Part 8

선생님, 사랑한다. (Seonsaengnim, saranghanda)

Part 8

 

 

Hyukjae’s POV

 

 

Sudah 3 jam berlalu sejak aku dipanggil untuk menggantikan guru sejarah di sekolah itu, tapi aku masih duduk di ruang tamu. Ryeowook tak kunjung datang juga untuk menjemputku. Ponselnya tidak aktif. Haruskah aku menunggu lebih lama lagi?

 

Tak terasa sudah pukul 7.30, sebuah klakson mobil terdengar dari luar. Aku tahu mobil siapa itu. Kulihat dari balik tirai, Ryeowook keluar dari mobilnya dengan muka kesal. Haha! Merasa bersalahkah? Dia masuk tanpa mengetuk pintu dan menemukanku berdiri di balik tirai dengan tangan di depan dada. Aku mendesah.

 

“Supir ayah sakit, jadi aku yang bawa mobil. Aku salah jalan ke sini. Ban mobilku masuk lubang.” Ia duduk dan meminum teh hangat milikku di atas meja. Dasar menyebalkan.

 

“Kenapa ponselmu mati?” tanyaku. Aku duduk di sampingnya sambil mengangkat kakiku di atas meja kecil itu.

 

“Ibu menelpon terus. Tanya ini, tanya itu. Ah, hyung… mau pergi sekarang atau nanti? Aku sudah menghubungi kepala sekolah akan datang telat karena aku yang menyetir. Dia tahu kemampuanku dalam hal menyetir.” Jelasnya sambil tertawa sendiri.

 

Aku memutar bola mataku. “Baiklah, sekarang saja, biar aku yang bawa. Mana kuncinya?”

 

“Masih di mobil.”

 

Akhirnya kami pergi berdua dengan mobilnya yang, wow! Luxurious. Di umurnya yang belum 18 tahun dan masih di sekolah menengah dia lumayan membuatku iri. Aku saja baru bisa dapat mobil saat aku lulus kuliah. Dan parahnya, aku belum punya lisensi untuk itu. Ayah bilang aku masih kecil. Heck! Lewatkan saja. Lagi pula mobilku ditarik ayah lagi, gara-gara dia tahu aku lebih suka naik sepeda. Kuno, tapi menyehatkan.

 

Kami sampai di sekolahnya dengan selamat. Hanya memakan beberapa menit untuk sampai ke sana. Ryeowook lega bisa sampai dan tidak telat. Dia hampir meninggalkanku tapi tidak jadi saat dia berdiri terpaku di depan mobil dan matanya tertuju pada seorang anak laki-laki dengan PSP atau MP3 di tangannya. Wajahnya mulai bersemu merah.

 

“Kau kenapa, Wook?” aku menyentuh pundaknya dan ia tersadar. “Siapa dia?”

 

“Ah! Hyung… dia… Kyu-kyuhyun…”

 

‘Kyu-kyuhyun?’

 

“Uh, Cho Kyuhyun. Dia tahu kalau hyung akan mengajar di sini. Aku memberitahukannya tadi di jalan. Uh! Tapi, janji padaku hyung, kalau tidak akan marah, ya?” matanya berkaca-kaca seperti takut kalau aku akan marah.

 

Ne, aku janji.”

 

“Aku sudah cerita padanya tentang mimpimu waktu itu.”

 

‘Oh, aku pikir dia melakukan keanehan. Haha!’

 

Mataku berhenti melirik Ryeowook saat seorang anak laki-laki dengan rambut hitam kecoklatan, mata indah, wajah yang bersih dan bibirnya yang merah merona duduk di depan kelas dengan beberapa temannya. Sempurna. Dia mirip sekali dengan ikan besar yang menolongku saat aku tenggelam di dalam mimpi. Wajahnya persis sekali. Aku tak sadar kalau sudah berada di depan ruang kepala sekolah, Ryeowook menarikku.

 

“Masuklah. Aku akan ke kelas, kita bertemu di kantin saat istirahat, ya. Hubungi aku.” Ryeowook berjalan ke arah kelasnya sambil memberiku semangat.

 

Fighting!’

 

 

__oOo__

 

 

Pembicaraan dengan Mr. Park selesai dengan berjabat tangan. Aku merasa beberapa saat yang lalu saat aku dan Mr. Park bicara ada seseorang di pintu. Tapi saat aku berbalik dan berniat ke kantin, tidak ada siapa-siapa di sana. Baiklah, mungkin ini khayalan, hari pertama masuk di sekolah baru.

 

Aku menghubungi Ryeowook dan dia bilang dia akan datang menemaniku makan siang selagi kantin sepi. Semua siswa sudah selesai makan siang, tinggal beberapa yang masih mengantri untuk membayar makanan. Ryeowook datang dengan salah satu temannya. Namanya Kibum. Dia terlihat seperti kutu buku.

