ego

Wedding?
Please Subscribe to read the full chapter

Ini 5804 words.. Jadi perlu dikasih 'warning : kebanyakan kata'  ???

 

 

 

"Terimakasih untuk semua perwakilan pers yang datang. Kami pemain dan semua crew sudah bekerja keras jadi bukan hal besar jika kami mengharapkan kesuksesan untuk film ini. Sekali lagi terimakasih banyak. Dan selamat malam."

 

  Kris mengakhiri kalimat penutupnya dengan membungkukan badan, diikuti para pemain lain, serta beberapa crew film yang ikut dalam konfrensi pers. Bunyi jepretan kamera dan cahaya blitz-nya menyerbu mereka. Satu menit mereka masih menebar senyum pada kamera yang ada sebelum mulai satu per satu meninggalkan ruangan yang terasa pengap. Fans dan media pers yang datang hari ini diluar perkiraan mereka. Itu karena..

"Wow, berita pernikahanmu sepertinya membantu promosi kita untuk film ini, Yifan."

  Tepukan dibahunya membuat Kris menoleh dan menemukan sang sutradara dengan senyum lebarnya. Pria tua itu tentu bahagia dengan banyaknya media yang bersedia mempromosikan film-nya dan itu berkat salah satu berita menghebohkan aktor utamanya akhir-akhir ini.

"Maaf, tapi pernikahanku nanti bukan untuk ajang promosi apapun. Permisi."

  Hell, siapa yang suka hal sakral dalam hidupmu justru dijadikan bahan komersil seperti itu. Kris menurunkan tangan sang sutradara dari bahunya, memberikan bow seperlunya, lalu mulai kembali melangkah kali ini lebih cepat. Seseorang yang jauh lebih penting sedang menunggunya saat ini.

"Hey, kau tidak akan ikut pesta kami malam ini?"

  Dengan tetap melangkah, Kris kembali menoleh kebelakang memberikan senyum sinis andalannya pada seseorang yang selama proses shooting kemarin sangat dihormatinya.

"Aku punya pesta pernikahan sendiri yang harus kusiapkan. Selamat malam."

.

.

  Yixing sedang asyik dengan alunan musik yang terhubung melalui earphone-nya saat pintu mobil terbuka dan seseorang menyergapnya dengan pelukan. Untuk beberapa detik ia nyaris berteriak minta tolong berpikir bahwa orang itu fans gila yang nekat, tapi nyatanya tangan-tangan besar yang melingkari bahunya terasa sangat hangat dan familiar. Mudah bagi Yixing untuk segera menyadari pelaku pemelukan mendadak ini.

"Bikin kaget saja sih, Kris."

"Sudah selesai. Kita bisa mulai fokus mengurus semuanya sendiri, Xing. Pernikahan kita."

  Mendengar itu Yixing mulai balas melingkarkan tangannya ditubuh tinggi Kris. Bohong jika ia tak merasa tersentuh saat ini, ucapan Kris serta semua yang laki-laki itu lakukan seminggu ini penyebabnya. Pacarnya itu bahkan meminta secara langsung untuk mempercepat jadwal promosi yang tadinya dua minggu hanya menjadi satu minggu, akibatnya ia harus menghadapi aktifitas promosi dua kali lebih banyak dalam sehari. Kris nyaris tidak tidur selama jadwal padat seminggunya. Benar-benar membuat Yixing kerepotan untuk hanya sekedar mengingatkannya beristirahat. Dan ya, semua kerja keras nyatanya akan selalu berakhir baik. Kini mereka bisa fokus sepenuhnya pada sesuatu yang selama ini mereka selalu tunda. Sekarang tak ada alasan apapun yang mampu menghalangi mereka lagi.

"Aku tahu. Terimakasih banyak, sayang, untuk kerja kerasmu seminggu ini."

  Pelukan Kris mendadak terlepas, dan mendadak pula kecupan bertubi-tubi mendarat dibibir Yixing. "Ya Tuhan, Kris! Kebiasaan kalau mesum ga tau tempat!"

  Cengiran menyebalkan pacarnya itu muncul. Sesering apapun Yixing mengingatkan untuk tak melakukan hal-hal mesum ditempat umum, Kris tak pernah mendengarkan. Ya salahkan saja bibir tebal Yixing yang terlalu kissable untuk seseorang bernafsu besar seperti Wu Yifan.

"Memang kenapa? Semua orang juga sudah tahu kita memiliki hubungan bahkan akan segera menikah."

