Part 4

You Belong With Me (Indonesian)

Jaejoong POV

 

Hari ini, satu mata kuliah kosong, tak ada perkuliahan. Senangnya. Aku jadi bisa pergi jalan-jalan. Aku memutuskan untuk pergi ke minimarket dekat kampus untuk membeli beberapa bahan untuk membuat kue. Ya, aku berubah pikiran. Tiba-tiba saja aku rindu membuat kue. Aku pun berjalan ke minimarket. Namun langkahku terhenti sebelum aku sampai di gerbang kampus. Aku melihatnya, namja yang membuat jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya. Namja yang mampu membuatku salah tingkah jika di dekatnya. Namja yang senyumannya menghangatkan hatiku. Namja itu, Yunho, sahabatku. Hanya sahabat? Ya. Karena ia telah memiliki seorang kekasih.

“Oppa, jawab aku! Kenapa kau lebih peduli pada Kim Jaejoong? Apa ia lebih penting dariku? Apa aku tak berarti bagimu?” seorang yeoja, yang ku ketahui adalah yeojachingunya, mencecar Yunho. Ku lihat yeoja itu menangis.

“Sudah berapa kali kukatakan, aku dan Joongie itu hanya sahabat! Apa yang kau cemburui darinya?” tanya Yunho. Ku perhatikan ia. Ia terlihat berusaha sekuat tenaga untuk bersabar.

“Cemburu? Jelas aku cemburu, oppa! Kau lebih memperhatikan dia, lebih mengkhawatirkan dia, dan kau lebih terlihat senang bersamanya! Saat seseorang memberitahumu jika Jaejoong jatuh dari tangga bulan lalu, kau langsung berlari mencarinya! Sadarkah kau, oppa? Padahal saat itu aku sedang bercerita padamu tentang oppaku yang hampir saja membunuhku. Sadarkah kau jika saat itu aku benar-benar ketakutan dan aku membutuhkanmu? Tapi kau langsung berlari meninggalkanku begitu mendengar Jaejoong jatuh dari tangga,” yeoja itu mencengkeram erat jaket Yunho.

“Mianhae, Yoon Hee-ah. Saat itu, aku benar-benar khawatir tentang Joongie. Mian jika aku meninggalkanmu. Aku..” Yunho sepertinya benar-benar merasa bersalah. Hal itu tergambar jelas di wajahnya.

Yoon Hee menggeleng. “Oppa, kau bahkan sangat takut ia marah padamu. Kau berusaha begitu keras membelikan susu mocca untuknya hanya agar dia memaafkanmu. Kau bahkan begitu khawatir dan gelisah saat tau Jaejoong sakit namun ia bersikeras mengikuti kuliah. Bahkan kau punya panggilan sendiri untuknya. Aku yang kekasihmu saja.. kau hanya memanggil namaku. Awalnya aku tak mempermasalahkannya, namun semakin lama aku semakin merasa iri. Ia lebih istimewa bagimu. Oppa, kau mencintainya kan? Kau mencintai Kim Jaejoong kan?” yeoja itu menatap Yunho sendu.

Aku mendengar apa yang mereka perbincangkan. Aku jadi berpikir, mungkin Yunho atau aku tak akan sadar betapa dekatnya kami. Itu karena kami sudah dekat sejak kami kecil. Orang lain mungkin tak mengerti. Mereka juga bisa saja salah paham. Ditambah lagi kami sudah sama-sama dewasa. Haruskah aku menjaga jarak dengan Yunho? Karena jika boleh jujur, aku tak tega melihat Yoon Hee merasa dinomor-duakan oleh Yunho. baiklah, aku putuskan untuk menjaga jarak dengan Yunho. aku akan bersikap seperti sahabatnya. Aku pun pergi setelah mereka pergi.

