One

Trust Me

Jung Hyerim, ya itulah namaku. Aku hanya gadis biasa yang kini sedang berusaha mencari pintu keluar di Bandara Incheon. Bodoh memang aku yang sudah 19 tahun ini masih belum bisa mengingat dimana letak pintu keluar sebuah Bandara. Bukan karena aku tidak bisa membaca petunjuk jalan, tapi lagi – lagi aku bodoh karena lupa memarkir mobil didekat pintu keluar yang mana. Dan disaat seperti ini kenapa Bandara Incheon sangat ramai dan padat. Hello tak ada kah seseorang yang bisa memahami keadaanku. Ini yang tidak aku suka dari Bandara, kalau bukan karena ayah memintaku untuk mengantarkannya aku tidak akan mau pergi ke Bandara. Aku kembali mengingat – ingat dimana aku memarkir mobil tadi sampai – sampai aku tidak melihat ada seseorang berlari ke arahku.

BRUK

“Aww...” Aku meringis kesakitan karena 2 detik yang lalu aku berhasil mendarat dilantai Bandara dengan kondisi yang tidak mengenakkan. Ada apa dengan hari ini.

“Ah maaf – maaf. Apa kau baik – baik saja?” Laki – laki berkaca mata hitam itu menjulurkan tangannya untuk membangunkanku. Dia masih terengah – engah dan raut wajahnya menunjukkan ke khawatiran.

“Euhm tidak apa – apa. Aku juga yang salah karena tidak memperhatikan jalan saat aku berjalan tadi.” Eww Jung Hyerim kau berbohong tapi sudahlah aku tidak peduli yang kupedulikan sekarang hanya letak pintu keluar.

“Baguslah kalau begitu. Aku sedang buru – buru jadi sekali lagi maaf.” Oh boy kau pikir hanya kau yang buru – buru? Yasudahlah aku sedang tidak ingin mempunyai masalah dengan siapapun.

 

“Yayaya tidak apa. Hanya ku ingatkan lainkali jangan berlari di tengah – tengah Bandara yang sedang ramai. Arraseo?” Dan laki – laki tersebut hanya menganggukkan kepala nya untuk menanggapi peringatanku. Dan diapun berpamitan denganku setelah itu hilang dalam kerumunan orang – orang didalam Bandara.

Aishh kenapa hari ini tidak berjalan dengan mulus. Sejak tadi pagi aku membuka mata sampai saat ini aku berdiri tidak ada yang membuat ku senang. Aku pun meneruskan pencarianku tapi aku merasa menginjak sesuatu. Dan benar saja aku menginjak sebuah.....passport case? milik?. Ku ambil passport case itu dan melihat isinya ternyata isinya kosong tidak ada passport atau tanda pengenal lainnya, tapi aku yakin passport case ini milik laki – laki yang menabrakku tadi. Apa yang harus kulakukan sekarang? Arghh aku pusing dan akhirnya memutuskan untuk menyimpan passport case itu dalam tas dan meneruskan kembali pencarianku. Tak jauh aku berjalan sekarang aku sudah berada tepat dipintu masuk yang tadi aku lewati dan aku dapat melihat sebuah mobil Audi putih terparkir diparkiran Bandara. Thanks God akhirnya.

Aku pun segera menaiki mobil ku dan bergegas pulang kerumah. Berhubung hari ini hari minggu jadi aku ingin menyelesaikan tugas – tugas dari dosen yang sudah sangat amat menumpuk. Aku berkuliah di Korean National University of Arts mengambil jurusan Arsitektur. Dan sekarang aku tengah berada disemester ketiga, bisa dibilang saat ini teman – temanku sedang sangat sibuk  dengan kuliah mereka tapi disinilah aku menjalaninya dengan sangat amat santai. Kenapa harus ribet sih? You only life once, jadi nikmati saja.

