FIVE

YUNHO JUST YUNHO

Jaejoong asyik membuat makan malam. Hari ini Jong Kook dan Jihyo ingin mencoba masakannya dan mereka memutuskan makan di rumah yang baru Jaejoong tempati tiga minggu ini. Salah satu apartemen milik Jong Kook.

Rumah ini lebih besar di banding rumahnya dulu, lebih nyaman dan tenang, tapi Jaejoong dan Sung Jae bertekad bahwa mereka akan segera mencari rumah lain, yang meski kecil tapi rumah mereka sendiri. Bagaimanapun pasti lebih nyaman.

Mereka memang terusir dari rumah peninggalan suami Jaejoong, ayah Sung Jae, yang diambil alih oleh nenek Sung Jae sendiri. Keluarga suami Jaejoong memang membenci wanita itu sejak kematian sang suami. Awalnya mereka berusaha merebut hak asuh Sung Jae, tapi pengadilan memutuskan hak asuk tetap pada Jaejoong. Sejak itu mereka juga jadi tak ramah pada Sung Jae.

Sudah 3 minggu ini juga Jaejoong belum bertemu Yunho, bahkan dia lupa mengatakan pada ayah bayinya itu kalau dia sudah pindah rumah, karena memang mereka hanya bicara tentang kesehatan dan perkembangan bayi.

***

Jaejoong masih sibuk dengan masakannya ketika terdengar handphonenya berbunyi. Jaejoong segera menerimanya tanpa melihat nama yang muncul di layarnya, karena dia pikir itu Junsu yang juga akan diundangnya.

“Yeoboseyo,” ujar Jaejoong.

“Jaejoongie.”

Jaejoong tertegun dan melihat nama yang muncul di layar.

“Ah, Yunho yah.”

“Ya, ini aku. Kamu dimana?

“Eh? Aku di rumah.”

“Aku ada di depan gedung apartemenmu, di rumahmu tak ada orang dan tetanggamu bilang kamu sudah pindah,” ujar Yunho, dengan nada agak kesal.

“Eh? Ah, mianhe…kami memang pindah tiga minggu lalu, maaf, aku lupa memberitahu,” ujar Jaejoong.

“Sekarang kamu tinggal dimana? Aku akan ke sana!”

“Eh…tapi…”

“Wae? Kamu sedang menunggu orang?” tanya Yunho, dengan nada agak cemburu.

“Iya, aku sedang menunggu temanku untuk makan malam sekalian selamatan pindahan rumah,” ujar Jaejoong, jujur.

“So? Gak masalah kalau aku datang kan?” ujar Yunho.

“Tapi…haish, ya sudah, nanti aku sms-kan alamatnya,” ujar Jaejoong.

“Kutunggu!” ujar Yunho yang segera menutup percakapan.

Jaejoong menatap handphonenya agak kaget, tapi kemudian dia menggelengkan kepala. Ternyata ayah bayi-nya itu bisa childish seperti ini. Jaejoong segera mengirimkan alamat rumahnya, kemudian kembali asyik dengan masakannya.

Sung Jae yang baru pulang dari kegiatan ekstrakurikulernya segera membantu sang ibu merapikan rumah dan meja makan.

Kemudian keduanya memutuskan mandi dan mengganti pakaian dengan pakaian yang rapi dan bersih. Sung Jae sudah siap lebih dulu ketika Yunho datang.

Dia juga tidak membahas peristiwa tiga minggu lalu itu, tapi Yunho bisa merasakan calon anak tirinya bersikap lebih dingin dengan tatapan mata yang tak seramah dulu. Tentu saja Yunho mengerti kenapa Sung Jae bersikap seperti ini dan dia tak bisa menyalahkan anak ini.

Ketika Jaejoong keluar, Sung Jae ke dapur untuk menyiapkan minuman. Jaejoong dan Yunho saling terdiam. Sung Jae segera kembali dan menyuguhkan minuman dan snack buatan sang ibu, lalu duduk di samping ibunya. Yunho duduk di hadapan mereka.

“Silahkan diminum, ahjussi,” ujar Sung Jae, tetap dengan nada yang dingin.

Belum sempat Yunho menyahut, Jaejoong mengeluh pelan.

“Ah!”

