rumah

Wedding?
Please Subscribe to read the full chapter

6909 words -_-"

 

 

 

H-10

 

Cklek

  Pintu kamar mandi terbuka. Kris dan tubuh tingginya keluar dari sana sudah lengkap dengan piyama tidur, aroma bodywash yang ia pakai tadi menguar lembut. Rambutnya yang kecoklatan masih sedikit basah dan tak ada niat untuk mengeringkannya lebih lanjut. Malas, nanti juga kering sendiri. Itu jawabannya saat Yixing selalu mengoceh tentang rambut basah begitu bisa bikin sakit.

  Omong-omong soal calon suaminya yang manis itu, Kris mengalihkan pandangan kearah ranjang setelah menaruh handuk pada tempatnya. Ia tersenyum lebar saat menemukan sosok yang dicari tengah berbaring disana sambil memainkan ponselnya. Yixing sudah mandi terlebih dulu tentu saja. Jadi sekarang ia bisa santai melepas lelah setelah seharian keliling sana-sani.

  Kris mulai mengambil langkah mendekat. Ia mengamati wajah serius Yixing yang menatap layar ponselnya, alis mengerut lucu sementara bibirnya tanpa sadar mengerucut. Sesekali juga senyum muncul dengan dimple menggemaskan kesukaan Kris. Seperti ini saja Kris bahagia sekali rasanya. Memperhatikan tiap detail terkecil yang ada pada sosok tercintanya. Kris sampai di sisi ranjang yang lain-tempat kosong untuknya berbaring juga-dan Yixing masih belum mengangkat pandangnya. Jangan salahkan Kris yang mulai memiliki keinginan untuk melempar ponsel Yixing jauh-jauh karena benda itu membuat kehadirannya terabaikan.

"Yixing!"

  Hanya gumaman tak peduli yang Kris dapat. Dengan sedikit kasar ia menaiki ranjang, segera beringsut menidurkan diri. Menggeser tubuhnya untuk semakin menempel dengan Yixing yang masih saja mengabaikan tingkah kekanakkannya.

"Sedang apa sih?! Tadi katanya capek, mau langsung tidur! Sekarang malah sibuk dengan benda sialan seperti itu."

  Gerutuannya berhasil membuat Yixing mendelikan sinis kearahnya. Hanya untuk sedetik lalu Yixing kembali menatap ponsel dengan jemarinya yang terus bergerak-gerak di atas layar. Kris meraih tangan kiri Yixing yang ada di dekatnya untuk ia peluk erat, mencoba mengganggu kegiatan Yixing dengan ponselnya.

"Berisik, Wu! Aku sedang chatting dengan anak-anak."

"Ck. Anak yang mana? Seingatku aku belum berhasil menghamilimu. Argh!" cubitan dari Yixing berhasil ia dapatkan di bagian lengan. Cukup keras, serius. Kris menggosok bagian bekas cubitan itu berkali-kali. Heran, di posisi begini Yixing masih bisa melancarkan aksinya.

"Kamu tuh kalau ngomong, ampun deh! Aku sedang mengobrol dengan member EXO. Lihat ini!" Yixing menunjukan ponselnya yang memang sedang membuka aplikasi chatting. Kris menyudahi gerakannya dan memilih ikut memperhatikan ponsel Yixing.

ZYX >   kami sudah memilih kartu undangannya, seperti ini [picture send]

>   kalian sudah memastikan jadwal kosong pada tanggalku kan? Aku tak menerima alasan apapun untuk tidak hadir di pernikahanku!

Baekhyunee >   apa? Hanya mengundang lewat sini? Ish, jangan harap aku akan datang, hyung!

Sssehun >   siapkan aku seorang adik dulu, baru aku akan datang nanti!

ZYX >   oh ya ampun, aku melakukan ini karena ingin kalian jadi orang-orang pertama yang tau bentuk undangannya, Baekie! Jika sudah di cetak juga pasti akan ku kirimkan langsung. Dan Oh Sehun, apa maksudmu itu!!

 

  Kris terkekeh membaca isi obrolan Yixing dan yang lain, meski hanya Baekhyun dan Sehun saja yang baru memberi tanggapan. Tapi ia yakin sebentar lagi juga pasti akan ramai. Dan merasa terpancing dengan kalimat sang maknae, maka Kris putuskan untuk meraih ponselnya sendiri di atas nakas dan mulai ikut ber-chatting ria dengan yang lain. Yixing masih sibuk menunggu balasan hingga tidak menyadari pelukan Kris pada lengannya yang sudah terlepas.

