

.

.

.

.

.

.

.

.

 

“Halo Junho-yah, kudengar tadi meetingnya berjalan lancar, bahkan kliennya senang dengan idemu terimakasih Junho-yah, tadi aku sempat ditelepon supervisor kita untuk menyampaikan padamu bagaimana kalo projek ini kamu lanjutkan sekalian saja, tampaknya itu ide bagus Junho-yah, jadi aku bisa mengambil projek yang lain aku sungguh tidak keberatan kamu mengambil projek ini, jadi kamu jangan sungkan padaku ya, kamu mau kan ya ya ya ya?” ujar Jo Kwon tanpa jeda membuat Junho tertegun sejenak mencerna kata-kata Jo Kwon

“Jo Kwon-hyung?? aku kira siapa.....hmm...... Baiklah hyung akan aku lanjutkan projek itu kalo memang spv sudah approve. Terimakasih banyak hyung” jawab Junho sekenanya karena ia juga bingung harus berkata apa lagi

“Oke Junho-yah. Oiya ini nomer lainku memang wajar kalau kamu tidak tau, maafkan nomer satunya kehabisan pulsa. hehehe Baiklaah see you Junhooo, byee” Jo Kwon langsung menutup telponnya sebelum Junho sempat menjawab.

“Eiiiiiy hyung satu ini benar-benar deeeh” Junho berkata sendiri sambil tersenyum membayangkan hyungnya satu itu. Memang Junho tidak ada masalah dengan Jo Kwon karena dia sebenarnya bukanlah rekan kerja yang buruk, dan yaa walaupun tadi pagi Junho sempat menggerutu karena harus berangkat lebih pagi namun sebenarnya dia baik-baik saja dalam mengerjakan tugasnya, malahan dia tertarik terhadap projek yang diberikan kepadanya tersebut.

Junho adalah orang yang suka tantangan jadi wajar saja dia senang ketika ia mendapat projek baru seperti ini, dia senang dia dipercayai oleh supervisor dan seniornya untuk mengambil alih projek yang seharusnya dikerjakan oleh seorang senior. Bukankah itu merupakan sebuah kebanggaan? Junho masih tersenyum bangga pada dirinya sendiri ketika ia akhirnya tersadar bahwa itu berarti dia akan sering meeting keluar kantor dan itu artinya dia harus sering berangkat pagi ‘aaah jadi ini adalah bagian buruknya, bangun pagi tentunya. Tapi tak apalah memang harus ada yang dikorbankan jika kamu ingin mendapatkan sesuatu bukan?’ logika Junho mulai membuatnya berpikiran positif. Dan karena Junho merupakan orang yang suka mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu ia lalu bergegas mengambil laptop dan berkas-berkas meetingnya tadi siang untuk mempelajarinya lagi karena projek tersebut kini sudah menjadi projek miliknya sepenuhnya.

Setelah beberapa saat berkutat dengan file-filenya Junho kembali teringat Chansung, ‘hahaha kamu lucu sekali Junho-yah, bagaimana mungkin mengira itu tadi telpon dari Chansung tentu saja itu tidak mungkin bodoh, di mana logikanya Chansung akan menghubungiku.’ Jujur saja Junho memang tertarik pada Chansung karena dia nyambung dengan Junho tapi tentu saja Junho tidak akan berharap lebih. Junho hanya tersenyum kecil mengingat kebodohannya tersebut. Ia lalu merapikan file-filenya dan segera beranjak tidur ia tidak mau besok bangun kesiangan.

Hari-hari berlalu seperti biasanya hingga suatu siang Junho dipanggil oleh supervisornya “Junho-ssi baru saja aku mendapat kabar bahwa ada satu perusahaan lagi yang tertarik terhadap projek yang sedang kamu kerjakan itu sehingga akan ada meeting lagi hari Jumat nanti untuk membahas perubahan konsepnya. Meetingnya masih di tempat dan jam yang sama seperti senin kemarin, segera siapkan berkas-berkas yang diperlukan dan jangan datang terlambat. Apakah cukup jelas Junho?”

“Baik, Kim-ssi. Cukup jelas, saya akan menyiapkan berkas-berkasnya segera.”

