A Kiss from A Stranger 1

A Kiss from A Stranger

.
.
Angin sejuk itu menyenangkan.
Apalagi kalau lagi silir-silirnya.
Whuuzzz~ Adem.
.
Dibawah pohon rindang, diatas kursi panjang, angin sepoi-sepoi. Enaknya untuk tidur.
Itulah yang di pikirkan seorang pemuda bernama Kwon Soon Young.
Jadi, dia merebahkan dirinya di atas kursi panjang yang ia duduki sejak tadi dan dengan cepat memasuki dunia mimpi.
Suara dengkurannya terdengar kurang ajar. Dan seseorang sejak tadi memperhatikannya dari jauh.
Orang itu mendekat, berdiri disampingnya. Mendengus, tersenyum kecil, lalu tertawa pelan. Ia lalu berjongkok, memperhatikan wajah Soonyoung yang sedang tertidur.
Senyuman orang itu kembali tercipta dan matanya yang sipit semakin sipit bahkan terlihat seperti menghilang kala ia tersenyum.
Selama beberapa menit keduanya begitu, hingga orang itu mengeliminasi jarak wajah mereka. Dan orang itu mengecup pipi Soonyoung lalu berdiri dan pergi.
“Mimpi indah, boku no hoshi~”
.
.
.
“Lagi?” tanya Seokmin saat mendengar cerita Soonyoung tentang mimpi dimana seorang menciumnya.
“Lagi.” jawab Soonyoung sambil tersenyum layaknya orang bodoh.
“Dan kau masih menganggapnya sebagai mimpi indah?” tanya Seokmin.
“Tentu saja. Kalau ini mimpi buruk, aku tidak akan menceritakannya padamu.” Jawab Soonyoung.
Seokmin menatapnya datar, “Bukan begitu hyung, tapi..”
“Level jonesmu sudah terlalu keterlaluan, Soonyoung. Mending cari kekasih sana.” Sahut Seungcheol memotong perkataan Mingyu.
Soonyoung mendelik, “Itu merepotkan,” Ucapnya tidak suka, “lagipula hal itu tidak menggangguku.” Lanjutnya.
“Sebetulnya siapa sih yang orang yang menciummu di mimpimu itu?” tanya Mingyu.
Soonyoung memainkan pensil ditangannya, “Entahlah. Aku tidak begitu ingat.” Jawabnya setelah berpikir sebentar.
Mingyu mengangguk sebentar, “Bisa jadi itu sebuah tanda.” Ucapnya.
“Huh? Tanda apa?” tanya Soonyoung bingung.
“Tanda mungkin itu jodohmu?” tanya Seungcheol menimpali.
Seokmin bersiul, “Itu bagus.”
Soonyoung terdiam sesaat sebelum memutar matanya, “Kau sedang mencoba menjadi cenayang?”
Mingyu tertawa, “Tidak. Tapi kadang mimpi yang berkali-kali terjadi, bukankah sebuah pertanda?”
.
.
SoonHoon—

