Chapter 7

LOVE ME LIKE YOU DO!

Setibanya di kediaman Yui, Haruka cukup kagum melihat rumahnya yang terlihat rapih dan sederhana. Bahkan saat memasuki rumahnya dia mencium aroma bunga mawar yang menyejukan. Wangi itu berasal dari pewangi yang di pasang di dinding dekat pintu masuk.

"Bersantailah dan anggap saja rumah sediri, aku akan menyiapkan semua kebutuhanmu."

"Hmm, arigatou." Yui pergi menuju kamarnya.

Selama berada di rumahnya, Yui memperlakukan Haruka dengan spesial dari mulai menyiapkan makan malam, menyiapkan air hangat untuk mandinya dan meminjamkan baju tidurnya. Hal itu membuat Haruka merasa tidak enak namun Yui menegaskan bahwa ia sangat senang dengan apa yang di lakukannya. Di sisi lain Haruka juga merasa nyaman di perlakukan spesial oleh gadis yang belum lama di kenalnya itu. Selain itu Yui juga dengan senang hati membantu Haruka mengerjakan tugasnya sembari diam-diam memandang wajah cantiknya.

Dia gadis pertama yang membuat hatiku berbunga-bunga. Aku suka sikap dan wajah asinnya, kecantiknya juga menggoda imanku. Aku perhatikan juga dia sangat manis ketika tersenyum. Maafkan aku Atsuko karena aku telah jatuh cinta dengan kekasihmu.

"Yatta... Selesai juga."

"Sulit bukan?"

"Tidak karena ada kau. Terimakasih untuk semuanya."

"Hmm kau juga bisa mengandalkanku untuk memanfaatkan kepintaranku."

"Tidak harus begitu juga, aku malah jadi bodoh nantinya."

"Aku menawarkan diri dengan senang hati loh!"

"Terserah, aku akan mengalihkan pembicaraan ini. Mengenai malam itu, aku sangat penasaran mengapa kau bisa tau? Apa seseorang memberitahumu? Jujur yang mengetahui hubunganku selama ini hanya Tomomi."

"Tomomi tau semuanya? Wah... Tidak juga, malah aku menyadari sendiri karena selama kita bergaul aku selalu memperhatikan kalian. Sikap kalian menunjukan bahwa kalian punya hubungan spesial dan saat melihatmu pergi setelah melihat Atsuko dan Minami bermesraan aku semakin menyadarinya. Entah bagaimana aku menjelaskannya lagi, pokoknya aku tau semuanya sekarang dan saat menyadari hal itu aku tidak percaya bahwa kau dan Atsuko belok!"

"Hmm, dia tau sejak kami duduk di bangku SMA. Dia memang teman baikku karena dia tidak mempermasalahkannya dan bisa menyimpan rahasia kami sampai saat ini. Lalu setelah tau apa kau tidak mersa jijik berteman dengan kami?" Yui terkekeh.

"Untuk apa aku merasa jijik, lagi pula sekarang aku sama seperti kalian."

"Aku sudah tau itu."

"Kapan? Aku bahkan baru memberitahumu."

"Bertahun-tahun aku menjadi gadis lesbian dan aku bisa membedakan mana yang lurus dan tidak. Aku mulai menyadari itu sehari setelah kau menyerangku. Sikap dan tatapan matamu berbeda dari biasanya, aku bisa melihat kau mulai menyukai perempuan."

"Tepat sekali!"

"Lalu apa yang membuatmu mulai menyukai perempuan? Jangan bilang setelah kau menyentuh paha mulusku?" Yui kembali terkekeh sembari menggaruk kepalanya mengingat masa lalunya yang buruk.

"Sentuhan itu aku melakukannya karena refleks bodoh! Begini, aku sering di sakiti pacarku dan jumlahnya tidak terhitung. Sehari sebelum kau datang aku kembali di sakiti pria yang sangat aku cintai sampai aku kapok dan membenci kaum laki-laki. Saat itu juga aku memutuskan untuk menyukai perempuan saja. Hubungan terlarang kadang terdengar indah di banding hubungan normal, kesetian mereka lebih dari orang normal. Tapi itu tergantung orangnya juga."

"Aku mengerti dengan perasaanmu."

"Kau tidak bertanya siapa perempuan yang aku sukai sekarang?"

"No, aku takut mendengarnya."

"Takut jika perempuan yang aku sukai adalah kau?"

"Aku akan lari sekarang juga!"

"Hahahaha aku hanya bercanda." Haruka mendesah lega kemudian ia bangkit dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Aku ngantuk!"

"Ini kan baru jam delapan malam, dasar payah!" Yui pun mengikutinya dengan berbaring di samping Haruka.

"Aku akan membunuhmu jika kau macam-macam apalagi berniat memperkosaku saat aku tidur."

"Aku tidak semesum itu, jangan khawatir." Keduanya perlahan mulai memejamkan mata mereka.

***

 

Mentari pagi menyapa dunia dengan warna ke kuningan yang merona. Pancaran sinarnya beserta hembusan angin segar menembus ke celah jendela rumah dan menyapa pemilik rumahnya.

