Three

Trust Me

Check it out ^^

Tak terasa sudah satu semester sejak persitiwa tabrakan itu. Sekarang aku jadi lebih sering bertemu dengan Luhan dan bisa dibilang aku sudah menjadi teman baik dengannya. Aku juga tidak tau kenapa tiba – tiba bisa berteman baik dengannya, semuanya terjadi begitu saja. Tidak banyak yang ku ketahui tentang dirinya. Karena yang kutemukan pada dirinya adalah, Luhan termasuk orang yang cukup tertutup walaupun dia mudah akrab dengan oranglain. Terkadang dia sering bersikap dingin tapi setelah itu akan bersikap hangat lagi.

Dan sekarang aku benar – benar khawatir dengan keadaan Joonmyeon. Tidak dia tidak sakit atau terluka atau apapun itu tapi dia benar – benar berubah secara psikis dan aku benar – benar tidak suka dengan perubahan itu. Di mulai dari dia mengabaikan kuliahnya dan mulai tak bertanggung jawab dengan jabatan yang dipegangnya, dia lebih sering mengahambur – hamburkan uangnya untuk hal yang tidak penting, sekarang dia juga sudah berani untuk mempermainkan hati perempuan dan yang membuatku paling khawatir dia sudah tidak menghiraukan lagi omonganku dan Yoeun dan sekarang dia justru berteman dengan anak – anak yang sangat terkenal sering membuat masalah didalam maupun diluar kampus.

Sekarang aku sedang berada dicafe kampus. Setelah selesai kelas aku dan Yoeun memutuskan untuk pergi kecafe kampus untuk sekedar mengobrol. Dan aku juga sudah punya janji dengan Luhan disini, tadi pagi saat bertemu dengannya dia memintaku untuk bertemu dengannya dicafe kampus katanya ada yang perlu dibicarakannya denganku. Tapi sampai saat ini aku belum melihat keberadaannya.

“Hyerim tak bisakah kau bicara dengan Joonmyeon? Aku tidak tahan lagi melihat tingkahnya yang sekarang ini.” Yeoun menopang dagu dengan kedua tangannya dan menatapku dengan tatapan penuh harap, dia terlihat sangat kecewa dengan sikap Joonmyeon.

“Hmm aku juga ingin berbicara dengannya, tapi aku tidak tau bagaimana caranya.” Aku menyibakkan poniku yang menutupi mata dan menghela nafas berat.

“Ajak dia untuk menemuimu, dan kau bicara dengannya secara baik – baik. Aku yakin kalau kau yang bicara dia pasti mau mengerti.” Yoeun mulai memasuki handpnohe dan notesnya kedalam tas.

“Hmm ya nanti biar kucoba. Kau mau kemana?” Aku menyesap minumanku dan menatapnya heran.

“Pulang. Aku lelah, kau tidak mau pulang?” ujar Yoeun.

“Nanti saja aku masih punya janji dengan Luhan disini”.

 “Aigoo ya sudah selamat berkencan hahahaha.” Yoeun mencium pipiku kemudian lari keluar cafe sambil tertawa. Senang sekali sih dia meledekku.

“Yak siapa yang berkencan! Awas kau Kim Yoeun!” Aku berniat untuk mengejarnya tapi itu akan terlihat sangat kekanak - kanakan untuk wanita berumur 19 tahun.

“Siapa yang berkencan dengan siapa?” Dan Luhan pun datang dengan wajah meledek. Dia mengenakan kemeja berwarna putih yang lengannya digulung sampai siku dan celana jeans berwarna hitam juga sneakers berwarna putih. Ya kuakui dia memang terlihat tampan hari ini. Kau ini bicara apa Jung Hyerim?.

“Ahh tidak.. tadi Yoeun meledekku. Yak kenapa kau lama sekali huh?” Aku sengaja mengalihkan pembicaraan karena aku bisa merasakan panas dikedua pipiku, Yoeun awas kau.

“Maaf tadi ada yang masih harus aku kerjakan.” Dia pun duduk dikursi yang tadi ditempati Yoeun dan menatapku.

“Hmm tidak apa, aku hanya bosan harus menunggu lama ditemani Yoeun haha.” Aku gugup, kenapa dia menatapku seperti itu? Apa ada yang salah diwajahku?

“Luhan? Maaf tapi kenapa kau menatapku terus? Kau bilang ada yang perlu kau bicarakan denganku?” Aku mencoba mencairkan suasana yang kelihatannya sangat tegang ini.

“Jangan dekati dia lagi.” Hanya 4 kata tapi berhasil membuat ku terasa seperti tertampar. Dia siapa yang Luhan maksud?