~***~

 

Keesokan harinya aku terbangun jam 6 pagi dan aku punya kelas jam 9 nanti. Setelah kemarin seharian penuh berkutat dengan tugas yang akhirnya selesai pukul 12 malam. Meskipun aku begini tapi aku bukan tipe orang yang suka bangung siang. Sudah menjadi alarm pribadi untukku bangun jam 6 pagi. Aku bergegas merapihkan tempat tidur dan pergi mandi. Hari ini aku memutuskan untuk memakai sleeveless berwarna putih yang bertuliskan NOTHING dibagin tengah lalu dilapisi dengan jaket denim dan memilih sebuah jeans. Aku membiarkan rambut coklatku tergerai, membubuhkan sedikit bedak pada wajahku dan menyemprotkan sedikit parfum untuk memberikan rasa segar. Aku punya kelas jam 9 dan sekarang jam masih menunjukkan pukul 7. Aku putuskan untuk berangkat pagi hari ini. Mengambil kunci mobil dari nakas dan aku melihat sesuatu tersembul dari dalam tasku. Ah passport case itu! karena tidak tau harus kuapakan benda itu akhirnya kuletakkan didalam laci meja rias.

Aroma roti panggang memenuhi indera penciumanku sesampainya aku dilantai dasar. Kulihat adikku Jung Minki sedang mengerjakan PR nya dimeja makan dan ibu yang sedang menuangkan susu ke gelas Minki. Aku menarik kursi disamping Minki dan mengacak pelan rambutnya.

 

“Pagi!” Aku mengambil sepotong roti panggang dan memakannya.

“Pagi sayang. Kenapa kau sudah rapih jam segini? Bukankah kelasmu jam 9?” Rupanya ibu hafal jadwalku.

“Hmm iya tapi aku ingin berangkat pagi hehe.” Aku pun menyesap susu yang tadi ibu tuangkan kedalam gelas Minki.

“Yak! Itu kan punyaku kenapa kau minum huh?” Minki segera merebut gelas susu yang sedang kuminum dan berhasil membuatku tersedak. Nice Minki.

“Uhukk uhukk.. Minki kau ini apa – apaan sih? Untung saja tidak tumpah!” Ku ambil tissue lalu mengelap mulutku yang belepotan susu.

“Habisnya kau ini! sudah tau ini milikku masih saja diminum!”

Aigoo kalian ini! Sudah jangan bertengkar lagi, Hyerim kau antarkan Minki ke sekolahnya ya?” Ibu akhirnya menuangkan susu ke gelas lain dan menyodorkannya padaku.

“Tidak usah bu aku sudah tidak haus. Ya baik bu nanti aku antar Minki kesekolahnya. Dengar! kurang baik apa aku padamu huh? Sudah cepat habiskan sarapanmu aku tunggu kau diluar!” Aku mencium pipi ibu lalu bergegas memakai sneakers ku dan pergi memanaskan mobil.

“Bawel!” Teriak Minki dari dapur. Aishh anak itu benar – benar tidak tau terimakasih.

Setelah mengantarkan Minki ke sekolahnya aku pun bergegas pergi ke kampus. Masih ada satu jam sebelum kelas dimulai. Sekarang aku harus kemana? Aku putuskan untuk pergi ke gedung departemen akting untuk menemui Yoeun, sahabatku. Sesampainya disana aku melihat Yoeun sedang berpamitan dengan teman – temannya, sepertinya kelasnya sudah selesai.

~***~

 

“YOEUN!” Aku berteriak dan melambaikan tanganku kerarahnya. Yang dipanggilpun menyadari keberadaanku dan berlari menghampiriku.

“Yak Hyerim! Kenapa kau ada disini bukankah kelas mu jam 9?” Aku dan Yoeun pun duduk dibangku panjang dekat lapangan basket gedung departemen akting.

“Hmm tidak ada alasan khusus aku hanya ingin berangkat pagi.”

“Ohh begitu kukira kau ada kelas tambahan. Ahh Hyerim kau tunggu sebentar disini ya ada barangku yang tertinggal dikelas kau jangan kemana – mana ya.” Yoeun segera berlari ke arah kelasnya. Aishh anak itu tidak pernah berubah selalu saja pelupa.