“Eomma, ada apa?” tanya Sung Jae, menatap sang ibu khawatir, begitu juga dengan Yunho.

“Adikmu menendang! Ah! Aigoo…Jae Hyunnie, jangan keras-keras menendangnya,” ujar Jaejoong, seraya mengelus perutnya yang memang sudah cukup menonjol besar.

Sung Jae tersenyum senang dan meraba perut sang ibu.

“Jae Hyunnie, ini hyung, mana coba tendangannya,” ujar Sung Jae.

Ketika kemudian dia merasakan tendangan sang adik, Sung Jae terlihat senang sekali dan berusaha mengajak ngobrol sang adik.

Semua itu tak lepas dari tatapan cemburu Yunho. Jaejoong menyadari itu. Dia agak bingung, tapi dia mengerti perasaan Yunho saat ini, meski dia masih merasa sakit hati bila ingat kejadiaan dengan ibu Yunho itu.

“Kamu…mau bicara dengan Jae Hyun?” tanya Jaejoong, lembut.

“Boleh?” tanya Yunho, dengan nada berbinar.

“TIDAK!” ujar Sung Jae, getas.

“Sunggie…”

“Setelah apa yang ibunya lakukan pada eomma, aku berjanji pada appa bahwa aku akan melindungi eomma termasuk menghadapi orang yang menghina eomma, dan kalau ahjussi belum meluruskan apapun, jangan pernah mencoba menyentuh eomma atau adikku!” ujar Sung Jae, tegas.

“Sunggie, baby, jangan mendendam,” ujar Jaejoong.

“Aku tidak akan membiarkan siapapun menghina eomma,” ujar Sung Jae, masih dengan nada tegas dan menatap Yunho tajam, tak peduli kalau dia akan dianggap kurang ajar oleh Yunho karena bagaimanapun dia hanya anak-anak.

“Maafkan eommaku. Aku tahu eomma sudah keterlaluan, beliau terlalu berbangga dengan aku, hingga menutup matanya bahwa aku hanya manusia biasa yang sangat mungkin melakukan kesalahan. Aku tahu kata maaf saja mungkin tidak cukup atas hinaan itu, tapi aku pastikan eomma sudah benar-benar mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Eomma sudah menerima kalau aku akan menikahimu, tapi memang tidak mungkin secepat itu meluluhkan hatinya, tapi dia sudah memberikan restunya. Kuharap kamu bisa bersabar untuk meluluhkan hati eomma agar beliau bisa benar-benar menerimamu, Jaejoongie, dan aku yakin kamu bisa,” ujar Yunho, tenang dan tegas.

Untuk sesaat Jaejoong dan Sung Jae bertukar pandang. Keduanya menatap Yunho dan menemukan keyakinan serta kebenaran pada tatapan mata tajam itu.

“Yunho yah, aku tak akan bohong dengan bilang aku tak sakit hati, tentu saja aku terluka, tapi disisi lain aku bisa mengerti juga perasaan ibumu, karena aku juga seorang ibu, dan aku bersyukur kalau nyonya Jung sudah tahu dengan benar apa yang terjadi, tapi jangan memaksa aku untuk bisa dengan cepat berusaha meluluhkan hati eomma-mu, karena nyonya Jung tidak hanya menghina aku, tapi juga menghina anakku dan itu lebih menyakitkan untukku.”

“Jaejoongie…”

“Tentang pernikahan, bagaimanapun kamu sudah melamarku dan aku sudah menerimanya, Sung Jae juga sudah menerimanya, tapi kalau sudah menikah aku tidak ingin tinggal bersama atau dekat dengan keluargamu, maaf, seperti aku bilang, aku hanya memikirkan anakku, kedua anakku,” ujar Jaejoong lagi.

“Aku mengerti dan aku setuju denganmu. Sung Jae ah, bagaimana denganmu?”

“Aku akan mendukung apapun kata eomma, tapi aku pastikan, sekali saja eomma dihina oleh keluarga ahjussi, aku tak akan tinggal diam!” ujar Sung Jae, tegas.

“Aku juga tak akan tinggal diam, aku pastikan itu.”