 

Baekhyunee >   ㅋㅋ ㅋㅋ kupikir kalian sedang berencana mengurangi jumlah undangan untuk penghematan biaya..

PCYeol >   itu bagus sekali, hyung! Boleh tidak aku dan Baekhyun nanti pakai undangannya yang seperti ini juga? Boleh ya boleh ya :D Baek, ayo bantu aku memohon pada Yixing hyung~

Sssehun >   Yeol hyung, menerimamu sebagai pacar saja belum Baekhyun lakukan dari dulu -_-

Baekhyunee >   biarkan saja dia mengkhayal terbang jauh-jauh, Sehunie.. Nanti juga jatuh, kesakitan sendiri.

PCYeol >   ㅠㅠ ㅠㅠ ㅠㅠ hiks

Sssehun >   maksudku aku ingin adik, hyung! Kalian akan jadi hyung-ku di EXO yang pertama menikah jadi aku mau adik! Titik!

HTaoZi >   aku juga mau mau mau mau adiiiikkkk~ dan aku pastikan datang! Asal siapkan banyak makanan oke? 

PCYeol >   ya sudah, aku juga ikut minta adik kalau begitu!

Baekhyunee >   aku juga deh!

ZYX >   yak! ㅁㅊ! Sejak kapan memang aku jadi orangtua kalian sih?!

Galaxing's >   tenang tenang, aku menerima pesanan adik seperti apa yang kalian inginkan? Malam ini aku dan Yixing akan membuatnya.

UMinseok >   kaya yang bisa menghamili saja, Kris -______-

JongdaeKim >   omong-omong sejak kapan Kris hyung pakai ID seperti itu? Norak sekali ㅋㅋ

RichMyeon >   jangan meracuni pikiran anak-anak dengan kemesumanmu, Wu Yifan!

JongdaeKim >   Junmyeon hyung, ID mu juga apa-apaan sih?!

PCYeol >   orang kaya kan bebas, Jongdae-ya~

ZYX >   God..

Galaxing's >    Minseokie, kalau begitu malam ini aku tidak akan berhenti sampai Yixing hamil. Dan Junmyeon, jangan berlagak polos please~ Kyungsoo memberitahu banyak hal padaku! Jongdae-ya, ini bukti cintaku pada Yixing :')

DKyungsoo >   aku memberitahu banyak hal pada Yixing hyung, bukan padamu Kris Hyung! Aku tau hyung itu lebih cerewet dibanding Yixing hyung!

Sssehun >   siapa yang  dimaksud anak-anak, Junmyeon hyung? Tak ada lagi bocah polos disini.

HTaoZi >   setuju, Sehunie! Aku bahkan mengerti dengan jelas maksud Kris hyung :D

ZYX >   okay, guys, let's stop talking nonsense!

 

  Mendengar suara kekehan di sebelahnya, Yixing menoleh untuk menemukan Kris yang terlihat berusaha keras menahan tawa. Ia masih belum menyadari tatapan mematikan yang diberikan Yixing.

  Sementara itu obrolan di grup chatting masih berlanjut.

PCYeol >   sepertinya ada yang kurang disini.. Siapa ya?

DKyungsoo >   kkamjongie, hyung.

UMinseok >   eh, Luhanie juga tidak online yah?

HTaoZi >   hmmmmm

Sssehun >   jam berapa sekarang?

JongdaeKim >   di ponselku jam tujuh lewat dua puluh menit, Sehunie. Lagian kan kamu juga bisa melihat sendiri di ponselmu -_-

Baekhyunee >   memangnya kenapa, Sehun?

Sssehun >    masih sore, tapi Kkamjong sudah mulai beraksi rupanya..

HTaoZi >   kenapa sih, Hun? Kok jadi sok misterius gini!

PCYeol >   tadi katanya sudah dewasa, masalah seperti ini masih belum paham juga, Tao-ya!

Baekhyunee >   ㅋㅋ ㅋㅋ ㅋㅋ ㅋㅋ Tao-ya pabbo~

Sssehun >   kujelaskan nanti saja!

HTaoZi >   eiyyyyhh

RichMyeon >   you guys exactly know what are they doing right now.

