Probably this is the best decision
Innocent People
“Probably this is the best decision”
....................
Tidak terasa Warna langit sudah berubah ke-orange an begitupun dengan anak-anak SMA yang mulai berlarian keluar , sebagian ada yang masih bercengkrama dan sebagaian sudah ada yang pulang . padahal waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 Sore . tapi sepertinya tidak berlaku bagi dua orang namja ini , salah satu dari mereka masih asyik tidur didalam kelas , membenamkan kepalanya diantara kedua tangannya yang terlipat diatas meja.
‘Nggh..junho..untuk hari ini kau saja yang piket yah?aku ngantuk..”ucap atau lebih tepatnya perintah dari salah satu antara mereka. Lagi-lagi junho hanya bisa mengangguk kesal mendengar penuturan sahabatnya ini.”baiklah..ntah sudah berapa kali kau memanfaatkanku youngie! Aku menyesal bisa sebangku denganmu , karena asal jadwal piket kau selalu beralasan ngantuk , menyebalkan..” namja itu—wooyoung— terkekeh dalam tidur ayamnya . tawanya yang lumayan kuat itu benar-benar membuat junho jengah , beruntung ini sudah pulang sekolah jadi tidak ada yang memarahi mereka. “sudahlah nuneo?lebih baik lakukan..kau tahukan aku harus menyiapkan tenaga untuk pulang , dan mengantarmu juga pulang . kau tahukan tubuhmu itu sangat berat jadi bila tubuhku lemah aku akan sulit memboncengmu?”
“hei..yang menyuruhku meninggalkan sepedaku itu kau wooyoung?kau yang menawarkannya..”elak junho tak mau dipersalahkan. “terserah..terserah..sudah nyampu sana?”
............................................
“junho cepatlah!!”teriak wooyoung dari depan kelas sambil membawa sepedanya . junho dengan buru-buru langaung mengunci pintu kelasnya lalu pergi berbalik kearah wooyoung . “sudah?apa kau puas?minggir..”
“kenapa didepan?biasanya kau menolak?”Tanya wooyoung merasa aneh dengan apa yang dilakukan junho . junho menggeram kesal menatap wooyoung.”sudah jangan banyak Tanya! Antar aku pulang sampai selamat!” tanpa memperdulikan wooyoung yang mengomel tak jelas , junho langsung menduduki pantatnya kebesi-besi panjang dibawahnya—besi-besi sepeda—, awalnya sedikit dingin tapi beberapa detik kemudian ia sudah mulai terbiasa, walaupun rasanya sedikit mengganjal.”Baiklah Nuneo!oh yah kau bilang kau ingin ketoko buku?”Tanya wooyoung . “Oh ia..ah tapi sepertinya sudah malam , besok saja Younngie..”wooyoung menggeleng , menandakan bahwa itu bukanlah ide yang baik.”sudah sekarang saja Junho?kalau besok sama saja kita akan pulang jam segini juga?—junho mendongak heran—masa kau tidak ingat Junho?besok kita ada kelas renang?” Junho tersenyum.“Baiklah terserahmu saja Youngie..”wooyoung mengangguk dan mulai melajukan sepedanya , tak sadar kedua bibir mereka saling tertarik—melengkung indah tanpa sepengetahuan mereka berdua. “Oh yah youngie?apa kau tidak keberatan seperti ini terus?kalau ia .. mulai besok aku akan membawa sepedaku sendiri?”. “Tidak..tidak perlu junho—wooyoung semakin mengayuh sepedanya kuat , yang langsung membuat junho tersentak.”Yah wooyoung!!jangan kencang-kencang!” wooyoung terkikik , mengangguk.”Baiklah..baiklah..” seperti lupa dengan perdebatan mereka tadi , wooyoung dan junho hanya tertawa lebar , menikmati angin-angin jalanan yang menerpa tubuh mereka.
***
“Apa harus hari ini appa?” Tanya namja itu , sambil mengeratkan pelukannya terhadap jaket yang ia kenakan. Sang ayah mengangguk.”Hei berhentilah seperti itu nichkhun , lihat ini masih pukul tujuh malam”kata ayahnya,nichkhun hanya mengangguk sembari membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya.begitupun dengan sang ayah.
“Dimana rumah paman itu appa?”Tanya nichkhun tanpa memandang sang ayah yang sedang menyetir.”sekitar satu jam dari sini”.Nichkhun hanya mengangguk , malas melanjutkan lagi.kepalanya bergulir kejendela pintu ha
Comments