Seven

Trust Me

Last Chapter? ^^

 

Keesokan harinya aku sudah bisa pergi ke kampus lagi karena keadaan Joonmyeon sudah sangat membaik meskipun ia masih belum bisa kembali menjalani aktifitasnya seperti semula. Sesampainya dikampus aku bergegas menemui teman kelasku untuk mencatat tugas apa saja yang harus aku kerjakan selama aku tidak masuk kemarin. Dan hari ini aku belum bertemu dengan Yoeun, aku hanya baru memberinya pesan singkat tentang keadaan Joonmyeon saat ini. Setelah ini aku putuskan untuk menemui Yoeun dikelasnya, tetapi tiba – tiba handphoneku berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk.

1 Message From Luhan

From : Luhan

Hyerim, maaf aku mendadak memberitahumu. Hari ini aku akan kembali ke China, pesawatku berangkat pukul 11.50 tapi sebelumnya aku ingin bertemu denganmu terlebih dahulu. Bisakah kau menemuiku di Bandara Incheon? :):):)

To : Luhan

Jahat sekali kau memberitahuku mendadak seperti ini! Ya aku akan menemuimu disana. Tunggu aku!

Aku membatalkan niatku untuk menemui Yoeun dan bergegas mengarahkan mobilku menuju Bandara Incheon. Sesampainya di Bandara aku tidak tau harus kemana untuk menemui Luhan. Aku berlari memasuki Bandara dan tidak memperdulikan orang – orang yang berlalu lalang dihadapanku, sampai – sampai aku menabrak seseorang. Dan orang itu....Luhan! Bagaimana lucu ternyata takdir mempertemukan kita ditempat yang sama saat pertama kali aku bertemu dengan Luhan dan dengan cara yang sama pula aku bertemu dengannya.

Watch out girl! Jangan berlari – lari ditengah Bandara yang sedang ramai.” Luhan hanya tertawa kecil melihatku. Aku tau dia sengaja meledekku dengan kata – kata yang pernah aku ucapkan padanya sebelumnya.

“Yak kau ini! Kemana saja? Tiga hari menghilang dan tiba – tiba mengirim kabar kalau ingin pergi jauh! Nappeun namja!” Aku berteriak dan memukul dadanya dengan cukup keras, aku tidak peduli dengan tatapan – tatapan aneh yang orang lain berikan padaku.

“Aww! Hahahaha kenapa? Kau rindu denganku?” Luhan justru semakin tertawa melihat tingkahku.

Karena tidak ingin ditatap aneh oleh orang – orang, akhirnya aku dan Luhan pergi ke sebuah coffee shop untuk melanjutkan pertengkaran kecil tadi. Aku memesan secangkir Ice Mocca dan Luhan memesan secangkir Black Coffee.

“Jelaskan padaku apa yang membuatmu harus kembali lagi ke China?”

“Hmmm karena tugasku sudah selesai?”

“Tugas untuk melindungi dan membantuku? Heii! Yang benar saja kau disini bukan untuk menjadi bodyguard ku tapi kau ini temanku! Kau tidak bisa pergi begitu saja Luhan!” Aku mendengus kesal sambil melipat kedua tanganku diatas dadaku.

“Hahahaha tapi memang itu tugasku? Aku memang akan tetap terus menjadi temanmu Hyerim, tapi aku juga punya tempat untuk diriku sendiri, dan tempatku adalah di China. Disanalah rumahku yang sebenarnya.”

“Hmm yasudahlah aku tidak bisa memaksamu untuk tetap tinggal. Terimakasih untuk semua yang telah kau berikan untukku. Aku sangat berhutang budi padamu.” Aku tersenyum padanya dan dia hanya memberiku anggukan kecil.

“Suatu kehormatan untukku bisa melindungi dan membantumu, my majesty.”

“Yak! Berhenti memanggilku dengan sebutan itu! Aku ini bukan Ratumu!” Aku menjitak kecil kepalanya yang akhirnya membuat dia mengaduh kesakitan.

“Tidak apa hahaha. Hyerim, apa kau masih mengira pertemuan kita di Bandara pada saat itu hanya sebuah kebetulan semata?” Luhan menatapku dengan sebuah senyuman jail terukir dibibirnya.

“Memang iyakan?”

“Bodoh. Itu bukan sebuah kebetulan, aku memang sengaja menabrakmu waktu itu dan aku juga sengaja tidak mengambil passport case itu meskipun aku tau aku menjatuhkannya hahahaha.”

“Ahhh Luhann! Pantas saja kau masuk departemen akting! Yaa ku doakan saja kau bisa menjadi aktor yang terkenal nantinya! Huhhh.” Luhan hanya tertawa mendengar tanggapanku. Tak lama setelah itu panggilan untuk para penumpang kebarangkatan menuju China terdengar dan aku tau ini saatnya aku harus berpisah dengan Luhan.

