Teman pertama

Disturbance (Open arms)

POV Kim Sora

Aku baru saja pindah ke Seoul minggu ini, aku tinggal bersama kakakku kim kimi dia adalah seorang psioterapi. Aku berasal dari Busan, tempat yang aku tinggali selama 20 tahun lebih berat meninggalkannya tapi apa boleh buat. Aku akan mulai bekerja sebagai editor untuk seorang penulis yaitu nona Lee dia adalah penulis favoritku saat aku berkuliah.  Aku merasa beruntung bisa menjadi bagian dari tulisan nona Lee, beliau awalnya adalah seorang dokter gigi tapi karena kecintaannya dengan menulis dia menjadi penulis sekarang.

Kau tahu kakakku tipe orang yang sangat sibuk walaupun dia bekerja di klinik kecil tapi pasiennya selalu ramai. Kau tahu ada seorang nenek bernama Nyonya Choi yang bagi orang lain dia sangat menakutkan tetapi ketika bertemu dengan kakakku dia akan berubah menjadi nenek yang super baik, kakakku sampai diberikan tas bermerek dari italia ketika Nyonya Choi liburan disana. Kakakku selalu berkata sebenarnya setiap orang itu punya sisi baik dan buruk, dan ketika sisi buruk itu ada kau harus bersikap lebih sabar untuk mengubahnya menjadi sisi baik.

Di dunia ini hanya tinggal aku dan kakakku  sebenarnya ada keluarga pamanku dari ibu tapi mereka tidak di Korea mereka menetap di Kanada  sedangkan keluarga dari ayahku bisa dibilang membenci ayah dan ibuku karena nenek dan kakekku memberikan semua warisan ke ayah tapi dengan baiknya ayah pergi tanpa mengambil warisan tersebut . Ayahku sebenarnya mempunyai seorang adik tiri karena kakekku menikah lagi, tapi sayangnya pamanku juga tidak ada di Korea karena anaknya harus menjalani perawatan di Amerika.

Aku mengusap foto keluarga, dimana ada kak suho, kak kimi , aku , ayah dan ibu. Aku jadi teringat kejadian pagi itu.

Flashback

Hari ini hari kelulusanku aku sangat senang aku pun merayakan kelulusanku bersama teman-temanku di sebuah club tanpa sadar jam sudah menunjukkan jam 4 pagi aku pun bersama teman-temanku mencari taksi, setelah mengantarkan semua teman-temanku aku pulang ke rumah. Aku memasuki pagar rumahku  aku agak curiga kenapa pintu depan tidak dikunci tapi aku pikir mungkin kak suho sedang nonton bola sampai pagi. Tetapi ternyata aku melihat rumahku sangat berantakan aku mulai curiga mungkin ada pencuri masuk. Aku sangat terkejut ketika melihat kak suho tergeletak dilantai dengan penuh dengan darah. Aku menangis dan meneriakkan nama kakakku tapi dia tidak bangun aku menuju kamar ayah dan ibuku, pandanganku kabur apa yang sebenarnya terjadi sejenak aku terdiam sambil menangis aku langsung meraih telepon rumah untuk memangil polisi dan ambulan.

Aku masih menangis dipelukan kak kimi saat pemakaman, aku masih shock, aku sempat ingin bunuh diri dengan menyarat tanganku tapi kak kimi tahu niatku dia mencegahku aku sempat ingin bunuh diri  dengan menjatuhkan diriku dari tebing di pantai tapi gagal karena diselamatkan oleh penjaga pantai. Aku sangat ingat saat itu kakakku sangat marah denganku dia membanting foto keluarga dan berteriak kepadaku.
“YA!!!! KIM SORA Kau sudah gila Kau ingin meninggalkan kakakmu ini sendirian dan merasa bersalah!”

“Kau tahu kau adalah anak kesayangan ayah dan ibu kau tahu mereka selalu membelamu walaupun kau salah dan sebelum kejadian itu ibu menelponku untuk tetep menjagamu!”

Aku hanya bisa menangis karena aku tak tahu harus berkata apa. Kakakku langsung memelukku dengan erat dia berkata rilih.

“Hanya kau didunia ini jangan tinggalkan kakakmu ini sendirian”

****

Kakakku sangat sibuk, dia sudah jarang pulang ke rumah. Terkadang aku merasa kesepian apalagi aku belum hafal betul kota ini. Aku membuka lemari es dan ternyata bahan makanan sudah habis. Sebenarnya kakak melarangku untuk keluar malam tapi apa boleh buat aku sangat lapar. Aku mulai berpikir untuk belanja atau makan diluar saja. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk belanja saja  karena pasti besok pagi aku juga akan bingung mencari makanan. Aku mengambil tasku dan bergegas ke supermarket yang lumayan agak jauh dari apartemenku.