"Enghhh!" Silau matahari dan hembusan angin itu akhirnya membangunkan Minami dari tidur nyenyaknya. Perlahan-lahan ia membuka matanya sembari terdiam sesaat untuk mengumpulkan nyawanya.

"Hoam!" Dia kemudian berbalik menatap wajah cantik gadis yang masih tidur pulas di sampingnya. Senyuman kecil pun muncul di wajahnya. Tangannya bergerak mengusap pipinya dengan hati-hati sembari terus memandang wajahnya.

Atsuko-san kau sangat cantik, aku akui itu. Kita berdua terlahir sebagai perempuan. Andai waktu bisa perputar kembali, jika aku terlahir sebagai perempuan maka kau tidak boleh terlahir di dunia ini. Andai aku terlahir sebagai seorang pria maka kau boleh terlahir di dunia ini dan menjadi pendamping hidupku untuk selamanya. Tapi takdir sudah berkata lain, sekarang di dunia ini kita terlahir dan hidup sebagai perempuan. Tch, cukup aneh aku mengatakan hal ini. Aku merasa ingin terlahir kembali sebagai seorang pria, apalagi setelah Paruru datang di kehidupan kita aku sangat ingin kau menjauh darinya.

Kali ini tangannya mengelus pangkal kepalanya.

Lama kau menjauh dariku, rasanya cukup aneh kau berada di sini. Tapi aku sangat senang kau bersamaku saat ini.

Tidark sadar matanya terkunci untuk terus melihat ke satu titik yaitu wajah Atsuko tanpa rasa ingin berpaling dari tatapannya. Tapi tidak lama kemudian Atsuko menggeliat lalu bergeser lebih dekat dengan Minami sampai bibirnya hampir menyentuh bibir Minami.

Dek dek dek dek dek!

Jantung Minami mendadak berdebar teringat dengan ciuman yang di berikan Atsuko semalam. Wajahnya juga mendadak terasa panas setelah melihat bibir merah Atsuko yang terlihat menggiurkan. Buru-buru ia berpaling dari tatapannya dengan bangkit dan berlari menuju kamar mandi.

"Whats wrong with me?" Minami memandang dirinya di depan cermin sembari menepuk-nepuk wajahnya yang memerah.

"Pasti ada yang salah denganku. Mengapa jantungku mendadak berdebar?"

Karena kau mulai menyukainya Minami.

"Hoi no no no! Aku tidak mungkin menyukai perempuan, sampai kapan pun aku hanya menyukai laki-laki." Dia bergidik ngeri dengan ucapan batinnya sendiri sembari menyentuh bibirnya.

"Dia telah mencuri ciuman pertamaku. Rasanya aneh, tapi mengapa aku merasa... Hih no way! Tenang Minami, di Jepang itu hal normal seperti orang yang bersalaman. Kau itu gadis normal ya aku memang normal huh." Akhirnya ia mencoba tenang dengan membasuh wajahnya kemudian keluar dari kamar mandinya.

"KYAAA!!!" Dia berteriak karena Atsuko tiba-tiba muncul di depan pintu.

"Kenapa kau?"

"T-tidak apa-apa. Aku terkejut kau muncul dengan tiba-tiba."

"Kau pikir aku hantu, minggir!" Atsuko menerobos masuk dan mulai membersihkan dirinya.

"A-aku akan menyiapkan sarapan untukmu."

"Hmm."

Piuh! Bahkan aku terkejut saat melihatnya, aneh.

Minami kemudian pergi menuju dapur dan memasak makanan kesukaan Atsuko.

Setelah semuanya siap Minami menyimpan sarapan paginya di atas meja lalu mengambil dua gelas kemudian menuangkan susu putih secukupnya. Tidak jauh darinya Atsuko muncul dengan mencium aroma yang membuat perutnya lapar.

"Wanginya enak!"

"Hmm kemarilah, aku memasak makanan kesukaanmu."

"Wah!" Atsuko berlari ke meja makan lalu duduk dan langsung melahap sarapannya.

"Tch, makan itu yang sabar."

"Berisik! Ini sangat enak dan sudah lama aku tidak makan masakanmu." Minami hanya tersenyum dan mulai melahap sarapannya.

Selama melahap sarapannya mata Minami tidak bisa diam untuk terus melihat Atsuko yang sibuk melahap sarapannya. Tidak sadar juga matanya fokus melihat bibirnya yang mengkilap karena minyak. Dia juga menelan ludahnya ketika Atsuko menjilat bibirnya dengan cara yang seksi.

Ahhh menggoda sekali rasanya! Selama ini aku baru sadar bibirnya cukup seksi.

Minami juga menjilat bibirnya membayangkan bagaimana rasa bibir Atsuko jika ia melumatnya sampai akhirnya ia sadar dengan apa yang di pikirkannya.

Barusan itu...

Minami berlari meninggalkan Atsuko menuju kamarnya dan kembali memandang wajahnya di depan cermin.

"OH MY GOD.... WHATS WRONG WITH ME?" Seperti tadi, wajahnya kembali memerah dan jantungnya kembali berdebar.

"Aneh, semalam itu setelah dia menciumku aku baik-baik saja tanpa merasakan perasaan seperti ini. Tapi sekarang mengapa jadi begini? Sekuat itu kah efek ciuman semalam hingga membuat aku berpikiran aneh? Oh tidak!" Minami menggeleng-geleng kepalanya sembari mondar mandir dan kembali menatap dirinya di cermin.

"Huh kau harus ingat Minami, kau tidak suka perempuan dan mungkin ini karena ciuman pertamamu sehingga kau merasa seperti ini. Hanya kembali ke meja makan dan bersikap seperti biasanya, kau tidak harus memikirkan hal aneh seperti tadi." Dia menarik napasnya sejenak kemudian kembali ke dapur. Sesampainya di sana, ia mengerutkan keningnya melihat piringnya yang bersih.

"Sarapanku mana?"

"Sudah masuk ke dalam perutku."

"Tch, dasar rakus!"

"Salahmu meninggalkan makanan enak di depanku."

"Yayaya!" Akhirnya Minami hanya meminum susu.

"Tadi itu aku lihat kau bersikap aneh dan aku tau kau menatap bibirku saat aku makan. Jangan-jangan karena ciuman semalam kau jadi ketagihan dan menginginkannya lagi?"

"Uhuk!" Minami sedikit menyemburkan susu yang di minumnya. Beruntung itu tidak mengenai Atsuko yang cengengesan sekarang.

"Fakta mengatakan jika seseorang melontarkan pertanyaan dan orang yang di tanya itu batuk, berarti pertanyaan yang di tanyakan itu benar!"

"Tidak ada istilah seperti itu. Siapa juga yang menginginkannya, aku malah mual mengingatnya huek!"

"You lying! Jika kau menginginkannya katakan saja tidak usah sungkan. Kau bebas menciumku kapan pun kau mau hahaha!"

"Ya ampun gadis dewasa ini... Jalan pikiranmu menjadi sesat pasti karena gadis asin itu."

"Ini tidak ada hubungannya dengan Paruru. Aku bisa menciummu sekarang juga, kau mau?" Minami melebarkan matanya.

"J-jangan konyol! Aku akan memasukan piring ini ke dalam mulutmu jika kau melakukannya lagi."

"Hahahaha aku tidak takut." Atsuko mencoba menggodanya dengan bangkit menghampirinya.

"JANGAN MENDEKAT, HUSH!!!"

"Mi-na-mi-chan!" Atsuko mendekatinya dengan melompat-lompat seperti vampir sembari memanyunkan bibirnya.

"ATSUKO-SAN ITU TIDAK LUCU HIH!!!" Minami pun akhirnya bangkit lalu mengambil sapu dan menodongnya.

"Get away from me!"

"HAHAHAHAHA... SO CUTE!" Atsuko kembali duduk di tempatnya.

"Jangan di ambil serius begitu, aku hanya bercanda."

"I hate you!"

"I love you!"

"GRRRRRRR!!!"

"Kekekek! Ano Minami-chan, kau kuliah masuk jam berapa hari ini?"

"Jadwalku kosong hari ini, tapi jam dua siang aku akan datang ke tempat nongkrong. Awas sampai kau menceritakan kejadian ini kepada teman-teman, mati kau di tanganku!"

"Hahahaha dasar penakut!" Atsuko melihat ke luar jendela sejenak lalu teringat dengan kekasihnya.

Astaga my babe Paruru! Aku lupa dia dengan Yui semalaman!

Hati yang tadinya happy kini berubah menjadi geram.

"Ano, karena aku masuk pagi aku akan pulang sekarang."

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak perlu, aku ada urusan. Terimakasih atas sarapannya, aku pamit pulang."

"Hmm, aku antar sampai depan." Keduanya berjalan ke luar rumah.

"Hati-hati di jalan."

"Hmm." Minami menatap Atsuko yang berjalan pergi hingga semakin jauh semakin tubuhnya semakin tak terlihat.

"Haaah... Bahkan saat dia pergi aku merasa sangat kecewa."

Bruk!

Minami menutup pintu rumahnya.

TBC

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nichan48 #1
Chapter 14: Kapan lanjut lagi kak? Penasaran, akhirnya Takamina. Haha
cheri_yuira #2
Chapter 14: Ok, lanjut ye....
nichan48 #3
Chapter 13: Lanjut kak
cheri_yuira #4
Chapter 13: Lanjutin babang hehe.....
nichan48 #5
Chapter 12: Greget bacanya, kasian Mba Taka sial mulu. Btw di sini Takamina yg lebih agresif. Hahaha
yokoparu
#6
Siap :D
nichan48 #7
Lanjut lanjut ^^
nichan48 #8
Baper bacanya
nichan48 #9
Chapter 11: Ngakak so hard pas yg awalnya
cheri_yuira #10
Chapter 11: Lucu! Hehe....