Chapter 3

Our Happy (?) Marriage

“Bagian ini apakah benar ini menunjukkan blablabla........” Chansung bertanya panjang lebar sambil menunjuk-nunjuk angka-angka dan chart yang ada di laptopnya yang ternyata merupakan bagian dari projek mereka.

Junho bernafas lega ‘Fyuuh memangnya kamu pikir Chansung akan menanyakan apa Junho  paboo..’ Junho lalu menjelaskan kepada Chansung. Mereka berdua lalu asik mendiskusikan projek mereka  sambil membuat catatan-catatan baru, hingga tidak terasa ruangan tersebut sudah dipenuhi oleh peserta meeting yang lain.

Meeting berjalan dengan lancar dengan sesekali Chansung dan Junho berbisik maupun saling mendekatkan kepala mereka untuk mendiskusikan sesuatu, mereka berdua tampak kompak sekali. Meeting akhirnya benar-benar selesai dan satu per satu pesertanya mulai meninggalkan ruangan hingga tersisa Chansung dan Junho.

“Chansung-ah ayok ku traktir makan aku masih punya hutang padamu” ucap Junho sambil menampilkan eye smile nya, karena jujur saja sepanjang meeting tadi Junho merasa sangat terbantu oleh Chansung yang beberapa kali membantunya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak terduga, maklum ini adalah projek pertama Junho yang ia pegang sendiri sepenuhnya sehingga terkadang ia masih gugup dan agak lama dalam menjawab, namun Chansung selalu sigap membantunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit tersebut, sehingga ia ingin mengajak Chansung makan siang sekedar sebagai ungkapan rasa terimakasihnya.

“Aah benar sekali kamu masih punya hutang padaku, ayok kebetulan aku juga lapar” Chansung tersenyum bahagia mendengar kata makan dan ditraktir.

“Karena aku yang traktir jadi kamu yang menentukan tempatnya oke?” jawab Junho

“Kamu yakin?” Chansung tersenyum jahil

“Tentu saja” jawab Junho yakin ia masih belum menyadari bahaya apa yang mengintainya

“Kalo begitu aku ingin makan di restoran xxxx” Chansung menyebutkan sebuah nama restoran yang notabenenya merupakan restoran mewah dengan harga yang tentunya bisa membuat kantong segera bolong.

“Eiiiiy....... kamu mau memerasku Chansung-ah?” jawab Junho sambil memincingkan mata sipitnya

“Hahahaha tentu saja, kan kamu yang menawarkan padaku aku boleh menentukan tempat makannya” jawab Chansung sambil tersenyum jahil

“Baiklah kalau begitu aku traktir kamu ke sana tapi setelah itu kamu harus membiayai hidupku sebulan kedepan” jawab Junho santai

“Wah kenapa hanya menagih hutang saja bisa membuatku harus menanggung hidup anak orang begini? padahal kan kamu tadi yang janji, kamu memberi harapan palsu Junho-yah” Chansung menjawab sambil memajukan bibirnya

“Karena kamu menagihnya dengan mengancam keberlangsungan hidup anak orang Chansung-ah” jawab Junho tidak mau kalah

“hahahaha baiklaahbaiklaah kalo begitu kita makan di Chinese food kesukaanku saja bagaimana?”

“Naah itu bagiku terdengar masuk akal sekarang” Junho memberikan jempolnya pada Chansung sambil tersenyum jahil

Mereka lalu berangkat dengan mengendarai mobil Chansung. Dalam perjalanan mereka asik mengobrol.

“Junho-yah terimakasih karena kamu tadi datang lebih awal dan mau menjelaskan kepadaku dulu” ucap Chansung sambil melihat ke arah Junho

Junho menoleh ke arah Chansung “Aigoo Chansung-ah, itu tidak perlu. Lagipula wajar kalau ada beberapa poin yang harus dijelaskan karena memang kamu tidak ikut meeting dari awal projek ini terbentuk. Tapi sebenarnya kamu keren Chansung-ah, kamu bisa segera mengikuti dan bahkan mengoreksinya padahal kamu baru bergabung, bahkan kamu sudah bisa membantuku menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, terimakasih.” Ucap Junho dengan telinga yang memerah karena malu memuji Chansung habis-habisan seperti itu, namun Junho hanya mencoba berkata jujur karena Chansung memang bisa langsung mengikuti semua progres yang ada dan menurut Junho kemampuan Chansung tersebut di atas rata-rata.