“Terimakasih Junho-ssi, memang tidak salah aku mempercayakan projek ini kepadamu, kamu memang selalu cepat belajar dan dapat diandalkan. Terimakasih, sekarang kembalilah ke tempatmu.”

“Terimakasih banyak Kim-ssi, saya permisi dulu” Junho kemudian berlalu dari ruang supervisornya tersebut dengan perasaan senang dan bangga karena supervisornya benar-benar sudah percaya pada kemampuannya. ‘Aku akan berusaha lebih keras lagi’ begitulah sifat Junho ia akan selalu menjadi seseorang yang bekerja dengan sepenuh hatinya karena bekerja merupakan passionnya.

Jumat pagi Junho sudah berada di gedung JYP, gedung yang sama seperti senin kemarin saat ia meeting dan segera menuju ruang meeting yang ia masih mengingat dengan jelas di mana letaknya, di sana baru ada satu orang yang sudah datang Junho kemudian tersenyum dan segera duduk di salah satu kursi yang ada pada ruangan tersebut. Junho lega karena hari ini ia berangkat lebih awal, meeting baru akan dimulai 15 menit lagi sehingga ia masih bisa menyiapkan file-file yang ia bawa. 5 menit sebelum meeting dimulai ruangan tersebut sudah mulai terisi dengan peserta meeting, Junho memperhatikan satu per satu orang yang ada di ruangan tersebut. Junho mengenalinya, mereka adalah orang-orang yang senin kemarin ikut pada meeting dan itu artinya orang baru yang akan join pada projek tersebut belum datang. Junho penasaran dengan orang baru yang tiba-tiba memutuskan ingin bergabung dengan projek tersebut setelah membaca proposal mereka, sehingga sebentar-sebentar Junho melirik ke arah pintu masuk. Hingga terdengar langkah kaki mendekat dan mulai menampakkan siluet seseorang dengan badan tinggi tegap, langkah kaki tersebut kian mendekat dan siluet tersebut terlihat makin jelas,’Chansung.....’ Junho membulatkan kedua mata sipitnya.

Chansung memasuki ruangan tersebut dengan tersenyum, ia tampak sangat gagah dan berwibawa. Segera ia menundukkan kepalanya, menyapa orang-orang yang ada di ruangan tersebut termasuk Junho. Pandangan mata Chansung terhenti sejenak pada Junho, ia kemudian melebarkan senyumnya pada Junho, deg jantung Junho berdegup lebih keras. Bagaimana mungkin Junho dapat mengelak ketika melihat tatapan mata Chansung yang dalam dan senyumannya yang penuh arti ditambah lagi dengan perawakannya yang gagah berwibawa, dengan memakai jas dan berdandan rapi tentu saja wajar jika jantungnya berdetak lebih kencang. Junho lalu membalas dengan senyumannya yang tulus sehingga menampakkan eye smile manisnya. Chansung kemudian duduk dan tak lama kemudian meetingnya segera dimulai. Sesaat setelah meeting dimulai Chansung dipersilahkan untuk berdiri mengenalkan diri. “Perkenalkan saya Hwang Chansung mewakili Horvejkul corp, setelah membaca proposal projek ini perusahaan kami merasa tertarik dan memutuskan untuk bergabung, sehingga mohon maaf atas ketidaknyamanan yang kami buat karena harus mengadakan meeting ulang untuk menyesuaikan konsep sebelumnya dan saya mohon bimbingan dan kerja sama dari rekan-rekan sekalian kedepannya. Terima kasih.” Chansung menutup perkenalan dirinya dengan membungkuk dan tersenyum.

Sungguh chansung tampak sangat elegan dan berwibawa dalam membawa dirinya. Junho tertegun menatap Chansung. Hingga ia menyadari Chansung mulai menggerak-gerakkan bibirnya mengisyaratkan ‘Junho, Junho, Junho’ Junho merasa ngeri pada dirinya sendiri yang tercengang hanya karena seorang Hwang Chansung, bahkan ia mulai membayangkan Chansung memanggil-manggil namanya, bukankah ini tidak masuk akal? Junho masih menatap Chansung dan kemudian ia menyadari bahwa Chansung bukan hanya menggerak-gerakkan bibirnya mengisyaratkan Junho namun juga menunjuk Junho. Junho seketika tersadar bahwa sebenarnya itu adalah gilirannya untuk mempresentasikan konsep yang dimilikinya, saat itu juga Junho merasa malu kedua telinganya langsung memerah, ia segera meminta maaf pada peserta meeting yang lain kemudian mengambil berkasnya dan mempresentasikannya.Sesaat ia melirik ke arah Chansung, terlihat Chansung menatapnya sambil tersenyum jahil, ‘Awas kau Hwang Chansung!! Kamulah yang membuatku seperti ini. Fyuuh untunglah aku sudah mempersiapkan diri sehingga tadi cukup lancar walaupun awalnya cukup memalukan’ batin Junho.

