"Beritahu Aku Saat Kau Sudah Sampai Rumah"

TIME

          Yoo Seonho bangun sedikit terlambat dari biasanya. Mungkin efek kelelahan. Ia bangun dengan pikiran kosong. Ia bingung. Jam berapa sekarang? Matanya melirik jam di atas lemarinya. 7.25. Oh, sial. Jam 8 aku harus sekolah. Dan sudut matanya menangkap pintu lemarinya yang bersih dari baju apapun, tidak seperti biasanya yang penuh dengan gantungan seragam yang akan dikenakannya esok hari. Kenapa aku tidak menyiapkan apa-apa? Pasti aku kelelahan semalam, pikirnya sambil mencoba bangun. Ia terhuyung. Aish, kenapa begini. Aku tidak mabuk, kan? Bocah itu kembali duduk di tepian tempat tidur dan mencoba mengingat-ingat apa saja yang dilakukannya kemarin hingga membuatnya linglung pagi ini. Ah, kemarin latihan seperti biasa, aku ada kelas vokal pukul 2 siang, lalu kelas dance pukul 7. Ia bangun pelan-pelan dan mendekati ponselnya yang tergeletak di lantai. Baterainya sudah penuh. Aku kemarin belajar popping, lalu sepertinya bateraiku habis melihat bagaimana aku meninggalkan ponselku seperti itu. Ia mengecek ponselnya dan mendapati 2 pesan baru disana. Lalu Eomma memberitahuku kalau Seungho dapat nilai sempurna pada pelajaran matematika, dan- apa ini?

          Matanya menangkap sebuah pesan masuk dari hyung kesayangannya, Hwang Minhyun. Seonho mengusap kedua matanya dan membuka pesan itu sambil masih mencoba mengingat-ingat apa saja yang ia lakukan kemarin. Ah iya, jadi kemarin malam aku mengobrol dengan hyung. Dan pagi ini ia mengucapkan selamat pagi? Wah, sepertinya hari ini aku beruntung!

 

From: Minhyunie Hyung

Morning, byeongari. Sepertinya kau masih belum bangun ya kkkkk.

Aku ada interview dengan Singles hari ini, jadi maaf kalau nanti

aku menghilang lagi. Kau tahu, selama kegiatan kami tidak diizinkan

memegang ponsel. Semoga beruntung, dan semangat untuk latihanmu hari ini!

 

          Ia melepas ponselnya dari charger dan membaca pesan itu beberapa kali. Duduk setengah berjongkok di lantai, ia mengetikkan pesan balasannya sambil tersenyum tanpa sadar. Setelah itu, ia bergegas menyambar handuknya dan menuju kamar mandi. Sepertinya hari ini aku akan semangat sekali.

            Jam di ponselnya menunjukkan pukul 7.47. Pemilik ponsel itu tengah mencuci piring dan beberapa pasang sumpit dengan handuk terkalung di lehernya ketika sebuah notifikasi pesan masuk menggema di ruang tengah. Terkejut sekaligus senang, ia mencuci tangannya dengan terburu-buru dan berlari kecil menghampiri ponselnya.

 

From: Minhyunie Hyung

Jam berapa latihanmu hari ini, hm?

Jangan lupa sarapan sebelum latihan. Aku

mengingatkan karena aku ingin melakukannya

meskipun aku yakin kau tidak akan lupa kalau

sudah menyangkut soal makanan kkkk

 

Disinggung soal makanan, bocah itu sengaja menagih janji hyungnya dengan senyum jahil terkembang di bibirnya.

 

To: Minhyunie Hyung

Masih jam 11 hyuuuuung. Hyung interview

sampai jam berapa? Tidurlah selama di perjalanan, hyung.

Oh aku jadi ingat, kapan kita akan makan daging dan

minum soda? Hyung tidak lupa, kan?

From: Minhyunie Hyung

Interviewnya sekitar 3 jam termasuk photoshoot.

Hmm masih ada waktu, makanlah dengan benar.

Setelah itu latihan yang benar. Besok-besok

kalau kau bertemu denganku kau harus sudah bisa

popping dengan bagus! Arraseo?

Ah, itu.. aku belum bisa memastikan, tapi janji

adalah janji. Aku tidak lupa kok, jangan khawatir.

 

Seulas senyum cerah tersungging dari bibir bocah itu. Hyung tidak lupa, pikirnya. Berarti aku masih boleh berharap suatu hari bisa benar-benar makan berdua dengan hyung. Ah, hari ini aku harus latihan dengan benar. Aku ingin cepat-cepat pamer dance poppingku. Ia mengetikkan pesan balasannya sebelum melesat ke dapur dan bergegas menyelesaikan acara cuci piringnya.

            Sudah pukul 9, dan Yoo Seonho masih di depan lemarinya dengan tas yang terbuka. Ia tengah mengemas beberapa barang yang ia butuhkan utuk latihan hingga nanti malam. Baju ganti, celana training cadangan, handuk, air minum, apalagi ya… ia mengedarkan pandangan ke penjuru kamarnya, mencoba mengingat-ingat apa yang ia lewatkan. Haruskah aku bawa koyo? Jaga-jaga kalau kakiku kram lagi seperti kemarin. Ia bangkit untuk mencari sisa koyonya di kotak p3k sembari melirik ke ponselnya yang sudah diam selama kurang lebih 20 menit. Hyung pasti sudah mulai interview. Apa Wanna One akan tampil di acara musik sore ini? Nanti aku akan tanya manajer hyung. Ia mengambil semua persediaan koyonya dan kembali ke kamar. Sepertinya sudah semua. Ada bagusnya kalau aku ke kafetaria dulu sebelum latihan. Hyung menyuruhku makan dengan benar. Setelah memastikan ia menutup jendela dan mengunci pintu, bocah itu bergegas ke stasiun bawah tanah terdekat untuk mengejar kereta pukul 10.

            **********************

       Peluhnya kembali mengalir deras dan napasnya masih tersengal-sengal. Bocah itu baru saja menyelesaikan dance-routine terbarunya. Pelatih koreonya memberi beberapa masukan saat ia menunjukkan perkembangannya beberapa jam yang lalu, dan hingga saat ini, pemuda itu mengabaikan rasa lelahnya dan terus melatih gerakannya dengan mempraktekkan masukan-masukan yang ia dapatkan. Terduduk di lantai dengan baju basah oleh peluh, ia merapat ke salah satu sudut untuk merasakan dinginnya angin dari pendingin ruangan yang kurang berpengaruh padanya –yah, mungkin karena ia terlalu banyak bergerak.

       Ia melirik jam dinding di atas kaca dan menyadari bahwa hari sudah cukup larut. Sudah pukul 11, dan ia masih mendengar suara musik cukup keras dari ruang latihan lainnya. Trainee lain pun masih latihan hingga larut malam begini. Ia membuka ponselnya dan mematikan mode pesawat. Beberapa notifikasi langsung memenuhi layarnya hingga ia harus memilah dengan cepat mana yang kurang penting –misalnya spam iklan- dan mana yang penting –pesan dari Minhyun hyung, misalnya. Ia tengah membaca sebuah iklan dan penawaran voucher restoran cepat saji yang tak sengaja terketuk oleh jarinya saat memilah ketika manajernya masuk dan mendekatinya.

“Well done, Seonho-yah! Bagaimana hari ini? Kudengar dari pelatih Choi, tarianmu menujukkan perkembangan yang bagus, hm?”

Bocah itu menatap manajernya dan meringis.

“Katanya aku hanya harus menajamkan beberapa detail gerakan dan mengatur napasku lebih baik lagi agar tidak kehabisan napas di akhir lagu,” jawabnya sembari menghapus beberapa spam iklan. Manajernya mengangguk paham, memberinya beberapa kalimat pujian dan mengulurkan sebotol jus buah.

“Minumlah. Istirahat dulu untuk sekarang, dan mnugkin setelah ini kau bisa tunjukkan padaku perkembanganmu? Satu kali saja, lalu kau bisa pulang,”

“Siap, hyung-nim!” sahutnya dengan semangat sambil membuka tutup botol jusnya.

