Chapter 5 : Dangerous

The Knight and His Master
Please Subscribe to read the full chapter

22 April 5013

"Thanks, Seokjin."

Yoongi keluar dari mobil, disusul oleh Taehyung. Tanpa menghiraukan panggilan dari Seokjin, ia melangkah memasuki Dekyu Railway Station.

Stasiun itu merupakan stasiun kereta api terbesar di Distrik 39. Bangunan berlantai lima itu dilapisi dengan dinding kaca yang dapat menyerap energi panas matahari. Di setiap lantainya terdapat satu lajur kereta api yang akan menuju ke daerah lain.

Interior stasiun itu didominasi warna krem, dengan lantai keramik serta langit-langit yang tinggi dan di desain berombak-ombak. Yoongi menarik lengan Taehyung, memastikan agar pria itu tidak terpisah darinya dan menghilang di antara sekumpulan orang yang baru saja keluar dari lift.

Keduanya berhenti di depan lift. Yoongi sudah terbiasa bepergian ke distrik lain, jadi ia tahu kalau lajur kereta api yang akan membawa mereka ke Distrik 15 berada di lantai 4.

Mereka langsung masuk ke dalam kereta sesaat setelah Yoongi memindai kartu penumpangnya ke mesin hologram. Sejak tadi, Taehyung belum juga mengucapkan sepatah katapun. Pria berambut pirang itu hanya memandangi keadaan di sekitarnya dengan mata merah yang berbinar penuh kagum.

Kereta yang mereka tumpangi merupakan yang tercepat kedua setelah yang biasa digunakan oleh Distrik Utama. Ia pernah membaca di sebuah majalah otomotif milik Seokjin bahwa kereta itu bisa mencapai kecepatan 561 mph.

"Kereta akan diberangkatkan dua menit lagi. Penumpang dipersilahkan untuk duduk dan memakai sabuk pengaman."

Yoongi dapat merasakan Taehyung menatapnya bingung. Tapi, ia hanya mengisyaratkan kepada pria itu untuk duduk di sebelahnya.

Suara denting halus terdengar sebelum pintu kereta tertutup. Setelah memastikan bahwa dirinya dan Taehyung sudah memasang sabuk pengaman, Yoongi menyandarkan tubuhnya ke kursi. Ia tak dapat menahan tawa saat mendengar teriakan melengking yang keluar dari bibir Taehyung saat kereta mulai meninggalkan stasiun dengan kecepatan kilat.

Kereta yang mereka tumpangi melaju di ketinggian 50 meter dari permukaan tanah, bergantung ke rel tunggal yang terbuat dari besi baja.

Angkasa baru saja terjaga. Violet, biru dan jingga menemani naiknya matahari dari ufuk timur. Dari tempat duduknya, Yoongi bisa melihat sinar matahari yang berusaha menembus gedung-gedung pencakar langit secara perlahan. Pemandangan yang menakjubkan dan jarang tampak olehnya, karena biasanya ia masih tenggelam dalam alam mimpi.

Yoongi menghela napas panjang.

Selama beberapa hari terakhir, ia merasa kacau. Pikirannya dipenuhi dengan begitu banyak pertanyaan yang tak berujung.

Ia mengeluarkan tabletnya dari dalam tas.

Setelah pembicaraan dengan Seokjin semalam, ia semakin penasaran. Jadi, ia mengunduh buku dan menyimpan beberapa artikel yang ia temukan mengenai Eternal Cards. Yoongi baru membaca beberapa, namun ia sudah bisa menyimpulkan sesuatu. Eternal Cards adalah satu set kartu terkuat yang pernah ada.

Sayangnya, banyak yang meragukan keberadaan kartu itu. Karena tak ada data yang menunjukkan bahwa Eternal Cards bukanlah sekadar mitos belaka.

Lima belas menit kemudian, ia mulai merasa jengah. Hampir semua buku yang ia baca menjelaskan materi yang sama. Beberapa teori bermulanya penggunaan Knight Cards, empat elemen utama, dan cara mengendalikan kekuatan Knight. Tak ada satupun yang menyinggung tentang Eternal Cards.

"Master."

Yoongi menoleh, "Hm?"

Sepasang bola mata merah itu menatapnya lurus-lurus. "Apakah kamu membawa senjatamu?"

"Eh?" Jujur saja, Yoongi tidak berpikir Taehyung akan menanyakan hal yang random seperti itu. "Aku membawa dua pistol laser dan sepertinya aku belum mengeluarkan cakramku dari dalam tas. Mengapa?"

Taehyung menggeleng.

"Aku hanya ingin tahu."

Seolah baru menyadari sesuatu, Yoongi memasukkan tabletnya kembali ke dalam tas. "Aku hampir lupa kalau kamu adalah seorang Knight. Apa yang kamu ketahui tentang Eternal Cards?"

Pria itu menatapnya aneh. "Sama sepertimu, aku juga belum pernah bertemu dengan Eternal Knights."

