Chapter 07

Another Feeling
Please Subscribe to read the full chapter

Chapter 07 “I See Her ! ㅡAnother Feeling”

Up fast guys whahaha

pda iktan pan bkin hastaged #LuckyToHaveEXO, #CallMeBaby sma #EXO kmrn?

Odg!! You’ve see if hair color Sehun was changes!!

My favorite one color hair from him, with hair Mama era!!

My babies with black hair… Ohhh that’s feels make me dying

Okay, enough” wks… I was told you right?

This chapter will have ual contents… That’s mean, if Sehun and Wendy…

Okay!! Just read this one…

And forgive me if have many typo, dan snya ngga lebih/?

Check this out, thanks a lot guys -xoxo

Wendy adalah anak ke dua dari dua bersaudara, dia anak perempuan satu satunya yang disayang dan termasuk anak terakhir yang tersayang pula, dia tinggal sendiri di Seoul. Kedua orang tuanya tinggal di Canada. Namun mereka orang Korea, hanya saja mereka sudah jadi warga negara disana dan disanalah Wendy lahir.

Kedua orang tua mereka mempunyai perusahaan masing masing, Ayahnya mempunyai perusahaan dibidang elektronik dan kedokteran. Ayahnya seorang profesor, cabangnya sungguh sangat terkenal di Asian dan tersebar dibeberapa negara didunia, Lelaki tua yang hebat itu juga membuka praktik untuk para pasien. Ayahnya bekerja mengobati dari luka yang ringan hingga luka yang cukup termasuk penyakit parah. Ibunya ada seorang desainer terkenal didunia, Ibunya sangat fashionable tak salah jika Wendy juga mewariskan gaya dari sang Ibu.

Orang tua Wendy empat bulan sekali mengirimkan uang sekisaran 598$ banyak memang, namun bagi mereka itu hanya biasa jika untuk urusan anak mereka. Orang tuanya juga sangat berperan penting bagi UNESCO, mereka termasuk dalam pergerakan itu.

Kakaknya yang pertama, Son Seung Hyun. Seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu, Ia sebagai seorang model majalah terkenal seperti ELLE Magazine, Cosmopolition Magazine khusus pria, serta majalah Playboy sekalipun. Kakaknya berkuliah di University Harvard di Amerika Serikat, kakaknya sangat pintar. Bahkan Ia juga diangkat sebagain asisten pribadi dosen salah satu jurusan disana.

Wendy acap kali, ditipu dan diperas oleh temannya. Mereka yang ingin berteman dengan Wendy hanya memanfaatkan harta benda serta kepintarannya saja, Ia sungguh sangat membenci hal itu. Sering kali juga dia di bully serta di lecehkan oleh orang itu, mereka memandang iri serta benci dengan Wendy karena harta yang Ia punyai serta keluarga yang sangat terbilang sempurna diakhirnya.

Jadi, teman Wendy bisa dihitung oleh tangan. Karena itu, Wendy sangat menghindari untuk berbicara dengan orang lain. Ia terkadang minder dan takut serta malu jika mengingat atau mendapat perlakuan seperti itu, namun sekarang Ia tak lagi memperdulikan itu. Ia sudah terlampau mengerti dan mengajari hal itu, dan dia sekarang menjadi mempunyai dua pribadi. Saat berada dilingkunan dimana Ia sangat sukai; keluarga atau sahabat terpercayanya. Ia akan bersifat sangat berbanding terbalik dari sifatnya yan kedua. Dingin dan menjauh dari dunia sosial.

“Saturday, 22 02 20xx, 16.54.33”

“Wendy? Apa kau didalam?”

—Tok! Tok! Tok!

“Wendy, kau membuatku takut...” dengan nada yang agak nyaring, berpikiran paranoid adalah kebiasaan Sehun jika anak lelaki itu sudah dirumah temannya ini. Biasanya jika Ia kerumah Wendy, akan dipastikan anak perempuan itu lebih sering mengerjainya dan mentakutㅡtakuti anak lelaki itu, dengan tidak menjawab panggilan ataupun sejenisnya.

‘Dimana anak itu? Apa aku harus masuk kedalam situ...’ tanyanya dalam hati sambil menimbang keputusannya. Hey! Mau apa anak lelaki ini masuk kedalam kamar mandi seorang wanita? Apa Ia gila?

“Wendy, jangan bermain seperti ini... Kau tau, ini sungguh tidak lucu!” dengan nada tinggi serta terdengar nada frustasi dikata tersebut, “Baiklah aku akan masuk...” ucapnya final, dengan perlahan Ia menggengam knop pintu ruangan yang didominasi oleh warna black dan grey serta hiasan sticker dipintu itu.

Dengan ragu anak lelaki itu memasuki ruangan tersebut, berharap tak terjadi sesuatu kepada teman perempuannya. Diputarnya knop pintu itu dengan pelan, dan didorongnya perlahan; berharap tak mengeluarkan suara saat dibuka.

Sehun, anak itu mengintip sedikit dari celah yang Ia buka. Melihat persetengah bagian dalam ruangan itu, dan Ia tak menemukan Wendy, atau Ia terlalu sedikit membuka pintu ruanagan itu. Owh, ternyata anak ini masih ingin berpikiran jernih. Ia tak ingin kenapaㅡkenapa dengan dirinya —nya, dan Wendy tentunya. Selama Ia menginap dirumah anak perempuan itu, Ia tak pernah sama sekali menyentuh ataupun masuk kedalam ruangan yang menurut Sehun itu sangat pribadi sekali.

Sehun tertegun diam, Ia berpikir sangat keras. Mungkin bisa dibilang jika Ia takut dan mungkin takut diantara kata lain; Ia takut kelepasan setelahnya. Wow! Ini sangat lucu.

‘Baiklah semoga ini tak membuat anak itu bangun’ batinnya ambigu, menghembuskan nafasn

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
faridarahma #1
Chapter 8: yampun yampunnn sehunnn mesumnyaa
ELF813
#2
Chapter 8: Hun dia sahabatmu, inget itu!
Kau sdh pnya Irene
ara2712 #3
Chapter 8: nah loh. Yibo bukan tuh yang ditelepon? Wuih makin seru!!
fathiasyaa #4
Chapter 7: Chapter 7: hahanjir sehun :| aku bacanya speechless/? sehun jangan macem-macem sama wendy pls inget dia sahabat kamu :(((
ELF813
#5
Chapter 7: waduh Sehun kurang ajar xD
gimana ya kalau Wendy tau?!
kidtaey #6
Chapter 6: Cant wait for the next chapter!!! Author fighting!!!
Pengen bgt liat sehun menyesal ;;
ELF813
#7
Chapter 6: Sehun playboy ihh, mending Wendy sama Yibo aja hahaha
ara2712 #8
Chapter 6: aduuuh sehun bikin geregetan ah -_____- sayangnya sama satu orang aja dong. kesian tuh wendy sama irene -_-
tiffanciel
#9
Chapter 5: jadi wendy gimana dong ini?? kok sehunnya marukkkkk huwahhhh. andwaeeee