"Huft.. Akhirnya selesai juga.." Kris menghela nafas lega sambil mematikan komputer. Butuh waktu semalaman untuk menyelesaikan pekerjaannya itu.

Ia meletakkan kepalanya di atas mejanya. Kepalanya terasa berat sekali dan badannya panas-dingin.

"Yeobo.. Kau tidak mau sarapa- aigoo!" Yoona yang baru datang melihat keadaan Kris dan segera menghampirinya.

"Yeobo.. Gwaenchana?" tanya Yoona sambil memegang pundak Kris. Kris mengangkat kepalanya. Pandangannya sedikit kabur, tapi ia masih bisa melihat wajah Yoona. "ah.. Ne, nan gwaenchana" jawab Kris sambil tersenyum lemah.

Yoona memegang kedua pipi Kris. "Aigoo.. Badanmu panas, yeobo.. Kau begadang lagi ya?"

Kris tidak bisa apa-apa selain mengangguk. Yoona menghela nafas. "Ayo, sebaiknya kau berbaring di kasur. Jangan disini" ia pun menggenggam lengan Kris untuk membantu Kris berdiri dan berjalan ke tempat tidur.

"Kemarin kau langsung mengerjakannya sesampainya di rumah sih.. Sudah kubilang jangan memaksakan diri, yeobo.. Kau jadi sakit, kan.." ujar Yoona lembut sambil menyelimutkan Kris yang sudah berbaring di kasur.

"Mianhae, yeobo.." kata Kris dengan suara pelan. "Sudahlah," Yoona mengecup bibir Kris dengan lembut. "istirahatlah.. Aku akan membawa makanannya kesini, oke?"

Kris mengangguk lemah. Yoona tersenyum lalu berjalan keluar kamar..

***

"Aigoo.. Saejin-ah.. Appa pegal nih.." keluh Sehun yang sedang menitah Saejin, putranya yang masih berumur 10 bulan tersebut. Saejin hanya terkekeh dan terus berjalan sementara Sehun mengikuti sambil memegangi kedua tangannya agar tidak terjatuh.

"bayi umur segitu memang senang berjalan, yeobo.." ujar Jina yang sedang mengelap jendela.

Sehun menghela nafas dan menggendong Saejin. "huft.. Kapan kau bisa berjalan sendiri, Saejin-ah? Apa kau tahu pinggang appa serasa mau patah??" ujarnya sambil menciumi pipi Saejin dan Saejin tertawa kegelian.

Tangan mungil Saejin memegang pipi Sehun. "Ap..pa" ujarnya sambil terkekeh.

Sehun tak percaya apa yang baru saja dia dengar, ia tersenyum lebar. "Yeobo! Apa kau dengar tadi?"

"dengar apa?"

"Barusan Saejin bilang 'appa'"

"jinjja?" Jina menghampiri Sehun. Sehun mengangguk. "Saejin-ah.. Coba bilang 'appa' lagi.." kata Sehun pada Saejin.

"Ayo, Saejin-ah.. Bilang 'appa'.." ujar Jina. Ia penasaran apakah itu benar atau Sehun hanya mengada-ngada.

"Ap..pa" ujar Saejin sambil nyengir.

"Wah.. Ternyata benar" kata Jina. Sehun tersenyum girang. "waaaa... Anakku baru mengatakan satu kata dan kata itu adalah 'Appa'!!" Sehun berputar-putar sambi tetap menggendong Saejin, membuat Saejin tertawa. Jina pun ikut tertawa melihat aksi suaminya tersebut.

Sehun berhenti berputar dan mencium pipi Saejin sekali lagi. Lalu ia memeluk Saejin dengan erat. Ia merasa bangga karena kata pertama Saejin adalah 'Appa'. Dan Sehun adalah appa Saejin...

***

"Wuah.. Masakan Appa enak banget!" puji Aerin sambil melahap sarapannya. Kyungsoo tersenyum simpul. "Iyalah.. Appa gitu lho!" dan Aerin tertawa kecil.

"Appa, Eomma mana?"

"Eomma sedang ada urusan di kantornya, sayang.. Ia akan kembali nanti malam.." jawab Kyungsoo.

"Oh.." Aerin menelan makanannya. "Appa sendiri? Ada pekerjaan tidak?" "hmm.. Ada sedikit sih, tapi Appa bisa menyelesaikannya disini, kok" jawab Kyungsoo.

"Hmm.. Begitu.." ujar Aerin. "belakangan ini eomma sibuk ya.." Kyungsoo menghela nafas. "Iya.. Pasti dia lelah sekali.."

Tiba-tiba sebuah ide muncul di benak Kyungsoo. "Aerin-ah.. Bagaimana kalau kita buat kejutan kecil untuk eomma?"

'mwo? Tapi kan.. Hari ini bukan hari ulang tahunnya eomma"

Kyungsoo tertawa kecil. "Bukan itu.. Maksud appa, eomma kan pulang malam. Jadi kita bersihkan rumah dan membuat makanan enak untuknya, agar eomma senang. Bagaimana?"

"Wah, itu ide yang bagus, appa!" kata Aerin semangat. "oke! Kita akan mulai setelah appa menyelesaikan pekerjaan appa, arrachi?" ujar Kyungsoo tak kalah semangat.

"Ne!"

"nah, kalau gitu habiskan sarapanmu...."

A/N

Ditunggu subscribe dan commentnya chingu :)