Five

Trust Me

Here it is!

Aku terpaksa membolos untuk semua kelas hari ini. Aku menancapkan gas mobilku dan mengarahkannya ke suatu tempat, aku yakin dia ada disana. Selama perjalanan keringat dingin terus mengalir dari pelipis ku, diriku diliputi rasa takut, kecemasan, kebingungan, dan kekhawatiran. Hanya butuh waktu 8 menit untuk sampai ditempat ini padahal biasanya harus membutuhkan waktu 15 menit, beruntung aku tidak bertemu dengan polisi disepanjang perjalanan tadi. Aku membanting pintu mobilku dan berlari untuk mencari Joonmyeon. Dari kejauhan aku bisa melihat seorang pria berkemeja hitam tengah bersandar disandaran jembatan Sungai Han sambil menatap lurus ke Sungai Han. Ya Sungai Han, tempat yang selalu didatangi oleh Joonmyeon kalau dirinya sedang merasa kacau. Angin dan udara pagi hari ini terasa sangat dingin, mengingat musim gugur yang semakin dekat. Aku merapatkan mantelku dan berjalan ke arahnya.

“Joon.....” Aku menyapanya pelan tak mau membuatnya terkejut lalu aku berdiri tepat disampingnya dan menatap wajahnya. Dia tidak menatap dan menjawabku.

“Apa kau baik – baik saja?”. Dia masih tidak menatapku.

“Euhm.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya.

“Apa ada yang terluka?”. Aku mencoba untuk menyentuh wajahnya sekedar mengecek apakah dia mendapat luka atau tidak. Tapi belum sempat tanganku menyentuh wajahnya dia memegang pergelangan tanganku dan memalingkan wajahnya menatapku.

“Disini yang terluka bukan aku tapi Luhan. Untuk apa kau datang kesini?” Ucapannya sangat dingin. Aku mengurungkan niatku dan melepas genggamannya dari pergelanganku.

“Aku tau. Tapi aku merasa kau lebih membutuhkan sahabatmu ini daripada Luhan.”

“Jika kau masih menganggap dirimu sebagai sahabatku. Apa kau mau berjanji sesuatu padaku?” Dia menatap tepat dimataku.

“Berjanji untuk apa? Kalau aku mampu pasti akan kulakukan.”

“Jangan berhubungan apapun lagi dengan Luhan.” Deg. Aku merasa ada sesuatu yang memukul keras tepat didadaku. Aku memalingkan wajahku karena tak kuat melihat tatapan dingin dimatanya.

“Memangnya kenapa? Bagiku Luhan orang yang baik dan dia tidak berbahaya untukku. Jadi tidak ada alasan bagiku untuk menjauhinya.” Aku melihat dari sudut mataku ada sedikit kilatan amarah dimatanya.

“Ya dia tidak berbahaya untukmu tapi dia berbahaya untukku.” Berbahaya?

“Apa maksudmu? Apa karena alasan itu kau menghajar Luhan habis – habisan?” Aku kembali menatapnya dan mendapatkannya sedang menatapku dengan intens.

“Ya. Dan satu alasan lagi karena..dia sudah membuatmu menangis kemarin.” Dia kedengaran sengaja menekankan kata menangis untuk membuatku mengingat kejadian dicafe kemarin.

“Sebenarnya ada apa diantara kalian berdua? Kenapa kalian menyuruhku untuk menjauhi satu sama lain?” Aku benar – benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

“Cihh dia sudah mendahuluiku rupanya. Apa saja yang sudah dikatakannya tentangku padamu huh?” Nada suaranya terdengar mengejek dan itu membuatku takut.

“Jawab dulu pertanyaanku Joon!”

“Banyak yang tidak kau ketahui didunia ini Jung Hyerim. Bahkan kau juga belum mengetahui tentang dirimu sendiri. Tapi sepertinya sudah saatnya kau mengetahui siapa dirimu sebenarnya.” Dia memalingkan wajahnya kembali menatap Sungai Han dihadapannya.

“Aku?”

“Kau adalah kunci dari dua sifat yang dimiliki manusia, yaitu baik dan buruk. Kau yang menjadi penyeimbang diantara keduanya. Kenapa kau yang terpilih? Aku juga tidak tau. Apa yang akan terjadi kalau kau tidak ada? Seluruh umat manusia didunia ini akan memiliki salah satu sifat diantara kedua sifat itu secara mutlak. Apa yang dimiliki manusia nantinya tergantung pada siapa yang bisa menguasai dirimu terlebih dahulu, si baik atau si buruk.” Dia menatapku dengan tatapan yang sangat mengerikan dan pada detik itu pula aku sadar bahwa laki – laki didepanku sekarang ini bukanlah Joonmyeon.

“APA MAKSUDMU? KAU! SIAPA KAU? KAU BAWA KEMANA JOONMYEON?” Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Aku terlalu bingung saat ini. Siapa aku sebenarnya?

Calm down Jung Hyerim, kurasa kau sudah tau siapa aku dan tenanglah sahabatmu kini sedang tertidur.” Sebuah seringai menakutkan terukir diwajahnya. Ya Tuhan apa yang harus kulakukan.

“Apa yang kau mau?! Kembalikan Joonmyeon!” Nafasku terasa berhenti ketika aku merasa tangannya menggenggam erat pergelangan tanganku.

“Yang aku mau? Tolong katakan 3 kata padaku.” Dia semakin mempererat genggamannya pada pergelanganku. Ya Tuhan tolong aku.

“A-apa yang harus ku katakan?”  Keringat dingin terus menetes dari pelipisku.

“Katakan padaku...”Aku percaya padamu” hanya itu.”

“A-apa setelah itu kau akan mengembalikan Joonmyeon?” Aku tidak tau apa yang saat ini kulakukan benar atau salah. Siapapun itu tolong aku.

“Tentu saja.”

Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku ingin Joonmyeon kembali tapi aku tidak tau apakah jalan yang harus kulewati ini jalan yang benar atau salah. Tapi jauh didalam hati kecilku aku merasa ada sesuatu yang menggelitik dan berteriak padaku untuk tidak melakukan itu. Jika aku mengatakannya apa yang akan terjadi pada semua manusia nantinya? Ya Tuhan aku butuh sesorang untuk meyakinkanku.

~***~

To Be Continue....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
jeunjihye
sorryyy i will update chap. 6 as soon as possible! >

Comments

You must be logged in to comment
minhke_94 #1
Chapter 5: update chap 6 please
bettyrich
#2
Chapter 5: Authornim, ceritanya bagus, kenapa gak dilanjutin lagi :,(
singsongsungjong #3
Wow, amazing story ^_^