Chapter 04

Another Feeling
Please Subscribe to read the full chapter

Chapter 04 “Alone and Wait for... ㅡAnother Feeling”

Romance, Hurt/Comfort, Friendship, Angst, School Life

Warning! Typo(s):absurd:tidak sesuai EYD:AU

PG17 “bad words, crime (little)”

xohunkaiywra™

                Hari menjelang senja, awan yang beberapa waktu lalu berwarna orange costa ㅡsunset. Kini telah memblurkan warnanya, dan kini warna terganti menjadi biru gelap. Namun lelaki itu masih berdiri menunggu seseorang yang Ia pikirkan seharian ini, Ia ingin bertemu orang itu.

Lelaki itu menunggu dengan tampang yang tak bisa dibaca, menunggu sendiri di ujung tempat duduk Restaurant yang lumayan ternama ditempatnya. Menunggu, Ia hanya menunggu kedatangan orang yang sedari tadi Ia pikirkan, ingatan dimana tadi saat ditaman belakang sekolah itu kembali terputar dipikiranya, seperti photografic film yang tertata rapi di ingatanya. Saat dimana mereka melakukan itu dan bercanda tawa bersama.

 

                Sejujurnya itu ingatan yang sama sekali tak Ia ingin lihat, ingat maupun kenang. Lelaki itu bukanlah dirinya, Ia hanya melihat dari kejauhan dimana sang lelaki tak di ketahui oleh keduanya. Anggaplah Ia seperti penguntit yang tak tahu sopan dan santun.

Ia tak tahu kenapa merasa kacau saat melihat itu, sebenarnya Ia tak ingin mencampuri urusan antara kedua orang itu. Namun egonya terlalu besar, lelaki itu sempat menelpon sang wanita dan menanyakanya ‘Kau berada dimana?’ ‘Sedang apa?’ ‘Apa kau tak ada waktu untuk menemaniku sebentar?’ ㅡIa menolaknya, gadis itu menolak ajakanya. Ajakan sang sahabat. Namun sang lelaki mencoba untuk bersabarㅡ ‘Baiklah, aku mengerti...’ Ia tahu jika sang wanita berbohong kepadanya, sang wanita menjawab dengan kebohongan. Karena Ia melihat semuanya, namun na’as sang wanita tak mengetahui keberadaan sang lelaki.

 

                Ia ingin menanyakan semuanya, sadar bahwa itu terlalu egois, namun lelaki itu punya berhak mengetahui persoalan itu. Menurutnya, karena ‘sang lelaki; hanya seorang sahabat yang terlampau egois’ㅡlucu memang, jika kau mempunyai teman lelaki seperti itu, dan kau pasti berpikir bahwa “sang lelaki cemburu karena Ia mencintaimu...” ㅡya... Mungkin saja.

Hanya saja sang lelaki terlalu berpikiran dangkal. Walaupun Ia hanya seorang sahabat, sang lelaki juga berpikir jika Ia harus mengetahui tersebut, Ia hanya peduli akan sahabat wanitanya, mungkin jika sang wanita ada masalah Ia bisa membantunya, dan itu wajar buat seorang lelaki, apalagi; jika Ia hanya tak ingin mengakui bahwa sang wanita mempunyai pesona yang luar biasa sehingga orang itu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
faridarahma #1
Chapter 8: yampun yampunnn sehunnn mesumnyaa
ELF813
#2
Chapter 8: Hun dia sahabatmu, inget itu!
Kau sdh pnya Irene
ara2712 #3
Chapter 8: nah loh. Yibo bukan tuh yang ditelepon? Wuih makin seru!!
fathiasyaa #4
Chapter 7: Chapter 7: hahanjir sehun :| aku bacanya speechless/? sehun jangan macem-macem sama wendy pls inget dia sahabat kamu :(((
ELF813
#5
Chapter 7: waduh Sehun kurang ajar xD
gimana ya kalau Wendy tau?!
kidtaey #6
Chapter 6: Cant wait for the next chapter!!! Author fighting!!!
Pengen bgt liat sehun menyesal ;;
ELF813
#7
Chapter 6: Sehun playboy ihh, mending Wendy sama Yibo aja hahaha
ara2712 #8
Chapter 6: aduuuh sehun bikin geregetan ah -_____- sayangnya sama satu orang aja dong. kesian tuh wendy sama irene -_-
tiffanciel
#9
Chapter 5: jadi wendy gimana dong ini?? kok sehunnya marukkkkk huwahhhh. andwaeeee