Sung Jae dan Yunho bertatapan tajam, seolah saling menantang, meski sebenarnya saling meyakinkan hati. Jaejoong tersenyum. Dia mengelus kepala sang anak lembut yang membuat Yunho tanpa sadar cemberut membuat Sung Jae menatap bingung calon ayah tirinya itu, tapi kemudian dengan tatapan mata nakal dia memeluk hangat sang ibu bahkan mencium pipi sang ibu penuh sayang.

Jaejoong menangkap lirikan sang anak dan ikut melirik ke arah Yunho dan jadi tersenyum lagi. Dia kemudian melepaskan pelukkan sang anak dan mempersilahkan Yunho menikmati makanan ringan.

“Aku ingin bicara dengan anakku,” ujar Yunho, dengan nada agak manja, membuat Sung Jae sekali lagi bengong, sementara Jaejoong menatap lembut ayah bayinya itu, hati kecilnya merasa senang karena Yunho bersikap seperti apa adanya di hadapan sang anak, tanpa menjaga image sebagai artis berkarisma. Jaejoong tahu Yunho memang kadang bisa bersikap manja pada orang yang membuatnya merasa nyaman.

“Jae Hyunnie, kenapa appa Jae Hyunnie manja sekali?” ujar Sung Jae, mendahului Yunho bicara pada sang adik untuk menggoda Yunho.

“Sunggie,” ujar Jaejoong meminta sang anak berhenti menggoda calon ayahnya itu.

Sung Jae hanya memeletkan lidah dan tersenyum nakal, membuat Jaejoong dan Yunho tersadar kembali bahwa Sung Jae tetap anak-anak. Hal itu membuat Yunho sangat malu dan menyesal tentang apa yang sudah dia dan ibunya lakukan pada Jaejoong. Dia menghamili Jaejoong diluar nikah membuat Sung Jae harus ikut menanggung semuanya, bagaimanapun pasti tetap ada omongan miring untuk orang yang tidak mengenal mereka. Kemudian sang ibu menghina Jaejoong di depan Sung Jae membuat Sung Jae harus bersikap lebih dewasa dari usianya untuk melindungi sang ibu. Yunho menatap ibu dan anak dengan haru dan lembut. Dia harus mengakui bahwa Jaejoong sudah merawat anaknya itu dengan sangat baik, dan dia tahu dia tidak akan menyesali keputusannya untuk menikahi  Jaejoong.

Sung Jae kemudian berlari ke kamarnya karena teringat dia masih ada pekerjaan rumah. Kemudian Yunho segera duduk di hadapan Jaejoong, tepatnya di hadapan perut Jaejoong. Menatap Jaejoong sejenak seolah meminta ijin dan Jaejoong tersenyum mengangguk. Yunho mengelus pelan perut buncit itu dengan tangannya yang besar dan hangat, membuat Jaejoong merasa nyaman dan tenang, dan itu membuat Jaejoong tahu kalau pria di hadapannya itu memang mencintainya, ah bukan, tapi mencintai anaknya. Jaejoong tak mau bermimpi tinggi kalau Yunho sudah jatuh cinta padanya juga. Dia hanya akan menikmati suasana ini.

“Aegya, sayang, ini appa, Jung Yunho, ingat ya, nama appa-mu ini Jung Yunho,” tegas Yunho, membuat Jaejoong menggelengkan kepala tersenyum.

“Aegya, baby, kamu baik-baik ya di dalam, jangan menyusahkan eomma, appa sayang sekali sama kamu…eh?” Yunho tertegun sejenak saat merasakan sesuatu, lalu menatap Jaejoong.

“That’s our Jae Hyunnie,” ujar Jaejoong, merasakan gerakan heboh sang bayi yang rupanya bersemangat karena untuk pertama kalinya bertemu dan mendengar sang ayah.

Yunho terlihat bahagia sekali. Dia segera mengobrol dengan sang bayi dan bayi itu beberapa kali menendang sang appa dengan bersemangat.

“Waah, anakku sehat sekali sepertinya,” ujar Yunho.

“Anakku?” ujar Jaejoong mengangkat alisnya.

“Anak kita,” ujar Yunho, tersenyum lembut, lalu dengan begitu saja Yunho mengecup bibir Jaejoong cepat, membuat Jaejoong terpaku.

“Ah…mianhe…but…I love you Jaejoongie,” ujar Yunho, menatap Jaejoong pda matanya serius. Tak ada kebohongan atau keraguan di mata musang tajam itu.