Meeting berjalan dengan lancar, seperti biasanya saat bekerja Junho akan fokus pada pekerjaannya sehingga distraksi kecil seperti pikirannya terhadap Chansung tadi akan segera terlupakan saat ia mulai serius bekerja. Selesai meeting Chansung segera mendekati Junho. “Presentasi yang menarik Junho-ssi” kata Chansung sambil tersenyum jahil.

“Aha!! Terimakasih Chansung-ssi, anda sukses membuat saya terlihat seperti orang bodoh!” jawab Junho kesal.

“hahahaha Junho-yah jangan sejahat itu padaku, aku tau kamu terkejut melihatku di meeting tadi tapi aku tidak menyangka kebiasaan melamunmu itu sangat parah bahkan saat meeting pun kamu bisa melamun seperti itu hahaha” Chansung tertawa puas

“Aku tidak melamun aku hanya.......” kedua telinga Junho memerah tanda ia benar-benar malu karena jelas-jelas tertangkap basah oleh Chansung saat ia sedang berkhayal “..............Ah sudah lupakan aku hanya sedang sedikit tidak fokus karena lapar” jawab Junho sekenanya.

“Aigoo maafkan aku Junho-yah, aku tidak menyangka ternyata kamu datang meeting dengan perut kosong, kalau begitu sebagai ucapan maafku ku traktir kamu makan siang, bagaimana?”

“Tidak perlu repot-repot Chansung-ah, it’s ok... Lagipula ini salahku sendiri, maafkan aku juga tidak bermaksud memarahimu aku hanya kesal pada diriku sendiri”

“Sudahlah Junho-yah tidak perlu kamu jelaskan aku tau itu, tampak jelas di wajah dan telingamu kamu pasti malu ya hehehe” Chansung tidak henti-hentinya menggoda Junho sehingga membuat Junho makin merah padam karena malu bercampur emosi

“Hwang Chansung kauuu!!!” Junho hampir saja lepas kendali tapi dengan segera Chansung menunjukkan wajah tampan innocentnya dengan sebuah senyuman tulus

“Aku benar-benar minta maaf Junho-yah, maafkan sikapku tadi ya aku benar-benar merasa bersalah padamu, dan sungguh aku ingin mengajakmu makan siang, bukankah kamu lapar? Kamu kan belum begitu hafal daerah sini, ayok aku tunjukkan tempat makan enak di daerah sini, ok?”

Junho hanya mengangguk dan tersenyum. Tidak mungkin dia benar-benar bisa marah pada orang yang baru dikenalnya beberapa hari tersebut belum lagi sekarang ini dia adalah rekan bisnisnya akan lebih rumit bila ada masalah di antara mereka.

Chansung berjalan dengan Junho ke lobby depan gedung JYP, Junho lalu bertanya “Tidak perlu membawa mobil kah?”

“Oh tidak perlu Junho-yah cukup berjalan kaki saja bisa sampai kok”

“Jangan bilang kamu hanya akan mengajakku ke cafe seberang jalan kemarin itu Chansung-ah” Junho meledek Chansung, sepertinya mood Junho sudah kembali lagi.

