Chapter 4

Our Lives as Father

 "Yeobo.. aku harus masak apa untuk siang nanti?" Tanya Sena yang sedang mencuci piring. "Hmm.. entahlah.. 

bagaimana kalau kita makan di luar?" Usul Minseok. Ia memotek sebuah bakpau menjadi dua lalu memberikannya kepada Sookji, putranya yang masih berumur 11 bulan.

Sang bayi menggapai paruhan bakpau tersebut lalu mengunyahnya. Minseok tersenyum melihat putranya dan mencubit pipinya pelan, "aigoo.. kau imut sekali, sih.." ucapnya. Sementara Sookji tidak menghiraukan Minseok dan terus melahap bakpaunya dengan serius. Minseok tertawa kecil.

"Yah, jagiya.. sepertinya Sookji menyukai bakpau ya.."

Sena menghela nafas dan menaruh piring terakhirnya ke rak, lalu ia menghampiri Minseok, "itu sih turunan dari kamu, yeobo.."

Minseok nyengir dan memasukkan paruhan bakpau lain ke dalam mulutnya.

"Jadi.. mau makan dimana?" Tanya Sena. Minseok merapatkan bibirnya, "entahlah.. tanya Yoojin saja dulu.. siapa tahu dia ingin sesuatu.."

"Hmm.. geurae.. eh, tapi dimana- aigoo! Dia masih tidur?! Ya ampun dia bahkan melewatkan sarapan!" ucap Sena panik lalu segera menuju sebuah kamar. Diketuknya pintu kamar tersebut, "Yoojin-ah! Bangun! Ini pukul 11!"

Tidak ada jawaban.

Akhirnya Sena membuka pintu tersebut, tampaklah putrinya bertelungkup di kasurnya. Seluruh tubuhnya tertutup oleh selimut dan ia mendengkur pelan. Sena menghela nafas dan menghampiri Yoojin. Ditepuknya bahu Yoojin, "yah, Yoojin-ah.. bangun. Sudah pukul 10!"

"Hmm.." hanya itu yang diucapkan Yoojin. Suaranya teredam dengan bantal. Sena berdecak dan menggoyang-goyangkan tubuh Yoojin. "Aish.. ayo bangun! Kau tidur pukul berapa sih?!"

Namun Yoojin tidak bereaksi. Sena menyerah dan keluar dari kamar Yoojin, "yeobo.. tolong bangunkan Yoojin dong.. aku tidak bisa membangunkannya.."

"hmm.. Arraseo.." Minseok pun beranjak ke kamar Yoojin.

"Yoojin-ah.. bangun, sayang.." Minseok menepuk-nepuk bahunya.

"Hm.. Shireo.." jawab Yoojin dengan wajah yang masih terbenam di bantal. Minseok menghela nafas, "well.. kau memaksaku untuk melakukan ini.."

 

"Huaaa! Appa, beraaatt" sontak saja Yoojin terbangun ketika Minseok menindih tubuhnya. "Ayo bangun. Ini pukul 10 lho.." ujar Minseok santai. (Yoojin adalah gadis yang kuat. Dia memang agak terbiasa tubuhnya ditimpa Minseok/?)

"Agh.. iya iya aku bangun! Lepaskan aku, Appa!"

Minseok tertawa dan akhirnya berguling ke samping, kini ia berbaring di sebelah Yoojin. Yoojin membalikkan tubuhnya supaya menghadap Minseok lalu membenamkan wajahnya ke dada ayahnya. "Aigoo.. kau tidur jam berapa?" Tanya Minseok.

"ada banyak PR.. jadi aku tidur pukul 1" gumam Yoojin. Minseok menghela nafas dan memeluk Yoojin, "mengapa kau harus mengerjakannya sekaligus?"

"Aku malas mengerjakannya besok-besok.."

"Huft.. dasar. Kau melewatkan sarapan, tahu..." Minseok mengecup kening Yoojin, "nanti siang kita akan makan di luar, kau mau makan apa?"

Yoojin mengerucutkan bibirnya, "entahlah.."

"Aish.. jangan gunakan aegyo padaku" ujar Minseok sambil mencubit pipi Yoojin. "Ouch! Oke oke.. hmm.. hotpot?"

"Hotpot? Hmm.. arraseo.. kalau begitu bangun dan cuci muka sana." Minseok beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar sementara Yoojin pergi ke arah kamar mandi, matanya masih setengah terbuka, rambutnya awut-awutan.