            Ia meneguk jusnya sembari membaca notifikasi yang tersisa di ponselnya. Salah satunya datang sesuai harapan: dari Hwang Minhyun!

Oh, hyung sudah boleh pegang ponsel lagi? Ia membaca pesan itu pelan-pelan sambil menanyakan pada manajernya apakah hari ini Wanna One tampil di tv atau tidak.

Manajernya menjawab kurang tahu, tetapi Guanlin memberitahunya bahwa Wanna One tengah menyelesaikan dua versi cf dari sebuah brand olahraga.

Seonho mengiyakan seadanya dan membaca ulang pesannya.

From: Minhyunie Hyung

Halo lagi. Bagaimana latihanmu?

Kami tengah menyelesaikan satu dari sekian

rangkaian cf yang kami punya. Oh iya, sebelum aku lupa,

jam berapa kau pulang hari ini?

 

Bocah itu berpikir sebentar sebelum mengetikkan balasan. Kenapa hyung tanya aku pulang jam berapa? Hanya ingin memastikan, atau ia punya intensi yang lain? Ia mengetikkan ‘sebentar lagi pulang’ dan beberapa kalimat basa-basi seperti bagaimana syuting hari ini dan berapa cf yang mengantri untuk Wanna One sebelum menaruh ponselnya dan bersiap menunjukkan satu kali dance-routine tanpa cela kepada manajernya. Ia ingin cepat-cepat pulang.

 

            Dance routine tanpa cela itu berhasil dilaluinya, tetapi sepertinya hari ini akan berakhir seperti kemarin karena kakinya mulai menunjukkan tanda-tanda nyaris kram. Untunglah ia membawa koyonya sehingga ia bisa setidaknya pulang tidak dengan kaki kram karena menurutnya itu akan sangat menyiksa. Ia memeriksa ponselnya lagi. Belum ada balasan sejak ia memberitahu hyungnya kalau latihannya belum selesai. Haruskah aku bilang latihanku sudah selesai? Ia mengetikkan beberapa kalimat singkat, menanyakan apa Minhyun sudah selesai dengan jadwalnya atau belum dan menagih alasan mengapa ia menanyakan jam pulangnya.

Ia baru saja melepas sepatunya dan mengunci pintu depan ketika ponselnya berbunyi. Cepat sekali, pikirnya. Ia duduk di tepian tempat tidur dan menumpuk beberapa bantal untuk sandaran kakinya, lalu membaca pesan barunya.

 

From: Minhyunie Hyung

Sudah di rumah?

 

Ragu-ragu dan sedikit heran, ia membalas ‘ya, sudah’ dalam waktu kurang dari dua menit dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan perasaan tidak enak.

 5 menit, 10 menit berlalu. Tidak ada apa-apa. Bocah itu memutuskan untuk mengganti bajunya lebih dulu. Ia baru saja akan memasukkan pakaian kotornya ke keranjang laundry ketika ponselnya berbunyi. Yoo Seonho terdiam sebentar dan menatap ponselnya dengan sedikit ngeri. Itu nada dering untuk telepon, bukan pesan.

Dan ia langsung lupa terhadap laundrynya karena setelah membaca nama peneleponnya ia melempar bajunya ke sembarang tempat dan bergegas mencari tempat ternyaman untuk duduk dan berbicara.

          Ponselnya masih berdering dengan tidak sabar, dengan nama Hwang Minhyun masih tertulis dengan jelas disana. Tanpa pikir panjang, pemuda 16-tahun itu bergegas mengangkatnya. Ia menutup mulutnya rapat-rapat dengan tangan kirinya, berusaha agar tidak berteriak saat sebuah suara lembut menyapanya dari seberang sana.

“Halo? Kau benar-benar sudah di rumah, kan? Aku tidak ingin mengganggu latihanmu kkk”

Tidak ada jawaban. Bocah itu masih menahan diri sampai hyungnya bertanya lagi.

