Chapter 2 : Seoul vs Busan

She is My Busan Girl. No, She is Our Busan Girl.

Hari pertama sekolah berjalan dengan lancar. Walau beberapa anak di kelasmu meledek aksenmu saat perkenalan di kelas, tapi ya tidak begitu buruk. Karena beruntung kau bertemu Park Sungrin.

“Wah itu Sungrin eonni.”. Kau berlari kecil setelah melihat Sungrin turun dari sebuah motor besar.

“Awas saja kalau kejadian kemarin kembali terjadi!”. Terdengar Sungrin berbicara dengan seseorang pria yang mengantarnya, dan memukul pundaknya pelan.

“Eonni?”. Kau melambaikan tanganmu di hadapan Sungrin.

“Oh! Haaaii ~. Tunggu sebentar yaaa..”. Sungrin terlihat bersemangat melihatmu. “Hari ini bisa menjemputku? Atau aku ketempat kerjamu?”. Sungrin kembali berbicara dengan pria berambut ungu yang kemarin kau lihat menjemputnya.

“Kau ketempat kerjaku. Bawakan aku makanan ya.”. Jawab pemuda itu, dan di beri anggukan oleh Sungrin, sebelum ia melambaikan tangannya dan pergi.

....

 

“Maaf kemarin aku buru-buru pulang.”.  Ucap Sungrin seraya merangkulmu.

“Tidak apa-apa. Oh ya, eonni pemuda tadi..Ia pacarmu?”. Bukan bermaksud ingin tahu urusan orang, tapi karena kau kehilangan topik pembicaraan makanya kau bertanya demikian.

“Eung. *mengangguk*. Dia yang membuatku suka musik. Bang Yongguk, namanya. Hahahaha.. *tertawa salah tingkah*. Masih ada waktu 30 menit sebelum bel masuk kelas. Mau berbincang sebentar?”.

“Sure!”.

Kau duduk di samping lapangan outdoor bersama Sungrin dan bercerita mengenai banyak hal. Bagaimana dia tidak suka dengan teman-teman dikelasnya dan begitu juga kau tidak suka dengan teman-teman dikelasmu. Kau juga menceritakan aksenmu yang diledek oleh anak-anak di kelasmu.

“Dikelasku juga ada anak dari Busan, dan beberapa bahkan memanggilnya dengan sebutan Alien. Tapi, aku pikir biarkan saja mereka meledekmu. Kau jauh lebih baik dari anak-anak itu. Anggap saja itu bentuk perkenalan dari mereka.”. Sungrin menepuk pundakmu pelan.

“Kau benar juga eonni.”.

“Nanti akan aku ajarkan kau aksen Seoul. Tenang saja.”.

“Janji?”.

“Janji. Hahahah.. Waktu sudah tinggal 10 menit lagi. Ayo kita kekelas.”.

 

****************

 

Kau pergi kekelas dan berniat memulai harimu dengan menyenangkan namun. Ini tidak seperti yang kau duga. Hal yang menyebalkan kemarin terulang lagi. Hari ini pelajaran pertama kelas akting. Setelah perkenalan dengan teori mengenai akting. Kalian di berikan sebuah naskah dan diminta untuk memerankan sebuah peran yang terdapat di naskah itu.

“Seon Eunkyu dan Moon Jongeop, coba baca naskahnya.”.

“Aku?”.

“Iya kau dan Jongeop.”.

Kau mulai membaca naskah dan Jongeop terlihat tersenyum untuk membalas ucapanmu. Yap! Mereka meledekmu lagi. Kau mulai kesal dengan apa yang mereka lakukan. Terlebih si rambut pink juga ikut menertawakanmu. Oke untuk si rambut pink, kamu lebih merasa kecewa di banding kesal.

“Ibuku sakit dan aku tidak bisa meninggalkannya sendirian.”. Kau membaca naskah dan terdengar bisikan kecil “Ibuku sakit dan aku tidak bisa meninggalkannya sendirian ~”.Ya itu Chanyeol siapa lagi anak yang terlihat bersemangat meledekmu. Dia meledekmu berbisik kearah Junhong dan si rambut pink TERTAWA BAHAGIA!

