keep secret

Description

apa kau bisa menjaga rahasia? rahasia yang benar-benar harus kau simpan rapat-rapat

cast : leo N ravi ken hongbin hyuk (vixx)

Foreword

 

Chapter 1

Selamat membaca

vixx-vixx-vixx-jellyfish-vixx-vixx-vixx-jellyfish-vixx-vixx-vixx-jellyfish-vixx-vixx-vixx

Ketika hakyeon akan membuka loker sekolahnya, ia menemukan secarik kertas yang menyelip pada pintu lokernya. Ia mengedarkan pandangan disekitar loker sebelum ia mengambilnya namun ia tak melihat siapapun kecuali dirinya walau ia sebenarnya tahu bahwa siswa yang tersisa disekolahan hanyalah dirinya, ia terlambat pulang karena ia harus memenuhi tugasnya sebulan sekali sebagai assisten penjaga perpustakaan. Ia memastikan, mungkin saja orang yang memberikan secarik kertas itu masih di sini menunggu dirinya untuk melihat reaksinya dikala ia sedang membaca kertas tersebut.

Hakyeon, tidak begitu terkejut jika dia mendapatkan kertas atau surat selalu terselip di lokernya. Ia hampir setiap hari mendapatkannya dan kebanyakkan surat-surat yang dilayangkan padanya adalah surat pernyataan cinta, baik dari para wanita ataupun laki-laki disekolah/diluar sekolah tetapi ia tak pernah memberi jawaban bersedia menjadi kekasih dari salah satu surat pernayataan cinta, ia selalu menolaknya.

Ia hanya ingin bersenang-senang seperti teman yang lainnya, bersahabat, menghabiskan waktu bermain dan belajar kelompok bersama juga giat belajar untuk mengejar mimpi. Ia berkomitmen, ia akan menemukan cintanya setelah ia diterima dari universitas yang ia impikan.

Ya, jika dia mendapatkan surat berwarna lembut dan wangi; sesungguhnya ia menjadi narsis atau sangat percaya diri sekaligus bangga namun kali ini, Kertas yang ia dapat malah membuatnya kecewa. kertas itu seolah sedang mengejeknya dan menyadarkan dirinya untuk tidak terlalu berdelusi tinggi. Kertas itu berwarna putih lusuh seperti kertas bekas, asal disobek; isi surat itupun tak ada kata-kata romantic, yang ada hanyalah tulisan 12 digit tanpa ada nama pengirim, unknown. Kertas yang cukup menyebalkan, kertas yang berhasil menghilangkan good mood hankyeon yang ingin cepat-cepat pulang. Kertas yang pada akhirnya, ia masukkan lagi ke dalam loker dan tidak jadi dibawanya pulang seperti kebiasaan sebelumnya. Kertas yang ia coba untuk ia lupakan, seolah tidak mendapatkannya.

vixx-vixx-vixx-jellyfish-vixx-vixx-vixx-jellyfish-vixx-vixx-vixx-jellyfish-vixx-vixx-vixx

Jam istirahat pertama, Hakyeon memeriksa isi lokernya. Tumpukkan surat sudah memenuhi lokernya. Ia menilik satu per satu surat tersebut, jika ada yang menarik dari yang lain, ia kan membukanya saat itu juga tapi jika tak ada yang istimewa maka ia membiarkan surat-surat itu tertata rapi didalam loker dan ia akan membaca surat-surat itu setelah sekolah berakhir. Ia berhenti memilah-milah, ada kertas lusuh yang mirip dengan kertas kemarin.

Ia berpikir itu kertas yang isinya sama, ternyata itu surat kedua; kali ini beberapa kalimat tertulis jelas aku mempunyai sebuah rahasia. Tanpa babibu, ia mencari kertas kemarin, membongkar isi loker, menjadi tidak rapi lagi dan ia telah menemukannya,  lalu memasukkan kedua kertas itu kedalam saku seragamnya sambil mengambil teks book untuk pelajaran berikutnya, tak lupa ia mengunci lokernya, sedikit berlari ia menuju lorong kelas.

.

.

.

"jaehwanie, apa kau mau nanti menginap kerumahku? Kamu boleh mengajak wonshik." Kata hakyeon, si laki-laki manis berkulit cukup gelap berbeda dengan warna kulit orang korea pada umumnya. "tidak seperti biasanya, hyung?" jawab Jaehwan; laki-laki berhidung mancung dengan kontur wajah yang menggemaskan .

"ibuku ke rumah nenekku yang sedang sakit dan ayahku sedang tugas keluar kota. Aku tak suka tidur sendirian dirumah." Ungkap Hakyeon. "ayolah, jaehwan. Besukkan sabtu, tak ada pelajaran hanya ekstrakulikuler saja. Menginaplah sampai hari minggu ya? ibuku baru kembali hari senin." Terang Hakyeon, memaksa dan merajuk menggunakan puppy eyes; yang sebenarnya malah membuat jaehwan iritasi tapi ia tak pernah menunjukkannya. Jaehwan sudah cukup lama berteman dengan hakyeon, sejak ia pindah di satu komplek perumahan dengan hakyeon dan kebetulan SMA mereka sama. Jaehwan termasuk sahabat hakyeon, yang tak bisa menolak ajakkannya malahan jaewhan sangat suka jika ada yang mengajaknya.

"baiklah, hyung tapi aku harus kerumah dulu mengambil pakaianku." Singkat jaehwan membalas pelukkan hakyeon sebagai ungkapan rasa senang juga karena hyungnya memelukknya begitu erat meskipun jaehwan merasa hakyeon terkadang terlalu berlebihan.

vixx-N-vixx-Leo-vixx-Ken-vixx-Ravi-Vixx-Hongbin-vixx-Hyuk-vixx

Dirumah yang tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu sempit; isi rumah tertata rapi dengan interior yang unik. Ruang keluarga dipenuhi foto-foto hakyeon dan orang tuanya. Hakyeon termasuk anak tunggal yang cukup dimanja dan dipenuhi kecerian didalam keluarganya.

Jaehwan dan wonshik sudah berada di kamar hakyeon yang mampu menampung 4-6 orang. Kasur lipatpun sudah ditata sedemikian apik, agar mereka bisa tidur nyenyak.

"aku ingin bercerita pada kalian? Ada sesuatu yang lebih menarik dari surat-surat yang ku dapat." Kata hakyeon menyela aktivitas 2 temannya yang asyik membaca surat-surat hakyeon hari ini. hakyeon sudah biasa menunjukkan beberapa surat tersebut pada mereka karena dua orang itu merupakn teman yang mampu membuatnya mau berbagi kelu kesahnya dan menghiburnya selain saudara sepupunya.

"wah, daebak. Tidak kusangka hyung mendapatkan pernyataan yang memabukkan dari wongeun."celoteh wonshik tidak mendengarkan ucapan hakyeon sambil menunjukkan surat tersebut pada jaehwan dan Hakyeon.

"hyung, apa pernah menghitungnya? Sudah berapa orang yang menembak hyung mulai masuk sekolah SMA kita sampai sekarang kelas 3." sahut jaehwan yang masih duduk dikelas 2 setelah melihat surat wogeun.

 "molla? Aku tak pernah melakukanya dan tidak berpikiran aneh seperti kalian." cibir hakyeon, mengangkat kedua bahu. “bagaiman kalo kita iseng, hyung. Menghitung  berapa banyak surat yang sudah kau terima?” lanjut jaehwan antusias. Ia ingin ada kegiatan yang menyenangkan.

"ada yang lebih menarik dari itu. Kalian pasti suka. " Tegas hakyeon sekali lagi, menarik surat yang masih di baca wonshik; meminta perhatian teman dekatnya.

"aish, hyung. Aku sedang kidmat membacanya." Ungkap wonshik sedikit kecewa, ia berpikir setidaknya ia bisa terinspirasi membuat lirik lagu dari surat wongeun. "memang apa yang menarik, hyung?" tanya jaehwan, beralih menatap hakyeon kembali memperhatikan  tingkah hakyeon yang masih setia duduk diatas kasurnya sedangkan wonshik dan jaehwan duduk dikasur lipat.

