CHAPTER 1

ADORE YOU
Please Subscribe to read the full chapter

9:45 AM

Bunyi itu sudah berkali-kali masuk dalam mimpiku. Bahkan di dalam mimpi pun aku membenci bunyi itu. Aku mengeluarkan lenganku dari selimut, berusaha menggapai alarm  di atas meja di samping tempat tidur, kali ini aku memastikan bahwa aku melakukannya dengan benar. Aku membuka sedikit mataku untuk lebih memastikan. Okay, sudah mati. Bunyi itu sudah benar-benar hilang. Aku menutup kembali mataku, membenarkan selimutku, dan mencoba melanjutkan kembali mimpiku. Aku mencoba mengingat-ingat kembali sampai di mana mimpiku tadi. Otakku berputar, mencari di mana titik mimpiku terhenti.

 

 

Ah sampai di mana tadi? Aku pergi ke Roma?

 

 

Bukan, coba cari lagi.

 

 

Aku membeli kamera baru?

 

 

Mendekati, coba lagi.

 

 

Hmmm? Aku bertemu seorang gadis berambut coklat?

 

 

Ya, dia bagian dari mimpiku, tapi siapa dia? Sepertinya aku mengenalnya.

 

 

 Eh, ngomong-ngomong tentang gadis berambut coklat, kemana gadis berambut coklat di sampingku? Rasanya sudah sejak tadi aku tidur sendirian?

 

 

Gadis berambut coklat itu, apa dia yang ada di mimpiku? Aku tidak tahu. Aku membuka kembali mataku, lebih karena rasa penasaran akan keberadaan wanita yang setiap malam selama 4 tahun belakangan selalu menemani tidurku. Dia bukan istriku, kami belum menikah. Dia juga bukan tunanganku, aku belum melamarnya. Dia pacarku. Pacar yang mungkin terlalu sempurna untukku.

 

 

Di mana dia? Sesaat setelah pertanyaan itu muncul di kepalaku, indra penciumanku merasakan aroma yang sangat kukenal. Pancake pisang. Rasa lapar memaksaku keluar dari selimut dan turun dari tempat tidur. Kalau bukan karena rasa lapar ini, mungkin aku akan berada di tempat tidur hingga sore. Aku melangkah malas menuju dapur, dan benar, dia ada di sana. Dia masih dengan baju tidurnya, dia seksi. Ya, pacarku seksi. Tapi aku tidak ingin memujinya untuk itu. Pacarku sangat merawat tubuhnya, kulitnya halus, bentuk tubuhnya berlekuk sempurna, tapi aku tidak akan memujinya pagi ini untuk itu. Aku sudah terlalu sering mengatakan itu, aku pikir dia sudah tahu dia punya tubuh yang seksi. Dan tidak, aku tidak sedang ingin menyapanya untuk sekedar ucapan selamat pagi. Kami sudah empat tahun hidup bersama, aku sudah bosan dengan ucapan selamat pagi.

 

 

Dan tanpa mengucap apapun, tanpa menyapanya, aku duduk di meja makan, tepat di belakangnya. Dia menyadari kedatanganku dan segera merengkuhku, mencium pipiku.

 

 

“Selamat pagi, sayang. Aku sudah membuatkanmu pancake pisang kesukaanmu, spesial untukmu”

 

 

Suara itu, sudah aku dengar setiap hari selama 4 tahun. Suara yang dulunya begitu aku kagumi, suara yang dulunya sangat aku nantikan untuk aku dengar, sekarang rasanya telingaku sudah terlalu penuh dengan suara itu. Tiba-tiba ingatan tentang masa lalu muncul di kepalaku. Dulu suaranya adalah alasanku untuk hadir setiap hari di kelas musik, padahal semua orang tahu aku sangat tidak berbakat dalam bidang itu. Dulu suaranya bagaikan vitamin untuk tubuhku di pagi hari, membuatku bersemangat seketika. Dulu suaranya adalah hal pertama dan terakhir yang ingin aku dengar setiap hari.

 

 

Tapi itu dulu.

 

 

Sekarang? Entah mengapa suara itu seperti sudah kehilangan sihirnya. Atau karena aku yang sudah bosan mendengarnya?. Bahkan hal terindah sekalipun akan membosankan jika kau melihatnya setiap hari, bukan begitu?. Atau memang aku yang tidak tahu diri? Apa memang aku yang tidak bersyukur?

 

 

Aku punya pacar yang cantik, seksi, dengan tubuh yang sempurna dan suara yang menawan, ditambah dia sangat perhatian dan pengertian, dia bahkan memasak untukku, dia memasak menu favoritku setiap hari. Tapi sekarang aku bosan dengan kehadirannya.

 

 

Sepertinya memang aku yang tidak tahu diri.

 

 

“Chaeng, lain kali pastikan kau mematikan alarmnya sebelum kau keluar kamar. Aku terpaksa bangun berkali-kali hanya untuk mematikan alarm konyol itu. Ini akhir pekan, aku butuh istirahat”

 

 

Bahkan tidak ada ucapan terima kasih untuk sarapan yang sudah dia buatkan untukku. Aku ingin mengucapkanya, sungguh. Tapi entah mengapa rasa kesal dari bunyi alarm itu malah tiba-tiba meluap ketika aku memandang wajah cantiknya, dan seketika aku meluapkan kekesalanku padanya.

 

 

“Benar, kau pasti lelah sekali, kau lembur setiap hari selama seminggu penuh. Maafkan aku sayang, lain kali akan aku matikan alarmnya saat akhir pekan. Akan aku pastikan kau beristirahat dengan tenang”

 

 

Tapi dia malah tersenyum.

 

 

Kenapa kau tersenyum? Kau tidak tahu kalau kau sangat cantik saat tersenyum?. Tapi tidak, aku tidak akan memujimu untuk senyum itu dan untuk wajah cantikmu. Wajah cantik yang dulu aku rela mati demi melihatnya. Wajah cantik yang dulu memenuhi memori kameraku. Wajah cantik yang hampir setiap hari muncul di mimpiku.

 

 

Tapi itu dulu.

 

 

Sekarang rasanya tidak ada yang spesial di wajahnya. Dia terlihat seperti manusia lainnya, terlihat seperti wanita lainnya. Wajah ovalnya, dengan sepasang alis dan bola mata berwarna coklat. Hidung yang berfungsi dengan baik, dan bibir yang aku sangat hafal bagaimana rasanya. Dia terlihat seperti manusia lainnya. Tidak ada yang terlalu istimewa dengan itu.

 

 

Aku melahap pancake pisang buatannya dengan sedikit rakus karena aku sangat lapar dan sedikit kesal. Dia memandangiku dari detik pertama hingga detik terakhir aku di sana. Dengan senyum yang tidak pernah putus. Ada apa dengan dia? Apa dia sudah gila? Kenapa dia terus tersenyum seperti itu?

 

 

“Sayang, pelan-pelan menelannya, kau bisa tersedak”

 

 

Aku  menegakkan kepalaku dan meletakkan garpu yang sedang aku pegang. Entah mengapa mendengar suaranya membuatku kesal.

 

 

“Aku lapar dan aku lelah. Tolong jangan cer

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
PastaChaeng
#1
Chapter 10: Just found this story and this is so good!! Sampe begadang lmao, berasa gak bisa tidur kalau belum baca sampai tuntas. Penasaran xD
Btw i can relate with Lisa, i was a bastard too. But I can't back to my ex, he's already married someone else and now i'm trapped in a relationship which i even not sure if i really love my current bf :(
Laboli #2
Not in English can't understand language
Leynsha_9567 #3
Its not english :'(
JennieKim_96 #4
Chapter 10: Tiba" jadi rated M... Wowww :v :v
Fazaa5 #5
Can’t wait for the next chapter
Blinke #6
Please update chapter 10...its so good...
bpmaknae
#7
Chapter 9: Yaampun shock bacanya aaa lisa :( semoga lisa ketiduran lol
nrmrh3112
#8
Chapter 8: melihat blackpink house sama senang nya melihat author update :D
xZeiki #9
I'm relying with you Google Translate xD
Fighting authornim
mononct23 #10
Wow