"Iya, tapi tetap harus tau tempat lah! Gimana juga ini negara timur yang menjunjung kesopanan."

  Zhang Yixing yang sedang mengomel itu akan sangat menggemaskan sekaligus seksi, jadi sebelum radar mesumnya kembali aktif, Kris segera mengalihkan situasi.

"Pulang Yuk?! Aku lelah sekali."

  Melihat raut wajah Kris yang mulai memelas, Yixing menarik nafas, dalam hati mempertanyakan kenapa dari dulu ia tak pernah bisa marah dengan Kris lebih dari lima menit.

"Yasudah, tapi aku yang menyetir."

  Tanpa menunggu tanggapan dari Kris, Yixing segera berpindah ke kursi kemudi disampingnya. Melepas earphone, lalu meletakkan tangannya di setir mobil.

"Apa? Kenapa? Biasanya juga aku yang menyetir."

  Tepat dugaan Yixing, Kris bahkan tak menyadari tubuhnya yang meminta untuk segera beristirahat. Jadi dengan mudah Yixing yang lebih kecil menarik masuk laki-laki tinggi tercintanya kedalam mobil, memaksanya duduk di kursi samping kemudi, lalu dengan cepat memakaikannya seatbelt. See? Kris dan tubuhnya yang lelah itu bahkan tak mampu berbuat banyak untuk protes lagi.

"Kamu itu butuh istirahat! Jadi tidur! Akan kubangunkan jika sudah sampai apartment nanti."

  Kris baru saja membuka mulut untuk bicara sebelum, "A ah.. Tak ada bantahan malam ini, tuan Wu. Menurut padaku atau aku mogok menikah"

  Setelah ucapannya berhasil membuat sang pacar kembali menutup mulut, Yixing dengan seringainya mulai menyalakan mesin mobil dan perlahan menginjak pedal gas, membuat mobil mereka bergerak meninggalkan area parkir gedung. Ancaman tentang pernikahan memang selalu membuat Yixing menang, meski demi apapun ia tak akan pernah melakukan hal yang selalu dia ancam itu. Entah Kris saja yang terlalu bodoh atau apa.

"Itu menyeramkan, Zhang Yixing."

"Ku bilang tidur, Wu!"

  Kris bungkam lagi. Laki-laki manis disampingnya benar-benar sedang dalam mode 'tidak boleh dibantah'. Tak ada suara lagi setelah itu. Yixing memperhatikan gerak-gerik pacarnya dari sudut matanya, mulai menyamankan diri dengan bersandar di jok kursi. Yixing tersenyum diam-diam. Berhasil membuat Kris menuruti perkataannya adalah sesuatu yang membahagiakan. Lagipula ini juga demi kebaikannya kan. Beristirahat sejenak untuk mempersiapkan hari-hari sibuk lainnya beberapa minggu ini. Bedanya, kesibukan mereka nanti adalah hal yang paling mereka inginkan seumur hidup. Satu langkah lagi dan semuanya akan semakin sempurna.

"Buat aku mengantuk, Xing."

  Yixing menoleh, menemukan Kris yang juga sedang menatapnya dengan sayu dan lingkaran hitam dibawah matanya tampak menyedihkan. Seketika itu juga Yixing merasa gagal mengurus sang calon suami seminggu ini.

  Helaan nafasnya terdengar sebelum kembali menatap jalanan didepannya, mengingat posisinya yang sedang menyetir saat ini.

" Twinkle, twinkle, little star.. How I wonder what you are"

  Suara lembut Yixing terhenti sebentar saat Kris bergumam tentang ia yang jadi merindukan ibunya. Ya memang Kris sering bilang bahwa mommy-nya selalu bernyanyi lagu itu ketika ia kecil, dan sekarang giliran Yixing menyayikan untuknya di umurnya yang kepala tiga.

"Up above the world so high.. Like a diamond in the sky.."

  Meski sedikit menahan tawa karena merasa hal ini terlalu kekanakkan untuk orang seumuran mereka lakukan. Tapi Yixing tetap melanjutkan nyanyiannya, menyadari laki-laki disampingnya mulai memejamkan mata. Wu Yifan yang seperti ini terlihat polos jauh dari kesan mesum dan manly-nya. Yixing semakin keras menahan tawa.

"Twinkle, twinkle little star.. How I wonder what you are.." semakin akhir semakin lirih pula suara lembut Zhang Yixing, mengantar dengan sempurna orang tercintanya ke alam mimpi. Yixing menggelengkan kepalanya saat benar-benar yakin Kris sudah terlelap disebelahnya. Memang dasar tubuhnya sudah sangat lelah, jadi mudah saja bagi Yixing membuat pacarnya yang keras kepala itu tertidur.

.

.

 

  Mereka sampai di apartement jam setengah sepuluh tepat. Yixing yang memang menjunjung apa itu kebersihan segera mengambil handuk lalu masuk kamar mandi dan menghabiskan waktu lebih dari setengah jam untuk aktifitas membersihkan dirinya. Dan saat keluar dari sana dengan piyama bermotif serba putih serta aroma yang-bagi Kris-memabukkan, Yixing mulai mengomel. Pacar Wu-nya sedang berbaring di atas ranjang lengkap dengan setelan jas serba hitam dan sepatu pantofel mengkilatnya yang belum dilepas. Setelah menaruh handuk ditempatnya, Yixing berjalan cepat menuju ranjang miliknya. Ya karena apartement ini seharusnya hanya ditempati Yixing, Kris punya apartement sendiri tapi seringnya menginvasi disini.

"Wu, mandi dulu baru tidur!"

  Tak ada respon, bahkan bergerak se-inchi saja tidak. Jika bahasa saja tidak cukup maka Yixing memang harus memakai tindakan.

  Dengan gerakan random Yixing mengguncang-guncangkan tubuh raksasa pacarnya hingga bed cover yang selalu rapi itu kini mulai berantakan, "Wu! Setidaknya ganti bajumu, Ya Tuhan!"

  Beberapa guncangan brutal berhasil membuat Kris perlahan terbangun, indra penciumannya mulai merespon bau tubuh kesukaannya. Zhang Yixing yang habis mandi. Jadi tangan Yixing yang masih setia menarik-narik kerah jasnya, segera ia tahan dan menjatuhkan tubuh kurus itu kedalam dekapannya.

"Calon suamiku semakin cerewet saja."

"Dua kata diawal kalimatmu akan hilang jika kamu tidak segera bangun, mandi, dan berganti pakaian!"

  Kris masih bergeming, Yixing yang terus berontak seolah tak berpengaruh apapun padanya. Dua tangan besarnya melingkari pinggang Yixing dengan kuat, menahan semua pergerakan dari sosok yang posisinya sekarang berbaring diatasnya. Dengan mata yang masih terpejam, ia menghirup dalam-dalam udara diruangan ini yang sudah benar-benar terkontaminasi aroma sabun yang tadi Yixing gunakan saat mandi. Meski seluruh badannya terasa pegal dan sakit karena aktifitas yang padat seminggu ini, tapi rasa bahagia yang luarbiasa masih bisa ia rasakan. Kesempurnaan dalam hidupnya sebentar lagi terwujud. Mengikat Zhang Yixing hanya untuknya, selamanya.

" I, Wu Yifan, take you, Zhang Yixing, to be my husband, my constant friend, my faithful partner and my love from this day forward." suasana mendadak hening saat Kris bicara dengan suara rendahnya yang membuat Yixing merinding. Tak ada lagi pemberontakan darinya, kali ini Yixing berhasil dibuat membeku saat laki-laki yang tengah berbaring dibawahnya kembali bersuara. "In the presence of God, our family and friends, I offer you my solemn vow to be your faithful partner in sickness and in health, in good times and in bad, and in joy as well as in sorrow. I promise to love you unconditionally, to support you in your goals, to honor and respect you, to laugh with you and cry with you, and.."

  Kelopak mata yang sejak tadi masih menutup itu kini terbuka. Menjadikan sang calon suami satu-satunya objek pandangnya. Yixing nyaris menangis haru saat semua perasaan cinta Kris tersampaikan melalui caranya menatap dan rentetan kalimat yang entah kenapa malah diucapkan sekarang. Demi Tuhan, Yixing belum siap dengan jantungnya yang terasa ingin melompat keluar karena rasa bahagia yang ia rasakan.

"To cherish you for as long as we both shall live.."

  Selanjutnya keheningan masih betah melingkupi udara sekitar. Mereka tak saling bicara tapi mata mereka telah mewakili semuanya. Rasa haru, bahagia, terimakasih, semua perasaan positif yang dua laki-laki itu rasakan, tersampaikan dengan sempurna melalui sepasang mata yang saling menatap. Entah sadar atau tidak, Yixing menggenggam kuat jari manis tangan kirinya tempat cincin pemberian Kris melingkar.

