92 line

Disturbance (Open arms)

POV Sora

Akhir-akhir ini aku mulai bermimpi buruk, perasaanku mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk. Aku ingin menceritakannya pada kakakku tapi ketika aku ingin bercerita kakak jongki datang dan melamar kakakku dan aku tak tega merusak hari indah kakakku hanya karena mimpi burukku. Kakakku dan kak jongki berencana akan menikah 2 bulan lagi dan kabar buruknya setelah menikah mereka akan ke Amerika karena kakak jongki ingin melanjutkan kuliahnya disana. Dan itulah alasan dari mimpi burukku mungkin karena aku akan hidup sendiri di Seoul. Kak kimi sempat menyuruhku ikut tapi aku menolaknya, aku pikir akan hanya akan membebani hidup kakakku.

Sudah seminggu ini aku bekerja di coffee shop ini.  Bosku dan rekan kerjaku semua sangat baik mereka membantuku ketika aku merasa aku salah dalam awal-awal bekerja setidaknya selama sebulan aku akan di traning terlebih dahulu.

“Silahkan katakan pesanan anda?” kataku sambil menunduk

“Satu Americano” ucap seorang laki-laki

“Panas atau dingin?” ucapku lagi sambil memencet tombol  pesanan.

“Ice aku suka yang dingin”

Aku merasa suaranya pernah aku dengar sebelumnya, aku pun mengangkat kepalaku.

“Baik silahkan…. Ya kau park chanyeol?” teriakku

“Hai, apa kau bekerja di sini?” tanyanya

“Heem, aku part time di sini, tunggu sebentar. Ah kau tunggu disana” kataku

Aku membuatkan pesanan chanyeol dan menuju ke mejanya.

“Ini pesananmu” aku memberikan pesanannya

“Gomawo, hei aku belum membayarnya”

“Tak perlu itu gratis” ujarku

“Ah, gomawo”

Dia meminum kopinya.

“Kau sudah lama bekerja disini?” tanyanya

“Baru seminggu apa kau sering ke sini?”

“Ne, kakakku tinggal didekat sini, apa kau juga tinggal di dekat sini?” tanyanya

“Iya di apartemen yang ada di pojok jalan itu.” Jawabku

“Oh, apa kau mengenal Baekhyun  dia juga tinggal disana?”

“Iya dia berada di satu lantai denganku, apakah dia temanmu?”

“teman ….. iya dia teman lamaku”

Aku tak tahu kenapa wajah chanyeol agak sedikit berubah saat mengatakan teman lama.

“Oh teman sekolah?” tanyaku

“Bisa dibilang begitu” jawabnya

“Oh berarti kita satu line, kata baekhyun dia juga lahir 1992”

“Ah, jinja baekhyun berkata begitu?”

“Ne, apa ada yang salah?” tanyaku

“Aniya” kata chanyeol sambil tersenyum.

 

POV Chanyeol

Aku baru saja bertengkar hebat dengan kakakku karena masalah ayah yang menugau mencari seorang mindreader terkuat yang ada di Seoul. Aku menolaknya karena ayah pasti menyuruhku menikahi mindreader sebelum para serigala mengetahuinya. Kak Yura terus menyuruhku untuk mencari mindreader itu, kakakku sama saja dengan ayah. Aku pun pergi jalan-jalan ke sekitar tempat kakakku. Tiba-tiba aku melihat gadis itu lagi, gadis yang membuat jantungku berdebar lebih cepat.

“Silahkan katakan pesanan anda?” ucap gadis itu tapi dia tak melihatku karena sibuk dengan mesin pemesanan

“Satu Americano” kataku

“Panas atau dingin?” tanyanya

“Ice aku suka yang dingin” jawabku

“Baik silahkan…. Ya kau park chanyeol?” teriaknya cukup membuat semua orang disekitar melihat kearah kami.

“Hai, apa kau bekerja di sini?” tanyaku

“Heem, aku part time di sini, tunggu sebentar. Ah kau tunggu disana” katanya sambil menunjuk sebuah meja.

“Ini pesananmu”  sambil menyerahkan kopiku

“Gomawo, hei aku belum membayarnya” tanyaku

“Tak perlu itu gratis” jawabnya

“Ah, gomawo”  aku memberikan senyumku sambil meminum kopi ku

“Kau sudah lama bekerja disini?” tanyaku

“Baru seminggu apa kau sering ke sini?” jawabnya

“Ne, kakakku tinggal didekat sini, apa kau juga tinggal di dekat sini?” tanyaku

“Iya di apartemen yang ada di pojok jalan itu.” Jawabnya

Apartemen itu bukankah tempat baekhyun.

“Oh, apa kau mengenal Baekhyun  dia juga tinggal disana?” tanyaku penasaran

“Iya dia berada di satu lantai denganku, apakah dia temanmu?”

“teman ….. iya dia teman lamaku”

Entah apa dia masih menggangapku teman setelah kejadian itu.

“Oh teman sekolah?” Tanya gadis itu

“Bisa dibilang begitu”  aku sudah mengenalnya dari kecil.

“Oh berarti kita satu line, kata baekhyun dia juga lahir 1992” kata gadis itu

“Ah, jinja baekhyun berkata begitu?” tanyaku baekhyun benar-benar berbohong.

“Ne, apa ada yang salah?” tanyanya

“aniya”

 Semoga gadis ini tak mengetahui umur asli kami yang sudah satu abad.

Gadis ini benar-benar seperti kopi dia membuat jantungku berdebar-debar tapi aku seakan kecanduan melihat tawanya membuatku melupakan tentang tugas dari ayahku. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet