Part 8

You Belong With Me (Indonesian)
yunho pov

Saat berjalan pulang, aku melihat seorang gadis berjalan sendirian. Rambut panjangnya terurai. Kalau kondisinya siang hari, pikiranku pasti mengatakan ‘yeoja cantik’ tapi sekarang malam hari, yang ada di pikiranku adalah ‘yeoja itu, manusia atau hantu?’

Hya! Kan wajar aku berpikir begitu! Aish lupakan.

Kuamati lagi yeoja yang berjalan beberapa meter di depanku ini. Tubuhnya kelihatan sedikit gemetaran. Apa ia ketakutan? Sampai menjinjing tasnya saja seperti itu. Ah lebih baik aku tanya saja. Kupercepat langkahku, kutepuk pundaknya. Aih, ia malah berhenti tapi tidak menoleh padaku. Yeoja ini kenapa sih?

“Yunnie,” gumamnya.

Yunnie? Kok dia tau namaku? Jangan-jangan beneran hantu nih. Aish Jung Yunho! Singkirkan pikiran itu! Aku mengamati yeoja ini sebentar. Ah, tunggu, gantungan kunci ini seperti punya Joongie. Jangan-jangan...

“Joongie?” tanyaku memastikan.

Yeoja itu belum menoleh juga. Nugu? Saat aku akan melepas tanganku dari pundaknya, ia menoleh. Ah, ternyata...

yunho pov end

jae pov

“Joongie?” sebuah suara yang ku kenal. Aku pun mencoba menoleh, walaupun masih takut.

“Joongie, neo gwenchana?” Thanks God! Yunnie!

“Yunnieeeeee~” aku langsung menghambur ke pelukannya. Aku takut sekali.

“J-Joongie? Ada apa? Kenapa menangis?” Yunnie kelihatan bingung.

“Yunnie hiks a-aku kira hiks tadi itu hiks a-ada orang ja hiks hat hiks,” jawabku disela isak tangisku. Aku benar-benar ketakutan tadi. Tapi sykurlah itu Yunnie.

“Ssst uljima, Joongie. Sekarang ada aku. Uljima, ne? Kajja, kita pulang. Sudah malam,” kata Yunnie sambil menghapus air mataku lalu menggandengku pulang *jalan kaki ya readers, author nggak ada dana buat beliin sepeda. Lagi bokek kekekeke*

***

Dua minggu ini aku dan Yunnie disibukkan dengan ujian tengah semester. Kadang-kadang kami belajar bersama. Namun, kami jarang bertemu. Aah jadi sedikit kangen.

Hari ini, setelah ujian selesai, aku berjalan menuju kantin. Saat melewati taman kampus, aku melihat seorang yeoja—kalau tidak salah namanya Jaehyun—sedang berbicara pada seseorang. Karena penasaran, aku pun mendekat. Sekedar ingin tau sih.

“Jaeyun-ah, choahae,” kata suara seorang namja.

Aku sepertinya kenal dengan suara ini. Suara bass yang sangat familier di telingaku. Suaranya, namja yang aku cintai. Yunnie.

Aku tak sanggup mendengar lebih lanjut, hatiku sakit. Kuputuskan untuk pergi dari sana, pergi ke suatu tempat di mana aku bisa menenangkan diri. Padang bunga? Tidak. Aku tidak mau ke sana. Tempat itu terlalau banyak kenangan dengan Yunnie. Aku tak mau mengingatnya, untuk saat ini.

Hujan mulai turun. Aku tetap berjalan tanpa mempedulikan hujan yang turun. Entahlah aku berjalan ke mana. Aku hanya ingin terus berjalan, sampai aku merasa lelah kemudian berhenti. Aku ingin melupakannya saat ini. Tak ingin mendengar namanya dan apapun tentangnya. Sepertinya luka ini terlalu dalam.

jae pov end

yunho pov

Setelah mengatakan perasaanku pada Jaehyun, aku berniat menemui Joongie. Aku harus menyampaikan sesuatu padanya. Harus.

“Kemana anak ini? Seharian kutelpon ponselnya tidak aktif. Joongie-ah, neo gwenchana?” gumamku.

Aish kemana sih sahabatku ini? Aku kan mau mengatakan sesuatu padanya. Kenapa malah pergi sih? Akhirnya kuputuskan untuk pulang.

“Sudah pulang, Yunho-yah?” tanya Eomma sesampainya aku di depan rumah.

Yeah, Eommaku memang sudah meninggal. Satu tahun setelahnya Appa menikah lagi.

“Hm,” jawabku singkat.

“Ah kau sudah pulang rupanya. Mana Joongie?” kini giliran appa yang bertanya. Huff baru saja sampai ruang tamu. Aneh. Kenapa semua orang menanyakan Joongie padaku?

“Joongie? Kami tadi tidak pulang sama-sama. Mungkin dia pulang duluan. Atau mengerjakan tugas di rumah Yoochun. Aku tak melihatnya daritadi.”

“Tidak ada, Yunho-yah. Tadi Junsu sudah menelpon Yoochun, menanyakan tentang Joongie. Tapi Yoochun tidak sedang bersamanya. Sekarang mereka pergi mencari Joongie,” kata Eomma.

Joongie-ah, kau ke mana?