“hahaha tidak juga Junho-yah, itu berkat bantuanmu juga. Kamu tau? Baru kali ini aku menemukan partner kerja yang benar-benar bisa aku ajak diskusi dengan baik. Hmm...berarti ini kita saling menguntungkan ya?” Chansung tersenyum pada Junho. Mereka lanjut mengobrol, kemudian makan dan pulang. Kali ini cukup banyak yang mereka obrolkan mulai dari pekerjaan, makanan, hobi hingga ke masalah pasangan. Dari obrolan-obrolan tersebut memperjelas fakta bahwa keduanya saat ini memang sedang tidak mempunyai pasangan sehingga tidak akan menimbulkan masalah bila mereka sering makan maupun ngobrol berdua.

Semakin hari projek tersebut segera mendekati waktu pelaksanaannya sehingga tentunya membuat komunikasi Chansung dan Junho semakin intens, namun biasanya hanya terbatas pada pekerjaan saja sedangkan untuk masalah di luar pekerjaan obrolan mereka hanya sekedarnya saja, karena mereka mulai sangat disibukkan dengan projeknya. Hubungan Chansung dan Junho juga semakin dekat namun hanya seperti partner yang siap bekerjasama untuk mencapai tujuan projeknya bersama. Mereka saling mengimbangi dalam hal pekerjaan tersebut, saling membantu satu sama lain sehingga mereka saling merasa nyaman.

 

Tidak terasa hampir tiga bulan sudah mereka saling mengenal, projek yang mereka kerjakan pun sudah hampir selesai dan bisa dikatakan berhasil dengan hasil yang cukup memuaskan. Mendekati akhir projek, mereka sudah bisa lebih bersantai sehingga mereka terkadang bisa mengobrol lebih lama. Hingga suatu weekend Chansung menghubungi Junho

Drrrrtdrrrrrt hp Junho menampakkan pesan dari Chansung

“Junho apakah kamu ada waktu nanti malam? Aku ingin bertemu denganmu ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu secara langsung”

“Tentu saja Chansung-ah, aku sedang tidak ada janji. Jam berapa? Bertemu di mana?” Junho mengirimkan pesannya dengan pikiran terheran-heran, tumben sekali Chansung menghubunginya pada saat weekend, terakhir kali Chansung menghubunginya pada saat weekend sudah hampir 3 bulan lalu saat Chansung bosan di acara pernikahan yang ia datangi sendiri dulu, dan sangat tidak wajar bagi Chansung tiba-tiba meminta ijin hanya untuk membicarakan sesuatu, biasanya Chansung akan segera menyampaikan apa yang ingin ia bicarakan tanpa berbasa-basi. Selama menunggu balasan dari Chansung, Junho menjadi was-was dan harap-harap cemas, pikirannya ke mana-mana ia takut kalau ternyata ia membuat suatu kesalahan, tapi kesalahan apa yang ia lakukan? Junho selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja. Atau karena projeknya gagal? Tapi itu tidakah mungkin melihat progressnya yang bagus, lalu ada masalah apa ini? Junho sedari tadi mondar-mandir tidak karuan karena stress memikirkan apa yang ingin Chansung bicarakan padanya

“Jam 7 malam. Di tempatmu bagaimana?”

Mata Junho terbelalak, ‘what?????di tempatku wae????? Ada apa ini???’ apa yang ingin dibicarakan Chansung sampai-sampai dia mau datang ke rumah Junho? Namun Junho tetap memberanikan diri menjawab Chansung dengan polosnya

“Oke Chansung-ah silahkan saja”

“Share locationmu ya nanti aku akan ke sana, sampai ketemu nanti Junho”

“Siap”

Junho lalu segera bersiap-siap dan merapikan apartemen mungilnya. Jam 7 malam Chansung menghubungi Junho

“Junho aku sudah di depan apartemenmu. Aku harus ke lantai berapa?”