 

Yunho POV

“Oppa, jawab aku! Kenapa kau lebih peduli pada Kim Jaejoong? Apa ia lebih penting dariku? Apa aku tak berarti bagimu?” seorang yeoja yang tak lain adalah kekasihku, Yoon Hee, bertanya padaku. Ia terlihat begitu kacau. Ia menangis, dan selalu mengatakan aku mencintai Joongie. Hatiku sedih melihatnya seperti ini.

“Sudah berapa kali kukatakan, aku dan Joongie itu hanya sahabat! Apa yang kau cemburui darinya?” tanyaku. Meskipun aku lelah dan sedang tidak dalam mood yang bagus untuk berdebat, aku mencoba bersabar.

“Cemburu? Jelas aku cemburu, oppa! Kau lebih memperhatikan dia, lebih mengkhawatirkan dia, dan kau lebih terlihat senang bersamanya! Saat seseorang memberitahumu jika Jaejoong jatuh dari tangga bulan lalu, kau langsung berlari mencarinya! Sadarkah kau, oppa? Padahal saat itu aku sedang bercerita padamu tentang oppaku yang hampir saja membunuhku. Sadarkah kau jika saat itu aku benar-benar ketakutan dan aku membutuhkanmu? Tapi kau langsung berlari meninggalkanku begitu mendengar Jaejoong jatuh dari tangga,” Yoon Hee mencengkeram jaketku. Matanya yang berlinang air mata itu menatapku seolah berkata ‘mengakulah’. Mengaku? Apa yang harus ku akui?

“Mianhae, Yoon Hee-ah. Saat itu, aku benar-benar khawatir tentang Joongie. Mian jika aku meninggalkanmu. Aku..” pada akhirnya hanya itulah yang bisa kukatakan. Aku memang merasa bersalah. Aku meninggalkannya di saat ia sangat terpuruk dan membutuhkanku untuk bersandar. Namun tanpa sadar aku malah meninggalkannya. Sungguh, aku tak bermaksud menyakitinya. Yoon Hee dan Joongie, mereka adalah dua orang wanita yang sangat kusayangi. Aku tak ingin kehilangan mereka berdua. Tidak. Aku tak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya. Dulu aku kehilangan eomma. Beliau meninggal saat usiaku 10 tahun. Saat aku sedih karena kehilangan eomma, Joongie menghiburku. sejak itu aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan menjaganya seperti aku menjaga eomma dulu.

Yoon Hee menggeleng. “Oppa, kau bahkan sangat takut ia marah padamu. Kau berusaha begitu keras membelikan susu mocca untuknya hanya agar dia memaafkanmu. Kau bahkan begitu khawatir dan gelisah saat tau Jaejoong sakit namun ia bersikeras mengikuti kuliah. Bahkan kau punya panggilan sendiri untuknya. Aku yang kekasihmu saja.. kau hanya memanggil namaku. Awalnya aku tak mempermasalahkannya, namun semakin lama aku semakin merasa iri. Ia lebih istimewa bagimu. Oppa, kau mencintainya kan? Kau mencintai Kim Jaejoong kan?”pertanyaan yang Yoon Hee ajukan membuatku tertegun. Benarkah? Apa benar seperti itu? Aku tak dapat berkata apa-apa. aku bingung.

“Sudahlah, coba oppa pikirkan saja apa yang ku katakan. Jika oppa sudah tau jawabannya, beritahu aku. Jika jawabannya tidak, bersikaplah seperti seorang kekasih padaku. Namun jika jawabannya ya, putuskan hubungan kita.” Yoon Hee tersenyum. “Kajja, kita pulang, oppa. Aku lelah sekali.”

Ku gandeng tangannya, mengantarnya pulang. Ia bergelayut manja di lenganku. Aku hanya tersenyum, mengusap puncak kepalanya. Aku masih memikirkan kata-katanya.

 

Setelah sampai rumah, aku langsung menuju kamar dan merebahkan diriku di kasur. Pikiranku mulai melayang. Aku memikirkan kata-kata Yoon Hee.