“Baiklah, aku akan mencarinya sekarang,” tanpa mendengar persetujuan bumonimku aku lang melesat keluar rumah dengan sepeda. Aish hujan turun sangat lebat dan aku lupa tidak memakai jas hujan. Aigoo Joongie, kau di mana? Apa kau kehujanan?

yunho pov end

Jae pov

Entah sudah seberapa jauh aku berjalan. Ketika aku menyadarinya, aku ada di depan makam ibuku. Eomma, aku begitu merindukanmu. Ku hampiri makamnya, kemudian duduk bersimpuh di samping makam itu. Hujan rintik-rintik menemaniku menyampaikan semua perasaanku pada eomma.

“Eomma, bagaimana kabarmu? Apakah baik? Eomma, aku ingin cerita sesuatu. Ini tentang Yunnie. Apakah aku salah kalau aku mencintainya? Aku tahu, ia sahabatku. Sahabat terbaikku. Eomma, kenapa rasanya begitu sulit mengatakan perasaanku padanya? Aku sudah mencoba menunjukkannya, tapi Yunnie sepertinya menganggap itu biasa. Ini sudah dua kali. Dua kali aku melihat Yunnie menyatakan cinta pada yeoja dan yeoja itu bukan aku.” Air mata ini mengalir lagi, jatuh bersama rintik hujan.

“Eomma, beginikah rasanya jatuh cinta? Seperih inikah? Eomma, kau belum memberitahuku bagaimana mengatasi masalah seperti ini. Aku tidak tahu caranya, eomma. Aku ingin ia tahu tapi aku juga tak ingin merusak persahabatanku dengannya. Kenapa aku hanya bisa melihatnya? Kenapa aku hanya merasa tenang jika bersamanya? Kenapa harus dia? Kenapa aku harus jatuh cinta padanya? Yunnie tidak mencintaiku, eomma. Ia mencintai yeoja lain. Dia tidak mencintaiku. Tidak sedikitpun,” racauku.

Perasaanku aneh sekali. Di satu sisi aku membenci Yunho, aku tak ingin menemuinya. Tak ingin merasa sakit karenanya. Namun di sisi lain, aku ingin menemuinya. Karena hanya dengan berada di sisinya aku bisa merasa tenang.

“Joongie-ah,” kudengar sebuah suara memanggilku.

jae pov end

yunho pov

Hujan rintik-rintik ini tak akan membuatku menyerah mencari Joongie. Pokoknya aku harus menemukannya. Joongie-ah, kau di mana? Entahlah pikiranku dipenuhi oleh namanya. Tanpa sadar aku berjalan ke sebuah tempat. Tempat di mana dulu aku menemani Joongie melepas kepergian eommanya. Kakiku terus melangkah hingga aku melihat seorang gadis duduk bersimpuh di depan sebuah makam.

“Eomma, beginikah rasanya jatuh cinta? Seperih inikah? Eomma, kau belum memberitahuku bagaimana mengatasi masalah seperti ini. Aku tidak tahu caranya, eomma. Aku ingin ia tahu tapi aku juga tak ingin merusak persahabatanku dengannya. Kenapa aku hanya bisa melihatnya? Kenapa aku hanya merasa tenang jika bersamanya? Kenapa harus dia? Kenapa aku harus jatuh cinta padanya? Yunnie tidak mencintaiku, eomma. Ia mencintai yeoja lain. Dia tidak mencintaiku. Tidak sedikitpun,” racaunya.

Aku kaget.

Yunnie tidak mencintaiku, eomma.

Joongie?

Kuputuskan untuk mendekat.

“Joongie?” tanyaku memastikan.

Gadis itu tak menoleh, namun aku tahu ia berhenti menangis. Terlihat dari gerakan bahunya, tidak naik-turun seperti tadi.

“Joongie-ah,” panggilku seraya mendekat, meraih pundaknya.

“Gwenchana?” tanyaku lagi karena ia tak meresponku dari tadi.

Tiba-tiba ia menepis tanganku dari pundaknya. Tanpa berbalik menatapku, ia berkata, “Pergilah.”

“Mwo?”

“Pergi, Yunnie-ah,” ujarnya lirih.

“Joongie-ah, ayo pulang,” tanpa mengindahkan kata-katanya kutarik tangannya untuk pergi dari tempat ini. Lagi-lagi ia menepis tanganku.

“Pergi, kubilang!” kali ini ia menatapku dengan pandangan yang oh aku tak bisa mengartikannya.

“Joongie-ah,” gumamku.

“Pergi! Aku tidak mau bertemu denganmu lagi! Pergi!”

Aku kaget. Sepersekian detik aku berpikir apakah ini Joongie? Apakah ia sahabatku? Joongie yang kukenal tak pernah membentakku ataupun orang lain. Berbeda dengan sosok di hadapanku sekarang.

“Pergi!” teriaknya lagi. Aku hanya bisa diam di tempat, tak mengerti. yunho pov end

====================================================================================================

Haloo ^_^ maaf banget yah jadi lamaaaaaa banget updatenya. happy reading ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Exo_L123 #1
Chapter 10: Mereka itu sweet.. bahasanya juga simpel jadi enak bacanya.. Ngomong2 bikin sequelnya donk.. Atau extra Chap gitu.. Pas mereka kencan kek.. Hehe
WendyWu #2
Chapter 9: Wait, I thought Yunho's mom was dead? Or is it just me?
anmade #3
terimakasih sdh membaca ff ini^^
maaf ya tulisannya annoying.. aku masih cari tau cara buat balikin jd normal lagi :'(
so please bear with me :( ah sekali lg terimakasih :)
gitaawe #4
Chapter 7: Please comeback...update soon,please ^^