HTaoZi >   Junmyeon hyung tidak membantuku jika pakai bahasa inggris begitu! Aku kan ga ngerti, hyung~

DKyungsoo >   artinya 'kalian semua pasti tau apa yang sedang mereka lakukan sekarang' begitu, Tao.

PCYeol >   ciyeeee memang hanya Kyungsoo yang bisa mengerti Junmyeon hyung! Uhuk :D

Baekhyunee >   ehem ehem ehem :D

JongdaeKim >   kayanya bakal ada yang segera menyusul Yixing hyung dan Kris hyung nih :D

PCYeol >   aku dan Baekhyun ya, Jongdae? Hehe

Baekhyunee >   mimpi saja terus, Park Chanyeol!

DKyungsoo is leave the chat

RichMyeon is leave the chat

JongdaeKim >   hei hei, yang aku maksud baru saja off aaaahh payah!

UMinseok is leave the chat

JongdaeKim >   ih, Minseok hyung kenapa ikut off jugaaa? Aku susul saja kalau begitu!

JongdaeKim is leave the chat

Sssehun >   omong-omong yang membuat kita heboh tadi kemana? Yixing hyung dan Kris hyung sudah tidak keliatan lagi?

Baekhyunee >   namanya juga calon pengantin, Sehun, pasti lebih milih berduan di atas ranjang dibanding chatting dengan kita..

PCYeol >   huh bikin iri saja!

HTaoZi is leave the chat

Sssehun is leave the chat

Baekhyunee >   chanyeol?

PCYeol >   yes, B? :D

Baekhyunee >   let's meet up now?

PCYeol >   err Baekhyunie, kamu tau aku ga pandai bahasa inggris kan? Aku ga ngerti nih~

Baekhyunee is leave the chat

.

 

"Apa? Puas sekarang?!"

  Tentu saja Kris langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat ketika nada suara laki-laki di sampingnya terdengar sangat ketus. Ia letakkan ponselnya agak menjauh di atas kasur untuk bisa kembali fokus pada Yixing yang kumat galaknya. Senyum lebar ia keluarkan sebagai alat pencair suasana, tapi sepertinya gagal.

"Suka banget sih bikin rusuh?! Karena kamu omongan mereka jadi melantur semua."

  Ya, salahkan membernya yang mudah sekali dipancing jika sudah menyangkut urusan seperti itu. Kris beringsut lagi memeluk lengan si manis yang untungnya tak ada penolakan. Dan Kris segera ingat jika Zhang Yixing jarang bisa marah padanya lebih dari lima menit.

"Bercanda, sayang. Aku hanya kangen menggila bareng mereka. Lagipula sebentar lagi kan kita akan pergi dan meninggalkan mereka untuk sementara."

  Yixing yang cemberut ikut meletakan ponsel ke meja nakas di dekatnya, lalu mulai menyamankan diri berbaring dengan posisi menyamping menghadap Kris. Si tinggi calon suaminya itu masih memeluk lengan kiri Yixing dan menenggelamkan wajahnya disana. Seperti otomatis, jemari Yixing kini sudah menelusup lembut di balik helaian rambut Kris.

"Bagaimana rasanya?"

"Nyaman."

"Ck. Bukan soal ini!"

"Lalu apa?"

  Erangan protes datang dari Kris, ia terlalu lelah untuk bermain tebak-tebakan. Wangi bodywash Yixing yang ia hirup serta sentuhan lembut di kepala membuatnya ingin segera pulas dalam tidur.

"Perasaanmu sekarang, obsesi terbesarmu selama sepuluh tahun ini akan segera terwujud kan?"

  Senyumannya muncul, rasa kantuknya mendadak hilang. Lalu, seperti video player dalam kepala Kris mulai memutar satu-demi satu perjuangannya selama ini. Berbagai cara dan rengekan saat meminta Yixing menerima ajakannya untuk menikah, dari kalimat-kalimat biasa yang tampak seperti candaan sampai kalimat super romantis yang sudah ia buat dan hapalkan semalaman. Tapi kenyataannya jawaban yang ia inginkan baru terucap oleh Yixing beberapa minggu lalu. Memang sedikit mengecewakan tentang waktu yang begitu lama dilalui hingga akhirnya hubungan mereka bisa melangkah lebih jauh, salahkan Yixing yang terlalu banyak mengkhawatirkan semua hal.

