keep secret

keep secret

Chapter 2

Selamat membaca….

VIXX-vixx-vixx-N-LEO-KEN-RAVI-HONGBIN-HYUK-VIXX-vixx-vixx

"haish…" sambil mengeplak kepala orang yang tidur disofa, ruang keluarga. "hei, kalian bangun. Memangnya ini rumah kalian?" berlanjut menendang kaki orang lain yang tidur dilantai beralasan karpet bludru tebal. "apa kalian membolos sekolah?" kata orang yang seenaknya memukul kedua orang itu dengan sikap yang tidak berprikemanusiaan.

"hyuk?" balas orang yang tidur diatas karpet dengan suara serak sambil mengucek mata. Orang yang dipanggil hyuk tidak mendengarkan sapaan orang itu malahan ngacir keruang dapur.

Sementara orang yang sudah bangun tadi, membangun orang yang masih pulas seperti orang mati di sofa."Wonshik bangun. Kita bisa terlambat masuk sekolah."bujuk orang tersebut, mengguncang-guncang tubuh wonshik.

orang yang dipanggil Hyuk sudah beralih lagi, naik kelantai 2 menuju kamar hakyeon; ia kecewa tidak ada sarapan pagi dimeja makan.

.

.

.

"hyung, bangun. Ayo, buatkan aku sarapan. Kau harus bertanggung jawab." Menggoyangkan tubuh hakyeon, hyuk sudah duduk dipinggiran kasur tanpa permisi ataupun sekedar mengetuk pintu kamar hakyeon.

"hemm, iya…" ucap hakyeon agak malas, hakyeon salah satu orangyang mudah terbangun jika ada yang mengusik tidurnya walaupun itu sengaja ataupun tidak. ia bersandar di kepala kasur; berusaha mengumpulkan nyawanya sambil menghelai napas pelan, mengusap-udap wajahnya pelan.

"hyung, aku menemukan ini tadi di depan pintu rumah." Meletakkan kotak hitam kecil diatas kasur. "dari siapa?" Tanya hakyeon, setelah berhasil memulihkan diri dari tidurnya. "tidak tahu, tak ada alamat pemilik atau petunjuk apapun." Mengangkat kedua bahunya, menunggu hakyeon membuka kotak hitam itu.

Hakyeon, membuka kado hitam itu terbungkus pita biru muda, hanya lipatan kertas rusak bertulisan Apa kamu bisa menjaga sebuah rahasia?

"apa dari penggemarmu? dia bilang apa?" terang hyuk penasaran, menaik turunkan kedua alisnya. Ia tidak bisa ikut  melihat isi tulisan kertas using itu, hakyeon membacanya begitu dekat dengan matanya seolah itu privasinya yang kali ini tidak bisa diganggu gugat oleh saudaranya.

"tidak ada, hanya orang iseng aja." Singkat hakyeon, entah kenapa ia tidak ingin sepupunya tahu mengenai surat usang tersebut; ia berpikir akan merepotkannya dan hyuk pasti akan mengejeknya terus menerus jika dia memiliki penggemar baru yg cukup freak.

Hyuk lah saudara yang paling peduli dan sayang dengannya, hyuk termasuk saudara yang bisa diandalkan dengan pemikirannya yang matang, lebih dewasa dari usianya. Hyuknya pun juga begitu menggemaskan dan membuatnya merasa benar-benar memiliki saudara adik yang lucu.

Sejujurnya, Hakyeon mulai khawatir; pengirim kertas lusuh itu mengetahui rumahnya. Penggemar beratnya pun tak ada yang tahu rumahnya, jika pun mulai ada yang menguntitnya, ia bakalan akan singgah sementara ke rumah hyuk sebagai sasarannya meskipun dilain hari hyuk akan balas dendam padanya dengan mengusilinya selama berhari-hari atau meminta jatah dibuatkan bekal makanan selama satu bulan penuh tapi terkadang ia mampir ke rumah wonshik untuk menipu stalkernya hingga dihari berikutnya wonshik akan mengerjainnya balik, dengan menelponnya tengah malam hanya untuk sekedar menakut-nakutinya.

Wonshik dan hyuk, tidak begitu keberatan rumah mereka dijadikan target kejahilan penggemar hakyeon yang gila asalkan sebagai gantinya hakyeon harus mau memberikan timbal balik pada mereka bukan berarti pertemanan mereka bukan untuk keuntungan diri sendiri saja namun untuk mempererat hubungan mereka, seperti wonshik meminta hakyeon untuk membantunya mencarikan kado buat jaehwan atau kejutan lain untuk teman dekat lainnya.

"kenapa dia bisa tahu rumah, hyung? ternyata penguntitnya cukup pintar juga." Selidik hyuk, mengusap-usap dagunya layaknya detektif yang sedang berpikir keras untuk memecahkan kasus. Hyuk berharap hakyeon mau berbagi cerita soal kotak hitam yang baru diterima hakyeon itu. Ia mulai penasaran, hakyeon hyung-nya tidak biasa menutupi sesuatu yang mengganggu kesehariannya.

"sudahlah, ayo kita sarapan." Mengalihkan pembicaraan, menepuk pundak hyuk; bergegas turun. Pada akhirnya, Hyuk pun mengikutinya; mencoba meredam rasa penasarannya dan akan mencari sendiri jawabannya jika benar hakyeon hyung tidak bercerita padanya.

Hyuk tahu betul sifat suadaranya yang mudah sekali berubah seperti bunglon; cepat marah, mudah ceria dan tiba-tiba menangis jika diprofokasi secara terus menerus tanpa disadarinya akan tetapi perubahan sifat hakyeon akan cerah secara drastis bila ada yang memintanya sambil merajuk untuk dibuatkan makanan dari hasil tangan hakyeon itu sendiri, ia cukup bangga akan hal itu padahal makanan yang disajikan olehnya tidak begitu istimewa namun tidak buruk untuk dimakan.

Hyuk masih duduk dikelas 3 smp, rumahnya cukup jauh dari rumah hakyeon, hyuk sangat sayang dengan sepupunya satu ini karena menurutnya hakyeon memilki hati yang lembut dan mudah dikerjain.

Suasana pagi itupun menjadi ramai sebelum mereka berangkat sekolah untuk mengisi acara ekstrakulikuler. Diruang dapur menjadi kacau, berisik. Bagaimana tidak berisik, si ken dan hyuk saling berebut susu rasa banana miliki hakyeon yang tinggal 1 gelas sedangkan wonshik bukannya membantu malah menghancurkan dapur, ia membakar wajan sekaligus telur dadarnya. Nasi yang dimasak hakyeonpun menjadi encer melebihi bubur hanya gara-gara panik melihat kelakuan wonshik.

VIXX-vixx-vixx-N-LEO-KEN-RAVI-HONGBIN-HYUK-VIXX-vixx-vixx

Tak terasa hari minggu dan sabtu telah terlewati; walau hyuk, jaehwan dan wonshik menginap dirumah hakyeon. Mereka tidak sepenuhnya menemani hakyeon, mereka memiliki kegiatan sendiri hingga malam menjelang. Mereka memang teman dekat layaknya sahabat, mereka akan menempel kesana kemari tak terpisahkan namun mereka juga memiliki teman lain, kegiatan lain dan privasi lain yang mungkin tidak bisa diganggu oleh sahabatnya kecuali saling berbagi dan membantu.

Hakyeon juga tidak mempermasalahkannya sahabatnya tidak mengajaknya keluar atau melakukan kegiatan bersama karena hakyeon hanya meminta mereka untuk menemaninya tidur, yang berarti mereka bebas melakukan aktivitas lain tanpa perlu mengajak hakyeon. Hakyeonpun juga merupakan orang yang suka sibuk dirumah daripada keluar bertemu teman. Ia tidak mungkin menyuruh sahabatnya melekat padanya hingga mati kebosanan yang hanya melakukan banyak aktivitas dirumah.

