20 April 5013

"Master, apakah ini milikmu?"

Yoongi sedang duduk di atas tempat tidur sambil memperhatikan dua layar hologram di hadapannya saat Taehyung tiba-tiba masuk ke kamarnya. Sebelah alisnya terangkat tinggi saat melihat sebuah amplop kusam yang dipegang oleh Flame Knight itu.

Sejak kembali dari Distrik 39, Yoongi menyuruh Taehyung menempati kamar tamu yang tak pernah terpakai. Awalnya ia berpikir kalau Taehyung memiliki kepribadian yang hampir mirip dengan Hoseok. Namun selama dua hari mereka tinggal bersama, Taehyung memilih untuk menghabiskan waktu di kamar dan baru keluar saat Yoongi mengajaknya untuk ikut ke laboratorium.

Ketika ia menanyakan hal itu kepada Seokjin, pria berambut pink itu hanya menaikkan kedua bahunya dan berujar, "Berikan dia waktu untuk beradaptasi. Hoseok mengatakan kepadaku bahwa Taehyung sudah hampir 40 tahun terkurung di dalam Card."

Pertanyaan yang kembali keluar dari mulut Taehyung membuyarkan lamunannya.

"Apa?"

Taehyung balas menatapnya dengan tampang pasif. "Aku bertanya apakah surat ini milikmu? Aku menemukannya di bawah tempat tidur."

Sh*t.

Yoongi baru sadar kalau dirinya meletakkan barang-barang milik ayahnya di kamar tamu. Termasuk surat kematian yang diterimanya 10 tahun lalu. Ia menatap Taehyung tajam.

"Kamu tidak membaca isinya, kan?"

Pria itu menggeleng.

Setelah memberikan surat itu, Yoongi berpikir kalau Taehyung akan meninggalkan kamarnya. Tapi, pria itu justru tetap berdiri di depan pintu. Kedua matanya yang merah tak pernah berhenti mengikuti gerak-gerik Yoongi.

"Ada apa?" tanya Yoongi.

Jemari tangannya menari di atas hologram, mentransfer data perhitungan biaya pembuatan MY-930 yang sudah ia perkirakan sebelumnya untuk dibicarakan dengan Seokjin. Hampir lima menit berlalu dan Taehyung belum juga menjawab pertanyaannya.

Yoongi menyimpan hasil kerjanya lalu mematikan tablet dan menaruhnya atas meja. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, menunggu Taehyung untuk berbicara.

"Aku tak sengaja mendengar pembicaraan Hobi dengan Master-nya. Tentang ayahmu."

Ia mengangguk, "Lalu?"

Pria berambut pirang itu terdiam untuk sejenak. Pandangannya tertuju keluar jendela kamar, memperhatikan siluet jingga kemerahan yang tampak menghiasi angkasa.

"Aku berpikir kalau---"

Suara getaran yang berasal dari tablet milik Yoongi memotong ucapannya. Master-nya mengisyaratkan kepadanya untuk berhenti berbicara selagi ia menerima panggilan. Saat sebuah layar hologram muncul dan menampilkan wajah Seokjin, kedua mata Taehyung melebar.

Terakhir kali dirinya berada di luar Card 40 tahun yang lalu, para peneliti di Distrik Utama baru menyelesaikan pembuatan prototype dari tablet yang digunakan oleh Yoongi. Berita tentang penemuan teknologi futuristik yang canggih itu menyebar ke seluruh distrik dengan sangat cepat.

"Yoongi!"

Kening Taehyung mengernyit saat mendengar suara teriakan Seokjin yang melengking.

"Ada apa, Seokjin?" tanya Yoongi dengan tampang datar.

Jujur saja, senyuman lebar yang tersungging di bibir Seokjin membuat Yoongi merasa gugup.

"Ini berkaitan dengan jurnal Go Miwoo yang aku bawa pulang. Aku menemukan petunjuk yang tersembunyi dan.... dan.... Aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata, Yoongi! Ini sangatlah brilliant!"

"Petunjuk tersembunyi apa yang dimaksudkan oleh Seokjin, Hoseok?"

Yoongi melangkah cepat mengikuti Water Knight bermata biru itu menuruni tangga menuju basement. Ia dapat mendengar Taehyung mengikutinya dari belakang. Hoseok tak mengatakan apapun. Hanya melemparkan seringaian tipis ke balik bahunya, membuat Yoongi menggeram frustasi.

Mereka masuk ke ruang kerjanya yang tampak gelap. Ia melihat Seokjin berdiri di depan meja dengan lampu UV yang menyala. Pria itu mendongak saag mendengar suara mereka.

"Jika ini tidak se-menakjubkan seperti yang kamu katakan...." ancam Yoongi sambil melangkah mendekat.

Seokjin tersenyum simpul.

"Percayalah. Kamu akan terkagum-kagum."

Please Subscribe to read the full chapter