chapter vii (ii)
To That Sunflower GardenLEE HOWON
Howon masih berusaha menenangkan kudanya --mereka harus kabur dari sana secepatnya, tapi kudanya masih berontak dengan liar-- ketika jeritan Sunggyu mengalihkan perhatiannya. Jika bukan karena Sunggyu meneriakkan nama Woohyun, Howon tidak akan menoleh dan menyadari bahwa Woohyun telah terjatuh dari punggung kuda.
Tidak. Tidak!
Mata Howon nanar melihat tangan titan yang sangat besar itu meraup Woohyun, mengangkat tubuh kecilnya dari tanah. Tidak!
Dia meloncat dari kudanya, nafasnya memburu. Dia menembakkan ujung kaitnya ke dinding puri dan mengayunkan dirinya ke arah titan itu. Tidak!
Woohyun meronta dalam genggaman titan. Percuma, titan itu terlalu besar dan kuat, mulutnya yang besar membuka lebar. Tidak!
Howon meraih pedang di pinggangnya, melempar tubuhnya ke kepala titan, mengangkat pedangnya, bersiap menebas. Tidak!
Tapi…
… terlambat. Tidak!
Titan itu menelan Woohyun bulat-bulat. Tidak!
Tidak!
Aku tidak akan membiarkan salah satu dari kalian mati. Howon sudah berjanji padanya. Kita akan keluar hidup-hidup dari sini, dan kau akan mendapatkan bunga matahari itu. Lalu kau akan memperoleh apa yang kau inginkan.
Howon meraung, menyabetkan pedangnya. Tidak kena. Titan itu mengayunkan tangan, mengenai tali senar Howon, membuatnya jatuh terhempas ke tanah.
Kau dan aku sama. Howon sudah bertekad untuk membantunya. Kita mencari hal yang sama.
Berdiri lagi, Howon kembali menembakkan kait senarnya, sekali lagi menyerang titan itu. Tapi sekali lagi pula ia terlempar, punggungnya menabrak dinding dengan keras.
Kau seharusnya tidak mati sekarang, tidak sebelum kau mendapatkan apa yang kau inginkan.
Kepalanya berdenyut, pijakannya goyah, pandangannya menggelap. Tidak, dia harus membalaskan kematian Woohyun. Anak itu seharusnya tidak mati sekarang, tidak ketika Howon yang diserahi tanggung jawab atas keselamatannya. Howon kembali menerjang.
Mungkin memang benar kata nenek dan bibi, aku tidak berguna. Tidak becus melakukan apapun. Aku tidak bisa melindungi anak itu, tidak bisa membantunya memperoleh keinginannya.
Ujung pedangnya mengenai lengan titan. Percuma, kurang dalam, tidak memberi hasil yang berarti. Bukan di situ titik yang seharusnya dia kenai.
Aku memang tidak berguna.
"Howon, berhenti!"
Sekali lagi. Berayun lebih tinggi, berputar di udara, sasarannya adalah di leher belakang. Oh tapi titan itu juga menoleh, mulutnya menganga lebar.
Tidak berguna.
Dia terlanjur ada di udara, tidak dapat merubah arah geraknya.
Tidak pantas hidup.
"Howon!"
Comments