“Hah? Ak-aku tidak mengerti.... dia siapa yang kau maksud?” Dia kembali menatap tepat dimataku.

“Kim Joonmyeon. Jangan dekati dia lagi kumohon.” Aku membelalakkan mataku mendengar jawaban Luhan. Kenapa pembicaraan ini sangat to the point. Aku bisa melihat keseriusan dalam mata Luhan.

“Tapi kenapa? Dia sahabatku sejak kecil jadi mana mungkin aku menjauhinya, apalagi sekarang dia sedang sangat membutuhkan sahabat – sahabatnya?” Aku benar – benar tidak habis pikir kenapa Luhan bisa menyuruhku melakukan hal itu.

“Dia bukan sahabatmu Hyerim.” Dia mengatakan itu dengan nada yang terdengar sangat sedih ditelingaku. Hatiku seperti tersayat ketika aku mendengarnya.

“Apa maksudmu? Luhan tolong jangan bermain – main denganku. Aku sudah cukup pusing sekarang.” Tubuhku kaku aku benar – benar tegang sekarang.

“Sahabatmu sedang tidur, dan yang sekarang bersama mu itu bukanlah sahabatmu Hyerim.” Luhan menatapku dengan tatapan sendu, matanya seolah memintaku untuk mempercayainya.

“Aku benar – benar tidak mengerti.” Perasaanku sudah sangat tidak karuan, tanganku mengeluarkan keringat dingin dan aku mengepalkannya keras – keras dibawah meja.

“Hyerim dengarkan aku, mungkin kau pikir aku ini berbohong atau gila. Tapi kau adalah orang yang terpilih dan aku datang dikehidupanmu untuk melindungi dan membantumu.” Dan lagi dia mengatakan itu dengan nada yang terdengar sangat sedih dan satu sayatan lagi terasa tergores dihatiku.

“Percaya padaku.” Hanya dua kata tapi aku merasa seperti ada sebuah panah yang menusuk tepat dihatiku. Kenapa ini? Kenapa rasanya sangat sakit mendengar Luhan berbicara seperti ini?.

Mataku sudah sangat panas aku rasa sekali aku mengedipkan mata maka air mataku akan jatuh dan aku tidak mau melakukan itu didepan Luhan.

“Maaf Luhan aku tidak bisa.” Tak terasa sebulir air mata jatuh dari mata kananku. Aku segera mengahapusnya lalu membereskan barang – barangku dan berlari keluar cafe. Aku berlari dan tidak berani membalikkan badan untuk menemui Luhan meskipun aku mendengar dia meneriakan namaku berkali – kali untuk memintaku kembali.

Maaf Luhan tapi Joonmyeon terlalu berharga untukku, baik dulu maupun sekarang.

Selama berlari aku terus memejamkan mata menahan air mataku yang terus menerus mengalir. Dan tanpa sadar aku menabrak seseorang didepanku dan orang itu ternyata.....Joon. Bodoh! dia melihatku menangis. Aku segera mengahapus air mataku dan menghindarinya namun dia berhasil memegang pergelangan tanganku.

“Hyerim, kenapa kau menangis?” Dia berusaha menatap mataku namun aku mengelak dan memalingkan wajahku dari wajahnya.

“Apa karena laki – laki bernama Luhan itu?” Nada suaranya sedikit meninggi. Membuat nyali ku sedikit ciut. Bagaimana dia tau?

“Kau tidak menjawab? Cihh sudah kuduga, dia akan membuat onar.” Nada suaranya terdengar mengejek dan tidak tau mengapa itu membuatku takut.

“Tidak bukan karenanya. Maaf Joon tapi aku harus pergi. Tolong lepaskan tanganmu ini.” Pergelangan tanganku terasa panas dan sakit.

“Ahh maaf telah membuatmu takut. Sekarang lebih baik kau kuantar pulang.” Dia melepaskan pergelangan tanganku. Dan aku mengelus pergelangan tanganku yang kini sedikit memerah.

“Tidak perlu, aku bawa mobil hari ini. Permisi.” Aku pun berlari meninggalkannya dan memutuskan untuk pulang kerumah. Aku bisa mendengar dia meneriakkan namaku tapi aku tetap tak menanggapinya.

~***~

To be continue..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
jeunjihye
sorryyy i will update chap. 6 as soon as possible! >

Comments

You must be logged in to comment
minhke_94 #1
Chapter 5: update chap 6 please
bettyrich
#2
Chapter 5: Authornim, ceritanya bagus, kenapa gak dilanjutin lagi :,(
singsongsungjong #3
Wow, amazing story ^_^