“Hahahaha tentu saja tidak Junho-yah, kamu negative thinking sekali padaku Junho”

“Tentu saja aku akan negative thinking setelah apa yang kamu katakan padaku tadi” jawab Junho sambil memajukan bibirnya

“hahahaha kamu lucu Junho-yah kenapa masih membawa masalah yang tadi-tadi kan aku sudah minta maaf tadi. Ayolah Junho kamu harus move on, jangan suka mengungkit-ungkit masalah yang sudah berlalu” ejek Chansung

“Heiii barusan saja kamu meminta maaf dan kamu sudah mulai akan mengulangi kesalahan yang sama, ayolah Hwang Chansung kamu harus belajar memperbaiki diri, tidak ada kerbau yang akan jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit” jawab Junho tak kalah mengejek

“Tapi aku kan bukan kerbau”

“Oiya aku lupa kamu kan beruang” ejek Junho. Chansung kemudian tertawa lepas mendengar jawaban Junho, melihat Chansung yang tertawa lepas tanpa sadar Junho pun ikut tertawa.

Setelah 5 menit berjalan mereka lalu tiba di sebuah restoran daging panggang “hmmm baunya enak sekali, baru mencium aromanya saja sudah bisa kubayangkan enaknya” kata Junho sambil mengendus-endus aroma daging panggang yang sudah mulai merangsang air liurnya.

“hahaha yes, that’s right Junho, kan aku berjanji membawamu makan di tempat yang enak, aku kan pria yang memegang janjiku Junho” Chansung tersenyum bangga

“hmmm.....sombong sekali kamu Chansung. Awas saja kalau sampai tidak enak maka aku akan menagih kembali janjimu!” Junho menantang Chansung

Merasa tertantang balik Chansung menjawab “Silahkan, kalau sampai ini benar-benar enak maka makan siang selanjutnya kamu harus mentraktirku!”

“Call !! bukan masalah” jawab Junho walaupun sebenarnya dari bau yang tercium Junho yakin Chansung memang tidak berbohong kalau makanan di restoran tersebut enak.

Setelah pesanan datang Junho dan Chansung segera melahap habis makanan yang tersaji di depan mata mereka. Mereka makan dengan lahap seperti orang yang sudah lama tidak makan. Selesai makan mereka lalu saling tersenyum “Lihatlah kita seperti orang yang sudah seminggu tidak makan, menghabiskannya dalam waktu sangat singkat” ucap Chansung

“Well aku makan cepat karena takut kamu habiskan dulu Chansung-ah, kamu terlihat seperti beruang besar yang bisa makan segalanya” ejek Junho

“hahahaha kamu memang sangat mengerti aku Junho-yah, itu benar. Tapi melihat ekspresimu saat makan tadi bukankan berarti aku menang?”

“Menang??...” Junho tampak bingung

“Iya menang kalau rasanya benar-benar enak makan siang selanjutnya kamu akan mentraktirku bukan?” Chansung menyeringai.

“Aaaah yang ituuu. Aigoooo ingatanmu tajam sekali kalau urusan makanan Chansung-ah” jawab Junho sambil tertawa “Baiklah... Aku mengerti, selanjutnya biarkan aku yang mentraktirmu, happy now tuan Chansung?”

“Hahahaha tentu saja aku senang. Siip !!!! deal yaa berarti hehehe” Chansung tersenyum lebar, namun wajahnya segera berubah menjadi serius “Tapi Junho-yah jangan kamu ulangi lagi ya apa yang kamu lakukan hari ini, meeting dengan perut kosong itu tidak baik untuk kesehatanmu. Meeting itu membutuhkan konsentrasi yang tinggi yang tentunya akan menguras energi. Sepertinya kemarin itu kamu juga belum makan ya sebelum meeting?”

“Heol, daebak cenayang Chansung bagaimana mungkin kamu bisa menebak kembali dengan tepat? Luar biasa.... the amazing Chansung-man” jawab Junho sambil bercanda

“Junho aku sedang tidak bercanda saat ini” Chansung menatap serius kedua mata Junho

Deg jantung Junho kembali berdetak keras, ‘Chansung bisa berubah dengan sangat cepat dari yang awalnya playfull Chansung menjadi scary Chansung’ batin Junho

“Baik Chansung-ah, terimakasih atas nasehatnya, aku akan mengingatnya dan melakukannya lain waktu tapi bisakah kamu tidak seserius itu? kamu menakutiku” jawab Junho

“Aku terpaksa melakukannya karena sepertinya kamu tidak akan menganggap serius ucapanku Junho-yah. Aku tidak ingin kamu sakit hanya karena belum makan, itu sungguh tidak lucu Junho, aku tau kamu adalah tipe orang yang akan mengorbankan kesehatanmu hanya demi pekerjaanmu. Berjanjilah padaku untuk makan tepat waktu, ok?”

