Romance, Hurt/Comfort, Friendship, Angst, School Life

Warning! Typo(s):absurd:tidak sesuai EYD

PG17 "bad word, crime (little)"

xohunkaiywra™

                Sehun yang sedari tadi masih memegang tangan Wendy kini mulai merenggangkan tanganya dengan wanita tersebut dan mencari kunci mobilnya, mereka sekarang tak jauh dari parkiran yang di sediakan Club tersebut. Setelah mendapatkan kunci yang dicarinya, Sehun bergegas membukakan pintu mobilnya, dan menyuruh Wendy masuk. Hening adalah gambaran saat itu, mungkin hanya terdengar dentuman musik yang dihasilkan dari suara diruangan Club itu, suara angin yang bergesekan dengan alam sekitar, serta bunyi yang dihasilkan oleh Sehun yang membuka pintu mobilnya suara gas yang menderu nyaring memecah keheningan mereka berdua.

Sesaat Sehun tengah menyalakan mobil itu, Ia merasa kini saku celananya menghasilkan vibrate serta bunyi ringtone dari ponselnya, cepat-cepat Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang tengah menelponya. ㅡCalling Up “Irene” Sehun diam menatap datar ponselnya yang kini menampilkan nomor serta nama siapa memanggilnya saat ini, Ia tak ingin menjawabnya sekarang.

Wendy yang sedari tadi diam dan memperhatikan Sehun yang kini tengah sibuk menatapi ponselnya ingin bertanya, kenapa Sehun tak mengangkat telponnya dan kenapa hanya dipandangi saja. Namun saat Ia ingin menanyakanya, Ia urungkan pertanyaan itu saat Sehun menolehkan kepalanya kearahnya, mereka bertatapan cukup lama. Hingga Sehunㅡlah terlebih dahulu yang menyudahkan tatapan tersebut dan menㅡdial upㅡkan sambungan telponnya. Dan menaruh kasar ponselnya kesaku celananya kembali. Sesaat setelah itu Sehun sama sekali tak mengendarai mobilnya yang sedari tadi menyala,  terdengar helaan nafas dari arah Sehun saat Ia ingin membicarakan sesuatu kepada Wendy.

“Aku akan mengantarmu pulang... Saat sampai, lebih baik kau istirahat... Kau mengerti?” jelasnya santai kepada Wendy, wanita itu mengalihkan pandanganya kearah Sehun, dan memandanginya dengan tatapan kosong. Sehun yang merasa dipandandangi pun menolehkan kepalanya, mereka kembali bertatapan. Sehun memaksakan memberikan senyuman untuk wanita yang kini Ia pandangi tepat disebelahnya. Wendy tahu jika itu senyuman terpaksa, Ia mengenal Sehun. Tentu saja wanita itu mengetahuinya. Ia hanya mengangukan kepalanya pelan, dan membalas senyuman Sehun dengan manis. Dan mengalihkan pandanganya keluar arah jendela saat memberikan senyuman tersebut.

Merasa tak ada lagi yang ingin Ia sampaikan, Sehun mulai menggemgam setir kemudi mobil dan mulai menjalankan mobilnya. Sehun maupun Wendy sungguh sangat membenci situai seperti ini sebenarnya, tak ada candaan maupun pembicaraan yang seperti waktu lalu ataupun seperti biasanya. Lelaki yang sedari tadi merasa tak nyaman kini mulai mencari topik pembicaraan untuk membuat suasana didalam mobilnya lebih hidup.

“Ehmmm... Apa kau lebih baikan?” sekilas Ia menoleh kearah Wendy guna melihat apa Wendy mendengarkanya, dan kembali memfokuskan pandanganya kearah jalan. “Ya, aku merasa b