 

Hari ini berjalan lancar. Aku pulang sendirian, Ryeowook harus cepat pulang. Baiklah, tugas pertama pulang adalah tidur. Saat akan terlelap aku kembali teringat akan anak laki-laki itu. Aku penasaran siapa dia. Perlukah aku menanyakannya dengan Ryeowook? Ah, sebaiknya tunggu sampai besok. Mungkin keberuntungan berpihak padaku. Dengan itu aku mulai merasa mataku begitu berat.

 

 

__oOo__

 

 

Hari kedua berada di sekolah baru. Rasanya senang, tapi sedikit gugup juga. Semoga semuanya berjalan lancar. Aku menarik napas panjang dan membuka pintu kelas baru yang akan aku ajarkan pelajaran Sejarah. Selang beberapa detik aku masuk ke kelas, semua terdiam. Aku tersenyum menatap satu persatu dari murid-muridku yang heran dan penasaran. Dan sampailah mataku pada orang yang sama di bangku belakang dengan satu orang lagi yang aku tahu dia adalah Kyuhyun. Aku memperkenalkan diriku dan semuanya tersenyum menerima, tapi tidak dengan orang ini. Matanya tertuju padaku namun ia tak berkedip. Dia juga berteriak. Aku terpaksa menahan tawa. Apakah dia tertidur dengan mata terbuka dan mulut berliur? Aku penasaran dan berjalan ke arahnya.

 

“Jadi, kau yang bernama Lee Donghae?” tanyaku lembut. Donghae mengangguk tanpa menatapku. “Jangan tidur di kelas, okay.”

 

Sontak semua tertawa keras tidak ketinggalan Kyuhyun dengan tangan menutup mulut. Karena malu wajahnya mulai memerah seperti Mr. Crab.

 

“Baiklah.” Aku mulai bersuara sedikit keras untuk menghentikan tawa seisi kelas. “Peraturan di dalam jam pelajaranku adalah; 1. Tak seorang pun tertidur di dalam kelas saat pelajaran berlangsung. 2. Tidak ada ponsel. 3. Setiap pelajaranku sebelum dimulai aku inginkan satu orang bergiliran maju dan membawakan puisi tentang perjuangan sejarah Korea. 4. Tidak keluar kelas. 5. Tidak ada keributan. Cukup. Kalian bisa menerimanya?”

 

Aku mendengar suara asing tiba-tiba sebelum kulihat yang lain setuju. “Anchovy dan Monkey. Jerapah dan Kelinci. Bersuara. Musik yang indah dan loncatan menggiurkan. Terima kasih.” Katanya dengan senyum puas dan kembali duduk di tempatnya. Kyuhyun, humm?

 

“Oh, kau, Cho Kyuhyun?”

 

“Ya, Pak.” Jawab Kyuhyun.

 

“Baiklah. Kita mulai pelajarannya sekarang. Seperti yang dikatakan Mr. Park padaku kemarin, kalian tidak memiliki tugas apapun untuk saat ini denganku. Ia inginkan kalian belajar sebelum ujian.”

 

 

__oOo__

 

 

“Ryeowook! Aku menemukannya! Anchovy!!”

 

“Apa?” suara Ryeowook terdengar kecil di sana.

 

“Aku bilang, aku menemukan Anchovy yang ada di dalam mimpiku. Dia… dia Lee Donghae!” aku terlalu senang, sampai-sampai lupa kalau bantal yang kupegang sejak tadi kugigit-gigit.

 

“Apa?! Lee Donghae?!” Ryeowook terdengar tak percaya. “Hyung… Lee Donghae itu sedikit aneh, mungkin kau salah orang. Coba cari lagi dengan benar.”

 

“Aaahh… aku lelah. Dan satu-satunya yang persis sama adalah Donghae. Aku berjanji akan membuatnya bertekuk lutut, Ryeowook.”

 

“Kau gila, hyung!!”

 

“Jangan berteriak. Suaramu jelek!”

 

“Kau lebih jelek!!”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
de_m00n
#1
Chapter 9: Happy ending.. . :) thank you. .
de_m00n
#2
Chapter 7: So sweet.. tp tetep terasa polos.. Hehe..
de_m00n
#3
Chapter 5: Lupa cerita sebelumnya tp chapter ni lumayan lucu..
chrishwang
#4
Lol seriously. I just found out this awesome story. Donghae lu mah jadi anak polos bener sih astaga=D si hyuk malah sok mistis/? Bgt kek nya wkwkwk. Lanjut thor!
de_m00n
#5
Chapter 4: lucuu... donghae ert tapi polos... hehe..
hyuk juga misterius gmn... lucu kalo pas donghae ngimpi yg iya2.. XD
AuliaNanan #6
Chapter 3: So that's just dream? O.o *gigling* kkk~

i thought that's real *pout* -.-

nice update author-nim :), and keep update too...
AuliaNanan #7
Chapter 2: Ceritanya Lucu :D

i love it... :D

kalau baca cerita ini, aku jadi keinget adegan donghae tidur di kelas terus berliur di bukunya di film 'Attack on the pin up boys' :D

keep going with this story, neh...

Update soon, :)