Betrayal

Unrequited Love
Please Subscribe to read the full chapter

Untunglah acara bertengkar massal kemarin itu tidak menyebar ke murid-murid. Di lokasi itu tidak dipasang CCTV, dan Minho sudah mengancam Joonmyun agar tidak menyebarkannya. Kudengar Joonmyun dan keempat anak buahnya diskors selama seminggu. Berita yang menyebar adalah mereka terlibat tawuran dengan pelajar sekolah lain.

Sementara itu, aku, Hongbin, dan Tao mendapat tugas tambahan setiap pulang sekolah selama seminggu, yaitu membersihkan toilet, hukuman paling pasaran yang pernah diberikan Jung seonsaengnim, guru konseling kami.

--

“Bagaimana?”

Chanshik memperlihatkan hasil ulangan Fisikanya padaku. Angka delapan puluh tertera di kotak nilai. Aku mengacungkan jempol padanya.

“Lumayanlah,” kata Chanshik sambil duduk disampingku.

Aku dan Chanshik sedang ada di kantin. Kulihat meja Woohyun dan teman-temannya penuh murid laki-laki kelas dua belas yang mengcosplay karakter dari Naruto. Woohyun sendiri menjadi Kakashi Hatake yang maskernya sedang dilepas. Rambutnya dicat abu-abu dan, tentu saja, dia terlihat tampan.

“Eh, katanya nanti akan ada pesta dansa, ya?” tanya Chanshik.

“Ketinggalan berita banget sih kamu.” Ucapku.

“Namanya juga anak baru,” kata Chanshik. “SMPku di Amerika tidak merayakannya sama sekali.”

“Hah, masa?” kataku bingung. “Bukannya Homecoming itu dari Amerika?”

Chanshik mengangkat bahu. “Tahu, deh.”

“Kamu sudah mengajak seseorang?” aku bertanya.

“Tidak. Daripada salah pilih. Nanti malah dapat yang bersikap seperti ratu yang selalu ingin tampil gemerlap di pesta.”

Aku menggeleng heran mendengarnya.

“Kamu sudah diajak?”

Pertanyaan itu membuatku menatap Woohyun yang sekarang sedang menyeruput minumannya.

“Sama dia?” tanya Chanshik. “Wah, pujaan hati, nih?”

Aku tersenyum simpul. “Belum diajak siapa-siapa, kok.”

“Kenapa nggak ajak dia duluan saja?”

“Kemarin aku mau mengajaknya, kamu keburu datang sih.” Candaku.

Chanshik mendengus. “Habis kau meninggalkanku lama sekali,” Katanya.  “Sudahlah, aku nggak usah datang.”

“Sayangnya kamu harus datang, karena terhitung absen.”

Chanshik mengeluarkan erangan malas.

Hongbin dan Tao tiba-tiba muncul dihadapan kami. Mereka berdua memakai kostum karakter yang tidak kukenal.

“Kami bergabung dengan kalian, ya.” kata Tao sambil menaruh nampan di meja.

“Daehyun mengusir kami karena tidak mengcosplay karakter One Piece.” Kata Hongbin kesal sambil beradu tatapan sinis pada Daehyun beberapa meja dari kami.

Ditengah-tengah makan, Hongbin berkata lagi. “Chanshik, hidungmu bagaimana?”

Tangan Chanshik refleks menyentuh hidungnya. “Oh, patah. Sudah mendingan.”

Tao terkekeh pelan setelah menelan makanannya. “Dengan tampang seperti itu, kau pasti terlihat buruk sekali di pesta dansa, man.”

“Tenang. Aku berencana untuk bolos, kok.”

Aku menatap Chanshik dengan tajam. Anak baru sudah berani bolos?

Tao kemudian menatap kami berdua penuh arti. “Kenapa kau menatapnya begitu, Bomi? Kalian berangkat berdua?”

“Aku masih menunggu ajakan Woohyun sunbae sampai sekarang.” Gumamku.

“Astaga, kapan kau akan berhenti menyukainya?” Tao menggelengkan kepala dengan heran. Selain Minah, Park Chanyeol dan sekarang Chanshik, Tao juga merupakan orang yang tahu akan perasaanku. Dia tidak sengaja menguping perbincangan dengan Minah beberapa waktu yang lalu.

“Hah, Bomi suka sama siapa?” celetuk Hongbin.

Aku pun memberi tendangan dari bawah meja pada kaki Tao karena hampir membocorkan rahasiaku.

Tao mengaduh, lalu setelah beberapa detik berkata. “Aku hanya ingin bilang saja. Kamu sudah menyukai sunbae begitu lama. The more you care, the more you have to lose.”

“Harry Potter.” Aku mendengus. Tapi, lantas perkataan Tao membuatku berpikir keras. Jika dihitung, ternyata sudah empat  tahun setengah sejak Woohyun menarik perhatianku untuk pertama kalinya. Selama itu pun, tidak ada sesuatu yang begitu berarti. Sikap Woohyun padaku tidak berubah sama sekali, sementara aku dengan setia menunggunya. Aku menghela napas berat saat menyadari bahwa aku sudah terjebak dalam angan-angan kosong tanpa hasil selama empat tahun setengah ini.

Keributan tiba-tiba terjadi. Murid-murid yang tadinya sedang makan langsung berdiri dan berlari keluar dari kantin. Kami berempat menatap mereka dengan bingung.

“Jung Eunji, ada apa?” tanyaku sambil menahan pergelangan tangan Eunji.