"hyung? Apa kau baik2 saja." Kata jaehwan, melambai-lambaikan tangan didepan muka hakyeon.

"apa?" Tanya hakyeon sadar dari lamunannya. Jaehwan tidak mengulangi ucapnnya, ia hanya mendengus sebal; duduk disamping hakyeon, tak lupa si wonshik ikut duduk disebelah jaehwan dengan bergelayut manja.

"kau ingin membuatku iri-tasi, jaehwan?" balas hakyeon lagi, setelah benar-benar keluar dari dunianya sendiri dan melihat tingkah konyol wonshik.

"hyung? aku mengkhawatirkanmu."sela jaehwan merengut.

"Sejak kemarin tatapan hyung kosong, apa karena surat misterius itu?" tebak jaehwan hampir sepenuhnya benar.

"entahlah, jaehwan." Terang hakyeon Kembali menyeruput susu kotaknya, yang sempat ia abaikan.

Mereka duduk dibalik salah satu gedung sekolah yang bisa melihat pemandangan kota dari kejauhan.

Mereka sering menghabiskan waktu istarahatnya di tempat ini, tempat favorit mereka, bisa melihat hiruk pikuk kota atau sekedar menatap teriknya matahari beserta langit biru cerah. Sekolahan mereka berada didataran tinggi di kota tersebut.

"apa perlu kita menyelidiki bersama?" tawar jaehwan, menepuk wonshik lembut untuk menyuruhnya jangan bersikap manja dan membantunya untuk memecahkan masalah hakyeon hyung.

"apa hyung mendapat surat itu lagi, hari ini?" sahut wonshik, ia sudah duduk dengan benar. Mengeluarkan roti dan minuman kotak dari kantong jas dan celananya, menyodorkan makanan ia bawa pada jaehwan juga hakyeon.

"aku belum memeriksanya." Tukas hakyeon menghembuskan napas, mengambil roti isi yang diberikan wonshik dan mengigitnya pelan, agak tidak berminat tapi ia harus makan, perutnya sudah memberontak minta diisi. Susu tidak membantunya untuk mengganjal perutnya yang berbunyi.

"bagaimana kalo besuk kita membolos mata pelajaran dan kita menunggu seharian diruang loker? Mungkin kita bisa tahu siapa pelakunya." celetuk wonshik, asal bicara. Membuka plastik roti isi lalu diserahkan pada jaehwan yang meminta tolong padanya.

"kau ingin cari mati, wonshikkie? Mana mungkin kita bisa membolos dan tetap disekolah?" jelas jaehwan melotot, tak percaya dengan ide gila wonshik dan melampiaskan emosinya dengan memakan roti isinya secara rakus, cukup ganas layaknya orang kelaparan.

"sudahlah, tak usah dipikirkan. Aku harus focus. Bukankah aku akan segera lulus?" ucap hakyeon mengubah arah juga tak ingin teman-temannya menjadi khawatir karena ketidakjelasan dirinya pada kertas-kertas bodoh itu.

"ayo, kita kembali saja. Sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai." Bujuk hakyeon lagi, bediri dan membersihkan pantatnya. Menyimpan sisa makanannya kedalam kantong jasnya, sungguh ia tak bernafsu makan. Roti yag ia makan terasa hambar. Ia tidak berniat lagi mengabulkan permintaan perutnya yang perlu diisi penuh.

Tingkah hakyeon semakin membuat jaehwan khawatir."Ini salahmu wonshik."rajuk jaehwan lagi, memukul wonshik berkali2 tapi tidak terlalu keras; tak lupa ia menyerahkan bungkus rotinya pada wonshik begitu saja, yang menandakan jaehwan sangat kesal dengan wonshik.

"Aduh, jyanie. Ya, aku salah.." balas wonshik, mengadu kesakitan, berdiri menggejar jaehwan dan hakyeon yang sudah menjauh. Tak lupa menyimpan bungkus makanannya kedalam saku.

=TBC=

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nonafaya
#1
Hey would you be able to write this in english? I would love to read it then ^^