“Pppfft..B-baik kalau begitu....Pppfftt..”. Jongeop terlihat sekuat tenaga menahan tawa, begitu juga dengan anak-anak yang lain.

“Aku tidak mau membaca lagi!”. Kau marah dan segera kembali duduk. “Aku tidak mau membaca lagi!”. Bukanya membaik kau malah terkejut mendengar ejekan itu dari mulut si rambut pink.

“Ayolah temanmu hanya bercanda.”. Kau mengacuhkan gurumu dan hanya memberi tatapan mematikan kearah Junhong. Tatapan yang mengatakan –aku-kecewa-dasar-sialan-.

Ditengah tawa bahagianya Junhong bertemu pandang denganmu. Dan PERFECT! Dia merasa bersalah dan segera menyuruh yang lain berhenti tertawa.

 

****************

 

Jam istirahat..

“Sepertinya hari ini tidak berjalan dengan baik. Ada apa?”. Sungrin bertanya padamu seraya mengunyah Heotteok miliknya.

“Hari ini kelas akting. Aku membaca naskah dan lagi-lagi mereka meledekku.......semakin parah.”. Kau menunjukan wajah kecewamu dihadapan Sungrin membuat ia merangkulmu dan menenangkanmu.

“Siapa sih yang sering meledekmu? Perlu aku pukul mulutnya? Mereka sok sekali. Cih..”. Sungrin terlihat kesal tanpa dibuat-buat. Bahkan dia menggigit heotteoknya dengan kasar. “Apa mereka ingin bernasib sama dengan heotteok ini?!”. Kau tertawa melihat Sungrin marah.

“Selalu mereka bertiga yang mulai meledekku. Tepatnya si jangkung itu, Park Chanyeol, Si mata sipit Moon Jongeop, lalu Si Rambut Pink selalu ikut tertawa, dan tadi aku tidak menyangka dia ikut meledekku. Aku pikir dia anak baik-baik. Mengecewakan.”.

“Sudah sabar. Kalau besok mereka meledekmu lagi. Izin kan aku memukul mulut mereka. Oke?”.

“Hahahaha terdengar sadis, tapi. OK!”.

Sungrin berhasil mengembalikan moodmu dan karena pelajaran selanjutnya adalah kelas pelajaran utama, matematika. Tidak ada alasan untuk mereka meledekmu, karena tidak ada alasan untukmu mengeluarkan suara di kelas ini.

.

.

.

.

.

Akhirnya jam pulang pun tiba. Kau berniat pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku dan CD Audio. Tapi, sayang kau tidak punya teman pulang. Seperti yang kau dengar tadi pagi, Sungrin sudah membuat janji dengan pacarnya. Tidak mungkin kau menganggu dia. Karena itu, terpaksa kau pergi keperpustakaan sendirian. Well ini sedikit mengerikan karena ini sudah sore dan koridor begitu sepi. Bahkan kau merasa ada seseorang yang mengikutimu dari belakang.

Kau segera menepis perasaan mengerikan itu dan segera berlari menuju perpustakaan. Setelah sampai di perpustakaan, ini tidak seperti yang kau bayangkan. Tidak mengerikan sama sekali dan suasana disini benar-benar tenang. Kau segera mencari buku yang kau cari. ‘Aksen Seoul’ ya, kau ingin belajar aksen Seoul. Setelah mendapatkan buku yang kau cari, dan CD Audio-nya kau mencari tempat duduk dengan CD player dan mulai membaca bukumu.

“Aksen Seoul?”. Seorang anak laki-laki di sampingmu bertanya dan melihat judul buku yang belum sempat kau buka. Anak itu bertanya dengan aksen Busan dan kau tersenyum mendengarnya....well sekaligus malu.

“Ne, aku ingin belajar lebih banyak tentang Seoul.”. Kau pun menjawabnya dengan aksen Busan.