 

Telepon rumah mereka berbunyi, Sena pun mengangkat telepon tersebut.

"Yeoboseyo?... ah jinjja?! Waaa selamat ya!"

"Siapa itu?" Tanya Minseok, bingung melihat istrinya semangat seperti itu. 

"Pertama? Aigoo selamat ya, akhirnya! Ne.. ah, mau ngomong sama Minseok gak? Eish.. kau saja yang beritahu. Oke.." Sena mengulurkan gagang teleponnya pada Minseok, "nih.. Baekhyun mau berbicara denganmu."

"Ah, geurae?" Minseok meraih gagang telepon itu dan menempelkannya pada telinganya, "yeoboseyo, Baekhyun-ah?"

"ah.. hyung.."

"ne, ada apa nih?"

"ah.. itu.. istriku hamil.."

"jinjja? Wah.. chukkae! Pertama nih?"

"hehe.. ne.. jadi karena itu, um.. ada restoran hotpot tak jauh dari sini. Bagaimana kalau kita makan bersama? Traktiranku."

"Wuah.. traktir? Pas sekali! Eh.. kami saja nih?"

"ani.. aku juga ajak keluarga Chen.."

"he.. kau baru gajian ya? Baiklah.. kami akan ke sana! Jam berapa?"

"hmm.. jam 12, di 'Hotpot Chunhyang' itu lho.."

"ah.. arraseo arraseo. Aku tahu tempat itu. Sampai ketemu ya!" Dan Minseok pun menutup telepon.

 

"Ada apa?" Tanya Yoojin yang baru keluar dari kamar mandi. "Ah.. pas sekali, Yoojin-ah. Teman Appa, Baekhyun, istrinya hamil. Dia akan menraktir kita Hotpot."

"Ah geurae? Kebetulan dong!"

"Ne.. keluarga Chen juga ikut."

"Yoojin-ah, tolong ganti popok Sookji. Eomma ingin menyiapkan makanan Sookji." Perintah Sena. Yoojin menghela nafas, "ne.." ia pun menggendong Sookji dan membawanya ke kamar mandi.

 

***

 sementara itu, keluarga Luhan sedang mengunjungi Everland, sebuah amusement park di Seoul..

 

"Yeaayy!! Everland!!" Pekik Daewook girang. "Uwah.. sepertinya itu seru!" Miyeon menunjuk ke wahana roller coaster yang melesat cepat. "Ah.. n-ne.." ujar Luhan ragu. Karena, yah.. kau tahu Luhan takut ketinggian.

Seohyun menyikut Luhan pelan, "ayolah, yeobo.. tak perlu gugup seperti itu.. kau tak harus naik itu kok"

Luhan menghela nafas, "ne.."

Setelah beberapa lama berjalan mereka sampai di skyway. "Wuah! Skyway! Ayo kita naik itu, Appa!" Ajak Miyeon sambil menunjuk Skyway itu. "Ne! Ayo kita naik itu!" Tambah Daewook. Luhan menelan ludah, melihat kereta gantung tersebut bergerak naik dan cukup tinggi membuatnya merinding. Luhan berdeham, "kalian saja yang naik.."

Daewook mengernyitkan dahi, "lho? Kan Skyway ini jalur ke area lain.."

"Eh.. Ada jalan kok.. Kalian saja yang naik, Appa dan Eomma akan berjalan dari sini.." Luhan berusaha untuk menolaknya. "Eh? Aku juga ingin naik itu, oppa.." timpal Seohyun. Luhan menatap istrinya seakan-akan berkata, 'oh, tolonglah aku..'

"aish.. tapi kan kalo jalan lama.. kita naik ini saja sama-sama.." ujar Daewook. "E-eh.. Daewook-ah.. Appa.."

"Aish, ini aman kok! Ini bukan roller coaster, yeobo.." ujar Seohyun.  "Lagian.. ini kan hari ulang tahun ku. Ya, Appa?? Jebaall.. sekali saja.." pinta Miyeon dengan Aegyo. "Appa bisa pegang tanganku, kok.." Daewook mengulurkan tangannya. Luhan merapatkan bibirnya, dan akhirnya mendesah, "baiklah.. kajja"

"Yeaayy~~"

 

"Selamat datang.. silahkan duduk disini" sapa seorang petugas dengan ramah saat sebuah kereta mendarat di belakang mereka. Sang petugas membuka pengaman supaya mereka bisa duduk. Luhan duduk di paling ujung, Seohyun di sebelahnya, Daewook di sebelah Seohyun dan Miyeon di sebelah Daewook.

