Pengakuan

TIME

           “Jadi, beritahu kami siapa member Wanna One yang paling dekat denganmu?”

Enam orang itu saling bertukar pandang, mengirimkan tanda tanya dan saling memberi sinyal untuk menjawab lebih dulu. Hyunbin mengambil inisiatif setelah mengamati pandangan rekan-rekannya.

“Untukku, Minhyun hyung. Dia dan Jonghyun hyung banyak membantuku selama proses evaluasi, dan menurutku aku tidak akan bertahan sampai final kalau bukan karena mereka berdua,”

 “Setuju. Jonghyun hyung itu baik sekali, tetapi aku lebih dekat dengan Minhyun hyung karena bahasa Jepangnya,” ujar Kenta sembari tertawa.

“Ah, benar juga. Minhyun hyung banyak mengajarimu bahasa Korea sejak kita mulai syuting untuk episode pertama, bukan begitu?” tanya Donghan yang dijawab dengan anggukan dan persetujuan oleh trainee lainnya.

            Trainee termuda di antara keenam orang itu ikut tertawa. Sepertinya tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya pikirannya kalut. Ini sudah ke sekian kalinya mereka membahas Wanna One dalam interview mereka. Dan bagi bocah itu, membahas Wanna One berarti juga membahas tentang hyung kesayangannya, Hwang Minhyun.

Haruskah aku jujur? Tapi rasanya itu akan berbahaya. Ia menoleh menatap Gunhee yang tengah memberikan jawabannya. Tapi toh, kalau aku nekat mengatakan yang sebenarnya tentang perasaanku juga sepertinya mereka sudah tahu, sepertinya aku sudah pernah bilang bahwa aku sayang hyung.

Remaja 16 tahun itu masih asyik berdebat dengan dirinya sendiri hingga akhirnya tiba gilirannya untuk memberikan jawaban. Di detik-detik terakhirnya, ia memutuskan: baiklah, mari katakan saja.

“Untukku..” ia berhenti sejenak, pura-pura berpikir. Ia baru saja akan memberikan jawabannya ketika studio itu tiba-tiba menjadi ramai.

“Pasti Hwang-Min-Hyun,” kata Donghan, tersenyum jahil dan menatap rekan-rekannya.

“Hwang Minhyun!” sahut Hyunbin sembari menyeringai geli.

“Minhyun hyung,” - Kenta

“Minhyunie hyung” - Gunhee

“Ah benar, anak ayam ini sayang sekali dengan Hwang Minhyun Wanna One,” ujar Sanggyun santai sembari menatap sang maknae.

Seonho mendapati dirinya sendiri terkejut dan dadanya terasa seperti dipukul mendengar nama Hwang Minhyun disebutkan berkali-kali secara bersamaan. Skakmat, batinnya. Masih dengan keterkejutannya, ia tertawa gugup. Benar, hyung. Aku menyayanginya.

“Ah.. hyung, harusnya aku yang bilang,” ujarnya sembari memukul pelan lengan Sanggyun. Semua orang yang berada di studio tertawa sementara bocah itu mati-matian menahan rona merah di wajahnya.

“Ah, begitu.. jadi jawabannya Hwang Minhyun, ya. Yoo Seonho-ssi, bisa ceritakan kepada kami mengapa kau dekat sekali dengannya?”

Dan ratusan alasan mengapa ia begitu menyukai pria itu langsung memenuhi kepalanya, meminta pengakuan dari dirinya sendiri.           

            Mengapa aku dekat dengan hyung? Sebenarnya mudah- karena aku menyayanginya-, tetapi apa tidak apa-apa aku mengatakan semuanya? Mengatakan yang sebenarnya, apa tidak apa-apa?

“Aku dekat dengannya karena menurutku ia adalah seorang kakak yang sangat baik,”

Satu kalimat berlabel ‘aman’ meluncur dari mulut bocah itu sembari pikirannya memilah-milah alasan mana lagi yang sekiranya aman untuk dikatakan.

“Menurutku, Seonho juga dekat dengan Minhyun hyung karena hyung selalu memperlakukannya dengan baik,” Kenta mengajukan sebuah argumen yang disetujui oleh trainee lainnya.

“Hyung juga memberinya beberapa makanan,” tambah Gunhee yang disambut tawa riuh dari para staff.

Sembari tertawa malu, remaja itu merasakan rasa rindunya kembali menyeruak. Hatinya sedikit perih, tetapi ia tetap tersenyum dan mengangguk setuju. Benar. Ia memperlakukanku dengan sangat baik. Ia mencoba untuk kembali fokus dan beberapa alasan berlabel ‘aman’ kembali muncul di pikirannya.

 “Minhyunie hyung banyak mengajariku gerakan-gerakan yang menurutku sulit. Ia juga memberi banyak saran tentang bagaimana mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan di atas panggung seperti misalnya in-ear yang terlepas, mikrofon yang tidak berfungsi, malfungsi pakaian……”

Lima orang trainee lainnya hanya tersenyum dan saling melempar pandangan penuh arti mendengar jawaban panjang dari trainee termuda itu. Mereka masih diam dan lagi-lagi mengangguk setuju ketika maknae mereka selesai dengan penjabarannya.

“Hwang Minhyun memang istimewa. Tidak heran banyak orang yang suka dan ingin dekat dengannya,” kata Sanggyun, menatap rekan-rekannya untuk meminta persetujuan.

“Yap, kau benar, hyung. Tetapi, kurasa tetap saja Yoo Seonho kita adalah salah satu orang beruntung yang berhasil sangat-dekat dengan Hwang Minhyun,” kata Hyunbin, memberi penekanan pada kalimatnya sembari menoleh kepada subjek pembicaraan.

Seonho baru saja akan berterima kasih ketika Donghan menyahut: “Apa kita harus cemburu karena anak ayam ini berhasil mencium pipi seorang Hwang Minhyun sunbae-nim pada konser final?”

Seluruh studio bersorak menggodanya sementara bocah itu kehilangan kata-kata. Ia tertawa malu, menutup wajahnya dengan tangan untuk menutupi rona merah yang kini menghiasi wajahnya. Beberapa kilatan memori tentang waktu-waktu yang dihabiskannya bersama pria itu kembali menyapa benaknya.

Ya, aku dekat dengan Minhyun hyung. Ia sangat baik, ia juga terkadang memberiku beberapa makanannya. Tetapi, di atas itu semua, aku punya alasanku sendiri. Aku berusaha mendekatinya karena aku merasa sangat nyaman berada di dekatnya. Hyung juga sepertinya tidak terlalu mempermasalahkan keberadaanku. Ia selalu memperlakukanku dengan sangat baik, dan itu membuatku benar-benar jatuh untuknya..

Bocah itu mengangkat wajahnya sedikit untuk melihat reaksi orang-orang. Ia melihat mereka masih larut dalam tawa.

Dan ciuman itu.. bagiku, rasanya seperti sebuah ciuman perpisahan, karena setelah itu aku nyaris tidak pernah bertemu dengannya lagi. Itu seperti yang pertama dan terakhir kalinya.

         Staff pewawancara itu berdehem dan membetulkan kartu pertanyaan di tangannya. Perasaan gelisah menyelimuti bocah itu sementara staff mulai bersiap-siap untuk beberapa pertanyaan terakhir. Bocah itu masih saja tenggelam dengan pikirannya sendiri. Ia mengingat momen ‘pertemuan’nya dengan pria kesayangannya pada penampilan Wanna One di sebuah mall beberapa minggu yang lalu.

            Menatap matanya lagi setelah berbulan-bulan rasanya sedikit aneh. Tetapi, matanya tetap sama. Tatapan yang tajam, tetapi hangat dan  menghanyutkan di saat yang bersamaan. Ah, apa hyung menangkap pesanku kemarin?

“Baiklah, ini dua pertanyaan terakhir. Oh, tidak- sebelumnya aku ingin mengkonfirmasi. Melihat reaksimu sejak di Produce 101, jadi kau benar-benar menyukai Hwang Minhyun, ya, Yoo Seonho-ssi?” tanya staff itu dengan senyum di bibirnya.

Lima orang trainee di sekelilingnya mengangguk dan tersenyum simpul tetapi mereka tidak mengatakan apa pun demi menghindari protes kedua dari bocah itu. Lamunannya terputus, dan bocah itu sedikit terkejut merasakan lima pasang mata menatapnya penasaran, menunggu kejelasan jawaban dari bibirnya. Ia memasang wajah berpikir sambil mengumpulkan segenap kesadarannya.

Hyung, apa kita akan bertemu lagi?

Aku.. ingin melihatmu lagi.

Aku ingin hanya kita berdua, tanpa gangguan apapun.

Remaja 16 tahun itu tersenyum malu dan tertawa kecil sebelum akhirnya menjawab dengan tegas:

“Ya, aku sangat menyayanginya. Aku mencintainya.”

 

 

 

_______________________________________________________________________________________________________________________

Saya kembali lagi~

Bagaimana pengakuan anak ayam kita di chapter ini?

Anyway, terima kasih sudah membaca!

-cutiepie21-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kumakura #1
sukaa, kutunggu author-nim lanjutannya, suka couple seonho minhyun sejak pd 101, sayang seonho gk debut bareng wanna one ?
Sky_Wings
#2
Chapter 9: Bagus ceritanya! ^^d
izz_suzzie
#3
Chapter 8: kutunggu kelanjutannya
izz_suzzie
#4
Chapter 7: akhirnya lanjut juga...
aduh kirain di minhyun bakal dateng ke rumah seonho, eh ternyata enggak.
tapi nelpon aja udah bikin seonho seneng kok ya, apalagi kalo ketemuan terus makan bareng. astagaaaah aku gak sabar
ditunggu kelanjutannya.
semangat terus ya ^^
izz_suzzie
#5
Chapter 6: greget greget manis rasanya...
mungkin ini yang mereka rasain sebenernya ya.. kangen tapi pada sibuk.
seonho gws dek, sabar ya...
semangat buat authornya. aku sllu tunggu apdetannya :)
izz_suzzie
#6
Chapter 5: akhirnya ada kemajuan meski cuma sebatas pesan, seenggaknya ada momen buat mereka...
asyiknya mereka ngapain ya? kok nganu sih!!
ah mending makan berdua aja dulu, kan buat nepatin janjinya minhyun ke seonho... habis itu ngabisin waktu berdua di taman atau mungkin berkunjung ke dorm w1 ??
ah gak tau!! terserah author aja...
ditunggu kelanjutannya
izz_suzzie
#7
ya ampun... aku suka ff nya.
kapan mereka dipertemukan?? nyesek mereka saling kangen tapi gak punya waktu buat ketemuan...
next plisss
mohnium #8
Chapter 2: Waaah akhirnya ada ff tentang minhyun sama seonho.lanjutin thooor