"Ck malah melamun. Aku tidur saja deh."

  Pikiran Kris kembali ke raga karena toyoran kecil di kepalanya dari Yixing. Ia mengerjap beberapa kali untuk gerakan Yixing yang sekarang memunggunginya, ngambek imut. Kris justru tersenyum lebar. Lalu tanpa pikir panjang segera ia lingkarkan lengan-lengan besarnya ke tubuh langsing sang calon suami. Memeluknya erat-erat dengan penuh perasaan. Yixing yang merasa terganggu melenguh keras meski tetap mengizinkan lengan besar Kris membungkus hangat tubuhnya.

"Apapun itu jika denganmu aku akan merasa bahagia. Dan di momen ini, aku akan menambahkan jutaan kata sangat di depan kata bahagia"

"Kamu pikir gombalanmu masih mempan padaku setelah hampir tujuh belas tahun kita saling kenal?"

"Harusnya sih masih, kupikir salah satu faktor kamu bertahan denganku karena sifat romantisku."

  Memang dari dulu bukan hal yang gampang menjinakkan sifat percaya diri Kris yang kelewat tinggi itu. Yixing hanya membuang kasar udaranya untuk menghilangkan kesal. Sementara di belakang tubuhnya sana Kris sudah mulai melancarkan aksi mengendusi lehernya, dengan senang hati sebuah cubitan di berikan pada lengan Kris.

"Jangan mulai! Kita sudah sepakat ga ada lagi seks sebelum resmi nanti."

  Kris mengumpat dalam hati, menyesali anggukan kepalanya saat beberapa waktu lalu Yixing mengajukan persyaratan seperti itu. Hingga hari ini terhitung sudah sebulan lebih ia tak menyentuh Yixing lebih jauh dari sebuah ciuman.

"Setidaknya aku sudah berusaha keras menahannya sebulan ini."

"Kalau begitu kamu bisa terus usaha dua minggu ke depan."

  Merasa tak ada perubahan dengan posisi Kris di belakang sana, Yixing menggerak-gerakan bahunya agar laki-laki itu menjauh dan berhenti menghembuskan nafasnya di leher Yixing. "Tidurlah, Wu. Aku lelah nih."

  Kris berhenti mengendus, merenggangkan lingkaran tangannya dari pinggang Yixing. Membuat Yixing berpikir jika calon suaminya ini mulai bisa menurut dengan cepat. Ia pun memejamkan mata dan berusaha larut dalam tidur.

"Yixing, kamu ga berpikir untuk tidur dengan memunggungiku kan?"

  Ucapan si bayi raksasa membuat Yixing membuka mata disertai lenguhan frustasi. Dengan gerakan kasar ia berbalik badan, memposisikan dirinya kembali menghadap Kris yang kini sedang tersenyum ala orang bodoh. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti, Yixing tau betul posisi seperti inilah yang diinginkan Kris. Lalu sebuah kecupan dengan cepat mendarat di bibir Yixing.

"Gitu dong~"

"Tidur." itu perintah seiring dengan kelopak mata Yixing yang kembali turun untuk menutup.

"Sayang?"

"Oh Tuhan, apa lagi?!"

"Hanya ingin memastikan mama mu jadi datang besok?"

  Dua hari yang lalu nyonya Wu, mommy-nya Kris, baru saja kembali ke Vancouver untuk mengurus persiapan pemberkatan mereka disana yang tinggal hitungan hari. Tapi sebelum pulang, beliau mengatakan bahwa nyonya Zhang akan datang lusa untuk menemani mereka berdua. Yixing bahkan tidak tahu sama sekali soal itu, sampai ia menelpon mamanya dan mendapatkan kebenaran yang sama. Kris menduga hal itu mungkin bagian rencana tersembunyi 'nyonya-nyonya besar'.

  Meski rasa kantuk sudah menggelayuti matanya, Yixing memilih tetap menjawab pertanyaan itu. Tanpa membuka mata lagi, tentu saja. "Iya, mama meminta kita jemput jam sepuluh pagi. Kenapa? Kamu masih takut ketemu mamaku?"

"Apa? Kenapa harus takut memangnya?"

  Dalam keadaan mata terpejam Yixing terkekeh kecil. Bayangan wajah Kris saat pertama kali ia bertemu mama Zhang muncul.