“Baik tuan Chansung aku berjanji...” jawab Junho sambil tertunduk, sungguh Chansung memiliki kekuatan yang besar pada diri Junho, hanya dengan tatapannya saja bisa membuat Junho pasrah dan takut.

“Siip itu baru Junho yang baik” jawab Chansung dengan wajah yang kembali ceria dan menepuk-nepuk kepala Junho dengan lembut

‘Heol orang ini benar-benar seram, dia bisa membuatku merasa tertekan dan kemudian membalikkan mood menjadi cerah lagi’ batin Junho

“Sekarang ayo kita kembali Junho aku yakin kamu ingin segera pulang karena TGIF !!!!” kata Chansung dengan semangat

“Terus kenapa?” jawab Junho datar                                       

“Yaaah bukankah ini bisa menjadi party time, dating time, family time?” jawab Chansung

“Bagi sebagian orang iya, tapi bagi sebagian juga tidak. Untuk beberapa orang itu berarti waktunya untuk istiharat saja”

“Hahaha kamu benar Junho-yah. Jadi kamu bagian dari orang yang mana?”

“Tentu saja istirahat, bangun siang. hahahaha”

“Aah benar sekali bermalas-malasan tampak menyenangkan. Atau jangan-jangan minggu ini sudah ada pesta pernikahan yang harus kamu datangi lagi Junho-yah?” canda Chansung

“Hahahaha tampaknya tidak ada agenda seperti itu minggu ini Chansung-ah, bagaimana denganmu?”

“Ah menyenangkan sekali Junho aku iri padamu, aku juga ingin beristirahat dan bermalas-malasan tapi sialnya aku sudah mendapatkan undangan untuk weekend ini, beberapa weekend ini banyak sekali pesta pernikahan yang harus kudatangi, mungkin ini musim kawin. hahahaha bukankah ini menyebalkan?”

“Yeah it’s ” jawab Junho sambil tersenyum, “Tapi siapa tau kamu bisa bertemu lagi dengan Junho-Junho yang lain, jangan lupa untuk mencari di tiap-tiap sudut dan pojokan Chansung-ah”

“Hahahaha tidak semua pesta memiliki Junho di dalamnya, kemarin itu adalah hari keberuntunganku bisa menemukan Junho di sudut taman”

“Bagaimana kamu bisa tau tidak ada Junho di dalamnya kalo kamu belum mencobanya Chansung-ah?”

“Karena biasanya dalam pesta-pesta aku juga merupakan Junho” jawab Chansung menggoda

“Hmm maka kamu akan bertemu Chansung-Chansung yang lain tentunya” jawab Junho bercanda

“Aaah berarti ada banyak Chansung tampaknya. Aku kira tidak semua pesta mempunyai Chansung” jawab Chansung tampak kecewa

“Tidak....Kamu benar Chansung-ah tidak semua pesta ada Chansung di dalamnya dan minggu lalu pun tampaknya aku juga sedang beruntung menemukan Chansung di dalamnya” Junho akhirnya mengakui perasaannya meski ia sedikit tersipu

“Syukurlah ku kira ada banyak Chansung” jawab Chansung kembali menggoda Junho

“Yakhh !! aku sedang merasa bersalah kenapa kamu malah mengejekku?”

“Hahaha maafkan aku Junho-yah. Hmmm tapi ku rasa besok akan menjadi sangat membosankan.......”

“Karena kamu sering menjadi Junho juga jadi aku mengerti perasaanmu Chansung-ah. Cukup ambil makanan senyum seperlunya lalu pergi ke pojokan. Fightiiiing!!” jawab Junho

“Hahahaha terimakasih untuk kata-kata penyemangatmu Junho sangat tidak meyakinkan”

Mereka melanjutkan obrolan ringan mereka sambil bercanda 15 menit berlalu mereka lalu memutuskan untuk pulang.