“Kamu parkirkan dulu saja mobilmu Chansung-ah, aku akan segera menyusulmu”

Mereka lalu bertemu di tempat parkir apartemen Junho, saling menyapa sebentar dan Junho mengajak Chansung untuk masuk ke apartemennya. Sepanjang perjalanan menuju apartemen Junho suasana sangat hening karena Junho yang memang grogi dan bingung mau bertanya apa sedangkan Chansung sendiri masih bungkam belum mengutarakan apa maksud kedatangannya tersebut.

Malam itu seperti biasanya Chansung tampak rapi, gagah dan berwibawa walaupun hanya dengan pakaian casual begitupun dengan Junho tampak tampan. Sesampainya di depan pintu apartemen Junho, Junho menekan beberapa tombol sandi kemudian pintu terbuka dan ia mempersilahkan Chansung untuk duduk.

Chansung duduk di sofa ruang tengah Junho namun Junho masih berdiri “Jadi, teh kopi soda jus air putih bir soju wine?”  tanya Junho sambil sedikit bercanda berusaha mengalihkan kegrogiannya

Chansung tertawa ringan “hmmm air putih biasa saja cukup Junho tidak perlu repot-repot”

“Oke siap, tunggu sebentar ya”

Junho lalu sedikit berlari kecil ke dapur dan mengambil 2 gelas air putih, untuknya dan untuk Chansung, kemudian ia meletakkannya di meja.

“Silahkan diminum tuan Hwang.” Junho mempersilahkan dengan tersenyum

“Terimakasih tuan Lee” jawab Chansung mengimbangi candaan Junho, ia lalu mengambil salah satu gelas yang ada lalu meminumnya beberapa teguk kemudian meletakkannya kembali ke meja, Chansung kemudian memasang wajah serius dengan menatap dalam ke mata Junho “Junho kamu tau aku bukan orang yang suka berbasa basi begitupun dengan kamu, sehingga aku akan langsung saja membicarakan hal yang ingin aku sampaikan padamu apakah boleh?”

Deg, Junho takut, tampaknya ia benar-benar membuat suatu kesalahan fatal sampai-sampai Chansung yang biasanya santai dan diselingi candaan kini tampak sangat tegang dan serius, dengan sedikit ragu Junho menjawab “Iya, tentu saja, silahkan. Tenang saja Chansung aku tidak akan tersinggung.”

Chansung tersenyum “Aku tau kamu akan menjawab seperti itu, kamu memang orang yang baik Junho. Baiklah, langsung saja, sebenarnya aku ke sini untuk melamarmu Junho”

Mata sipit Junho terbelalak kaget “Me...la...mar....??” jawabnya dengan mata sipit yang membelalak karena shock

“Iya Junho, melamarmu. Aku ingin mengajakmu menikah, apakah kamu bersedia?”

Deg deg deg, jantung Junho sudah berdetak tidak karuan, kepalanya pening, ia terlalu terkejut dengan apa yang dikatakan Chansung, tentu saja semua orang akan terkejut ketika tiba-tiba dilamar oleh rekan kerja yang baru dikenalnya 3 bulan lalu dan tanpa ada hubungan spesial terlebih dahulu, apakah Chansung sedang mengerjai Junho? Tentu tidak, ini bukanlah tanggal 1 April.

“Wae??” hanya itu yang bisa Junho ucapkan dengan jantung yang masih berpacu cepat, untungnya dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung karena bila ia memilikinya maka bisa dipastikan saat ini penyakit tersebut akan kambuh

“Karena aku rasa kita cocok dan saat ini kita sama-sama tidak sedang mempunyai hubungan dengan orang lain, belum lagi usia kita juga bukanlah usia-usia untuk bermain-main lagi bukan? Aku yakin kamu sudah lelah ditanyai oleh keluargamu maupun orang lain mengenai mana pasanganmu, kapan kamu menikah dan lain-lain, karena aku sendiri juga merasakan hal tersebut. Aku tidak menemukan ada bagian mana yang buruk dari ide ini.” jawab Chansung dengan mantap “Pikirkan lagi Junho-yah, apa yang membuatmu merasa harus menolak lamaranku? Bukankah ini menguntungkan bagi kita berdua, kita bisa saling membantu dan tidak ada yang tersakiti dalam hal ini” tambah Chansung

Junho terdiam sejenak, ia lalu meminum beberapa teguk air putih yang ada di meja, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya panjang, mencoba menenangkan hati dan pikirannya yang terlalu kalut dan shock saat ini.