"Tapi, bukankah kamu sudah hidup selama ribuan tahun? Bagaimana mungkin kamu tidak mengetahuinya?"

Taehyung mengangkat kedua bahunya.

"Mungkin saat Eternal Knights itu muncul, aku sedang terperangkap di dalam Cards? Entahlah. Ingatanku terbatas hanya pada saat aku sedang berada di luar."

"Tentu kamu tidak terkurung selama itu, bukan?" desak Yoongi.

"Master, aku pernah terperangkap hingga 300 tahun."

Yoongi menyandarkan kembali tubuhnya ke kursi, merasa frustasi. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan sesuatu yang keberadaannya hanya berdasarkan mitos belaka? Seharusnya ia tak menghiraukan perkataan Seokjin. Pria itu merupakan seorang jenius, namun imajinasinya juga tak kalah liar.

"Kamu tak perlu khawatir. Aku tak percaya jika apa yang ada di gunung itu merupakan Eternal Cards, namun aku akan membantumu menemukannya."

Sejak keluar dari taksi yang mendarat di daerah perbatasan, insting Taehyung mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ia mengikuti Yoongi menyusuri jalanan setapak yang akan membawa mereka menuju desa Syhar. Matanya mengawasi keadaan, mencari apakah ada gerak-gerik yang mencurigakan.

Seperti kata Seokjin, Syhar terletak di daerah yang terpencil. Wilayahnya dikelilingi dengan hutan mahoni yang tinggi menjulang.

Mereka tidak siap saat keluar dari hutan itu dan menemukan padang pasir yang terbentang luas. Tak hanya itu, keduanya bisa melihat pegunungan tak jauh dari tempat mereka berdiri yang puncak tertingginya tertutup oleh salju dan kabut tebal.

Namun, yang menarik perhatian Taehyung bukanlah itu. Melainkan dinding berkawat yang terpasang di sekitarnya.

"Ternyata apa yang dikatakan oleh Seokjin itu benar," gumam Yoongi.

Keduanya bersembunyi di balik batang pohon saat mendengar mobil patroli yang terbang pelan ke arah mereka. Tak sengaja ia menginjak kaki Master-nya, membuat pria itu mengaduh kesakitan. Taehyung refleks langsung membekap mulut Yoongi. Ia menahan napasnya saat mobil patroli itu berhenti.

Kaca jendela mobil itu diturunkan, memperlihatkan dua pria berseragam yang memandang keluar dengan tatapan heran.

"Apa kamu mendengar sesuatu yang aneh, Hong?"

"Aku tidak mendengar apapun. Ada apa?"

"Ah, tidak. Sepertinya itu hanyalah imajinasiku saja."

Sesaat setelah mobil patroli itu menjauh, sang Master langsung melepaskan tangan Taehyung yang masih membekap mulutnya. Taehyung menaikkan kedua tangannya ke atas kepala saat melihat tatapan tajam Yoongi yang seolah berusaha menembus jiwanya.

"Maaf, aku tidak sengaja."

Tak ingin memperpanjang masalah, Yoongi mengangguk.

"Bagaimana kita bisa melewati pagar kawat itu?"

Taehyung memicingkan matanya, memperhatikan dua buah bangunan yang berada di balik pagar kawat itu. Disana juga terparkir beberapa mobil patroli serta sebuah truk tanki besar yang sedang bongkar muatan. Merasa ada kesempatan, ia menarik lengan Yoongi untuk menjauh dari bagian pintu.

"Apa kamu bisa memanipulasi jaringan komputer?"

Pria disebelahnya menoleh, "Aku adalah seorang hacker handal. Kamu bisa menanyakannya kepada Seokjin. Mengapa?"

Ia menyeringai. "Pe

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
❤_❤
junniekai #2
Chapter 7: Uwoh..yoongi harus berhati2 taehyung merasa brsalah entah apa yg akan di pikirkan.y.
Kkeren author nim ^^
junniekai #3
Chapter 6: Keren author ~~~♡♡
hmm..apa yang bakalan terkadi sama keduany yaa,liontin merah?
jjang author nim ^^
ayuocca #4
Chapter 5: lanjuttttttt pleaseee : D
ayuocca #5
Chapter 4: please cepet update yaa... penasaran to the maxx wkwkwkw
junniekai #6
Chapter 3: Wah makin penasaran aja apa yg d sembunyikan distrik utama ? Akhirnya yoongi bertemu taehyung tapi apa yg box itu maksud dan hosoek tampak terkejut hmm...sekai on action too ^^
jjang author nim \^^/
junniekai #7
Chapter 2: Keren banget!!! Apa yang terjadi sama ayah yoongi?...hmm distrik utama masih menyembunyikan sesuatu..jjang ^^
ayuocca #8
Chapter 2: bagus banget :) tolong dilanjutkan ya :)
whoisyouz #9
I think this is such a great plot!