@ Junho’s apartment

‘Aku benar-benar tidak menyangka berada di projek ini akan membuatku justru bertemu terus dengan Chansung. Hahahaha orang itu aneh, benar-benar aneh, well aku juga aneh siiih tapi sungguh menemukan orang yang bisa ngobrol seperti itu sangat susah dan lihatlah apa yang terjadi padaku sekarang, apa yang terjadi padamu Lee Junho kenapa kamu bisa seterbuka itu pada orang yang baru kamu kenal beberapa hari lalu aiiiiiishhhh. Tapi.....sungguh bersama Chansung membuatku seperti terhipnotis, aku jadi terbawa pemikirannya bahkan dia bisa membuat suasana menyenangkan sekaligus menyeramkan dalam waktu hampir bersamaan. Efek yang dia berikan kepadaku benar-benar membuatku takut pada diriku sendiri. Dia seperti medan magnet yang siap menarikku dengan kuat, eiiiiiy Lee Junhooooo euuuuuh cukup dengan fantasimu wake up!!’ Junho lalu tersenyum sendiri menyadari pikirannya yang sudah kemana-mana ia lalu memutuskan untuk segera beristirahat daripada memikirkan hal yang aneh-aneh.

Keesokan harinya Junho menepati janjinya, janji untuk bermalas-malasan dan menikmati weekendnya untuk beristirahat entah kali ini dia sudah tidur yang keberapa kalinya karena setiap terbangun sebentar Junho segera tidur kembali dan hal itu dilakukannya berkali-kali hingga ia akhirnya tidak bisa tidur lagi karena gerah. Ia melihat hp nya untuk melihat jam, jam 11 siang “aah pantas saja aku merasa gerah” Junho masih bergulung-gulung nyaman di tempat tidurnya ketika hpnya kemudian bergetar drrrrtdrrrrt 1 pesan baru diterima

“Junho-yah aku bosan, aku tidak dapat menemukan Junho di sini”

Deg, ‘Chansung.....’ segera Junho bangkit dari tidurnya terduduk menatap layar hpnya dan mengetikkan balasan untuk Chansung

“Tentu saja kamu tidak akan menemukannya, Junho itu limited edition :p

Kau sudah mengambil makanannya belum?”

Drrrrtdrrrrt Junho kembali mengambil hp nya

“Sudah”

Junho bingung harus membalas apa haruskah ia akhiri percakapannya dengan Chansung atau ia teruskan saja. Tangannya lalu mengetikkan sesuatu

“Baguslah sekarang jadilah Junho yang baik carilah pojokan ruangan/taman yang nyaman lalu berbicaralah dengan pikiranmu sendiri, itu akan sangat membantu”

“Jadi itu yang membuatmu selalu melamun? :p”

“Kau seharusnya bersyukur aku memberimu tips untuk bertahan pada acara seperti itu bukan malah menginterogasiku -______-“

“Hahaha baiklah terimakasih tuan Junho, kamulah penyelamatku superhero Junho”

Junho mengetikkan pesan dengan sedikit emosi karena Chansung mengejeknya “Kamu tampaknya bahagia sekarang, selamat anda sudah bisa berbahagia di atas penderitaan orang lain”

Junho sebentar-sebentar melirik hp nya, menanti balasan dari Chansung namun hingga beberapa jam kemudian tidak ada balasan dari Chansung, sampai malam hari pun Chansung tetap tidak membalas pesan Junho, akhirnya Junho menyerah yah mungkin Chansung memang hanya bosan tadi siang.

Chasung dan Junho sudah tidak mengobrol lagi semenjak hari itu, Junho perlahan juga sudah mulai tidak memikirkan Chansung karena mulai fokus pada pekerjaannya. Seminggu kemudian Junho mendapat undangan untuk meeting projeknya, itu berarti dia akan bertemu Chansung lagi. Excited?, tentu saja karena hanya Chansung lah orang yang paling ia kenal dalam projek tersebut sedangkan mitra kerja yang lainnya hanyalah sekedar rekanan kerja biasa, tungguuuu?? Apakah itu berarti Chansung lebih dari rekan kerja biasa? Tentu saja bukan, dia hanyalah orang asing, tapi setidaknya Junho pernah ngobrol dengan akrab bersamanya sehingga mungkin hal itu yang membuat Junho merasa senang, dia punya teman baru.

