Chapter One

YUNHO JUST YUNHO

Jaejoong mengetuk pintu besar di depannya, menunggu sesaat sebelum pintu suite room itu terbuka.

“Yunho ssi, permisi, harus mengambil kostummu tadi,” ujar Jaejoong, pada artis ganteng di hadapannya itu, yang sejak dua tahun belakangan ini menjadi salah satu orang yang harus diurusinya dalam hal berpakaian.

“Ah, masuklah,” ujar Yunho dengan suara baritone yang hangat tapi terkesan agak gemetar.

Jaejoong pun masuk dan mencari kostum yang baru saja dilepaskan oleh Yunho setelah acara fanmeeting tadi.

Jaejoong mengemas pakaian itu dengan rapid an membalik. Dilihatnya wajah pria di hadapannya memerah dan pria yang lebih muda 4 tahun darinya itu nampak agak gelisah.

“Yunho ssi, apakah kamu demam? Perlukah aku panggilkan manager-mu?” tanya Jaejoong, yang lalu dengan penuh perhatian mencoba meraba kening pria yang lebih tinggi sekitar 20 cm darinya itu untuk melihat apakah Yunho demam atau tidak.

“Ya ampun, kamu panas sekali, istirahatlah dulu, aku akan panggilkan managermu,” ujar Jaejoong, khawatir.

“No, tidak, jangan panggil hyung,aku…aku…maaf noona,” ujar Yunho yang lalu dengan kecepatan dan kekuatan tak terduga meraih tubuh ramping Jaejoong dan membantingnya ke atas ranjang.

Jaejoong yang sudah terkejut tambah terkejut ketika Yunho merobek kaus yang dipakainya dan mulai menciumi lehernya.

“YUNHO SSI!!!” teriak Jaejoong sebelum mulut Yunho menyumbat mulutya.

Jaejoong berusaha melepaskan diri dari kungkungan pria di atasnya, tetapi tubuh Yunho lebih besar dan kuat, dan sepertinya Yunho sedang dalam pengaruh obat entah apa.

Akhirnya semuanya terjadi. Jaejoong hanya bisa menggigit bibir dan menahan sakit dan tangisan.

Entah berapa kali Yunho melakukannya sampai akhirnya pria muda itu terbaring lemas di sampingnya.

Tubuh putih dan mulus Jaejoong sudah penuh dengan bercak merah dan bagian bawah tubuhnya terasa sakit dan perih.

Jaejoong berusaha bergerak. Nyeri sekali, tapi dia tahu dia harus segera keluar dari kamar ini.

Jaejoong memakai pakaian dalam dan celana jeansnya dengan gemetar, dia bingung melihat T-shirtnya yang sudah robek, akhirnya dia mencoba mencari pakaian Yunho yang bisa dipakainya.

Jaejoong meminta ijin pada Yunho yang masih menutup matanya kelelahan dan keluar kamar suite itu perlahan. Tak disadarinya ketika mata musang itu membuka dan menatap lirih pintu kamarnya.

“Mianhe..”

***

Jaejoong mandi dan membersihkan tubuhnya gemetar. Untungnya saat dia masuk kamarnya, Min Kyeong, rekannya belum ada di kamar entah sedang ada dimana wanita yang lebih muda dua tahun darinya itu.

Setelah memakai piyamanya Jaejoong tidur dengan memeluk tubuhnya sendiri hingga posisinya seperti bayi.

Jaejoong memang bukan gadis lagi, hei bahkan dia sudah memiliki anak berusia 12 tahun di usianya yang ke 32 tahun ini, tapi tetap saja menyakitkan rasanya diperlakukan seperti itu. Sejak suaminya meninggal dunia 6 tahun lalu, Jaejoong tidak pernah melakukan hubungan intim dengan siapapun, karena dia memang belum menjalin hubungan dengan siapapun lagi. Kesibukkannya mencari uang untuk menghidupi dirinya dan sang putra agar putranya bisa hidup lebih nyaman membuatnya tak berminat menjalin hubungan dengan siapapun, dan Jaejoong bukan penyuka one night stand hanya untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya. Sung Jae, putranya, tidak keberatan dia menikah lagi, hanya saja Jaejoong memang belum menemukan yang pas.

Sekarang dia harus menghadapi kenyataan bahwa dia harus menerima pelecehan itu. Memang Yunho tidak mengasarinya, hanya awalnya saja untuk meredakan perlawanannya dan itupun bukan dengan cara kasar, hanya dengan cara menciumnya dalam sampai dia agak kehabisan tenaga, hanya saja tetap saja itu pelecehan.

Tak pernah dia sangka Yunho bisa melakukan itu. Hallyu star muda itu terkenal akan kesopanannya, respect-nya pada senior maupun koleganya, bahkan rasa sayang dan hormat pada para juniornya. Yunho yang gentleman dan penyayang, meski memang Yunho juga terkenal karismatik dan menakutkan kalau dia sudah emosi dengan tatapan tajam dari mata musangnya.

Dua tahun menjadi stylish Yunho, sedikit banyak Jaejoong cukup mengenalnya dan melihat bagaimana banyak gadis bahkan juga pria muda yang tertarik padanya, dan bagaimana Yunho memperlakukan mereka dengan hormat dan ramah. Bagaimana para staff menghormati dan mengaguminya. Bagaimana Changmin, anggota groupnya yg lebih muda darinya dua tahun itu mnganggapnya sebagai panutannya, leadernya, kakaknya, dan betapa bangganya Changmin pada Yunho.

Siapapun tak akan ada yang menduga Yunho bisa melakukan hal itu. Jaejoong tahu dia tak mungkin mengatakan pada siapapun, karena begitu Yunho mengelak maka orang akan lebih percaya pada pria itu, dan dia hanya akan dianggap sebagai stylish pencari sensasi dan pastinya akan membahayakan pekerjaannya.

Jaejoong hanya bisa berharap ini akan berakhir disini.

***

Seminggu berlalu sejak kejadian hari itu. Jaejoong berusaha bersikap tenang dan professional, meskipun dia jadi jarang bicara dengan Yunho. Changmin yang memperhatikannya merasa agak aneh karena Jaejoong termasuk wanita yang ceria, menyenangkan dan banyak bicara dalam artian yang baik. Saat pertama kali mengenal Jaejoong tidak ada yang menduga kalau Jaejoong sudah berusia 32 dan seorang janda. Dengan kulit yang putih mulus alami, hidung mancung, bibir yang senantiasa berwarna pink meski tanpa lipstick dan mata besar yang berbinar indah di balik kacamatanya, serta jangan lupakan tubuh rampingnya yang bahkan membuat para artis wanita di agency ini sering merasa iri dibuatnya, membuat banyak orang menduganya baru berusia 20-an awal masih dibawah 25 tahun, masih lebih muda dibanding Changmin.

Sekarang melihat sikap Jaejoong yang lebih tenang dan pendiam membuat Changmin agak khawatir. Dia menyukai Jaejoong dengan tiga alasan, satu karena Jaejoong stylish yang handal, dua karena sikap Jaejoong yang ceria tulus dan apa adanya, ketiga – dan yang terpenting sebenarnya buat Changmin – bahwa Jaejoong sangat mahir memasak. Changmin tak pernah bosan memakan masakan buatan Jaejoong, apapun itu.

“Noona, ada apa? Noona kelihatan sedih dan sangat pendiam,” tanya Changmin, saat Jaejoong mengukur tubuh pemuda jangkung itu.

Dari sudut matanya Jaejoong bisa melihat Yunho memperhatikan mereka.

“Tidak ada apa-apa, Min, hanya sedang agak lelah saja,” ujar Jaejoong, tersenyum lembut.