"Heh, malah tertawa?! Ada yang lucu ya?"

"Tidak juga sih, hanya teringat seseorang yang gemetar saat pertama kali bertemu mamaku. Kris, wajahnya lucu sekali loh."

  Kris manyun dengan sok imutnya, menempelkan keningnya pada kening Yixing dengan gerakan cukup keras. Secara tidak langsung meminta laki-laki yang lebih muda menghentikan tawanya.

"Itu karena aku terlalu gugup, Xing! Kaya kamu ga gugup aja waktu kuperkenalkan dangan mommy."

  Awalnya memang Kris berniat menghukum Yixing dengan membenturkan keningnya sedikit keras, tapi malah berakhir dengan Kris yang mempertahankan posisi kening mereka saling menempel sambil kembali mengagumi figure sempurna sang teman hidup tercintanya. Yixing yang menutup mata membuat bulu mata panjangnya terlihat jelas dan semakin indah.

"Tapi ekspresiku saat itu jauh lebih baik darimu!"

  Kris kembali mengeratkan pelukannya. Membawa tubuhnya menyentuh sempurna tubuh Yixing, "Kita sudah mau menikah dan kamu masih suka sekali mengejekku. Apalagi jika ada Luhan yang jelek itu."

"Apa sih?! Jangan ngatain Luhan ya!" Oh, memang sampai kapanpun Kris tidak akan pernah menang dari Luhan dalam pandangan Yixing. Kris kadang lupa hal penting itu.

  Saat sedang menggerutu dalam hati, kini giliran Yixing yang mengecup kilat bibir Kris. Kelopaknya terbuka, bola matanya yang kecoklatan menyorot lembut tepat ke arah laki-laki yang sedikit terkejut karena kecupan singkat tadi.

"Aku mengejekmu sebagai tanda cinta, Wu Yifan. Aku kira kamu sudah paham itu. Payah sekali!"

.

.

 

  Sebenarnya Yixing selalu kurang nyaman berada di tengah hiruk pikuk orang-orang yang hendak bepergian ataupun baru tiba di bandara, biasanya juga ia hanya berlalu saat berada disini untuk keperluan jadwalnya di luar negeri. Tapi karena ini menyangkut 'perintah tak terbantahkan' mamanya, maka tak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu setengah jam sebelum pesawat landing.

"Bagaimana bibi akan mengenali kita jika pakaian kita seperti ini?"

  Pakaian serba hitam yang Yixing kenakan memang sangat tertutup dan kelihatan aneh. Ia mengenakan baju turtle neck hitam yang di lapisi jaket kebesaran milik Kris, kaca mata hitam, topi hitam bundar yang juga milik Kris, serta masker hitam menutupi separuh bagian wajahnya. Untung saja jeans-nya kebiruan dan sepatu kets putih memperbaiki sedikit selera fashion airport seorang Zhang Yixing kali ini.

"Aku tidak ingin repot jika ketahuan sedang di bandara, Lu. Jangan khawatir, aku sudah mengirim pesan pada mama tentang pakaianku dan dimana aku menunggunya."

  Di sampingnya ada Luhan yang penampilannya sedikit lebih baik, ia tampil casual dengan jaket denim sepanjang paha yang melapisi t-shirt putih polosnya, jeans hitam dan sepatu kets biru semata kaki. Penyamarannya hanya pada masker hitam dan kacamata hitam besar yang ia kenakan. Dan omong-omong soal Luhan yang ikut menjemput, ini karena Kris yang tadi pagi mendapat telepon mendadak dari agensi, menyuruhnya datang ke kantor sekarang juga. Entah untuk urusan apa, Yixing sedikit kesal karena itu ia tidak peduli. Kris kan sudah berjanji tak ada lagi pekerjaan setelah promo film-nya kemarin selesai dan akan fokus pada pernikahan mereka. Yah, tapi memang dasar laki-laki omongannya sulit di pegang.

  Jam sepuluh tepat saat papan pengumuman elektronik memunculkan daftar pesawat yang sudah landing. Luhan bisa melihat kilauan antusias di mata sahabatnya saat penerbangan dari Changsa juga ada dalam daftar tersebut. Di awal, Luhan memang sempat menggerutu karena Yixing yang tiba-tiba menelponnya dan minta ditemani ke bandara. Tapi sekarang melihat sahabatnya yang tersenyum lebar di balik masker cukup membuatnya tidak menyesali pilihan menuruti Yixing.