  Lalu perlahan ia mengangkat dua sudut bibirnya, menciptakan lengkungan indah kesukaan Kris. Dan cekung mungil dipipi kanannya yang ikut muncul menambah kesempurnaan yang ada malam ini.

"Bagaimana? Memang hanya aku yang pantas mengucapkan hal itu padamu 'kan?"

  Senyum manis Yixing yang semakin lebar jadi jawaban pertanyaannya. Kris tertegun sejenak, sepertinya ini pertama kali ia merasakan aura bahagia menguar begitu besar dari diri seseorang.

"Kamu tau, Kris?" suara lembut itu menyadarkannya dari rasa takjub. Yixing diatas tubuhnya bergerak untuk menyamankan posisi. Dengan dua bola mata yang masih fokus menatapnya.

"Apa?"

  Dan wajah manis Yixing kini hanya berjarak beberapa senti dari wajah Kris. Membuat sang dominan mati-matian menahan diri untuk tak langsung melumat sesuatu berwarna merah muda yang masih terus melengkungkan senyum dengan indahnya.

"Aku merasa semakin mencintaimu tiap detiknya."

  Kris tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum terlalu lebar. Bahkan ia merasa sudut-sudut bibirnya telah sampai ke telinga karena senyumnya yang terlalu lebar. Entah sadar atau tidak, pelukannya mengerat. Membuat hidung mereka sampai saling bersentuhan. Kris lagi-lagi menahan dirinya untuk tak melakukan hal mesum yang akan menghancurkan suasana hangatnya dengan sang laki-laki tercinta.

"Kamu sedang menggombaliku atau apa, Wu?"

  Yixing masih tersenyum sama lebar dengan Kris. Sepertinya ia mulai menyukai panggilan Wu untuk dirinya sendiri juga. 

"Tepatnya aku sedang merayumu untuk segera mandi dan ganti baju."

  Jari telunjuk Yixing mulai bermain diwajah Kris. Menyusuri tiap lekuk yang sudah sangat ia hapal bentuknya. Dari mulai kening, dua alis tebal ulat bulunya, mata yang membuat kelopaknya refleks menutup saat jemari itu menyentuhnya, turun perlahan ke batang hidung lalu berakhir dengan jepitan keras diujung hidungnya. Kris yang mulai menikmati setiap sentuhan itu jadi merintih kesakitan dan menyusul gerutuan khas darinya.

"Ck kupikir kita akan melakukan seks setelah ini."

  Telunjuk dan ibu jari Yixing masih setia bergabung untuk menjepit hidung orang yang barusan bicara. Menariknya kekanan kekiri hingga Kris seperti ikut menggelengkan kepalanya.

"Kamu benar-benar harus mandi agar otakmu itu  bisa bersih sekalian!"

  Pelukan yang melonggar ditubuhnya segera dimanfaatkan Yixing untuk bangkit berdiri. Disusul Kris yang juga ikut bangun dari acara berbaringnya, jas hitamnya kusut, kemeja hitamnya mencuat keluar kemana-mana, rambutnya yang kecoklatan tak berbentuk lagi. Tidak akan pernah ada aktor Wu yang berkarisma jika itu sudah didepan Zhang Yixing. Melihat betapa berantakannya Kris, Yixing terkikik, dibalas delikan sebal dari sang sumber utama.

  Sejak awal memang Kris tak memiliki pilihan selain menuruti perintah laki-laki manis tercintanya. Jadi dengan sangat malas ia mulai turun dari ranjang-Yixing-nya, berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi, meninggalkan Yixing yang berusaha keras tawanya tidak meledak. Tapi sebelum itu..

"Zhang Yixing terlalu banyak bicara malam ini!"

  Ia mengacak-acak rambut Yixing yang masih setengah basah dengan brutal.

"Wu Yifan!"

.

.

  Pagi ini jadi awal tanggal lima belas di bulan November. Udara dingin mulai terasa diseluruh bagian negara Korea. Menjadi alasan yang tepat untuk membuat orang-orang tetap berbaring dibawah selimut dan diatas ranjang mereka yang hangat.

Ting Tong

  Tapi pengecualian bagi seseorang yang sedang memencet bel apartement Yixing. Pagi yang dingin ini justru jadi alasan utamanya mengganggu sang calon pengantin.

Ting Tong

"Ya Tuhan, siapa sih?!" Kris mulai menggerutu meski matanya masih belum mau terbuka, telinganya yang terganggu oleh bunyi bel tersebut. Bukannya bangun, ia malah meraih pinggang Yixing untuk dipeluk seperti guling. Mengabaikan Yixing yang sudah ingin bangun untuk melihat siapa tamunya.