Setelah aku berbelanja aku baru sadar sepertinya aku terlalu banyak membeli bahan makanan aku sempat berpikir apa naik taksi saja tapi niat itu hanya sebatas niat karena kalo aku naik taksi uangku tidak cukup karena aku belum ambil uang dari atm. Aku pun memutuskan untuk naik bis dan berjalan menuju apartemenku. Sebenarnya aku juga belum mengenal betul lingkungan sekitar apartemenku,bisa dibilang aku jarak keluar.  Sialnya jalan pulangku harus melewati suatu tempat yang menurutku menyeramkan karena sangat gelap, jujur aku juga agak takut.

“Hei ada gadis cantik yang lewat sini rupanya” kata seorang laki laki tua dibelakangku

Laki –laki itu ternyata tak sendiri dia bersama teman-temannya yang sedang mabuk. Aku mencoba untuk berlari sebisaku tapi ternyata aku berhasil ditangkap dan dikebung oleh orang-orang itu.

“Lepaskan wanita itu!”

Aku mendengar sebuah teriakan pemuda seolah akan menyelamatkanku.

“Hei anak muda jangan campuri urusan kami, uruslah urusanmu sendiri”

Langsung tangan pemuda itu menarik tanganku tapi dihalangi oleh laki-laki tua itu. Mereka pun berkelahi aku rasa pemuda ini belajar ilmu bela diri seperti kak suho karena tendangannya sama seperti tendangan kak suho. Akhirnya pemuda itu berhasil mengalahkan laki-laki tua dan teman-temannya.

“Terima kasih atas bantuanmu” ucapku

“Ah, kau baik baik saja?” tanyanya

“Ne, aku baik baik saja, bolehkah aku tahu siapa nama pahlawanku?” tanyaku

“ Namaku Luhan, kau sendiri?”

“Namaku kim sora, dimana kau tinggal?” tanyaku lagi

“ Aku tinggal di apartemen itu” sambil menunjuk sebuah apartemen.

“Wow mungkin ini yang dinamakan takdir aku juga tinggal disana. Kau berada dilantai berapa?”

“Ah jinja kau tinggal disana. Aku di lantai 9”

“Demi Tuhan aku juga tinggal di lantai itu. Bagaimana kalo aku berkunjung ke tempatmu?” tanyakku

“Kau yakin? Ehm… karena tempatku sedikir kotor?” 

“Aniya, bukankah anak laki-laki memang begitu, lagipula aku juga kesepian kalo makan malam sendiri. Kau sudah makan?”

“Belum, tapi aku tak tinggal sendiri” dia berbicara sambil berjalan menuju apartemen.

“Ehm, kau tinggal dengan keluarga?”

“Tidak temanku, namanya baekhyun”

“Oh begitu baiklah aku akan masak agak banyak”

“Kau yakin ?”

“Iya masakanku terkenal paling enak se-Busan kau harus tahu itu” ucapku bangga.

“Pantas logatmu aneh ternyata kau dari Busan.”

“Iya aku baru saja pindah ke Seoul 2 minggu lalu, aku tinggal bersama kakakku, kau pasti sudah mengenal kakakku karena sudah lama tinggal disini”

“Siapa nama kakakmu?”

“Kim Kimi”

“Kimi nunna pacar Jongki hyung”

“Ah kau juga mengenal Jongki oppa?”

“Ne, aku mengenalnya dia juga bekerja di perusahaan yang sama denganku “

“Ah ini benar benar takdir”

“Iya sepertinya ini benar-benar takdir”

Rasanya menyenangkan mempunyai teman baru di Seoul. Kami pun sampai di apartemen Luhan. Luhan memperkenalkanku dengan baekhyun teman keduaku di Seoul.

“Perkenalkan ini baekhyun” ucap luhan

“Ne, aku byun baekhyun senang bertemu denganmu”

“Aku kim sora senang juga bertemu denganmu”

“Hyung dari mana kau bertemu malaikat ini”

“Ya dia adik kimi nunna tetangga sebelah”

 “Jinja ya dia lebih cantik dari kimi nunna”

“Ngomong – ngomong dimana dapurnya aku ingin segera memasak untuk kalian”

“Kau ingin memasak untuk kami?”Tanya baekhyun

“Ne,  setidaknya malam ini aku tidak makan malam sendiri” ucapku sambil tersenyum.

Ternyata Baekhyun orang yang lucu, makan malam kali ini benar-benar seru untukku. Setelah selesai makan aku pun berpamitan untuk pulang.

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet