CHAPTER 3
ADORE YOUAku bangkit perlahan dari tempat tidur lalu segera menutupi tubuh telanjangku dengan pakaian. Kemudian aku berjalan kembali ke tempat tidur, duduk di tepinya dan membetulkan letak selimut Jisoo, menjaga gadis cantik itu tetap nyaman dalam tidur lelapnya. Wajah damainya tampak begitu indah, aku baru tahu jika wajah seseorang akan tampak begini indahnya saat tertidur. Kemudian nama Chaeyoung muncul lagi di pikiranku…
Aku tidak ingat pernah memandang wajah damai Chaeyoung saat dia lelap tertidur…
Ya, itu karena Chaeyoung selalu tidur setelah aku dan bangun sebelum aku. Dan jika aku melihatnya tertidur pun, aku tidak pernah memberi sedikit waktuku untuk memandang wajahnya seperti saat aku memandang Jisoo saat ini. Kenapa aku melewatkan banyak hal ketika aku bersama Chaeyoung? apa mungkin itu yang membuatku merasa hubunganku dan Chaeyoung lambat laun jadi membosankan?
Aku mengecup kening Jisoo pelan, lalu mengelus rambutnya sekali lagi. Melihatnya seperti ini membuatku merasa harus melindunginya bahkan dari udara dingin sekalipun. Hal yang tidak pernah aku rasakan saat aku bersama Chaeyoung. Tapi bukankah semua wanita harus dilindungi ? Aku pikir aku sudah memperlakukan Chaeyoung dengan tidak semestinya. Saat dia masih jadi pacarku, aku tidak memperlakukannya seperti seorang pacar. Aku tidak melindunginya, aku tidak berusaha membahagiakannya. Dan sekarang, aku malah mulai berpikir untuk melindungi seseorang yang baru aku kenal sehari. Apakah ini berarti aku akan serius dengan Jisoo? apa aku sudah siap untuk hubungan selanjutnya? Apakah aku mencintainya?
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan yang muncul di pikiranku, lagipula terlalu dini memikirkan hal itu. Jisoo dan aku baru bertemu kemarin sore, lalu kami bercinta malam harinya, dan paginya aku sudah memikirkan tentang hubungan kami dan cinta? Ini tidak benar. Aku memutuskan untuk membuang jauh pikiran itu dan beranjak dari kamar, mencoba membuat sarapan untuk Jisoo. Aku yakin dia akan sangat lapar saat bangun nanti. Tapi tunggu dulu, sejak kapan aku berpikir untuk membuat sarapan untuk orang lain? Karena selama empat tahun bersama Chaeyoung, tidak pernah sekalipun aku mencoba untuk memasak untuknya.
Sesuatu pasti sudah berjalan dengan salah di dalam dirimu, Lisa.
Aku mengabaikan isi kepalaku lagi dan mencoba mencari bahan makanan apa yang tersisa di dapur yang bisa aku olah menjadi makanan. Aku membuka kulkas, ada keju dan orange jus. Aku membuka lemari penyimpanan, ada roti. Ini saatnya membuat sandwich. Bisa dibilang aku cukup canggung melakukan ini, karena ini pertama kalinya. Membuat sandwich mestinya hanya membutuhkan 10 sampai 15 menit, tapi sepertinya aku sudah setengah jam melakukan ini. Aku memang tidak pandai memasak, dan memasak untuk seseorang selain diriku membuat pekerjaan ini terasa 5 kali lebih rumit. Apa aku sudah melakukannya dengan benar? Apa rasanya sudah pas? Apa Jisoo akan menyukai ini? bagaimana kalau Jisoo alergi keju?
Dan sesaat setelah aku selesai dengan menu sarapan ala kadarnya, seseorang memelukku dari belakang. Dia sudah bangun rupanya. Aku berbalik badan, menemukan Jisoo sudah dengan baju yang dia pakai semalam. Terasa agak aneh bagiku, karena terakhir kali aku berada di posisi ini wajah Chaeyoung lah yang aku lihat, dan lebih sering dengan tubuh yang hanya dibalut underware. Di dalam hatiku, tanpa sadar aku mengharapkan melihatnya tanpa pakaian lagi. Tubuh telanjangnya kelihatan sangat seksi, aku suka wanita seksi.
“Hey, selamat pagi tukang tidur”
“Selamat pagi, sayang. Kau rajin sekali pagi-pagi sudah di dapur menyiapkan sarapan”
Aku tidak salah dengar kan? Dia baru saja memanggilku dengan sebutan ‘sayang’? Aku tiba-tiba menjadi gugup setelah mendengarnya. Tapi, sepertinya aku menemukan satu hal yang janggal lagi. Sejak kapan aku kembali menyapa seseorang dengan ucapan ‘selamat pagi’?. Bukankah aku sudah bosan dengan itu? kenapa sekarang aku mengucapkannya dengan bersemangat?
Lisa, sesuatu memang sudah berjalan dengan salah di hidupmu…
“Ya, karena kau pasti akan kelaparan saat bangun, jadi aku membuatkanmu sarapan. Ini, makanlah. Isi perutmu”
Jisoo menggapai sandwich buatanku dan langsung melahapnya. Melihat gigitan pertamanya membuatku tambah gugup. Dia mengunyah dengan semangat, tapi tiba-tiba raut wajahnya berubah seperti menemukan sesuatu yang menjijikkan. Dia berhenti mengunyah dan dengan cepat mengambil tissue lalu mengeluarkan sandwich yang baru saja dia kunyah.
“Ada apa Jisoo? Apa ada yang salah dengan itu?”
Aku jadi sangat panik. Aku membantunya mengambil lebih banyak tissue untuk dia mengelap mulutnya, lalu memberinya air putih. Wajah Jisoo masih terlihat tidak baik-baik saja, sepertinya dia sudah memakan sesuatu yang sangat dia benci.
“Lisa, lain kali jangan pernah memberiku keju, rasanya benar-benar menjijikkan!”
“Maaf… maafkan aku, Jisoo. Aku benar-benar tidak sengaja, aku tidak tahu kalau kau tidak suka keju”
“Bukan tidak suka, tapi SANGAT BENCI !”
Okay, aku mengerti sekarang. Penegasan dari Jisoo cukup membuatku mengerti seberapa besar ketidaksukaannya pada keju. Dan bisa dipastikan bahwa masakan pertamaku gagal total. Aku tidak menyangka memasak sarapan bisa jadi serumit ini. Padahal Chaeyoung kelihatan sangat menikmati kegiatannya setiap pagi memasak untukku, dan harus kuakui dia tidak pernah gagal memanjakan lidahku dengan masakannya. Aku harusnya mengucapkan banyak terima kasih kepada Chaeyoung untuk itu, tapi aku tidak melakukannya. Aku tidak memberikan apa yang harusnya dia dapatkan. Bahkan tidak sepatah ucapan terima kasih pun dariku.
“Baiklah, aku mengerti. Bagaimana kalau sekarang kita bersiap-siap, aku akan ajak kau sarapan menu favoritmu sebagai gantinya”
Aku sudah memakan gadis ini semalaman penuh, dan aku pikir pagi ini dia pantas mendapatkan makanan kesukaannya.
“Yeay!!! Kalau begitu aku ingin McMorning, sayang”
Comments