Jaejoong menatap mata di hadapannya dan dia tahu pria di hadapannya itu tidak berbohong. Matanya berkaca-kaca tanpa sadar, membuat Yunho panic.

“Ah, mianhe…maaf kalau kata-kataku mengganggumu, tapi itulah yang aku rasakan…kalaupun kau belum bisa mencintaiku, kumohon untuk mencobanya, aku akan membuatmu mencintaiku, Jaejoongie,” ujar Yunho, menggenggam erat tangan Jaejoong hangat.

“Yun…”

“Ya?”

“Nado…” ujar Jaejoong, lirih.

“Eh?” Yunho tertegun.

Jaejoong kemudian merasakan pipinya memanas dan dia tahu kalau wajahnya memerah sekarang. Dia lalu perlahan melepaskan tangan Yunho, menuju ruang makannya.

Yunho terpana sesaat tapi kemudian tersenyum. Dia langsung bangkit dan menyusul Jaejoong lalu memeluk pinggang ibu anaknya itu hangat.

“Thank you, aku akan menjagamu dan anak-anak sepenuh hatiku, sekuat tenagaku, dari siapapun termasuk keluargaku,” ujar Yunho, bersungguh-sungguh.

Jaejoong tersenyum dan mengelus tangan Yunho yang melingkari perutnya lembut.

Sung Jae yang sudah keluar lagi dari kamarnya melihat adegan itu sambil tersenyum. Dia sebenarnya tahu Yunho adalah pria yang baik, tapi justru kebaikannya kadang-kadang dimanfaatkan orang yang akhirnya bisa membuat dia melakukan kesalahan. Sung Jae akan melakukan tugasnya sebagai anak sulung keluarga mereka nanti, menjaga keluarga mereka kelak.

“Appa, doakan kami ya,” ujar Sung Jae, mengingat sang appa kandung dan tersenyum.

***

Malam itu setelah acara makan malam Yunho memutuskan untuk menginap,meski tentu saja dia tidak tidur satu kamar dengan Jaejoong, karena Jaejoong tidak mau mereka satu kamar sebelum resmi menikah. Untungnya apartemen itu memang cukup besar dengan tiga kamar.

Jong Kook dan Jihyo serta Junsu dan suaminya mengucapkan selamat atas rencana pernikahan mereka.

Jaejoong berbaring di tempat tidurnya sambil memperhatikan foto ayah Sung Jae.

“Yeobo, semoga kamu merestui kami, Yunho akan menyayangi anak kita seperti anaknya sendiri, tak usah khawatir. Kau masih akan menempati satu sudut hatiku dan akan selamanya begitu, saranghae,” ujar Jaejoong, mengelus lembut foto ayah Sung Jae.

###

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
BabyBugsy
#1
Chapter 7: Bagus storynya.. Huhuhu sweet dan sedih juga di chap awal.. But i like it.
nanajunsu
#2
Chapter 7: Beautiful story XD
nanajunsu
#3
Chapter 6: Syukurlah jaejoong melahirkan dg selamat

Mr jung jahat bgt sih
Kasian jaejoong dr dlu smp skrg menerima hinaan mulu dr org2
nanajunsu
#4
Chapter 5: Yj saling menyayakan cinta XD
nanajunsu
#5
Chapter 4: Mrs jung jahat bgt
Dan jj orgnya sabar bgt
nanajunsu
#6
Chapter 3: Akhirnya stlh 4 bln yunho dtg nemui jj
Keknya yunho cinta ma jj
Cuman jj blm ad rs yaa ma yunho
nanajunsu
#7
Chapter 2: Yun pabo stlh kejadian itu bukannya tanggung jwb malah bilang maaf doang
Dan Skrg jj hamil ap yunho bakal nikahin jj
nanajunsu
#8
Chapter 1: Yunho kok gtu sih
Lg ato gmn kok tega ngelecehin jae (T.T)
helden #9
Chapter 7: Baguss deh ceritanya. Ak suka banget.
momo_chan
#10
Chapter 7: its beautiful~~..^,^.....
berharap ada sambungannyaaa lagiiii...pas baby jiyol lahir gitu.....
btw...thanks for the story....