 

Hilir mudik mahasiwa dan mahasiswi departemen akting memenuhi pemandanganku sejak tadi. Ya tentu saja inikan wilayah mereka, kau Jung Hyerim untuk apa kau berada disini. Bunyi decitan sepatu dengan lapangan basket mengalihkan perhatianku dan sekarang perhatianku tertuju pada sekelompok mahasiswa yang sedang bertanding basket. Kurasa mereka bukan tim basket kampus, mungkin hanya sparing antar departemen. Aku memperhatikan seorang pemain dengan jersey putih bernomer  7 dan aku merasa familiar dengan laki – laki itu.. sepertinya aku pernah melihatnya. Ah dia laki – laki yang kemarin menabrakku kan, kenapa dia ada disini?. Tak lama Yoeun pun datang dengan tergesa – gesa.

“Ahh maaf apa aku lama? Tadi notes ku tertinggal dikolong meja tapi saat ku lihat kembali tidak ada dan ternyata notes ku sudah diambil oleh temanku jadi aku menyusulnya ke parkiran kampus. Heyy Jung Hyerim? Apa kau mendengarkanku?” Yoeun melambaikan tangannya didepan wajahku.

“Ah iya tidak apa – apa. Hey Yoeun apa kau mengenal laki – laki bernomer punggung 7 itu?” Aku tidak melepaskan pandanganku dari lelaki bernomor punggung 7 itu dan Yoeun hanya ber-oh-ria.

“Ohh dia. Iya aku kenal, dia mahasiswa baru dikelasku dia pindahan dari Guangzhou, Cina namanya Xi Luhan. Memangnya ada apa? Kau tertarik dengannya yaa?” Yoeun mencolek pipiku berusaha menggodaku. Apa – apaan anak ini! dia tidak tau saja kemarin sahabatnya ini telah mengalami kejadian apa dengan laki – laki itu.

“Aishh apa – apaan kau ini! tidak bukan seperti itu. Kau bilang dia pindahan dari Cina tapi kenapa Bahasa Korea nya sangat fasih?”

“Hah kau tau darimana kalau Bahasa Koreanya sangat fasih? Apa sebelumnya kau pernah bertemu dengannya ?” Yoeun menatapku bingung dengan mata belo miliknya.

“Ahh tidak tidak aku hanya pernah bertemu dengannya disuatu tempat.”

“Ahh begitu. Ya aku juga bingung kenapa dia bisa seperti itu, tapi yasudahlah bukankah itu hal yang baik? Dia juga sangat mudah akrab dengan yang lain dikelas. Kau lihat sendiri bukan? Bahkan dia sudah bisa ikut bermain basket dengan yang lain.”

“Hmm. Ah Yoeun bisakah kau bilang padanya kalau besok aku ingin menemuinya?” Kalau tau dia satu kampus denganku pasti ku bawa passport case nya.

Aigoo kau ini menakutkan sekali. Baru bertemu dengannya dua kali sudah berani mengajaknya bertemu.” Yoeun bergidik ngeri melihatku. Kenapa aku harus mempunyai sahabat seperti mu huh Kim Yoeun?

“Kim Yoeun tak bisakah kau berhenti berfikiran negatif padaku? Aku hanya punya sedikit urusan yang harus ku selesaikan dengannya. Jadi sekali lagi kumohon padamu tolong katakan aku ingin menemuinya besok.” Aku menghela napas panjang dan menyandarkan punggungku ke sandaran bangku.

“Yayaya baiklah nanti akan aku sampaikan. Hey Hyerim 15 menit lagi kelasmu mulai. Apa kau tidak mau bergegas pergi sebelum kau terlambat?”

“Benarkah? Ahh yasudah aku pergi jangan lupa pesan ku ya!” Akupun berlari sambil melambaikan tangan pada Yoeun. Kelas ku lumayan jauh dari gedung departemen akting. Tapi masih ada 15 menit lagi.

Selama kelas berlangsung aku tak konsen mendengarkan apa yang dosen jelaskan sampai – sampai aku ditegur karena bengong sepanjang pelajaran. Pikiranku penuh dengah pertanyaan – pertanyaan tentang apa yang harus kulakukan dan kukatakan besok saat aku bertemu dengannya.

~***~

To be continue! ^^~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
jeunjihye
sorryyy i will update chap. 6 as soon as possible! >

Comments

You must be logged in to comment
minhke_94 #1
Chapter 5: update chap 6 please
bettyrich
#2
Chapter 5: Authornim, ceritanya bagus, kenapa gak dilanjutin lagi :,(
singsongsungjong #3
Wow, amazing story ^_^