XiuBer - MONSTER [CHAPTER 1]
Amber Love Song
Tittle : Monster
Cast : Amber, Xiumin
Other : find by ur self
Genre : Romance, fantasy dll.
OST : Monster – ost Frozen Broadway Musical
(link https://www.youtube.com/watch?v=b0T6N6sevm4 )
Summary :
Xiumin adalah ‘monster’, seluruh Seireitei memberinya gelar ‘Frozen Heart Captain’. Hidupnya hanya untuk tumpukan kertas dan menegakkan hukum. Tanpa pandang bulu, tak peduli akan rasa kasihan, hatinya bagaikan batu. Hingga kedatangan seorang anak manusia memaksanya berada di tengah dua pilihan yang amat berat. Hukum atau Nurani? Mengkhianati atau mentaati hukum?
Bagi Amber dunia ini hanya ada satu yaitu dunia manusia. Bahkan ketika sang adik Krystal mempertanyakan kemampuannya melihat ‘roh’, dengan gamblang-nya ia mengatakan bahwa selama ia tidak percaya maka semua itu sama saja tidak ada. Namun bagaimana jika suatu kejadian membuatnya terlibat dalam dunia ‘roh’ yang selama ini tidak dipercayainya? Membuatnya harus melanggar seluruh aturan, melanggar hukum yang telah ada sejak awal. Menjadikannya seseorang yang dicap pengkhianat, seseorang pendosa yang bahkan kematian pun masih terlalu ringan untuknya? Meninggalkan semua yang ia cintai, keluarga, teman, dan sahabat yang telah membuatnya bersumpah akan melindungi mereka apapun yang terjadi.
---
‘Monster’
Kata-kata itu entah telah berapa kali kudengar. Bisikan-bisikan disertai tatapan mengerikan itu entah telah berapa kali mereka berikan kepadaku. Ya, aku sadar bahwa akulah yang mereka sebut monster. Sesungguhnya aku tak mengerti mengapa mereka menyebutku monster? Apakah karena rambutku yang berwarna putih? Kulitku yang seputih salju? Atau karena hawa dingin yang selalu menyertaiku bahkan dalam lelapku, atau karena kemampuanku mengendalikan elemen es yang tak dimiliki roh normal lainnya. Tapi, bukankah Luna juga memiliki kemampuan mengendalikan api? Mengapa hanya aku?
Tak pernah terlintas dalam ingatanku apakah aku pernah memiliki teman selain Luna? Tak pernah sekalipun terlintas di memori masa kecilku apakah aku pernah bermain dengan anak-anak lain selain dengan Luna. Selama seratus dua puluh lima tahun hidupku sebagai roh, tak pernah ada orang lain selain Luna dan Nenek. Orang tuaku? Entahlah, aku bahkan tak tahu apakah mereka masih hidup atau telah bereinkarnasi ke bumi lagi.
-
‘teman’
Kata itu adalah hal yang tak pernah kumiliki. Aku tak tahu bagaimana rasanya berteman. Aku tak tahu bagaimana caranya berteman. Aku bahkan tak tahu bagaimana menyapa orang lain. Bagaimana aku bisa menyapa mereka jika sebelum kusapa pun mereka telah menjauhiku. Menghindariku seakan-akan aku kuman menjijikan. Bahkan berlari menjauhiku seakan-akan aku adalah Hollow yang akan memakan mereka.
Sejauh yang kuingat, kekuatan ini muncul saat aku berusia tiga tahun. Kenangan menyakitkan itulah yang membuat kekuatan ini muncul. Namun saat itu aku masih mampu menyembunyikannya. Tetapi ketika aku berusia enam tahun, It's finally come, come to knock down my door. Mereka menyakiti Luna, mereka membuat adikku terluka, mereka membuat Luna nyaris merenggang nyawa lantaran keusilan mereka mendorong Luna ke danau Midori di distrik Junrinan tempat kami tinggal. I can't hide this time like I hid before. The storm is awake, the danger is real pada saat itulah aku lepas kendali dan nyaris membekukan seluruh distrik Junrinan. My time's running out, don't feel, don't feel. tapi itu bukan salahku, mereka menyakiti Luna, Luna kecilku yang bahkan belum bisa berenang. Jika saja saat itu nenek tidak segera menghentikanku dan berkata padaku ‘Fear will be our enemy and death its consequence’ mungkin aku bukan hanya menghancurkan Junrinan tetapi juga akan menyakiti dua perempuan yang paling berharga dalam hidupku. Luna dan Nenek. Dua perempuan yang membuatku rela bersumpah atas nama jiwaku untuk terus melindungi mereka bahkan jika itu berarti kematian untukku.
Kini usiaku sudah seratus dua puluh lima tahun dan tentu saja aku telah mencapai usia kedewasaan untuk roh. Tak banyak yang berubah dalam hidupku terkecuali kini aku dan Luna telah menjadi Soul Reaper. Dua tahun setelah kejadian di Junrinan itu Luna diterima masuk ke dalam Shin’o Academy untuk belajar menjadi seorang seorang Soul Reaper. Sebenarnya aku pun bisa masuk ke Shin’o Academy saat itu karena aku memiliki reiatsu (kekuatan spiritual) yang cukup besar, bahkan lebih besar dari Luna. Namun jika kami berdua masuk Shin’o academy, siapa yang akan menjaga Nenek? Karena itu aku memutuskan untuk tidak masuk Shin’o Academy. Well, lagi pula Luna lebih mahir dalam Kido (ilmu sihir Soul Reaper) daripada diriku.
Namun ternyata keputusanku itu merupakan kesalahan yang nyaris saja berakibat fatal. Reiatsu-ku terlalu besar sehingga tanpa sadar setiap malam aku membuat rumah kami terlalu dingin bagaikan di musim dingin dan kesehatan Nenek pun menjadi terganggu. Kejadian itu awalnya tidak kusadari, namun malam itu ketika aku tengah tertidur Hyuna dan Suho mendatangiku. Saat itulah aku sadar ketidakmampuanku mengontrol reiatsu-ku menyakiti wanita yang paling kusayangi. Ketika kedua Soul Reaper itu menyarankan untuk masuk ke Shin’o Academy sebelum semuanya terlambat That's what they once said to me And it's starting to make sense. All this pain, all this fear began because of me. Is the thing they see, the thing I have to be. Keesokan harinya aku pun mengatakan kepada Nenek dan yang membuatku terkejut adalah Nenek tersenyum dan mengizinkanku untuk pergi ke Shin’o Academy.
Hanya me
Comments