Second

Blind Date

Ingatanku memang agak payah tapi sepertinya aku tidak pernah bercerita kepada siapapun kalau aku menyukai pria yang jadi teman kencanku saat ini—kecuali kepada Yenny. Saat tahu bahwa pria ini akan menjadi partner Sohee dalam pemotretan, aku menahan keinginanku untuk bertanya pada Sohee, sebagai gantinya Yenny dengan senang hati menanyakan beberapa pertanyaan untuk membantuku yang sedang galau (aku mencium Yenny keras-keras saat ia memberikanku beberapa informasi yang didapatnya dari Sohee). Aku bahkan menyembunyikan fakta ini dari Ibuku sendiri, tapi mengapa ia sampai bisa tahu pria ini? Aku sudah duduk didepannya yang sedang meneguk alkohol dan aku terdiam gugup.

Melihat pomum adamnya naik turun ketika meneguk minuman terlihat seperti gerakan slow motion dibenakku. Aku menelan ludah sendiri melihatnya. Mengapa pria ini terlihat begitu seksi sekalipun hanya meneguk minuman beralkohol itu? Ketika pandanganku naik ke bibir tipisnya lalu ke hidung bangirnya dan berakhir ke matanya yang menatapku dan…eh, tunggu. Menatapku? Aku baru sadar itu bukan ilusi saja dan aku terkesiap dibuatnya. Buru-buru aku memalingkan pandanganku kearah lain. Sial.

“Well, aku tidak menyangka kita akan bertemu disini setelah sekian lama.” Senyum miringnya tersungging manis sekali dikeadaan ruangan yang remang-remang.

Aku bersyukur detak jantungku teredam oleh musik yang memekakan telinga. “Yeah, apa kabar?” tanyaku basa-basi.

“Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja.” Ia meletakkan gelasnya di meja lalu melipat tangannya dan seperti memusatkan perhatiannya padaku.

“Oh, mungkin saja ada luka didalam tubuhmu yang tidak dapat kulihat.” Aku memejamkan mataku, menyesali kata-kaa yang keluar dari mulutku yang lancang ini. Tapi ia memalingkan sedikit wajahnya lalu tertawa kecil.

“Jadi kau mau melihat tubuhku agar dapat memastikan aku baik-baik saja?”

Aku mendengus keras untuk menutup kegugupan ku. Bisa-bisanya ia bertanya seperti itu tanpa memperdulikan detak jantungku yang berdetak dengan brutal.”Sedang libur manggung?” tanyaku setelah hening beberapa saat.

“Begitulah,” ia kembali menyeruput minumannya yang udah setengah habis.

“Aku suka Loser,” kataku, memainkan jariku di meja.

“Mau ku nyanyikan bagianku?” tanyanya, mengintip sedikit dari balik gelas.

“Tidak, aku lebih suka bagian Youngbae,” ujarku cuek, aku melihat tanganku yang berusaha santai tapi malah terlihat bergetar jadi aku kembali menyimpannya dibalik meja.

“Oh, jadi masih dia?” ia berbicara sambil menyandarkan tubuhnya dibangku dan aku dapat melihat pergerakan kakinya yang bertumpangan.

Aku mengerutkan kening dan menatapnya sekilas. Ah, aku baru ingat dulu aku sering menyebutkan bahwa Youngbae—Taeyang adalah tipe ideal untuk menjadi pacarku tapi itu kuucapkan sebelum berkolaborasi dengan grub mereka! Aku jelas-jelas merubah tipe idealku setelah kami melakukan latihan di hari pertama.

Ia menundukan wajahnya saat aku tak kunjung menjawab. Sedangkan aku bergerak gelisah dan mencari arah lain yang bisa ku pandangi asalkan bukan dia. Kurasa itu hampir lima belas menit kami kehilangan topik ketika ia tiba-tiba berdiri dan refleks mataku mengikuti gerakannya.

“Masih mau disini?” ia memasukkan tangan kirinya kedalam kantung celana.

Aku mengangguk ragu. “Yeah, aku belum memesan minuman.”

“Jangan pulang teralu pagi, oke?” katanya tersenyum sedikit. Setelah menerima jawabanku yang hanya berupa anggukan—lagi, ia berjalan melewati meja yang berada diantara kami untuk segera pergi.

Aku menunggu beberapa detik lalu menjatuhkan kepalaku ke meja dan berteriak. Aku sudah tidak peduli dengan suasana klub yang mulai ramai. Ponselku bergetar dan dengan malas aku mengambilnya dari kantong belakang rokku. Yenny.

“Hei sialan, kau memberitahu ibuku kalau aku suka Seunghyun?” itu panggilan video call dan setelah melihat wajah Yenny tanpa ragu menyemburnya dengan pertanyaan tanpa memedulikan bahwa mungkin ia tidak sendirian.

“Eonni menyukai Seungri sunbae?” nah kan. Sunmi tiba-tiba muncul dilayar ponselku dengan wajah dungunya. Sial. Aku bersyukur menyebutkan nama lahirnya bukan nama panggung, karena Sunmi akan segera mengetahuinya. Tapi pastilah sehabis ini mereka akan bergosip dan Sunmi menanyakan tentang orang yang ku taksir.

Seketika Yenny tertawa keras-keras. Rahasia yang bertahun-tahun kami simpan baik-baik justru dibocorkan oleh mulutku sendiri. “Whoa, ada apa ini sayang?” ia masih terkikik geli saat mengatakannya.

“Kalian sedang dimana? Aku di klub xxx cepat kemari.” Dan aku langsung mematikan sambungan telepon, menyandarkan lagi kepalaku di meja sembari meratapi nasibku yang sial ini.

Datang ke klub malam untuk bertemu kencan butaku yang sudah diatur ibunda tercinta dan berakhir dengan aku yang ditinggal pulang duluan olehnya. Sial! Aku terdengar memalukan sekali bukan? Selama ini aku memang tidak terlalu sering mendapat perhatian dari lelaki, biasanya Sohee atau Sunmi langsung dapat menarik perhatian lelaki karena sifat supel mereka. Tapi apa aku setidak menarik itu sampai Seunghyun harus meninggalkanku sendiri disini, di tempat yang nista ini, sendirian.

Ah ya, aku mungkin bukan tipenya jadi ia memutuskan untuk segera pulang. Lagipula tidak ada gunanya membuang waktu bersama wanita tua yang dijodohkan oleh Ibunya karena tidak kunjung mendapatkan pasangan. Tiba-tiba aku merasa terhimpit dengan meja merasakan beban diatas punggungku, aku hampir kehabisan napas ketika ada suara tawa yang kukenal dan beban berat dipunggungku sudah tidak terasa lagi.

“Bocah nakal!” aku hampir melempar Sunmi dengan heelsku ketika Yenny menengahi perbuatanku yang terlalu sadis.

“Unnie jangan marah, okay?” Sunmi melingkarkan tangannya pada leherku, menekan pipinya pada pipiku—cara paling ampuh yang ia miliki ketika minta dimaafkan atas kelakuan bodohnya. Yah mungkin aku terlalu berlebihan padanya. Ini gara-gara Choi Seunghyun, tidak ini lebih kepada gara-gara ibuku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

-to be continue-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ilikek444 #1
Coule you please do an english version please ?

I really like toobin <3
iemamaa #2
Chapter 1: wawww.. untuk pertama kalinya baca ff berbahasa Indonesia dan sangat menarikkk... ditunggu update-anya author-nim :)