"aku mendapatkan surat aneh." Tukas Hakyeon akhirnya  bisa mencurahkan isi hatinya. "surat aneh gimana, hyung?" Tanya Jaehwan antusias, mendekati Hakyeon dengan tidak elit mendesak hakyeon kasar untuk memintanya bergeser agar ia bisa duduk manis di kasur hakyeon sambil mengambil boneka besar yang bersandar dipojokkan kasur hakyeon.

"yak, Jaehwan!" teriak hakyeon kesal, tetap mengijinkan jaehwan duduk disampingnya. "bukannya surat2 yang hyung terima selalu aneh-aneh?" Balas wonshik agak kurang tertarik, wonshik pernah membaca surat fans hakyeon, yang menurutnya cukup sinting. Bagaimana tidak dianggap sinting, jika amplop yang kau buka berisi kondom bekas pakai.

"bagaimana dengan yang ini?" Menunjukkan dua kertas kecil yang kuyuh pada teman-temannya itu, yang sudah ia ambil dari seragamnya yang belum sempat ia masukkan ditempat pakaian kotor.

Refleks, mereka mendekat dengan menyipitkan mata; menatap kertas tersebut."hmmm…cukup menarik." Kata wonshik menyeringai yang dikombinasikan dengan senyum aneh.

"yak, kenapa kau memasang muka mesum seperti itu?" jelas hakyeon mencela, jengkel; melempar bantalnya. Wonshik hanya tertawa sedangkan jaehwan hanya melihat mereka bingung.

"ayolah, hyung. Aku tidak berpikir seperti itu tapi bisa sajakan? Bagaimana kalau kita mencobanya?"Tegas wonshik, mengambil dua kertas itu yang tergeletak diatas kasur hakyeon; hampir terlupakan oleh mereka.

"jaehwan, kendalikanlah pacarmu itu." Kata hakyeon menyembik, memangku kedua tanganya didada sambil menunggu aksi wonshik yang sedang menelepon nomor yang tertera dikertas yang lusuh sedangkan si jaehwan hanya manggut-manggut imut, merespon omongan hakyeon. Sejujurnya jaehwan tidak tahu apa yang sedang dibicarakan kedua temannya itu.

Sudah beberapa menit berlangsung, sambungan telpon yang dilakukan wonshik tak juga terjawab; kotak pesan pun juga tak berfungsi pada nomor telpon tersebut. "kenapa tidak diangkat? Fans kamu tak ada yang waras, hyung?" kata wonshik frustasi, memutuskan telpon dan membantingnya diatas kasur lipatnya.

"JANGAN SALAHKAN AKU." Ungkap hakhyeon ikutan mengamuk."Kau sendiri yang melakukannya." lanjut hakyeon merebut kertas itu dan membuangnya kasar ke dalam laci,nakas.

“ini tidak menarik. Pasti itu fansmu memang sinting. Bagaimana bisa dihubungi kalo nomornya saja mati. Jangan2 itu nomor sedot wc.” Kata wonshik sambil tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Jaehwan pun ikutan tertawa keras ketika wonshik berkata kasar seperti itu meski ia masih tidak paham arah pembicaraan mereka.

“yak, kau. Dan kau. Awas saja.” Cerocos hakyeon gusar, memukul wonshik dan jaewhan brutal dengan guling disampingnya.

“aduh, sakit hyung. Ampun” teriak mereka bersamaan pada akhirnya malah saling pukul-memukul dan menghindar.

Wonshik murid kelas pertama yang satu sekolah dengan hakyeon dan jaehwan,ia laki-laki tampan yang tanpa malu menembak jaehwan, yang saat itu jaehwan merupakan kakak kelasnya yang berada di tingkat kedua. wonshik mengucapkan pernyataan cinta setelah seminggu mengikuti ospek, kala itu jaehwan adalah pengisi acara ospek terakhir sebagai instruktur out bond.

-TBC-

(alur lambat) kunjungi juga wattpad dan ffn (HMOK13)

Comments

You must be logged in to comment
nonafaya
#1
Hey would you be able to write this in english? I would love to read it then ^^