Hari meeting pun tiba, seperti biasanya seorang Lee Junho sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan rapi dan datang 15 menit lebih awal, ketika ia memasuki ruang meeting matanya membulat melihat seorang namja yang sudah tidak asing lagi baginya sudah duduk sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya. Jujur saja Junho bingung harus mengatakan apa karena setelah pesan terakhirnya dengan Chansung seminggu yang lalu tidak ada lagi komunikasi di antara mereka, dan saat ini ia hanya berdua saja dengan Chansung, maka Junho memberanikan diri untuk menyapa Chansung terlebih dahulu

“Eheem permisi. Selamat pagi Chansung-ssi” sapa Junho karena Chansung tampaknya tidak menyadari kedatangannya.

Chansung mengalihkan tatapan mata dari laptopnya ke sumber suara yang sudah ia kenali, “Junho-ssi, selamat pagi, selamat datang” Chansung tersenyum menatap Junho

Junho menganggukkan kepalanya, tersenyum, kemudian mengambil tempat duduk di ujung meja.

Chansung lalu menegurnya “Kenapa duduk jauh di sana Junho-ssi? Kita akan tampak seperti orang yang sedang bermusuhan kalau seperti ini bukan?”

Junho mengusap tengkuk kepalanya, tersenyum nervous “Ah kamu benar Chansung-ssi” Chansung tersenyum jahil namun Junho tidak melihatnya karena Junho sibuk membawa barang-barangnya untuk pindah ke tempat duduk tepat di sebelah Chansung. Setelah Junho duduk dan mulai membuka file-file miliknya, terdengar suara Chansung “Tampaknya kamu memang pekerja keras Junho-yah, kamu tidak lupa untuk makan dulu kan?”

Merasa suasana mulai tidak terasa begitu kaku dan Chansung pun sudah tidak  memanggilnya secara formal lagi Junho menjawab dengan santai “Tentu tidak, aku udah berjanji pada seseorang untuk makan dulu sebelum meeting, kalau aku tidak makan mungkin orang tersebut akan mengulitiku hidup-hidup”

“Baguslah” Chansung tersenyum lega

“Kamu sendiri sudah makan kah Chansung?”

“Tentu saja Junho-yah, makanan dan Hwang Chansung adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.hehe Oiya aku mau menanyakan beberapa hal kepadamu” setelah sedikit terlihat santai Chansung kembali tampak sangat serius menatap Junho

Deg, seketika Junho kembali nervous “Eeehhm...apa yang ingin kamu tanyakan Chansung-ah?”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
brat2104 #1
Chapter 8: Tolong sambung cerita ini... Please....
Galangaalpinia
#2
Chapter 8: Kakak dilanjut dong..... penasaran bgt soalnya, semangat.....!!!
Amaliaambar
#3
Chapter 7: Doorr sapaa tuh yg dtg hayooo ditunggu chap selanjutnya ya author-nim fighting
NobuMoru #4
Ditunggu thorrr chap selanjutnya, fighting!!
Amaliaambar
#5
Chapter 6: Ihh kok mereka ga sekamar sihhh ah ga seru nih chan cemen ga berani sekamar ama nuneo padahal kan udh sah hahahahah
thanks for update this chapter author-nim ditunggu kelanjutannya
Amaliaambar
#6
Chapter 5: Maaf baru bisa komen author-nim aaahh fav couple channuneo❤
Dasar channie pabbo wakakak
lanjut update author-nim semangaatt
adeloveskyu #7
Chapter 5: sweet channuneo ^^ chemistry..
ayudaantariksa #8
Chapter 4: Mwoo waee, kenapa mereka malah mau berantem di akhirrr, padahal awalnya manis, tapi kenapa jadi beginii authornimmm ㅠㅠ
ovygaara
#9
Chapter 3: Aahhh.... beautifull storyy... where i can find a man like chansung?? He is sooo gentle and sweet.... bener2 sosok laki2 yg bener2 'lakik' berkomiten dan ga banyak basa basi.

Ditunggu chap selanjutnya thornim~ fighting ^^
ayudaantariksa #10
Chapter 3: Kyaaaa, lanjut authornim , buat mereka menikah dan bahagiaaa ㅋㅋㅋㅋ 호이팅 .