“Ahh Hyerim sepertinya aku sudah harus pergi. Jaga dirimu baik – baik. Aku akan sering menghubungimu sesampainya aku disana.” Luhan mengelus pelan kepalaku, seperti seorang anak yang ditinggal ayahnya saja.

“Euhm tenang saja. Jaga dirimu baik – baik dan hati – hati...my guardian angel.” Aku tersenyum dan melambaikan tanganku padanya.

“Selama aku pergi akan ada yang tetap menjagamu. Dia lebih dari sekedar guardian angel untukmu. Dia separuh bagian dari dirimu. Selamat tinggal Jung Hyerim!” Belum sempat aku bertanya apa maksud dari omongannya dia sudah terlanjur berlari menuju pintu penerbangan dan aku hanya bisa melambaikan tanganku padanya.

Dan pertemuanku dengan Luhan berakhir pada hari ini. Aku harap dikemudian hari aku bisa berjumpa dengannya lagi. Bagaimana juga dia tetap teman dan guardian angel untukku. Semoga Tuhan selalu melindungimu, Luhan.

~***~

Sudah seminggu Luhan pergi dan dia menepati janjinya untuk tetap menghubungiku. Kondisi Joonmyeon saat ini sudah bisa dikatakan sangat baik. Kemarin ia sudah bisa masuk kuliah, Yoeun bilang sikapnya berubah seperti Joonmyeon yang dulu. Aku sangat senang mendengarnya. Aku belum sempat bertemu dengannya lagi karena aku terlalu sibuk mengejar ketertinggalanku dikelas. Dan hari ini Joonmyeon mengajakku untuk bertemu di Sungai Han. Aku sangat tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi. Jantungku berdebar sangat kencang ketika aku kembali teringat aku akan segera bertemu dengannya lagi.

Aku sudah tiba di Sungai Han saat ini. Sore ini tampaknya sedikit ramai, banyak pasangan muda – mudi yang sedang bersepeda atau sekedar duduk berdua menikmati indahnya Sungai Han. Aku mempercepat langkahku menuju jembatan Sungai Han. Ada sedikit rasa takut saat aku mengingat kejadian waktu itu tapi aku tetap memberanikan diri. Bagaimana pun aku tau Joonmyeon yang saat ini memang Joonmyeon sahabatku.

 

Aku mengedarkan pandanganku untuk mencarinya tapi sepertinya dia belum sampai. Aku pun melipat kedua tanganku pada besi pembatas jembatan. Sambil memandangi Sungai Han dihadapanku aku teringat akan kenangan – kenangan yang pernah aku lalui disini bersama Joonmyeon sejak aku masih kecil. Karena terlalu terlarut dalam pikiranku aku tak menyadari ada sebuah tangan yang memelukku dari belakang. Aku juga bisa merasakan nafas hangat seseorang yang berhembus pada leherku. Aku sangat hafal dengan parfum yang dipakainya.. Joonmyeon.

“Yak kau ini mengagetkanku saja!”

“Hahahaha maaf aku terlambat. Apa kau sudah menunggu lama?” Dia tetap tidak melepas pelukan itu.

“Tidak juga. Heii kau ini kenapa? Ayo lepaskan! Kau ini berat tau!” Aku berusaha menggoyang – goyangkan badanku agar dia melepas pelukannya tapi dia tetap tidak melepasnya, benar – benar seperti koala.

“Aku hanya rindu pada sahabatku. Rasanya seperti sudah sangat lama aku tidak bertemu denganmu Hyerim.” Aku terdiam mendengar jawabannya, jujur saja aku juga merasakan hal yang sama dengannya.

“Euhm. Seperti kita sudah terpisah begitu lama? Benarkan?” Aku bisa merasakan dia mengangguk dibahuku. Namun setelah itu dia melepas pelukannya dan berdiri disampingku sambil menatap Sungai Han didepannya.

“Hyerim. Kau tidak perlu khawatir, aku akan tetap terus berada disampingmu karena aku memang terpilih untukmu.” Dia mengalihkan pandangannya dan menatapku dengan tatapan yang lembut, aku membalas tatapannya. Terpilih untukku?

“Karena aku juga sama seperti mu. Tapi aku terpilih untuk menjadi bagian dari dirimu yang akan tetap terus berada disisimu untuk membantumu dalam menjalani baik dan buruk dunia sepanjang hidupku, Jung Hyerim your my queen and my soulmate. ” Aku bisa merasakan jemarinya menggenggam tanganku.

“Terimakasih Joon.” Aku tersenyum padanya dan membalas genggaman tangan itu.

With my pleasure dear.” Dia membalas senyumanku. Dan sesuatu yang baru pun telah dimulai.

 

THE END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
jeunjihye
sorryyy i will update chap. 6 as soon as possible! >

Comments

You must be logged in to comment
minhke_94 #1
Chapter 5: update chap 6 please
bettyrich
#2
Chapter 5: Authornim, ceritanya bagus, kenapa gak dilanjutin lagi :,(
singsongsungjong #3
Wow, amazing story ^_^