Sang petugas menutup pengamannya, "silahkan menikmati.." kemudian Skyway tersebut mulai bergerak.

"Whoaa i-ini bergetar!" Luhan mulai panik. Seohyun tertawa kecil dan menggenggam tangan Luhan, "gwaenchana.. tunjukkan kalau kamu adalah seorang pria.."

"Aish.. Yeobo, apa maksudmu-uwaa!" Luhan semakin panik ketika Skyway bergerak naik. Segera ia memejamkan matanya. Daewook dan Miyeon hanya tertawa melihat tingkah ayahnya.

"Appa payah! ini bukan apa-apa!" Ujar Daewook sok tahu. "Appa, lihat pemandangannya deh! Keren, tahu.." tambah Miyeon.

"E-eh.. Appa akan membuka mata kalau sudah sampai.."

"Ayolah.. nanti Oppa menyesal, lho.." ujar Seohyun. Akhirnya, Luhan memutuskan untuk membuka matanya perlahan. Ia tentunya panik menyadari kakinya jauh dari permukaan. Namun pemandangan pohon-pohon cemara yang indah di sekitarnya membuatnya sedikit teralih dari rasa takutnya. "W-wah.. benar, indah.." ujarnya, senyumnya mulai merekah.

"Nah, sudah kubilang, kan? Appa gak percaya sih!" Ujar Miyeon disertai dengan tawa Daewook. Seohyun juga tertawa kecil karena walaupun Luhan terlihat tidak takut, ia dapat merasakan tangan Luhan mencengkram tangannya erat.

 

***

 

"Nah.. ayo pakai celanamu, Joongyu-ah~" ujar Yixing sembari berusaha untuk memakaikan celana pada Joongyu, putranya yang berumur 6 bulan. Joongyu hanya nyengir dan kakinya menggeliat-geliat. "Hayo.. masa segitu aja gak bisa.. aku aja sudah selesai dari tadi, lho.." ujar Minjung sambil menyisir Joonseok, saudara kembar Joongyu.

"Aish.. kau kan sudah biasa.." Yixing memghela nafas. "Aish ayolah, Junxiu! Mei Huang, bisa tolong aku?" Ia tanpa sadar menggunakan bahasa Cina. Minjung mengerecutkan bibirnya, "yeobo.. jangan berbicara bahasa Cina.. aku masih belajar dalam hal itu.."

"Eh? Hehe.. maaf, sayang. Aku terbawa suasana.. maksudku 'bisa tolong aku?'" Ujar Yixing. Minjung pun membantunya sementara Joonseok duduk sambil memainkan mainannya.

"Nah sudah selesai.." Minjung menggendong Joongyu sementara Yixing mengambil tas peralatan putra mereka dan menggendong Joonseok.

"Yeobo.. ada yang ketinggalan tidak?"

"Nope."

"Dompet?"

"Sudah."

"Handphone?"

"Sudah."

"Kunci mobil?"

"Ah iya!" Yixing berjalan ke arah sebuah meja dan meraih kunci mobilnya. "Nah, kajja!"

Minjung menghela nafas melihat suaminya yang pelupa. Lalu mengikuti Yixing ke arah mobil mereka...


I'm baaack~

 

A/N

Meihuang: Minjung

Junxiu: Joongyu

Junzhou: Joonseok.

Itu adalah nama mandarin mereka. (Yeah.. i'm still have to working on chinese names)

 

Anyway, hope you like it!

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
PiperGrace08
chapter 4 up! meet Minseok, Luhan and Yixing family~

Comments

You must be logged in to comment
Rizukayuki
#1
Chapter 3: Paling suka tao family, ngebayanginnya sama hyoyeon dan punya 1 anak laki" yg mirip panda (panda family) xD
Daebak thor-nim, tapi kurang panjang x3
Clovexo
#2
Chapter 2: Aku suka adegan sehun dan keluarga kecilnya.. Btw, kira" umur anaknya kyungsoo berapa ya? Kok kerasa udah besar banget .-.
Clovexo
#3
Chapter 1: Aaaaa
imutnyaaaaaa
update soon~