"Mama!"

  Suara Yixing terdengar keras, lupa akan niatnya yang tak ingin menarik perhatian banyak orang. Ia menggenggam tangan Luhan untuk ikut melangkah cepat bersamanya menuju sosok yang ia yakini adalah mamanya. Mereka berlari, sosok wanita dalam balutan dress sederhana dan kacamata hitam semakin terlihat. Yixing benar-benar yakin bahwa itu adalah mama tercintanya karena dress coklat panjang yang wanita itu kenakan adalah pemberian Yixing.

  Setelah melewati kerumunan orang yang juga baru keluar dari pintu kedatangan serta makian Luhan yang merasa tubuh mungilnya di seret-seret oleh Yixing, "Mama! Ini Yixing." mereka sampai di hadapan nyonya Zhang yang terkejut dengan kedatangan dua orang 'ninja' di depannya. Beliau membuka kacamata hitamnya untuk memastikan ucapan laki-laki lainnya.

"Astaga! Ini beneran kamu, Xing? Mama kira perampok."

"Mama tega banget, anak tampan seperti ini di bilang perampok!"

  Nyonya Zhang tertawa kecil, melepas genggamannya pada koper coklat besar di sampingnya. Lalu dengan kedua tangan terbuka, siap menyambut pelukan sang anak tercinta.

"Sini mama peluk, anak tampan~"

  Yixing merasakannya lagi, pelukan ternyamannya setelah sebulan lebih ia berpisah dengan wanita yang paling ia cintai. Sekuat dan setegar apapun Yixing di mata orang lain, ia akan selalu jadi crying baby di hadapan sang ibu. Jadi dalam dekapan hangat yang nyaman itu tanpa ragu Yixing meneteskan airmata harunya diam-diam. Telapak tangan mamanya mengusap lembut bagian punggungnya, menambah rasa nyaman yang ia rasakan.

"Aku kangen mama."

"Iya mama tau. Udah ga usah nangis, itu malu ada Luhan, Xing."

  Dengan berat hati Yixing menarik diri dari dekapan sang ibu. Menyeka sisa airmata yang terlihat dengan jarinya sebelum berbalik dan memberi cengirannya pada Luhan, sedikit merasa ga enak nyuekin Luhan yang sudah mau menemaninya.

"Hai bibi Zhang, selamat datang di Korea."

  Lu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
ada kemungkinan ini akan aku buat subscriber only. kenapa? pengen aja *digampar*

Comments

You must be logged in to comment
xingiefan #1
Chapter 6: Udah end ya? Padahal keren nih ff
famiexol #2
Chapter 6: Keren bangettt....
Aku sampe lupa belajar gegara nih ff ..
So keep writing
churaphica #3
ya ampun lu gege cerewet banget ya..
hahaa
qwertyxing #4
Chapter 6: Huaaaaa T^T
Thanks for making this..
Keep writing krayy♡
emiEmii #5
Chapter 1: aaaaaa~
akhirnya bisa baca juga ff ini setelah coba bwat akunnya tapii malah gk bisa2
aku suka jalan ceritanya yg tetap keliatan real, tapi juga masih banyak taan bwat yifan hahaha dann luhan sama yixing ugh kalo udah bareng itu yaaaa emang kocaknya gk abis2
ini baru bisa baca chap 1.nya
XiahKy #6
Chapter 6: gue kok masih blum rela soal kailu
tp ya udahlah yg penting fanxing kekekee

ff kamu selalu manissss kayak icing doh xD
LovelyMeyMey #7
Chapter 6: udah baca dari awal chap sampe akhir maaf baru bisa komen sekarang soalnya gk bisa lewat hp
suka bangen ama ff ini tapi udah end ya(?)
Clovexo
#8
Chapter 6: oh.. i just wanna say i love you deh.. ini bener2 aku suka banget.. tapi kamu gk bener2 buat ini last chap kan? trus ntar pas mereka ngadopsi anak gimana?
xokrayxo
#9
Chapter 6: End? Beneran? Serius? Trus yg mereka mau ngadopsi anak gimana ceritanyaaaㅠㅠ
lay9095 #10
Chapter 6: Eh udah end?? Sedih banget harus end