“Bulanan?” tanya Changmin, membuat Jaejoong mau tak mau terkekeh geli, Pemuda ini memang kadang terlalu terus terang bila dia sudah merasa nyaman dengan lawan bicaranya.

“Kamu ini, menanyakan hal itu seringan itu, bukan, hanya sedang banyak pikiran saja, namanya juga seorang ibu,” ujar Jaejoong.

“Apa Sung Jae sedang sakit atau ada masalah di sekolahnya?”

“Tidak Min, bukan apa-apa, biasalah urusan keluarga,” ujar Jaejoong yang dengan sikapnya kemudian meminta Changmin untuk tidak membahasnya lagi.

Setelah mengukur Changmin, Jaejoong harus mengukur Yunho. Entah kenapa tangannya agak gemetar saat dia harus berdiri di dekat Yunho dan mengukur pria tampan itu. Jaejoong bisa merasakan Yunho menatapnya terus saat dia sibuk mengukur dan mencatat. Jaejoong berusaha menghindari kontak mata bahkan saat dia agak mendongak untuk mengukur lingkar kerah pria itu.

“Noona gemetar,” ujar Yunho, lirih.

Jaejoong hanya diam dan meneruskan pekerjaannya. Tangannya yang sedang mencatat terhenti saat mendengar ujaran lirih Yunho.

“Mianhe.”

Jaejoong lalu menyadari bahwa Yunho menyadari apa yang terjadi. Bagaimanapun hal itu tidak bisa begitu saja selesai dengan kata maaf, tapi Jaejoong juga merasa tak punya energy untuk memperpanjang masalah.

Jaejoong melanjutkan pekerjaanya tanpa mengatakan apapun. Setelah selesai dia segera meninggalkan kedua pemuda itu. Jaejoong tak sanggup lagi berlama-lama di sini.

***

“Apa itu tadi, hyung? Kenapa hyung meminta maaf?” tanya Changmin, yang bisa mendengar Yunho mengucapkan kata itu.

“Nothing, Min.”

“Hyung…”

“Nothing!”

Changmin menatap hyung-nya heran dan dia semakin curiga ada sesuatu terjadi antara hyung-nya dengan sang stylish. Meski begitu Changmin menghormati sang leader dan tidak mendesaknya lagi. Sudah lama sekali Changmin tidak melihat Yunho seperti ini. Emosional dan seperti agak bingung.

###

a/n : chapter satu…pendek ya…mianhe

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
BabyBugsy
#1
Chapter 7: Bagus storynya.. Huhuhu sweet dan sedih juga di chap awal.. But i like it.
nanajunsu
#2
Chapter 7: Beautiful story XD
nanajunsu
#3
Chapter 6: Syukurlah jaejoong melahirkan dg selamat

Mr jung jahat bgt sih
Kasian jaejoong dr dlu smp skrg menerima hinaan mulu dr org2
nanajunsu
#4
Chapter 5: Yj saling menyayakan cinta XD
nanajunsu
#5
Chapter 4: Mrs jung jahat bgt
Dan jj orgnya sabar bgt
nanajunsu
#6
Chapter 3: Akhirnya stlh 4 bln yunho dtg nemui jj
Keknya yunho cinta ma jj
Cuman jj blm ad rs yaa ma yunho
nanajunsu
#7
Chapter 2: Yun pabo stlh kejadian itu bukannya tanggung jwb malah bilang maaf doang
Dan Skrg jj hamil ap yunho bakal nikahin jj
nanajunsu
#8
Chapter 1: Yunho kok gtu sih
Lg ato gmn kok tega ngelecehin jae (T.T)
helden #9
Chapter 7: Baguss deh ceritanya. Ak suka banget.
momo_chan
#10
Chapter 7: its beautiful~~..^,^.....
berharap ada sambungannyaaa lagiiii...pas baby jiyol lahir gitu.....
btw...thanks for the story....