“Cho Hyunyoung sunbae berulah lagi!” jawab Eunji lalu segera meninggalkanku.

Kami langsung berdiri dan bergabung dengan kerumunan anak-anak menuju tempat tujuan. Chanshik yang tidak tahu apa-apa bertanya. “Siapa yang berulah?”

“Cho Hyunyoung,” kataku, tak repot-repot menggunakan kata sunbae. “Anak pemilik yayasan. Kelas dua belas. Soknya keterlaluan. Hampir semua murid disini benci padanya, tapi aku masih bingung kenapa tidak ada dari mereka yang berani menghadapi dia.”

Anak-anak berhenti di belakang sekolah, tempat Chanshik dikeroyok kemarin sore. Kami semua menatap pemandangan itu dari jauh. Di koridor itu, terlihat Hyunyoung yang memegang sebuah alat pencukur rambut dan dua anteknya menjambaki rambut seorang siswi. Hyunyoung menakuti gadis itu dengan alat tersebut.

Aku menatap sekitar. Bisik-bisik mulai terdengar. Ada yang menatap Hyunyoung dengan marah, ada juga yang menatap si korban dengan kasihan. Aku mengembalikan pandanganku pada mereka, dan melongo ketika melihat wajah korban dengan jelas.

Aku segera menerobos kerumunan dan berlari menghampiri koridor itu. Saat alat pencukur hampir mengenai rambut Dasom, teman sekelasku, aku menahan tangan Hyunyoung, meraih alat itu dan membuangnya ke selokan.

“Apa yang kau lakukan?!” pekik Hyunyoung marah.

“Harusnya aku yang bertanya padamu!” balasku. “Apa yang kau lakukan pada temanku?!”

“None of your business, b****!”

Tentu saja aku mengerti apa yang dia katakan.

“Kau ini pura-pura tidak tahu atau apa?!” teriakku. “Sadarlah, hampir seluruh orang disini membencimu! Dan menurutmu, dengan menindas adik kelas, kau bisa terlihat cantik?!”

“Jaga omonganmu!” seru salah satu antek Hyunyoung. Dia maju untuk menghadapiku, tapi langsung ditahan oleh Hyunyoung.

“Dia sudah menggoda pacarku! Dia pantas mendapatkannya!” Hyunyoung mengamuk sambil menunjuk Dasom, yang sekarang meringkuk di lantai sambil menatapnya takut. “Dan tanpa menindas pun, aku sudah masuk kedalam daftar siswi cantik di sekolah ini.”

“O, ya?” Chanshik tiba-tiba muncul dibelakang kami. “Kau merasa cantik, sementara kelakuanmu seperti ini? Apa pentingnya cantik kalau tidak punya otak?”

“Ya!” teriak yang satu lagi. Setahuku, namanya adalah Minyoung.

“Hei, kau anak baru dari Amerika itu, kan?” kata Hyunyoung. “Benar ya, kata Joonmyun, kau memang tidak tahu sopan santun. Kau juga.” Dia mendelik padaku.

“Tidak peduli aku anak baru atau bukan, adik kelasmu atau bukan, tidak tahu sopan santun atau tahu. Derajatmu pun tidak akan tinggi jika kau bertingkah begini,” kata Chanshik, lalu mengeraskan suaranya. “Aku ingin bertanya pada semua orang-orang disini. Apakah kalian semua setuju dengan perkataanku yang tadi? What’s the beauty without the brain?”

Lautan siswa meneriakkan kata setuju, disusul teriakkan hujatan pada Hyunyoung. Kami berdua menatap Hyunyoung sambil menyeringai, sementara Hyunyoung tampak berusaha keras menahan amarah. Lalu, dia berteriak frustasi.

“Sial!” umpatnya. “Aku tidak akan pernah memaafkan kalian berdua!”  Hyunyoung langsung pergi diikuti dua ant

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tachibanarin #1
Chapter 1: it's so interesting ><
Yoonsa66
#2
Chapter 8: Bonus chapter pleasee!!! (T^T)
Really want to see bomi n gongchan wedding!!! ㅋㅋㅋㅋ
ara2712 #3
Chapter 8: aaaa so sweet bangeeet >< sequel juseyoooo
celaaar #4
Chapter 7: One more chapter? Yah udh mau abis doong?-_-
ara2712 #5
Chapter 6: awwww itu kalimat terakhirnya so sweet gilaaaaa /spazzing/
duh disini namu ngeselin pake banget sumpah. Sebutuh apa sih dia sama kepopuleran? Gedeg ih -_-
Lanjut juseyooo
ara2712 #6
Chapter 5: minah-woohyun ngeselin banget sumpah -_- awas aja kalo putus pada balik ke bomi.
Gongchan-bomi jadian juseyooo
auliazizaa #7
Chapter 4: waaaah udah ada next chapternya...
minah kok tega banget sih sama sahabatnya :''')
bomi sama gongchan aja~ sama daehyun juga gpp/? wkwkwk
next chap ditunggu authornim :')
bbomiya
#8
Chapter 1: bomi gongchan! walaupun mereka jarang ada moment nya tp kalo dipikir pikir lucu juga- hehe
first chapter was good. aku suka part pertama. bahasanya sederhana jadi enak di baca :3
walaupun alurnya udah biasa tp castnya gak biasa aku suka>_<
gak bisa komen banyak banyak aku bingung-
can't wait for next update. fighting authornim>_<)bbb
sunlight_ #9
Yeah gongchan and bomi. Update soon ~