“Kenapa harus belajar aksen Seoul? Aku suka aksen Busan.”. Ucapannya lebih terdengar seperti sindiran dan kau merasa semakin malu.

“Hanya saja, teman-teman selalu mengejekku.”.

“Aku juga selalu diejek.”.

“Mereka terlihat tidak suka dengan cara....”.

“Mereka juga seperti itu padaku.”.

“..........”.

 

 

Kalian terdiam sejenak.....

 

 

“Busan itu menarik, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Lama-lama pasti mereka akan terbiasa dengan cara kita berbicara.”. Anak laki-laki itu tersenyum dan melepas buku kimianya untuk berjabat tangan denganmu. “Jung Daehyun, kelas 2-2.”.

“Ah? A-Aku Seo Eunkyu, kelas 1-4.”. Ucapmu membalas salaman tangannya. Kau tersenyum kearahnya mengingat ucapan Sungrin tadi. “Pasti dia si Alien yang di ceritakan Sungrin eonni tadi.”. -Pikirmu.

“Tidak perlu belajar itu. Untuk apa belajar aksen Seoul? Tidak menarik sama sekali. Mereka merasa memiliki aksen paling bagus dan dengan seenaknya mengejek aksen kita. Untuk apa belajar Aksen Seoul? Lepaskan saja buku itu!”. Ucapnya seraya menutup bukumu dan mendorongnya menjauh dari hadapanmu. “Orang Seoul itu sialan.”. Daehyun berbisik, berniat membuat perasaanmu membaik namun.........

“Jangan sembarangan bicara, Seonbae-nim.”. Seseorang dengan rambut pink terlihat mengerutkan dahinya dan tidak terima diejek sebagai orang Seoul yang sialan.

Sebelum Daehyun sempat menanggapi Junhong, kau membuka mulut terlebih dahulu.

“Junhong?”. Kau menatap Junhong dingin. “Kenapa kau ada disini? Kalau kau ingin meledekku lebih baik pergi.”.

“A-Aku....Aku mengikutimu tadi untuk.....Aku mau minta maaf.”. Ekspresinya berubah, dan terlihat ‘penyesalan’ di wajahnya. Daehyun hanya tersenyum melihat adegan lucu di hadapannya. Kau pun merasa ingin tertawa terbahak-bahak. Mengingat perasaan mengerikan tadi timbul karena si Rambut Pink mengikutimu.

 

“Aku akan maafkan besok. Karena aku butuh bukti kau berhenti meledekku.”.

“Aku janji.”. Junhong menggaruk kepalanya dengan tangan kiri dan tangan kanannya mengulur kearahmu. “Mianhae.”.

“Aku maafkan setelah ada bukti.”. Ucapmu seraya menjabat tangannya. Daehyun tersenyum melihat kalian berdua.

“Ini sudah sore, lebih baik kita pulang. Ayo Gadis Busan, tidak baik seorang gadis pulang terlalu sore.”.

“Ayo..”. Jawabmu segera berdiri mengikuti Daehyun, dan membiarkan buku yang gagal kau pinjam tergeletak di atas meja.

“Aku ikut!”. Junhong ikut berlari kecil menyusul kalian berdua.

“Untuk apa orang Seoul ikut! Kita mau pulang ke Busan!”. Daehyun mendorong tubuh Junhong becanda. Namun sukses membuat anak polos.....well anak nakal itu terdiam malu.

“Seonbae...”. Lirih Junhong pelan.

 

 

*****************Chapter 2 -END-******************

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
damncuteluhan
#1
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA AKU BAHAGIAA \m/ kekeke akhirnyaaa~ aku lagi nyari fanfic nya zelo dan daehyun, eh ketemu ini >< aaaaa seneng banget cerita nya daebakk (y) apalagi pake bahasa indonesia :'>
Little-Girl
#2
sama samaaa^^ kebayang deh muka zelo-nya kaya gimana, pasti lucuu aaa x3
sachiko0106 #3
Updated ^^
Hihihihi makasih yaaa Little-Girl ^^
Little-Girl
#4
waaaaa ayo update update, penasaran haha x)