Ting Tong Ting Tong

"Kris, lepaskan! Aku mau buka pintu."

  Ya memang bukan Wu Yifan namanya jika tidak keras kepala.

"Tapi aku masih mengantuk."

"Kamu lanjut tidur saja, biarkan aku yang membuka pintu."

"Tapi aku maunya tidur sama kamu, Xing."

  Keras kepala dan kekanakkan. Calon suami Zhang Yixing punya dua sifat menyebalkan seperti itu. Membuat pagi ini disambut dengan hela nafas penuh kesabaran dari Yixing.

"Umur sudah kepala tiga tapi sikapmu bahkan jauh lebih kekanakkan dari Taeyong, Kris."

  Yixing menyeringai, cara terampuh mengatasi masalah seperti ini adalah dengan menyebut nama lain. Kris yang cemburu akan mudah dikontrol. Terbukti saat tiba-tiba Kris sudah melepas pelukannya dan duduk diranjang dengan wajah khas bangun tidurnya yang cemberut.

Ting Tong Ting Tong

"Kenapa membandingkanku dengan bocah itu?"

  Yixing mengabaikannya, mengambil kesempatan ini dengan berjalan cepat menuju ruang tamu tempat pintu utama apartement berada.

"Hey, Wu Yixing!!"

  Merasa diabaikan, Kris memilih ikut bangun dan menyusul Yixing keluar kamar. Sambil terus menggerutu tentang mengapa sang calon suami membandingkannya dengan seorang-yang sebenarnya tidak lagi bisa disebut-bocah. Nama Taeyong memang masih belum bisa bersahabat dengannya. Terlebih setelah album solo anak itu di produseri langsung oleh Yixing, tingkat kefanatikkan Taeyong pada calon suaminya semakin parah. Membuat Kris harus sering-sering menunjukan hak kepemilikannya terhadap Zhang Yixing.

"SURPRISE~"

  Pekikan nyaring khas seorang wanita memaksa Kris sadar dari lamunannya, ia mengangkat kepalanya dan menemukan Yixing yang mematung didepan pintu. Kris masih belum bisa melihat siapa tamu yang suaranya seperti terasa sangat familiar.

"Mom?" satu kata yang digumamkan Yixing membuat Kris mengambil langkah lebar-lebar, untuk sampai dibelakang Yixing dan mengetahui alasan Yixing menggumamkan kata tersebut. Seorang wanita berumur yang masih cantik serta tampak fashionable dengan mantel putih berbulunya yang kelihatan s

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
ada kemungkinan ini akan aku buat subscriber only. kenapa? pengen aja *digampar*

Comments

You must be logged in to comment
xingiefan #1
Chapter 6: Udah end ya? Padahal keren nih ff
famiexol #2
Chapter 6: Keren bangettt....
Aku sampe lupa belajar gegara nih ff ..
So keep writing
churaphica #3
ya ampun lu gege cerewet banget ya..
hahaa
qwertyxing #4
Chapter 6: Huaaaaa T^T
Thanks for making this..
Keep writing krayy♡
emiEmii #5
Chapter 1: aaaaaa~
akhirnya bisa baca juga ff ini setelah coba bwat akunnya tapii malah gk bisa2
aku suka jalan ceritanya yg tetap keliatan real, tapi juga masih banyak taan bwat yifan hahaha dann luhan sama yixing ugh kalo udah bareng itu yaaaa emang kocaknya gk abis2
ini baru bisa baca chap 1.nya
XiahKy #6
Chapter 6: gue kok masih blum rela soal kailu
tp ya udahlah yg penting fanxing kekekee

ff kamu selalu manissss kayak icing doh xD
LovelyMeyMey #7
Chapter 6: udah baca dari awal chap sampe akhir maaf baru bisa komen sekarang soalnya gk bisa lewat hp
suka bangen ama ff ini tapi udah end ya(?)
Clovexo
#8
Chapter 6: oh.. i just wanna say i love you deh.. ini bener2 aku suka banget.. tapi kamu gk bener2 buat ini last chap kan? trus ntar pas mereka ngadopsi anak gimana?
xokrayxo
#9
Chapter 6: End? Beneran? Serius? Trus yg mereka mau ngadopsi anak gimana ceritanyaaaㅠㅠ
lay9095 #10
Chapter 6: Eh udah end?? Sedih banget harus end