“Benarkah aku mencintai Joongie?” gumamku. “Entahlah”

Lelah memikirkannya, aku pun memilih untuk tidur.

 

Jaejoong POV

Hari ini hari selasa. Sekarang sudah pukul 8 malam. Yunnie sedang apa ya? Ku buka jendela kamarku, hendak melihat Yunnie seperti biasa. Ah ia sedang menelpon. Ku pasang headsetku, ku putuskan untuk bersantai di balkon sambil mendengarkan lagu.

“Mianhae, Yoon Hee-ah.. aku kan Cuma bercanda,” kudengar Yunho meminta maaf pada kekasihnya. Kalau dilihat dari wajahnya, pasti kekasihnya susah memaafkannya. Haa dasar Yunho, suka kelewatan kalau bercanda. Kembali ku dengarkan music di ipodku. Ipod hijau pemberian Yunho, hadiah karena aku lulus SMP dengan nilai yang bagus.

Sambil mendengarkan lagu, pandanganku menerawang ke langit. Yoon Hee tidak mengerti Yunho. bahkan ia pun tak tau kalau Yunho punya penyakit maag yang sudah bisa dibilang parah. Yoon Hee juga tak tau kalau Yunho tak suka jika harus menemani belanja ke mall. Ia tak tau kenapa Yunho selalu mematikan ponselnya setiap tanggal 13 Desember. Ia tak tau jika pada tanggal itu, Yunho pergi ke makam ibunya dan membersihkan makam ibunya serta memberikan bunga sebagai hadiah ulang tahun untuk ibunya meskipun ibunya sudah meninggal. Yoon Hee tak tau semua itu. Hanya aku, Kim Jaejoong, yang tau semua itu.

 

You’re on the phone with your girlfriend, she’s upset

She’s going off about something that you said

She doesn’t get your humor like I do

I’m in my room it’s a typical Tuesday night

I'm listening to the kind of music she doesn't like

And she'll never know your story like I do

(Taylor Swift – You Belong With Me)

 

“Joongie,” panggil Yunho padaku. Ah sudah selesai menelpon rupanya.

“Ne?” kali ini kutatap wajahnya. Ia terlihat sedih dan bingung.

“Eottokae?” gumamnya.

“Aku tau kok. Dia marah karena guyonan anehmu lagi kan?” tebakku.

Tanpa kata, Yunho mengangguk.

“Sudahlah, biarkan dulu,” saranku. Ia menatapku.

“Joongie,” panggilnya.

“Ne?”

“Ikut aku ke taman sebentar yuk,” ajaknya.

“Baiklah. Aku akan turun 5 menit lagi, aku mau ganti baju,” jawabku.

“Gomawo, Joongie,” ia tersenyum. Senyuman manis itu, akhirnya ia tunjukkan lagi. Dan itu ditujukan padaku.

Lima menit kemudian, aku sudah siap dengan jaket dan syal serta celana panjang. Malam ini dingin sekali. Aku keluar rumah dan melihat Yunho sudah menunggu di depan rumahku.

“Yun,” panggilku. Ia menoleh dan tersenyum. 2 kali, senyum manis itu hanya untukku.

“Kajja,” ia menggandeng tanganku. Hangat. Tangannya hangat.

Sesampainya di taman, Yunho berjalan mendahuluiku dan duduk di sebuah bangku. Kelihatannya ia lesu sekali. Ada apa? ku hampiri Yunho, duduk di sampingnya.

“Ada yang ingin kau ceritakan?” tanyaku.

Yunho tak menjawab. Ia hanya menoleh padaku sekilas lalu menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku mengerti, ia lelah. Ku usap rambutnya pelan. Tak dapatkah kau merasakannya, Yun? Merasakan rasa cintaku padamu. Tak bisakah, Yun?

“Yoon Hee, dia…” Yunho mulai bercerita.

“Wae?”

“Dia berubah. Aku merasa tak mengenalnya sekarang. Entahlah. Akhir-akhir ini dia sering sekali membuatku kesal dengan rasa cemburunya. Aish, benar-benar,” Yunho mulai mengoceh tak karuan, menceritakan apa yang ada di pikirannya.

