Chunji duduk di sebuah bangku yang terletak di bawah sebuah pohon dekat taman belakang.  Kedua tangannya yang saling mengepal menahan kepalanya yang tertunduk lemah.

“apa ini adalah akhir dari segalanya? Bukankah kebahagiaan yang sebenarnya adalah dengan melihat orang yang di cintai bahagia. Tapi… kenapa aku masih tidak bisa merelakannya. Bahkan semakin aku ingin melepaskannya, justru semakin sakit yang ku rasakan. Paboo… paboo..” pikir chunji.

 Saat itu, seorang yeoja tiba-tiba datang menghampiri chunji dan berdiri tepat di depannya. Seketika chunji yang sadar seseorang tengah berdiri di depannya, kemudian mendongak dan melihat orang itu.

“hyerim…” ucap chunji kaget sembari berdiri.

“hey… apa kau masih ingat dengan janjimu?” Tanya hyerim

“janji?” ulang chunji sambil menyernyitkan keningnya.

“apa kau sudah lupa? Dengan janjimu untuk menjawab pernyataan cintaku kemarin.” tanya hyerin.

“achh.. itu. Bukankah… aku sudah menjawabnya. Kalau aku tidak bisa.”  jawab chunji.

“kenapa? Kenapa kau menolakku? Kau tidak memberikan penjelasan apapun padaku kan?. Apa kau masih tidak bisa melupakan bora? Bukankah kau dan dia sudah lama putus?. Jadi, seharusnya kau melupakannya dan mencoba mencari cinta yang baru. jika itu kau, maka aku tidak akan pernah merasa keberatan untuk membantumu melupakan yoon bora.” Ucap hyerim sembari meraih tangan kanan chunji dan menggenggamnya.

“mungkinkah yang di ucapkannya itu benar?. Haruskah aku menerimanya dan mencoba untuk melupakan bora. Meskipun itu akan sulit bagi ku tapi, bukan mustahil kan?. Jadi, mungkin aku akan mencoba untuk melakukan seperti apa yang di katakannya.” Pikir chunji.

“aku… mungkin… akan.. mene….” Ucap chunji terbata saat tiba-tiba bora datang dan melepaskan gegangan tangan hyerim dari tangan chunji.

“maaf… tapi aku tidak berniat untuk memberikan chunji pada siapapun.” Ucap bora tiba-tiba.

“bora..” ucap chunji kaget.

“neo… ya! Yoon bora. Tidak kah kau itu terlalu egois dan bertindak sesukamu?. Padahal kau sudah putus dengan chunji, tapi kenapa kau tiba-tiba datang dan melarang chunji untuk dekat dengan yeoja lain.” Teriak hyerim kesal.

“siapa yang putus? Aku tidak pernah berniat putus dengan chunji. Dan bahkan, jika chunji menginginkan kami untuk putus, aku tidak akan pernah mau putus dengannya. Kau tahu kenapa?. Itu karena aku terlalu egois seperti katamu.” Ucap bora sembari tersenyum sinis.

“neo..” ucap hyerim sembari menunjuk kearah bora.

Saat itu, bora mengacuhkan hyerim dan menarik tangan chunji sembari beranjak pergi. Bora terus menarik erat tangan chunji bahkan tanpa memperdulikan siswa lain yang melihat heran kearah mereka berdua di koridor. Hingga akhirnya chunji tiba-tiba berhenti seraya menghentakkan tangannya dan melepaskan genggaman tangan bora yang menariknya.

Please Subscribe to read the full chapter