“Beri waktu aku untuk memikirkannya Chansung-ah, ini bukanlah suatu kontrak kerja ataupun perjanjian main-main yang bisa kamu batalkan begitu saja di meja hijau kalau kamu melanggarnya. Ini merupakan komitmen seumur hidup.”

“Aku tau itu, dan aku memang tidak menganggap ini kontrak kerja maupun perjanjian main-main. Aku serius. Kamu tau sendiri aku juga orang yang berkomitmen dan akan menepati janjiku sama sepertimu. Dan aku akan memberimu waktu untuk memikirkannya, karena aku juga membutuhkan bagianmu dalam hal ini, jangan sampai ini hanya menguntungkan aku atau hanya menguntungkanmu. Aku tidak mau kamu menjalaninya hanya setengah-setengah meski aku tau kamu bukanlah tipe orang yang akan menjalani sesuatu setengah-setengah, karena aku pun juga tidak akan menjalaninya setengah-setengah. Aku akan berusaha total dalam hal ini, aku akan memenuhi tugas-tugasku, aku tidak akan berselingkuh karena aku tau itu merupakan sesuatu hal yang memalukan dan aku juga akan berusaha mempertahankan pernikahanku semaksimal mungkin karena aku tidak ingin ada perceraian nantinya. Aku juga tidak akan mengekang kamu untuk melakukan kegiatanmu sendiri aku akan mempersilahkanmu, hanya saja aku meminta kamu juga sama seperti itu memperlakukanku”

Junho tertegun, berpikir sejenak, sebenarnya tidak ada yang salah dalam hal ini, dan tidak ada ruginya juga bagi Junho, semuanya masuk akal baginya untuk menerima lamaran Chansung, dari segi fisik Chansung bukanlah orang yang jelek, ayolah semua orang juga tau Chansung tampan belum lagi badannya yang tegap dan kekar itu, dia juga bukanlah orang yang bodoh, dia cerdas dan bisa mengimbangi Junho, dia memiliki karir dan masa depan sama seperti Junho, obrolan mereka pun selalu nyambung dalam hal apapun, dan Junho tau Chansung merupakan orang yang serius dan akan memegang janjinya dengan teguh sehingga Junho tidak perlu khawatir, dia juga memperlakukan Junho dengan baik, sepertinya memang tidak ada ruginya, tapi benarkah menikah dengan atas dasar itu semua? Lalu bagaimana dengan hatinya, perasaannya dan cintanya? Junho lalu menarik nafas panjang dan menjawab Chansung

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
brat2104 #1
Chapter 8: Tolong sambung cerita ini... Please....
Galangaalpinia
#2
Chapter 8: Kakak dilanjut dong..... penasaran bgt soalnya, semangat.....!!!
Amaliaambar
#3
Chapter 7: Doorr sapaa tuh yg dtg hayooo ditunggu chap selanjutnya ya author-nim fighting
NobuMoru #4
Ditunggu thorrr chap selanjutnya, fighting!!
Amaliaambar
#5
Chapter 6: Ihh kok mereka ga sekamar sihhh ah ga seru nih chan cemen ga berani sekamar ama nuneo padahal kan udh sah hahahahah
thanks for update this chapter author-nim ditunggu kelanjutannya
Amaliaambar
#6
Chapter 5: Maaf baru bisa komen author-nim aaahh fav couple channuneo❤
Dasar channie pabbo wakakak
lanjut update author-nim semangaatt
adeloveskyu #7
Chapter 5: sweet channuneo ^^ chemistry..
ayudaantariksa #8
Chapter 4: Mwoo waee, kenapa mereka malah mau berantem di akhirrr, padahal awalnya manis, tapi kenapa jadi beginii authornimmm ㅠㅠ
ovygaara
#9
Chapter 3: Aahhh.... beautifull storyy... where i can find a man like chansung?? He is sooo gentle and sweet.... bener2 sosok laki2 yg bener2 'lakik' berkomiten dan ga banyak basa basi.

Ditunggu chap selanjutnya thornim~ fighting ^^
ayudaantariksa #10
Chapter 3: Kyaaaa, lanjut authornim , buat mereka menikah dan bahagiaaa ㅋㅋㅋㅋ 호이팅 .