Shock
Innocent People“Shock”.
Junho dan wooyoung berjalan lunglai , tepatnya setelah wooyoung memarkirkan sepedanya dihalaman rumahnya.”Junho..setelah kau mandi langsunglah ketempatku , kita makan bersama..dan jangan lupa bawa buku Pr-mu” perintah wooyoung,sambil menatap sang sahabat.junho mengangguk , dan juga karena rumah mereka berdekatan satu sama lain. “baiklah youngie ,aku sudah gerah..bye-bye..”junho tersenyum,begitu mmenawan dengan kedua matanya yang hampir tenggelam—membentuk bulan sabit.”dan..juga , terimakasih telah mengantarku ketoko buku”Wooyoung terkekeh pelan.”sudahlah..itu hal biasa tau,lagian kau juga sering menolongku?iya-kan?”junho hanya mengangguk.saat saat seperti inilah yang benar-benar membuatnya kagum atas sifat wooyoung.”baiklah youngie aku harus mandi,sudah gerah tau..bye”.Tiba-tiba wooyoung menarik tangan junho dan tersenyum kecil”Mandi yang bersih yah..” salah satu tangannya mengacak rambut junho pelan.”e-eh..Oh yah..bye..”junho segera berlari,mencoba menyembunyikan ‘wajah-nya yang sudah memerah’ akibat perilaku wooyoung tadi.
***
“Youngie..hei buka pintunya?”junho terus menggedor pintu dihadapannya.”Tunggu sebentar”teriak wooyoung dari dalam , beberapa detik kemudian junho sudah dapat melihat wooyoung dihadapannya.”Masuklah junho,kebetulan umma sudah masak”Junho mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah wooyoung.”Junho,pergilah kekamar duluan..aku akan mengambilkan makanan untukmu”.
“T-tapi?”wooyoung menggeleng ,mendorong junho ketangga untuk kekamarnya.”Tenanglah..”junho mengangguk dan melangkahkan kedua kakinya kekamar wooyoung.
“anak ini , dari dulu hingga sekarang kamar ini tak pernah berubah . tetap saja seperti kapal pecah..” dengan inisiatif junho berjalan mengambil barang-barang wooyoung yang berjatuhan entah kemana—sebelumnya ia sudah meletakkan buku-buku Pr nya disudut kamar wooyoung—.”beruntung aku adalah sahabat yang baik—junho terkekeh—aku akan membereskannya sebentar”junho mulai merapikan benda-benda disekitarnya,dari melipat selimut wooyoung,merapikan buku-buku wooyoung dan yang lainnya.beruntung kamar wooyoung tak terlalu berantakan untuk hari ini.~sepertinya aku sudah seperti istri saja~ gumam junho pelan,senyuman aneh mulai tertempel dibibirnya bagaimana membayangkan dirinya yang akan merapikan tempat tidur wooyoung setiap hari , membantu wooyoung memakai dasi, junho tidak tahu perasaan ini disebut apa ? tapi yang junho rasakan saat bersama wooyoung adalah ia akan merasakan pipi-nya memanas dan sedikit-demi sedikit jantungnya berdetak kuat . tidak tahu kenapa , tapi itulah yang junho rasakan selama sebulan ini.”Junho?ini..ayo kita makan”suara wooyoung yang hampir besar itu benar-benar membuat junho terkejut , hancur sudah segala khayalannya.”e-eh iya..” junho berbalik dan menatap wooyoung. Sedetik kemudian mata wooyoung membulat dan menatap junho jengah.”Ish..junho sudah berapa kali aku harus bilang?jangan pernah membereskan tempat tidurku?”Junho hanya tersenyum canggung,sambil menggaruk tangannya yang tak gatal.”Mianhe youngie aku..hanya tidak betah melihat kamarmu yang tak beres ini”tepat!junho berdalih , wooyoung berjalan mendekati junho sambil menyerahkan nampan yang ia bawa untuk junho.”Tapi setidaknya kau tidak perlu membereskannya sendiri junho?kau bisa bilang denganku?lain kali sebelum kau datang aku akan membersekannya sendiri” junho cemberut , duduk bersimpuh dihadapan wooyoung—sama halnya seperti junho,wooyoung juga sudah duduk bersimpuh dihadapan junho—.”Apa kau tidak suka aku membereskan tempat tidurmu?”Tanya junho tak suka, wooyoung yang tahu hanya mengangguk.”benar..”
“Yack..”junho berteriak,tak habis pikir dengan wooyoung.wooyoung hanya terkekeh pelan—namun ia kembali serius.”Aku
Comments