.
.
Soonyoung keluar dari sebuah minimarket sambil bersiul, menatap uang kembalian yang masih berada ditangannya, kemudiam menghitungnya. Tersenyum kecil, lalu menyimpan uang itu disakunya.
Dirasakannya angin malam berhembus cukup kencang dan langit mendung, Soonyoung menghela napas. pasti sebentar lagi akan turun hujan, pikirnya.
Soonyoung melangkahkan kakinya. Berniat pulang sebelum hujan benar-benar turun seperti yang ia perkirakan.
Brukk!
Hampir saja dia akan terjatuh jika saja kakinya tidak bergerak refleks untuk menyeimbangkan tubuhnya. Setelah berdiri tegak, dengan perasaan kesal ia bermaksud mengeluarkan untaian kalimat protes, namun ia terkejut saat kedua tangan memegang sisi kepalanya, menariknya hingga ia membungkuk sedikit dan sebuah tekanan menyentuh bibirnya.
Mata Soonyoung membulat, seorang menciumnya.
Sebuah ciuman lembut dengan emosi yang kuat kepadanya. Sebuah ciuman tanpa nafsu yang berlangsung tidak lebih dari 20 detik.
Soonyoung mengerjapkan matanya kala orang itu melepaskan ciuman dan setetes air mata mengalir dari mata kiri orang itu. Soonyoung tidak tahu mengapa.
“Maaf…” lirih orang itu sebelum melepaskan tangannya pada sisi kepala Soonyoung, berbalik, dan pergi menjauh.
Soonyoung mematung. Tidak tahu harus bereaksi apa dan harus melakukan apa.
Pikirannya seolah kosong.
Selama beberapa menit, ia mencoba mengulang kembali apa yang sudah terjadi di kepalanya. Tangannya refleks menyentuh bibirnya, masih teringat jelas sensasi sentuhan itu di bibirnya.
Wajah Soonyoung merah padam.
“Ah.. tadi itu…”
.
.
CM
.
.
BRUSSSHH!!
“YYA! BERANI SEKALI KAU MENYEMPROTKAN AIR DARI MULUTMU PADAKU?!” pekik Soonyoung tidak terima.
Seokmin terbatuk keras beberapa kali setelah mendengar cerita Soonyoung dan menyemburkan air yang sedang ia minum.
Setelah batuknya reda, ia bertanya, “Seseorang menciummu? Serius?”
“Aku serius.” Jawab Soonyoung sambil mengernyit jijik dan mengelap wajahnya dengan baju Seokmin.
“Itu nyata? Bukan mimpi lagi?” tanya Seokmin sekali lagi.
“Lebih baik kau mencuci wajahmu, hyung.” Usul Mingyu.
“Aku berniat begitu.” Ucap Soonyoung lalu berdiri dan pergi ke wastafel untuk membasuh wajahnya.
Ia kembali dan mendapat cengiran dari Seokmin. Soonyoung mencibir.
“Nyata kok.” Ucap Soonyoung, kembali duduk di bangkunya yang tadi.
“Apa kau sudah mengetesnya, misalnya memukul kepalamu seperti ini?” tanya Mingyu sambil memukul kepala Soonyoung keras.
“Aduh!” ringisnya lalu membalas perbuatan Mingyu dengan pukulan telak di perut.
Mingyu terbatuk.
“Aku tidak perlu melakukan hal itu karena aku sedang sadar di saat itu.” ucap Soonyoung.
“Lalu apa yang dia lakukan? Cuma menciumnya? Dan apa kau membalas ciumannya?” tanya Seokmin cepat lalu melakukan ciuman dengan udara hingga terdengar suara ‘cup’ ‘cup’ cup’ absurd.
“Tidak. Aku tidak melakukan apapun. Pikiranku kosong saat itu.” jawab Soonyoung.
Seokmin menatapnya datar lalu berubah menjadi pandangan kasihan.
“Apa-apaan tatapan kurang ajar itu?” tanya Soonyoung kesal.
“Hyung, seperti apa orangnya kalau begitu?” tanya Mingyu.
Soonyoung terdiam sebentar, keningnya membentuk kerutan, berpikir keras.
“Huh? Entahlah? Pokoknya dia lebih pendek dari ku, matanya sipit, dan dia agak bulat? Tidak. Dia sangat imut.” Ucapnya kemudian.
Soonyoung terdiam sebentar saat mengingat sesuatu, “Oh ya, apa kalian tahu apa maksudnya setelah mencium orang lain lalu menangis?”
“Hah?” Seokmin dan Mingyu membeo bersamaan.
“Sebentar, sebentar. Jadi kau mau bilang orang itu menangis setelah menciummu?” tanya Mingyu.
Soonyoung mengangguk.
“Mungkin karena kau tidak membalas ciuman darinya.” Jawab Mingyu asal.
“Ngaco. Mau di bor ya, mulut mu?” tanya Soonyoung.
“Bisa jadi. Dia kan ingin ada balasan darimu. Tapi kau malah mematung. Jadi dia sedih, menangis lalu pergi.” Ucap Seokmin.
“Sungguh cerita karangan yang indah.” Ucap Soonyoung sarkastik.
“Aku tidak tahu, mungkin dia sedang punya masalah? Sama pacarnya mungkin? Jadi karena itu dia tiba-tiba menciummu.” Sahut Seokmin.
“Oh. Jadi aku semacam pelampiasan.” Ucap Soonyoung.
“Ups. Aku tidak mengatakannya, lho.” Balas Seokmin.
“Aku tidak tahu, hyung. Tidak ada orang yang setelah mencium orang yang bahkan tak dikenalnya bakal menangis, apalagi kalau hanya melakukan perbuatan usil semata.” Ucap Mingyu.
Soonyoung meliriknya.
“Kecuali…. Jika dia mengenalmu, atau bahkan punya perasaan khusus kepadamu.” Lanjut Mingyu.
.
.
.
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
LeoNyan
Comment! :3

Comments

You must be logged in to comment
ilovechangkyunim
#1
Chapter 4: argh!!!! lanjut thor lanjut dong! lanjut! >,<
erina14 #2
Chapter 4: ini endingnya? masih ada lagikan?
lay9095 #3
Chapter 2: Batu nemu ff inui dan langsuyng get curious about wonwoo and jihoon weird behaviour..keep update