“Halo? Aku menelepon ke nomor yang benar, kan?”

Terdengar suara gemerisik dari seberang hingga Minhyun melanjutkan, “-nomornya benar. Dan aku tahu kau ada disitu, Yoo Seonho. Jawab aku sampai lima detik kedepan atau kumatikan saja,”

“Hyung, jangaaan,” sahut bocah itu spontan dan disambut tawa dari si penelepon.

“Hahahah.. ah, disitu kau rupanya. Halo lagi, anak ayam. Jangan diam lagi atau kali ini benar-benar akan kumatikan tanpa peringatan,”

Yoo Seonho merasakan pipinya menghangat mendengar ancaman kedua itu dan lantas memberondong hyungnya dengan berbagai pertanyaan seputar Wanna One, Guanlin, jadwal acara musik, menanyakan ‘hyung sedang pakai baju apa’ ‘apa yang tadi kau lakukan sambil menungguku’ dan banyak hal tidak penting lainnya yang dijawab satu persatu dengan sabar oleh Minhyun. Hingga pada akhirnya ia mengatakan sesuatu yang selama ini mengganggunya setelah ragu-ragu untuk beberapa saat.

“Hyung, aku merindukanmu.”

 

 

 

____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Halo, readersku~

Pertama-tama aku mau beneran minta maaf karena menghilang nyaris sebulan.

Kuliahku lagi bener-bener padat dan setumpuk tugas serta presentasi menunggu untuk dijamah sementara aku ingin menjamah ini cerita tapi tugas dan presentasinya gak bisa ditinggal :(

Jadi, intinya terima kasih banyak buat kalian semua yang sudah menunggu kelanjutan cerita ini dengan -mungkin, tidak- sabar karena geregetan atau alasan lainnya.

Pokoknya beneran terima kasih, dan kalau setelah ini aku menghilang lagi mohon dimaklumi yah, saya juga manusia, anak kuliahan lagi :(

Setelah tugas-tugas dan presentasi-presentasi yang menurutku krusial selesai aku usahakan melanjutkan ini cerita karena sebenernya diriku juga geregetan pengen mempertemukan mereka berdua hahahahaha.

So, here's the next chapter, one of the longest I've wrote. Hope you enjoy this and happy reading! :)

-cutiepie21-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kumakura #1
sukaa, kutunggu author-nim lanjutannya, suka couple seonho minhyun sejak pd 101, sayang seonho gk debut bareng wanna one ?
Sky_Wings
#2
Chapter 9: Bagus ceritanya! ^^d
izz_suzzie
#3
Chapter 8: kutunggu kelanjutannya
izz_suzzie
#4
Chapter 7: akhirnya lanjut juga...
aduh kirain di minhyun bakal dateng ke rumah seonho, eh ternyata enggak.
tapi nelpon aja udah bikin seonho seneng kok ya, apalagi kalo ketemuan terus makan bareng. astagaaaah aku gak sabar
ditunggu kelanjutannya.
semangat terus ya ^^
izz_suzzie
#5
Chapter 6: greget greget manis rasanya...
mungkin ini yang mereka rasain sebenernya ya.. kangen tapi pada sibuk.
seonho gws dek, sabar ya...
semangat buat authornya. aku sllu tunggu apdetannya :)
izz_suzzie
#6
Chapter 5: akhirnya ada kemajuan meski cuma sebatas pesan, seenggaknya ada momen buat mereka...
asyiknya mereka ngapain ya? kok nganu sih!!
ah mending makan berdua aja dulu, kan buat nepatin janjinya minhyun ke seonho... habis itu ngabisin waktu berdua di taman atau mungkin berkunjung ke dorm w1 ??
ah gak tau!! terserah author aja...
ditunggu kelanjutannya
izz_suzzie
#7
ya ampun... aku suka ff nya.
kapan mereka dipertemukan?? nyesek mereka saling kangen tapi gak punya waktu buat ketemuan...
next plisss
mohnium #8
Chapter 2: Waaah akhirnya ada ff tentang minhyun sama seonho.lanjutin thooor