“Cemburu? Pada siapa?” tanyaku. Padaku kah?

“Padamu, pada kesibukanku, bahkan pada eommaku,”

“Mwo?” aku tak percaya. Separah itukah?

“Benar, Joongie. Dia jadi menyebalkan begitu sekarang. Dia cemburu padamu karena aku membelikanmu susu mocca dan mengkhawatirkanmu waktu kau jatuh dari tangga. Dia marah padaku karena aku sibuk mengerjakan tugas daripada menemaninya jalan-jalan. Dia marah padaku karena aku bisa menolak ajakannya untuk jalan-jalan namun aku menerima perintah eomma untuk mengantarkannya berbelanja. Menyebalkan sekali bukan?” sekarang Yunho duduk menatapku. Wajahnya terlihat seperti orang bingung. Entah ia bingung kenapa.

“Ne, tapi pernah kau tanyakan tidak kenapa ia begitu?”

Malam itu kami habiskan bersama di taman dengan bercerita. Yunho yang bercerita dan aku yang mendengarkan juga memberinya semangat.

***

Pagi ini rasanya badanku sakit semua. Haaah apa gara-gara semalam aku menemani Yunho di taman ya? Perutku rasanya seperti diaduk-aduk, kepalaku pusing, ah sepertinya juga demam. Aku pun memutuskan untuk kembali tidur.

“Jae-ah, kau tidak kuliah?” eomma sudah berdiri di ambang pintu kamarku.

“Ngg, tidak eomma. Hari ini aku bolos saja. Aku sedang tidak sehat,” jawabku.

“Kau sakit, sayang?” eomma berjalan ke arahku, memeriksa keadaanku. “Omo, Jae, bisa bangun tidak? Kita ke rumah sakit, ne?”

“Ne, sebentar eomma. Aku akan sikat gigi dan cuci muka, lalu ganti baju,” kataku.

Eomma mengangguk, kemudian keluar dari kamarku.

 

Yunho POV

“Oppa, sebaiknya kita putus saja. Kau sudah tidak peduli lagi padaku,” tiba-tiba saja Yoon Hee berkata begitu. Membuatku sedikit terkejut. Entahlah, ada sedikit perasaan lega di hatiku.

“Baiklah, jika itu maumu. Kita putus. Annyeong,” ujarku datar lalu pergi meninggalkannya.

Joongie, kau dimana? Eh? Joongie? Kenapa aku begitu mengkhawatirkannya? Tidak melihatnya saat jam pertama tadi masa iya bisa membuatku begini khawatir? Apa yang Yoon Hee katakan benar? Apa benar aku jatuh cinta pada Joongie? Aku memng merasa lebih nyaman bersama Joongie daripada Yoon Hee. Joongie, ia selalu bisa membuatku tertawa karena tingkah konyolnya. Joongie selalu ada untukku ketika aku sedih. Joongie selalu mendengarkan keluh kesahku. Ia begitu mengerti aku. Ia paham kebiasaanku, mulai dari yang buruk sampai yang baik. Ia tahu semuanya tentangku. Mungkinkah aku mencintainya? Mencintai seorang Kim Jaejoong? Sahabatku?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Exo_L123 #1
Chapter 10: Mereka itu sweet.. bahasanya juga simpel jadi enak bacanya.. Ngomong2 bikin sequelnya donk.. Atau extra Chap gitu.. Pas mereka kencan kek.. Hehe
WendyWu #2
Chapter 9: Wait, I thought Yunho's mom was dead? Or is it just me?
anmade #3
terimakasih sdh membaca ff ini^^
maaf ya tulisannya annoying.. aku masih cari tau cara buat balikin jd normal lagi :'(
so please bear with me :( ah sekali lg terimakasih :)
gitaawe #4
Chapter 7: Please comeback...update soon,please ^^